Nadia Tiara P
Nadia Tiara P
FILM TERBALIK
Oleh:
Nadia Tiara Putri (04091004020)
A. Pendahuluan
Orang yang pertama kali menggunakan radiografi adalah W.G.Morton di
Amerika pada tahun 1896, kemudian Edmund Kells adalah dokter gigi pertama
yang menganjurkan penggunaan radiografi secara rutin pada praktek dokter gigi.
Radiografi dapat menjadi dasar rencana perawatan dan mengevaluasi perawatan
yang telah dilakukan. Radiografi dapat digunakan untuk memeriksa struktur yang
tidak terlihat pada pemeriksaan klinis.1,2,3
Kegunaan foto Rontgen gigi yaitu:1,2
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
1. Kontras, detail, dan ketajaman foto radiografis harus baik, setiap struktur
anatomis dapat dibedakan dengan jelas, misalnya perbedaan email, dentin,
kamar pulpa, saluran akar, lamina dura, dan tulang penyangga disekitarnya
serta struktur anatomis lainnya yang penting untuk diinterprestasikan
2. Seluruh objek yang diperiksa dapat tampak secara keseluruhan dengan jelas pada
film radigrafis yang dihasilkan.
3. Bentuk dan ukuran objek atau gigi tidak mengalami distorsi atau perubahan
bentuk, misalnya pada film radiografis intra oral proyeksi periapikal, tonjol
bukal - palatal atau bukal - lingual terletak pada satu bidang (berhimpit).
4. Pada film radiografis intraoral proyeksi periapikal, daerah interdental harus
tampak jelas, kecuali pada kasus gigi berjejal.
Pada pembuatan foto radiografis teknik intra oral atau ekstra oral ada
beberapa faktor yang harus diperhatikan untuk mendapat hasil foto radiografis
b. Pasien
Pemotretan pada pasien anak kadang-kadang sulit dilakukan, karena ada
rasa takut yang berlebihan. Pasien sering bergerak atau merontah pada waktu
pemotretan. Pasien lanjut usia juga kadang-kadang sulit dilakukan pemotretan,
karena pasien tidak dapat diam atau tremor yang mungkin terjadi. Pada pasienpasien ini dapat terjadi double image.
Bentuk anatomis rahang sempit dan palatum dangkal dapat menyebabkan
tidak seluruh struktur yang akan diperiksa dapat terproyeksi dengan utuh
(terpotong). Sedangkan gigi yang berjejal atau pada gigi impaksi dapat terjadi
tumpang tindih satu gigi dengan gigi geligi disekitarnya. Pasien dengan refleks
muntah tinggi juga dapat menyulitkan pemotretan. Terutama pemotretan region
posterior rahang atas dan rahang bawah.
c. Dokter gigi
Pengetahuan, ketelitian dan keterampilan dokter gigi juga mempengaruhi
foto radiografis yang dihasilkan. Kelalaian dokter gigi pada waktu menulis surat
rujukan , misalnya salah menulis elemen gigi atau region, tidak menulis maksud
tujuan pemeriksaan radiografis atau regio, tidak menulis maksud tujuan
pemeriksaan radiografis atau tidak menulis diagnose sementara berdasarkan
pemeriksaan radiografis sebelumnya menyebabkan hasil pemeriksaan radiografis
sebelumnya menyebabkan hasil pemeriksaan radiografis yang dihasilkan tidak
sesuai dengan yang dimaksud atau diharapkan.
2.
objek yang dituju tumpang tindih dengan struktur anatomis lain sehingga tidak
terproyeksi dengan baik atau terjadi gambaran radiografis yang terpotong.
b. Peletakan film
Kesalahan dalam meletakan seperti letak film terlalu dekat dan vertical
angulation terlalu datar sehingga dapat mengakibatkan terpotongnya gambar pada
bagian apikal dan tidak semua bagian yang dibutuhkan terlihat. Selain itu,
peletakan film terbalik juga dapat mengakibatkan kegagalan radiografi. Kesalahan
dalam meletakan film juga berakibat pada perubahan bentuk pada hasil foto
seperti pemendekan, pemanjangan, perubahan dimensi, perubahan bayangan,
akar-akar kabur, dan pembesaran.
3.
kimiawi (temperatur
h. Retikulasi, ini adalah suatu retakan emulsi film yang disebabkan karena
perbedaan yang besar pada temperatur larutan pemrosesan.
B. Film
Image receptor yang biasa digunakan dalam kedokteran gigi adalah film
radiografi. Film radiografi terdiri dari dua tipe, yaitu:
1. Direct action atau non-screen film (kadang-kadang disebut sebagai paket
film).
2. Indirect action atau dengan menggunakan screen film, disebut demikian
karena digunakan dengan kombinasi dengan intensifying screens dalam
kaset. Jenis film ini sensitif terutama untuk foton cahaya, yang mana
dipancarkan oleh intensifying terdekat.
Keuntungan intensifying screens dan indirect action adalah respon exposure
sinar x lebih pendek, yang memungkinkan dosis radiasi yang diberikan pada
pasien lebih rendah. Namun hal tersebut menyebabka kualitas gambar rendah.
1.
Penggunaan
Film ini biada digunakan untuk radiografi intraoral yang membutuhkan kualitas
gambar yang sangat baik dan detail anatomi
Ukuran
Berbagai ukuran film yang tersedia, meskipun hanya tiga biasanya digunakan
secara rutin
31 x 41 mm periapical
22 x 35 mm bitewing
57 x 76 mm oklusal
Gambar 1. Jenis ukuran film direct action yang tersedia. A. Film periapikal atau
bitewing (kecil). B. Film periapikal atau bitewing (besar). C. Film oklusal.
Plastic base, dibuat bening dan transparan dari asetat selulosa yang
bertindak sebagai dukungan untuk emulsi tetapi tidak memberikan pengaruh
ke hasil gambar.
Lapisan tipis perekat yang mengfiksasi emulsi ke base.
Emulsi di kedua sisi base yang mengandung kristal perak halida (biasanya
bromida) dan tertanam dalam matriks gelatin. Foton sinar x peka terhadap
kristal perak halida, merka saling berbenturan dan nantinya terbuang
sebagai black metallic silver dalam developer.
Lapisan pelindung dari gelain bening untuk melindungi emulsi dari
kerusakan mekanis.
Penggunaan
Kombinasi film atau screen digunakan sebagai gambar detector karena dapat
mengurangi dosis radiasi kepada pasien (terutama apabila kebutuhan gambar yang
detail tidak dibutuhkan). Proyeksi ekstraoral, seperti:
-
Emulsi yang berbeda didesain sensitif terhadap warna cahaya yang berbeda
dipancarkan oleh berbagai jenis intensifying screens.
C. Film Terbalik
Sisi film yang seharusnya menghadap sinar malah terbalik menjadi sisi yang
paling belakang terkena sinar X. Sedangkan sisi yang seharusnya paling belakang
terkena sinar X menjadi sisi yang paling terdepan terkena sinar X. Sisi yang
paling belakang atau sisi yang tertutup dalam bungkusan film menghadap ke sinar
X.
Gambar 4. Gambar bagian atas adalah sisi yang tidak terekspos, sedangkan
bagian bawah sisi yang terekspos
Pada keadaan yang benar, seharusnya sinar X mengahadap ke bagian dari
film yang memiliki pola halus. Apabila sisi film terbalik maka bagian film yang
memiliki pola embossed yang terpapar sinar X. Sinar X di serap sebagian oleh
timbal, sehingga terlihat karakteristik seperti pola jalur ban atau tulang ikan
haring (herringbone) pada film. Oleh karena itu film nampak terang, kurang
pemaparan, dan berkabut. Berikut gambaran hasil foto rontgen dengan letak film
terbalik sewaktu di tempatkan dalam mulut pasien.
Gambar 1. Gambaran hasil foto radiografi yang salah akibat letak film
terbalik sewaktu ditempatkan dalam mulut pasien.5
Gambar 2. Gambaran hasil foto radiografi yang salah akibat letak film
terbalik sewaktu ditempatkan dalam mulut pasien.6
Daftar Pustaka
1. Trelia B. Dental radiologi: prinsip dan teknik. Medan: USU Press ; 2009. p.
1-5.
2. Langland OE, Langlais RP, Preece JW. Principles of dental imaging.
Philadelphia : Lippincott williams & Wilkins ; 2002. p. 164-7.
Langlais RP, Kasle MJ. Latihan membaca foto rongga mulut. Djaya A, alih
bahasa. Jakarta : Hipokrates ; 1996. p. 30.
6.
http://www.dentalcare.com/en-US/dental-education/continuingeducation
/ce137/ce137.aspx?ModuleName=coursecontent&PartID=3&SectionID=-1
7.