Anda di halaman 1dari 9

Asumsi III

: 70250 ekor ( 35125 pasang)


Asumsi IV
: 31250 ekor ( 35125 pasang)
IV.2. GRAFIK
MODEL I
35000
30000
25000
20000
15000
10000
5000
0
2015

2016

2017

2018

2019

Keterangan :
Asumsi I

Asumsi II

Asumsi III

Asumsi IV

MODEL II
3000
2500
2000
1500
1000
500
0
2015

2016

2017

2018

2019

Keterangan :
Asumsi I

Asumsi II

Asumsi III

Asumsi IV

MODEL III
50000
45000
40000
35000
30000
25000
20000
15000
10000
5000
0
2015

2016

2017

2018

Keterangan :
Asumsi I

Asumsi II

Asumsi III

Asumsi IV

2019

MODEL IV

80000
70000
60000
50000
40000
30000
20000
10000
0
2015

2016

2017

2018

Keterangan :
Asumsi I

Asumsi II

Asumsi III

Asumsi IV

2019

IV.2 Pembahasan
Pertumbuhan populasi pada mahluk hidup dipengaruhi oleh kematian, kelahiran dan
perpindahan suatu individu tertentu. Jika kelahiran lebih tinggi daripada kematian maka
pertumbuhan populasi akan selalu meningkat dari tahun ke tahun, begitupun sebaliknya. Apabila
terjadi pepindahan populasi baik itu kedatangan ataupun kepergian, maka pertumbuhan populasi
tidak dapat diprediksi, tergantung dari kuantitasnya dan juga kembali lagi pada faktor kelahiran
dan kematian.
Pada percobaan ini, mengumpamakan disuatu pulau terdapat 10 ekor burung gereja (5
jantan dan 5 betina).
Asumsi 1 (tahun 2010) terdapat 10 ekor burung, setiap pasang burung menghasilkan 10
keturunan, selalu 5 jantan dan 5 betina menghasilkan 50 ekor kemudian ditambah dengan jumlah
induk, jadi totalnya 60 ekor (30 pasang). Pada asumsi II, semua tetua (induk jantan dan induk
betina) mati sebelum musim bertelur berikutnya, jadi jumlah burung berkurang 10 dan totalnya
50 ekor (25 pasang). Pada asumsi III, semua keturunan hidup sampai musim bertelur berikutnya,
jadi jumlah burung masih tetap 50 ekor (25 pasang). Pada asumsi IV, tidak ada burung yang
meninggalkan atau yang datang ke pulau tersebut. Sehingga pada tahun 2010, jumlah burung
yaitu 50 ekor (25 pasang).
Asumsi 1 (tahun 2011) terdapat 50 ekor burung, setiap pasang burung menghasilkan 10
keturunan, selalu 5 jantan dan 5 betina menghasilkan 250 ekor kemudian ditambah dengan
jumlah induk, jadi totalnya 300 ekor (150 pasang). Pada asumsi II, semua tetua (induk jantan dan
induk betina) mati sebelum musim bertelur berikutnya, jadi jumlah burung berkurang 50 dan
totalnya 250 ekor (125 pasang). Pada asumsi III, semua keturunan hidup sampai musim bertelur
berikutnya, jadi jumlah burung masih tetap 250 ekor (125 pasang). Pada asumsi IV, tidak ada

burung yang meninggalkan atau yang datang ke pulau tersebut. Sehingga pada tahun 2011,
jumlah burung yaitu 250 ekor (125 pasang).
Asumsi 1 (tahun 2012) terdapat 250 ekor burung, setiap pasang burung menghasilkan
10 keturunan, selalu 5 jantan dan 5 betina menghasilkan 1250 ekor kemudian ditambah dengan
jumlah induk, jadi totalnya 1500 ekor (750 pasang). Pada asumsi II, semua tetua (induk jantan
dan induk betina) mati sebelum musim bertelur berikutnya, jadi jumlah burung berkurang 250
dan totalnya 1250 ekor (625 pasang). Pada asumsi III, semua keturunan hidup sampai musim
bertelur berikutnya, jadi jumlah burung masih tetap 1250 ekor (625 pasang). Pada asumsi IV
tidak ada burung yang meninggalkan atau yang datang ke pulau tersebut. Sehingga pada tahun
2012, jumlah burung yaitu 1250 ekor (625 pasang).
Asumsi 1 (tahun 2013) terdapat 1250 ekor burung, setiap pasang burung menghasilkan
10 keturunan, selalu 5 jantan dan 5 betina menghasilkan 6250 ekor kemudian ditambah dengan
jumlah induk, jadi totalnya 7500 ekor (3750 pasang). Pada asumsi II, semua tetua (induk jantan
dan induk betina) mati sebelum musim bertelur berikutnya, jadi jumlah burung berkurang 1250
dan totalnya 6250 ekor (3125 pasang). Pada asumsi III, semua keturunan hidup sampai musim
bertelur berikutnya, jadi jumlah burung masih tetap 6250 ekor (3125 pasang). Pada asumsi IV,
tidak ada burung yang meninggalkan atau yang datang ke pulau tersebut. Sehingga pada tahun
2013, jumlah burung yaitu 6250 ekor (3125 pasang).
Asumsi 1 (tahun 2014) terdapat 6250 ekor burung, setiap pasang burung menghasilkan
10 keturunan, selalu 5 jantan dan 5 betina menghasilkan 31250 ekor kemudian ditambah dengan
jumlah induk, jadi totalnya 37500 ekor (18750 pasang). Pada asumsi II, semua tetua (induk
jantan dan induk betina) mati sebelum musim bertelur berikutnya, jadi jumlah burung berkurang
6250 dan totalnya 31250 ekor (15625 pasang). Pada asumsi III, semua keturunan hidup sampai

musim bertelur berikutnya, jadi jumlah burung masih tetap 31250 ekor (15625 pasang). Pada
asumsi IV, tidak ada burung yang meninggalkan atau yang datang ke pulau tersebut. Sehingga
pada tahun 2016, jumlah burung yaitu 31250 ekor (15625 pasang).
Pada model 2 asumsinya sama pada model 1, tapi asumsi 2 nya diubah menjadi setiap
tahun 2/5 dari tetua masih bisa menghasilkan keturunann baru untuk kedua kalinya, baru
kemudian mati, sehingga pada model 2 ini jumlah spesiesnya lebih banyak dari pada mada
model 1, yaitu pada tahun 2010 didapatkan 54 spesies, pada tahun berikutnya berturut- turut
adalah 290, 1558, 8370, dan 44996.
Pada model 3 asumsi yang berbeda hanya asumsi 2 yang menyatakan bahwa setiap tahun
2/5 dari keturunnan mati sebelum musim petelur, sehingga menurunkan jumlah spesies dari
model yang sebelumnya. Adapun jumlah spesies yang dapat hidup dari tahun 2010- 2014
menurut model 3 secara berturut- turut adalah 30, 90, 270, 810, 2430.
Pada model 4 asumsi yang berbeda adalah asumsi 4, yaitu setiap tahun ada 50 ekor
burung gereja yang mendatangi pulau tersebut, tapi tidak ada yang meninggalkan. Hal ini
mengakibatkan jumlah spesies berkembang sangat banyak dari model- model sebelumnya, yaitu
pada tahun 2010 sudah mencapai 100 ekor, dan tahun selanjutnya sampai 2014, yaitu 550, 2800,
14050, 70300.
Jadi, dari data yang dihasilakan dapat disimpulakan bahwa setiap model mengslsmi
peningkatan jumlah spesies hanya saja jumlahnya berbeda. Itu diakibatkan karena adanya faktorfaktor yang mempengaruhinya yaitu kelahiran, kematian, dan kedatangan spesies dari tempat
lain.

BAB V
PENUTUP

V.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari percobaan ini adalah:
1. Pada pengamatan untuk meneliti suatu populasi dapat tumbuh, menggunakan empat model
dengan empat asumsi setiap model serta pada model pertama faktor yang mempengaruhi
populasi yaitu faktor kelahiran, pada model kedua yaitu adanya faktor kelahiran dan kematian,
pada model ketiga yaitu faktor

kematian dan pada model ke empat faktor yang

mempengaruhi pertumbuhan populasi adalah factor migrasi atau perpindahan.


2. Penggunaan model dapat mempermudah dalam studi tentang struktur komunitas. Model yang
dibicarakan hanya suatu angan-angan. Model ini dapat membantu keadaan yang rumit
menjadi sederhana sehingga lebih mudah kita pahami.
V. 2 Saran
Sebaiknya dalam melakukan percobaan di butuhkan ketelitian pada saat mengumpulkan
data agar pada saat penggambaran pada grafik hasil penelitian tidak keliru ataupun terjadi
kesalahan data.

Daftar Pustaka

Campbell, N. A. Reece, J. B. Urry,L A. 2000 , Biologi jilid 3 Edisi Kelima. Jakarta, Erlangga.
Soejipta. 1992, Estimasi Populasi . Jakarta.
Firmansyah. 2009 , Mudah dan Aktif Belajar Biologi. Jakarta, Setia Purna Inves.
Caudill. 2005, Ekosistem dan Kesejahteraan Manusia. Jakarta, Millenium Ecosystem
Assessment.

LAPORAN PRAKTIKUM
BIOLOGI DASAR

PERCOBAAN IV
POPULASI, KOMUNITAS DAN EKOSISTEM

NAMA

: CINDY AMELINDA

NIM

: L11115515

KELOMPOK

: III

ASISTEN

: NURHADIJAH TALLESANG

LABORATORIUM BIOLOGI DASAR


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2015

Anda mungkin juga menyukai