Definisi Konstipasi
tiga
constipare
yang
berarti
menyusun
ke
digunakan
pada
yang
Konstipasi
keadaan
ditemukan
berdilatasi.
merupakan
yang
pada
sering
anak
dan
lebih
sebagai
suatu
penyakit tersendiri.
Salah
satu
mempelajari
kendala
dalam
konstipasi
aspek
penting
menentukan
untuk
adanya
konstipasi, yaitu;
konsistensi tinja
frekuensi defekasi
dan temuan pada feses
(Endyarni, 2004).
2. Patofisiologi Konstipasi
Proses normal defekasi
diawali dengan teregangnya
dinding rektum.
Regangan
tersebut
sfingter
anus
interna
sfingter
anus
eksterna.
Saat proses defekasi, sfingter
anus eksterna dan muskulus
puborektalis
relaksasi
mengadakan
sedemikian
rupa
dan
rektum
terbuka,
untuk
keluar
melalui
hemorrhoid.
abdomen
dan
kontraksi
Proses
defekasi
yang
keluar
anatomi
melalui
anus.
Pada
dan
persyarafan
menjadi
lurus
akibat
fleksi
yang
Hal
defekasi.
ini
proses
akan
memudahkan
defekasi
dan
memerlukan
tidak
tenaga
mengawali
merangsang
saraf
intrinsik
menyebabkan
Pada
posisi
duduk,
sudut
proses
ngter
ani
sistem
rektum
dan
relaksasi
interna,
sfi
yang
menjadi
tidak
sehingga
cukup
lurus
membutuhkan
eksterna
relaksasi
kuat.
kuat
dikeluarkan
yang
Akibat
tenaga
mengedan
dibutuhkan,
dapat
semakin
lama-kelamaan
menimbulkan
kerusakan
pada
daerah
rektoanal
yang
dapat
kemudian
menjadi
dan
feses
mengikuti
tidak
cukup
kuat,
berkontraksi
secara
selanjutnya
sesuai
dengan
kemauan.
puborektal
akan
Otot
membantu
mengalami
konstriksi.
konstriksi
sfingter
Bila
Sasaran
terapi
yaitu:
(1) massa feses, (2) refleks
peristaltik
Tujuan
dinding
kolon.
terapinya
adalah
menghilangkan
artinya
akan
mengalami
menghilang,
keinginan
sehingga
defekasi
juga
menghilang.
Pada
yang
terkumpul
di
waktu
lama
dalam
proses
feses
rektum
akan
mengurangi
aktivitas
mendorong
konstipasi
lagi
atau
BAB
frekuensi
feses)
dan
kembali
normal.
Sasaran Terapi Konstipasi
Strategi
terapi
dapat
menggunakan
terapi
peristaltik
yang
farmakologis
maupun
non-
feses
luar
farmakologis.
Terapi
non-
sehingga
retensi
tidak
defekasi/
konsistensi
gejala,
pasien
(meliputi
konstipasi,
konstipasi
ke
menyebabkan
feses
yang
lebih
farmakologis
untuk
digunakan
meningkatkan
feses
konstipasi,
yaitu
menambah
asupan
pada
menyebabkan
sensorik
rektum
rektum
kemampuan
berkurang
dengan
serat
dan
mudah terjadi.
meningkatkan
volume
meningkatkan
tekanan
olahraga.
Obat
mengubah
Serat
tempat
dapat
menambah
pencahar
kolon,
ini
yang
terjadinya
penyerapan
2005).
membantu
cairan
menjadi
al,
mempercepat
frekuensi
defekasi/
BAB
meningkat.
Sedangkan
farmakologis
terapi
1-3
hari
(pencahar
obat
mampu
yang
dalam
dan
(derivat
keras.
mekanisme
pencahar
dengan
waktu
Secara
umum,
kerja
obat
meliputi
menghasilkan feses
lunak
atau
waktu
semicair
6-12
jam
difenilmetan
dan
derivat antrakuinon)
pencahar
yang mampu
menghasilkan
pengluaran
elektrolit,
meningkatkan
(3)
1-6
jam
(saline
cathartics,
minyak
castor,
larutan
elektrolit polietilenglikol).
Penatalaksanaan
Terapi
Konstipasi
a.
Pengobatan
usus
besar
non-
adalah
disarankan
penderita
tidak
jelas
yang
penyebabnya.
Penderita
dianjurkan
mengadakan
teratur
pada
konstipasi
waktu
setiap
hari
ini.
2.
untuk
farmakologis
1.
Latihan usus besar :
melatih
secara
untuk
mengatasi
konstipasi
Data
epidemiologis
menunjukkan
bahwa
diet
yang
mengandung
banyak
serat
mengurangi
angka
kejadian
konstipasi
dan
macam-macam
penyakit
gastrointestinal
lainnya,
dan
adalah
di
5-10
berat
setelah
sehingga
dapat
kebiasaan
dapat
penderita
cairan.
3. Olahraga : cukup aktivitas
ini
menyebabkan
tanggap
tanda
dan
terhadap
rangsang
tandauntuk
untuk
serta
menit
makan,
usus.
feses
mendukung
mengatasi
lari
kecil
sesuai
yang
dengan
dilakukan
umur
kemampuan
pasien,
menggiatkan
sirkulasi
perut
untuk
dinding
terutama
pada
akan
dan
perut,
penderita
yang
buruk
menyebabkan
Kecuali
orang
dapat
konstipasi.
ada
kontraindikasi,
lanjut
diingatkan
usia
perlu
untuk
minum
(1500
perhari)
untuk
dehidrasi.
dapat
ml
cairan
mencegah
Asupan
dicapai
bila
cairan
tersedia
cairan/minuman
yang
pula
cairan
dan
memeperkuat
otot-otot
5.
yang
usia
disarankan
agar
menyarankan
agar
mengkonsumsi
serat
akan
gerakan
memfasilitasi
usus
dengan
waktu
transit
usus.
Serat juga menyediakan
banyak
dengan
bagi
mereka
yang
produksi
gas
dan
tinja.
Perlu
diingat
serat
yang
cukup,
dan
dikontraindikasikan
pada
Bulking
agent
sistetik
serat
dapat
menyebabkan
gejala
besar
tidak
teratur
yang
seringkali
menimbulkan ketidakpatuhan
obat.
b. Pengobatan farmakologis
Jika
modifikasi
perilaku
ini
farmakologis,
dan
natural
dan
sama-sama
zat
pada
besi
atau
orang
usia
terbukti
dan
sebagai
pelembut
di pasaran.
Sediaan yang ada merupakan
Docusate
sodium
bentuk
serat
alamiah
non-
sebagai
tinja.
bertindak
surfaktan,
menurunkan
tegangan
untuk
memperlunak feses.
Docusate sebenarnya
minggu
permukaan
dapat
feses
menolong
tidak
konstipasi
sebelum
kebiasaan
mencapai
defekasi
yang
sebelum
tidur
mengurangi
risiko
teratur.
dibatasi
dimana
pada
mangedan
harus dicegah.
3. Pencahar stimulan
Senna merupakan obat yang
aman digunakan oleh orang
usia
lanjut.
meningkatkan
Senna
peristaltik
di
diikuti
dengan
selama
bulan
oleh
tidak
kehilangan
menyebabkan
protein
atau
elektrolit.
Senna umumnya menginduksi
evakuasi
tinja
setelah pemberian.
8-12
jam
Pemberian
malam
dengan
Bisakodil
untuk
rectal
mengatasi
pada
Sebaiknya
usia
diberikan
supositoria
mendapatka
efek
untuk
refleks
hari
menyebabkan
terbakar
pada
dapat
sensasi
rectum,
jadi
seminggu.
4. Pencahar hiperosmolar
Pencahar hiperosmolar terdiri
kali sehari.
Glikol polietelin
Di
dalam
kolon
aetat,
dan
dengan
asam
melepaskan
secara
osmotic
meningkatkan
cairan
merupakan
yang
cairan
ke
mengalirkan
lumen
merupakan
zat
usus
efektif.
yang
dan
pembersih
Gliserin
respon
distensi
kolon;
terhadap
hasil
yang
pencahar
hiperosmolar
pemberian
yang
tidak
Enema
harus
terbukti
memadai.
digunakan
panti
rawat
jompo
yang
mengalami konstipasi.
Laktulosa dan sorbitol juga
sama-sama
menunjukkan
efektifitasnya
mengobati
dalam
konstipasi
pada
Sorbitol
sebaiknya
secara
baring
hati-hati
mungkin
untuk
mencegah
skibala.
Namun,
pemberian
mengakibatkan
efek
kran
(tap
water)
penggunaan
karena
tidak
rutin,
menghasilkan
sebaiknya
pada
tidak
orang
usia
lanjut.
Kesimpulan
dalam
waktu
menyebabkan
rektum.
mengurangi
feses
dilatasi
aktivitas
yang
ke
yang
mendorong
luar
menyebabkan
sehingga
retensi
lebih
Peningkatan
pada
lama
Akibatnya
peristaltik
feses
banyak.
volume
rektum
feses
menyebabkan
kolon.
sehingga
retensi
(1)
massa
Strategi
dan
terapi
maupun
non-
farmakologis
Saran
yang
dapat
terapi
feses
(2) refleks peristaltik dinding
Saran
diambil yaitu :
akan
Sasaran
konstipasi yaitu:
B.
rektum
2.
banyak
agar
semakin
pengetahuan
yang
mencegah
pola
hidup,
seperti
DAFTAR PUSTAKA