Anda di halaman 1dari 2

1.

Outsourcing
Pada landasan teori telah dijelaskan mengenai outsourcing yang merupakan
pemakaian tenaga kerja operator/buruh yang diperoleh dari perusahaan ketiga yang
menyediakan jasa tenaga kerja tersebut.

Berbeda dengan HEI yang tidak

menggunakan perusahaan ketiga untuk buruh mereka, tetapi mereka menghendel


buruh mereka sendiri dengan status sebagai karyawan kontrak. Mereka memiliki
strategi sendiri dalam urusan buruh karywan dengan merekruit mereka dibawah
menejemen HEI yang sifatnya Kontrak. HEI juga memberikan pelatihan kepada
buruh mereka seperti orientasi dan beberpa pelatihan yang berkaitan dengan pekerjaan
operator tersebut. Selain itu HEI menyediakan fasilitas kesehatan dan tunjangan
untuk buruh mereka.
HEI tidak menggunakan jasa pihak ketiga (jasa outsourcing) karena mereka
menganggap bahwa terdapat berbagai kerugian bila menggunakan jasa dari pihak
outsourcing, seperti terlihat pada penjelasan berikut:
1. Ancaman keamanan dan kerahasian
Salah satu kelemahan terbesar dari outsource adalah kurang terjaminnya
kerahasiaan dan keamanan data. Dengan adanya keterlibatan dari
perusahaan lain dalam aktivitas perusahaan akan sangat memungkinkan
terjadinya kebocoran data perusahaan karena secara tidak langsung
perusahaan penyedia jasa tersebut mengetahui informasi dalam suatu
2.

perusahaan tersebut (HEI)


Adanya biaya tersembunyi
Biaya tersembunyi dan masalah hukum akan timbul jika syarat dan

3.

ketentuan outsourcing tidak jelas.


Kualitas
Masalah kualitas juga akan timbul apabila perusahaan penyedia jasa
outsourcing tidak profesional, sehingga akan menghasilkan tenaga kerja

5.

yang tidak kompeten.


Terkait kesejahteraan keuangan perusahaan penyedia jasa outsourcing
Apabila perusahaan penyedia outsourcing bangkrut maka akan
berdampak pula pada perusahaan HEI.
Dalam pemilihan tenaga kerja sebagai salah satu input dari proses
transformasi, HEI tidak hanya merencanakan dan mengestimasi biaya
serta kerugian pada jangka pendek tetapi lebih melihat pada jangka
waktu yang panjang. HEI melihat terdapat beberapa kerugian apabila
menggunakan pihak ketiga (Outsourcing) untuk operator/buruh.

2. Routing and Scheduling


Kegiatan perencanaan dan pengendalian produksi dapat dikelompokkan menjadi dua
yaitu urutan produksi (Routing) dan penjadwalan produksi (Scheduling).
a. Routing
Sebelum melaksanakan produksi, manager adm & produksi membuat urutan
produksi, yang mengacu pada spect produksi dan material apa saja yang akan
digunakan
b. Scheduling
Setelah mengetahui urutan produksi, selanjutnya bagian produksi mengatur
penjadwalan dengan memperhatikan lead time masing-masing proses sebelum
assembly.
Dengan pembuatan routing dan scheduling dalam proses produksi dapat membuat
proses tersebut menjadi lebih terencana, dan menjadi lebih optimum.

Anda mungkin juga menyukai