BAB I
PENDAHULUAN
Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum perlu diwujudkan sesuai
dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945 melalui
Pembangunan Nasional yang berkesinambungan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat dipengaruhi oleh tersedianya sumber daya
manusia yang sehat, terampil dan ahli, serta disusun dalam satu program kesehatan
dengan perencanaan terpadu yang didukung oleh data dan informasi epidemiologi yang
valid.
Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban ganda
(double burden). Penyakit menular masih merupakan masalah, sementara penyakit
degeneratif juga muncul sebagai masalah. Penyakit menular tidak mengenal
batas
Puskesmas
Puskesmas atau Pusat Kesehatan Masyarakat adalah suatu organisasi fungsional
yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata,
dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat, serta biaya yang dapat dipikul oleh
pemerintah dan masyarakat. Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh
puskesmas adalah untuk mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan
nasional, yakni meningkatkan kesadaran serta kemauan dan kemampuan hidup sehat agar
terwujudnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan
Indonesia
Sehat
2010.
Upaya
kesehatan
tersebut
diselenggarakan
dengan
Berupaya menggerakkan lintas sektor dan dunia usaha di wilayah kerjanya agar
BAB II
ISI
Skenario :
Dokter Tr sudah bertugas di Puskesmas sekitar 6 bulan. Ia mengadakan lokakarya mini
Puskesmas dan mendapatkan cakupan imunisasi dasar, peserta baru KB, ANC bahwa
belum mencapai hasil yang diharapkan. Ia mempunyai staf 1 orang dokter gigi, 3 orang
perawat, 1 orang sanitarian dan 3 orang administrator. Wilayahnya mencakup kecamatan
dengan populasi 30.000 jiwa. Sebagian besar transportasi dilakukan dengan motor,
perahu bermotor dan jalan kaki.
A. Tujuan Umum
Turunnya angka kesakitan, kecacatan dan kematian bayi akibat Penyakit yang Dapat
Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I).
B.
Tujuan Khusus
1. Tercapainya target Universal Child Immunization yaitu cakupan imunisasi
lengkap minimal 80% secara merata pada bayi di 100% desa/kelurahan pada
tahun 2010.
2. Tercapainya Eliminasi Tetanus Maternal dan Neonatal (insiden dibawah 1 per
1.000 kelahiran hidup dalam satu tahun) pada tahun 2005.
3. Tercapainya pemutusan rantai penularan Poliomyelitis pada tahun 2004-2005,
serta sertifikasi bebas polio pada tahun 2008.
4. Tercapainya Reduksi campak (RECAM) pada tahun 2005.
1. Masukan (input)
Masukan merupakan suatu struktur yang berupa sumber daya manusia (man),
dana (money), sarana fisik perlengkapan dan peralatan (material), organisasi dan
manajemen (method). Baik tidaknya struktur sebagai input dapat diukur dari :
-
2. Proses/administrasi
Dalam usaha melaksanakan program-program di puskesmas atau mana-mana
pusat kesehatan harus dimulai dengan manajemen atau administrasi. Administrasi ialah
proses penyelenggaraan kerja yang dilakukan bersama-sama untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Administrasi, baik dalam pengertian luas maupun sempit di dalam
penyelenggaraannya diwujudkan melalui fungsi-fungsi manajemen, yang terdiri dari
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan. Jadi administrasi adalah
penyelenggaraannya, dan manajemen adalah orang-orang yang menyelenggarakan kerja.
Maka kombinasi dari keduanya adalah penyelenggaraan kerja yang dilakukan oleh orangorang secara bersama-sama (kerjasama) untuk mencapai tujuan yang yang telah
ditetapkan.
a) Perencanaan
Perencanaan merupakan proses penyusunan rencana tahunan Puskesmas untuk
mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas. Perencanaa akan memberikan
pola pandang secara menyeluruh terhadap semua pekerjaan yang akan dijalankan, siapa
yang akan melakukan dan kapan akan dilakukan. Puskesmas merupakan unit pelaksana
pelayanan
kesehatan
bertanggungjawab
masyarakat
tingkat
untuk melaksanakan
yang
dibina
oleh
DKK,
identifikasi
kondisi
masalah
yang
kesehatan
masyarakat dan lingkungan serta fasilitas pelayanan kesehatan meliputi cakupan mutu
pelayanan, identifikasi mutu sumber daya manusia dan provider, serta menetapkan
kegiatan untuk menyelesaikan masalah. Perencanaan meliputi kegiatan program dan
kegiatan rutin puskesmas yang berdasarkan visi dan misi puskesmas sebagai sarana
pelayanan kesehatan primer dimana visi dan misi digunakan sebagai acuan dalam
melakukan setiap kegiatan pokok puskesmas.3
Budgeting dalam perencanaan menejemen keuangan dikelola sendiri oleh
puskesmas sesuai tatacara pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan, adapun
sumber biaya didapatkan dari pemerintah daerah, retribusi puskesmas, swasta atau
lembaga sosial masyarakat dan pemerintah adapun pembiayaan tersebut ditujukan untuk
jemis pembiayaan layanan kesehatan yang mempunyai cirri-ciri barang atau jasa publik
seperti penyuluhan kesehatan, perbaikan gizi, P2M dan pelayanan kesehatan yang
mempunyai ciri-ciri barang atau jasa swasta seperti pengobatan individu.
b) Pengorganisasian
Dinas Kesehatan Kota mempunyai tugas untuk menenetukan menetapkan struktur
organisasi puskesmas dengan pertimbangan sebagai fasilitas pelayanan kesehatan
masyarakat tingkat I. Pola organisasi meliputi kepala, wakil kepala, unit tata usaha, unit
fungsional agar tidak terjadi tumpang tindih dalam pelaksanaan kegiatan yang nantinya
akan berpengaruh terhadap kualitas program yang ditangani.
Struktur organisasi puskesmas
Unsur pimpinan : Kepala Puskesmas
Unsur pembantu pimpinan : Tata usaha
Unsur pelaksana : Unit I, II, III, IV, V, VI, VII.
Tugas pokok;
fungsional
Kepala urusan tata usaha : bertugas dibidang kepegawaian, keuangan perlengkapan
dan surat menyurat serta pencatatan dan pelaporan
Unit I : bertugas melaksanakan kegiatan kesejahteraan ibu dan anak, keluarga
berencana dan perbaikan gizi
Unit II : Melaksanakan kegiatan pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
khususnya imunisasi, kesehatan lingkungan dan laboratorium sederhana
Unit III : Melaksanakan kegiatan kesehatan gigi dan mulut, kesehatan tenaga kerja
dan manula
Unit IV : Melaksanakan kegiatan perawatan kesehatan masyarakat, kesehatan
sekolah dan olahraga, kesehatan jiwa, kesehatan mata dan kesehatan khusus lainnya
Unit V : Melaksanakan kegiatan pembinaan dan pengembangan upaya masyarakat
dan penyuluhan kesehatan masyarakat, kesehatan remaja dan dana sehat
Unit VI : Melaksanakan kegiatan pengobatan rawat jalan dan rawat inap
Unit VII : Melaksanakan kegiatan kefarmasian.2,3
6
c) Pelaksanaan
Pelaksanaan (actuating) merupakan fungsi penggerak semua kegiatan yang telah
dituangkan dalam fungsi pengorganisasian untuk mencapai tujuan organisasi yang telah
dirumuskan pada fungsi perencanaan. Fungsi manajemen ini lebih menekankan tentang
bagaimana manajer mengarahkan dan menggerakkan semua sumber daya untuk
mencapai tujuan yang telah disepakati. Dalam menggerakkan dan mengarahkan sumber
daya manusia dalam suatu organisasi, peranan pemimpin, motivasi staf, kerjasama dan
komunikasi antar staf merupakan hal-hal pokok yang perlu diperhatikan oleh seorang
manjer. Secara praktis fungsi pelaksanaan ini merupakan usaha untuk menciptakan iklim
kerjasama di antara staf pelaksana program sehingga tujuan organisasi tercapai secara
efektif dan efisien. Fungsi pelaksanaan ini haruslah dimulai dari diri manajer, di mana
manajer harus menunjukkan kepada stafnya bahwa ia mempunyai tekad untuk mencapai
kemajuan dan peka terhadap lingkungannya. Ia harus mempunyai kemampuan
bekerjasama dengan orang lain secara harmonis.2,3
Tujuan fungsi pelaksanaan:
d) Pengawasan
Pengawasan (controlling) dalam manajemen puskesmas merupakan fungsi
terakhir yang berkait erat dengan fungsi manajemen yang lainnya. Melalui fungsi
pengawasan dan pengendalian, standard keberhasilan selalu dibandingkan dengan hasil
yang telah dicapai atau yang mampu dikerjakan. Jika ada kesenjangan atau
penyimpangan diupayakan agar penyimpangannya dapat dideteksi secara dini, dicegah,
dikendali atau dikurangi. Kegiatan fungsi pengawasan dan pengendalian bertujuan agar
efisiensi penggunaan sumber daya dapat lebih berkembang, dan efektifitas tugas-tugas
staf untuk mencapai tujuan program dapat lebih terjamin.
Tiga langkah penting untuk melakukan pengawasan:
Mengukur hasil/prestasi yang telah dicapai
Membandingkan hasil yang dicapai dengan standar yang telah ditetapkan
sebelumnya
Memperbaiki penyimpangan yang dijumpai berdasarkan faktor-faktor penyebab
terjadinya penyimpangan. Bila diperkirakan terjadi penyimpangan, pimpinan prlu
berusaha lebih dulu untuk mencari factor penyebabnya, kemudian menetapkan
langkah-langkah untuk mengatasinya.
3. Keluaran (output)
Keluaran adalah hasil akhir dari kegiatan dan tindakan tenaga kesehatan
profesional terhadap pasien atau terhadap suatu program yang dilaksanakan. Dapat juga
berarti adanya perubahan derajat kesehatan dan kepuasan baik positif maupun negatif.
Keluaran jangka pendek adalah hasil dari segala suatu tindakan tertentu atau prosedur
tertentu. Keluaran jangka panjang adalah status kesehatan dan kemampuan fungsional
pasien.2,3
4. Sasaran
Sasaran merupakan golongan yang menjadi tumpuan terhadap pelaksanaan suatu
program yang direncanakan. Sasaran dapat berupa perorangan, keluarga, kelompok dan
masyarakat.
5. Dampak
Hasil dari pelaksanaan yang dijadikan indikator apakah kebutuhan dan tuntutan
kelompok sasaran terpenuhi atau tidak. Dampak merupakan indikator yang sulit untuk
dinilai.
6. Umpan balik
8
Umpan balik merupakan merupakan hasil dari keluran yang menjadi masukan
dari suatu sistem.
Pelayanan Puskesmas
Promosi kesehatan
Kosultasi gizi
Immunisasi
Kesehatan lingkungan
Kesehatan jiwa
Kesehatan mata
Kesehatan telinga4.
Masalah
Namun dalam usaha mencapai visi puskesmas terdapat beberapa masalah yang
dihadapi sehingga menyebabkan program yang diselenggrakan tidak mencapai target
yang ditetapkan. Misalnya cakupan imunisasi yang tidak cukup. Hal ini dapat disebabkan
oleh berbagai faktor antaranya akibat manajemen yang tidak efektif atau pelaksanaan
program yang tidak efesien.
Imunisasi merupakan salah satu program pelayanan Puskesmas yang bertujuan
untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian dari penyakit yang dapat dicegah
penyakit
menular.5
Penyebab
Semua jenis hambatan atau penyebab timbulnya masalah dalam sesuatu program
dapat dirumuskan pada saat melakukan analisis situasi (sistem) yang lebih difokuskan
pada sumber daya dan proses (input dan proses).
1. Input:
- Man: jumlah staf kurang, ketrampilan, pengetahuan, dan motivasi kerjaya yang
rendah. Tingkat partisipasi masyarakat juga rendah.
- Money: jumlah dana untuk pengembangan program sangat terbatas dan turunnya
dana terlambat serta sering dipotong di Dinkes tingkat II.
- Material: jumlah peralatan medis yang kurang memadai dan jenis obat yang
tersedia tidak sesuai dengan masalah kesehatan yang potensial berkembang di
wilayah kerja Puskesmas. Harga peralatan yang mahal.
- Method: perlaksanaan program yang kurang efektif dan efisien. Waktu yang
dimiliki oleh staf tidak cukup untuk menyusun rencana atau untuk mengadakan
supervisi. Informasi juga dapat menjadi hambatan program karena datanya yang
tersedia kurang dapat dipercaya, kurang akurat, pemanfaatan data jarang
dilakukan untuk perencanaan kegiatan program sehingga staf terperangkap pada
rutinisme, dan laporannya belum dibuat.
2. Proses: masalah ini dapat dikaitkan dengan fungsi manajemen (POAC)
Planning: kurang jelasnya tujuan atau rumusan masalah program sehingga
-
10
3. Lingkungan
Misalnya hambatan geografis (jalan rusak)
Iklim atau musim yang kurang menguntungkan
Masalah tingkat pendidikan yang rendah
Sikap dan budaya masyarakat yang tidak kondusif (tabu, salah persepsi, mitos)
Antara hal-hal dapat menimbulkan masalah adalah:
Visi, misi dan fungsi Puskesmas belum dirumuskan secara jelas
Beban kerja Puskesmas sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota terlalu berat
Sistem manajemen Puskesmas dengan berlakunya prinsip otonomi perlu disesuaikan
Puskesmas dan daerah tidak memiliki keleluasaan menetapkan kebijakan program
yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat, yang tentu saja dinilai tidak
sesuai lagi dengan era desentralisasi
Kegiatan yang dilaksanakan Puskesmas kurang berorientasi pada masalah dan
kebutuhan kesehatan masyarakat setempat
Keterlibatan masyarakat yang merupakan andalan penyelenggaraan pelayanan
kesehatan tingkat pertama belum dikembangkan secara optimal
Sistem pembiayaan Puskesmas belum mengantisipasi arah perkembangan masa
depan.
Dampak
Dampak (impact) adalah akibat yang ditimbulkan oleh output Untuk
manajemen kesehatan dampak yang diharapkan adalah untuk meningkatkan derajat
kesehatan .Peningkatan derajat kesehatan dapat tercapai jika kebutuhan (needs) dan
tuntutan (demands) perseorangan/masyarakat dapat dipenuhi.
11
kesehatan
sangat
dipengaruhi
oleh
teknologi
kedokteran
12
Penyelesaian :
a. Imunisasi dasar
PELAYANAN IMUNISASI
Pelayanan
: Imunisasi bayi.
Prosedur
: Pemberian Imunisasi.
13
Hepatitis B
DPT dan
Polio
campak
Jadwal
Booster/Ulangan
Imunisasi untuk melawan
pemberian-usia
Waktu lahir
-Tuberkulosis
Waktu lahir-dosis 1 tahun-- pada bayi Hepatitis B
1
1 bulan-dosis 2
dengan hep B
6 bulan-dosis 3
3 bulan-dosis 1
18 bulan-booster 1
4 bulan-dosis 2
6 tahun-booster 2
polio
5 bulan-dosis 3
9 bulan
12 tahun-booster 3
--
Campak
Jadwal pemberian-
Imunisasi untuk
usia
1-2 tahun
12 tahun
melawan
Measles, meningitis,
3 bulan-dosis 1
18 bulan
rubella
Hemophilus influenza
Hib
4 bulan-dosis 2
Hepatitis A
Cacar air
5 bulan-dosis 3
12-18 bulan
12-18 bulan
1.
Booster/Ulangan
TUJUAN
tipe B
---
Hepatitis A
Cacar air
14
2.
SASARAN
3.
URAIAN UMUM
Persiapan alat
hangat.
Persiapan Vaksin
Persiapan sasaran
Pemberian Imunisasi
dosisnya.
Desinfeksi pada tempat yang akan disuntik.
Pemberian Imunisasi sesuai dengan jenis vaksin
sbb :
BCG
Polio
4.
LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
15
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
Petugas mencatat hasil imunisasi dalam Buku KIA / KMS dan Buku Catatan Imunisasi
serta rekapitulasi setiap akhir bulannya.2-8.
Kesimpulan
16
mencakup
pelayanan
preventif,
promotif,
kuratif
sampai
dengan
BAB III
PENUTUP
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif
terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak ia terpapar dengan penyakit tersebut tidak
akan menderita penyakit tersebut. Imunisasi merupakan salah satu program yang dipilih
17
untuk dilakukan oleh Puskesmas bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan, kecacatan
dan kematian bayi dan anak. Imunisasi dasar terdiri dari imunisasi DPT, BCG, Polio,
Campak, dan hepatitis B. Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan program
imunisasi dasar di Puskesmas yang berasal dari input dan proses. Yaitu tersedianya
tenaga, dana, sarana dan prasarana yang cukup, metode yang sesuai dan efektif,
pemasaran yang cukup luas, proses perencaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan
pengendalian yang baik. Jika program yang dilakukan berhasil maka akan memberi
dampak pada menurunnya angka kesakitan, kecacatan dan kematian bayi dan anak.
DAFTAR PUSTAKA
1.
KepMenKes
RI Nomor
128/MenKes/SK/II/2004
tentang
Kebijakan Dasar
2.
3.
tentang
Pedoman
dari
4.
Ridlo IA. Model Puskesmas Era Desentralisasi. September 2008. Diunduh dari
http://www.kebijakankesehatan.co.cc/2008/09/model-puskesmas-era-
5.
6.
7.
8.
dari
http://www.puskel.com/7-konsep-dasar-pembenahan-kinerja-
9.
13 Juli 2010.
Rachmat RHH. Pembangunan Kesehatan di Indonesia, Prinsip Dasar, Kebijakan,
Perencanaan dan Kajian Masa Depan. Gadjah Mada University Press, 2004.
19