Anda di halaman 1dari 12

Lp hipertensi

Konsep hipertensi
A. Hipertensi
1.

Pengertian
Hipertensi berasal dari dua kata yaitu hiper yang berarti tinggi dan tensi yang artinya tekanan

darah. Menurut American Society of Hypertension (ASH), pengertian hipertensi adalah suatu sindrom
atau kumpulan gejala kardiovaskuler yang progresif, sebagai akibat dari kondisi lain yang kompleks dan
saling berhubungan (Sani, 2008).
Hipertensi adalah tekanan darah sistolik sama dengan atau lebih dari 140mmHg dan tekanan
diastolik sama dengan atau lebih dari 90mmHg (WHO, 1999). Pada populasi manula hipertensi
didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg. (Mansjoer Arief,
1999).
2.

Etiologi

Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan, yaitu: hipertensi esensial atau
hipertensi primer dan hipertensi sekunder.
a. Hipertensi essensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya disebut juga hipertensi
idiopatik. Terdapat sekitar 95 % kasus. Banyak faktor yang mempengaruhinya seperti genetik,
lingkungan, hiperaktifitas susunan saraf simpatis, sistem renin angiotensin, defek dalam ekskresi Na,
peningkatan Na dan Ca interseluler, dan faktor-faktor yang risiko seperti obesitas, alkohol, merokok.
b. Hipertensi sekunder atau hipertensi renal, penyebab spesifiknya diketahui seperti penggunaan
estrogen, penyakit ginjal, hipertensi vaskuler renal, hipertensi aldosteronisme primer, dan sindrom
chusing, feokromositoma, koarkfasio aorta, hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan dan lainlain.
(Mansjoer, Arif dkk, 2001)
3.

Penyebab
Tekanan sistolik dan diastolik dapat bervariasi pada tingkat individu. Namun disepakati bahwa

hasil pengukuran tekanan darah yang lebih besar dari 140/90 mmHg adalah hipertensi (WHO, 1999 dan
JNC, 2007). Tabel pengklasifikasian hipertensi dapat dilihat dibawah ini :
Tabel 1 Klasifikasi Hipertensi menurut WHO
Kategori

Sistol (mmHg)

Diastol (mmHg)

Optimal

< 120

< 80

Normal

< 130

< 85

Tingkat 1 (hipertensi ringan)

140-159

90-99

Sub grup : perbatasan

140-149

90-94

Tingkat 2 (hipertensi sedang)

160-179

100-109

Tingkat 3 (hipertensi berat)

180

110

Hipertensi sistol terisolasi

140

< 90

140-149

< 90

Sub grup : perbatasan

Tabel 2 Klasifikasi Hipertensi menurut JNC7 (Joint National Committee 7)

Kategori

Sistol (mmHg)

Dan/atau

Diastole (mmHg)

<120

Dan

<80

Pre hipertensi

120-139

Atau

80-89

Hipertensi tahap 1

140-159

Atau

90-99

Hipertensi tahap 2

160

Atau

100

Normal

4.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.

Tanda dan Gejala


Gelisah
Nadi Cepat
Sukar Tidur
Sesak Nafas
Sakit Kepala
Lemah dan Lelah
Rasa Pegal di bahu
Jantung berdebar-debar
Pandangan menjadi kabur
Mata berkunang-kunang

5.

Faktor Resiko Hipertensi


Faktor yang dapat dikendalikan atau dimodifikasi
a. Keturunan/ genetik
b. Usia
c. Jenis kelamin
d. Ras/ etnis
e. Tipe Kepribadian
Faktor yang dapat dikendalikan atau dimodifikasi
a. Makan berlebihan
b. Obesitas
c. Tidak berolahraga
d. Merokok
e. Minum alkohol

6.

Bahaya Hipertensi
Hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh, naik secara langsung maupun secara tidak

langsung. Kerusakan organ target yang umum ditemui pada pasien hipertensi adalah:
a. Penyakit ginjal kronis

b. Jantung
-

Hipertrofi ventrikel kiri

Angina atau infark miokardium

Gagal jantung

c. Otak
-

Strok

Transient Ischemic Attack (TIA)

d. Penyakit arteri perifer


e. Retinopati
Beberapa penelitian menemukan bahwa penyebab kerusakan organ-organ tersebut dapat melalui
akibat langsung dari kenaikan tekanan darah pada organ, atau karena efek tidak langsung, antara lain
adanya autoantibodi terhadap reseptor ATI angiotensin II, stress oksidatif, down regulation dari
ekspresi nitric oxide synthase, dan lain-lain. Penelitian lain juga membuktikan bahwa diet tinggi garam
dan sensitivitas terhadap garam berperan besar dalam timbulnya kerusakan organ target, misalnya
kerusakan pembuluh darah akibat meningkatnya ekspresi transforming growth factor- (TGF-)
(Yogiantoro, 2006).
Hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh, naik secara langsung maupun secara
tidak langsung. Kerusakan organ target yang umum ditemui pada pasien hipertensi adalah:
f. Penyakit ginjal kronis
g. Jantung
-

Hipertrofi ventrikel kiri

Angina atau infark miokardium

Gagal jantung

h. Otak
-

Strok

Transient Ischemic Attack (TIA)

i. Penyakit arteri perifer


j. Retinopati
Beberapa penelitian menemukan bahwa penyebab kerusakan organ-organ tersebut dapat melalui
akibat langsung dari kenaikan tekanan darah pada organ, atau karena efek tidak langsung, antara lain
adanya autoantibodi terhadap reseptor ATI angiotensin II, stress oksidatif, down regulation dari
ekspresi nitric oxide synthase, dan lain-lain. Penelitian lain juga membuktikan bahwa diet tinggi
garam dan sensitivitas terhadap garam berperan besar dalam timbulnya kerusakan organ target,
misalnya kerusakan pembuluh darah akibat meningkatnya ekspresi transforming growth factor-
(TGF-) (Yogiantoro, 2006).
7.

Cara Pencegahan
Pencegahan Hipertensi dapat dilakukan sendiri dengan :

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.

Hindari Obesitas
Hindari merokok
Usahakan pikiran selalu tenang dan santai
Berolahraga secara teratur
Sering memakan buah-buahandansayuran
Kurangi minuman yang mengandung kafein (Kopi)
Hindari minuman beralkohol
Kurangi makanan yang banyak mengandung garam (Asin)
Rutin Kontrol ke tenaga kesehatan terdekat jika memang mempunyai riwayat hipertensi

B. ASUHAN KEPERAWATAN
Proses keperawatan adalah metode ilmiah yang digunakan secara sistimatis untuk mengkaji dan
menentukan masalah kesehatan dan keperawatan keluarga,melaksanakan asuhan keperawatan ,serta
implementasi keperawatan terhadap keluarga sesuai rencana yang telah direncanakan /dibuat serta
mengevaluasi hasil asuhan keperawatan yang telah dilaksanakan .
1.

Pengkajian
a.
Tujuan

Penjajakan pertama
penjajakan tahap pertama adalah

untuk mengetahui masalah yang dihadapi oleh

keluarga.
1)

Pengumpulan data
Merupakan informasi yang diperlukan untuk mengukur masalah kesehatan ,status kesehatan,
kesanggupan keluarga dalam memberikan perawatan pada anggota keluarga .
a)

Struktur dan sifat anggota keluarga


(1) Anggota anggota keluarga dan hubungan dengan kepala keluarga.
(2) Data demografi : umur,jenis kelamin, kedudukan dalam keluarga.
(3) Tempat tinggal masing-masing anggota keluarga,
(4) Macam struktur anggota keluarga apakah matrikat,patrikat berkumpul atau menyebar.
(5) Anggota keluarga yang menonjol dalam pengambilan keputusan.
(6) Hubungan dengan anggota keluarga termasuk dalam perselisihan yang nyata ataupun
tidak nyata.
(7) Kegiatan dalam hidup sehari-hari,kebiasaan tidur,kebiasaan makan dan penggunaan
waktu senggang

b)

Faktor sosial budaya dan ekonomi


(1)

Pekerjaan

(2)

Penghasilan

(3)

Kesanggupan untuk memenuhi kebutuhan primer

(4)

Jam kerja ayah dan ibu

(5)

Siapa yng menentukan keuangan dan penggunaannya

c)

Faktor lingkungan
(1)

Perumahan

(a) Luas rumah


(b) Pengaturan dalam rumah
(c) Persediaan sumber air
(d) Adanya bahan kecelakaan
(e) Pembuangan sampah
(2)

Macam lingkungan / daerah rumah

(3) Fasilitas social dan lingkungan


(4) Fasilitas transportasi dan kesehatan
d)

Riwayat kesehatan
(1)

Riwayat kesehatan dari tiap anggota keluarga

(2)

Upaya pencegahan terhadap penyakit

(3)

Sumber pelayanan kesehatan

(4)

Perasepsi keluarga terhadap peran pelayanan dari petugas kesehatan.

(5)

Pengalaman yang lalu dari petugas kesehatan.

e)

Cara pengumpulan data


i. Oservasi langsung : dapat mengetahui keadaan secara langsung.
1. Keadaan fisik dari tiap anggota keluarga.
2. Komunikasi dari tiap anggota keluarga
3. Peran dari tiap anggota keluarga
4. Keadaan rumah dan lingkungan
ii. Wawancara
Dapat mengetahui hal-hal :
1. Aspek fisik
2. Aspek mental
3. Sosial budaya
4. Ekonomi
5. Kebiasaan
6. Lingkungan
iii. Studi dokumentasi antara lain
1. Perkembangan kesehatan anak
2. Kartu keluarga
3. Catatan kesehatan lainnya
iv. Dilakukan

terhadap angota keluarga yang mengalami masalah kesehatan dan

keperawatan antara lain :


1. Tanda-tanda penyakit
2. Kelainan organ tubuh
2. Analisa data

Analisa data bertujuan untuk mengetahui masalah kesehatan yang dialami oleh keluarga.
Dalam menganalisis data dapat menggunakan Typologi masalah dalam family healt care.
Permasalahan dapat dikategorikan sebagai berikut :
a)

Ancaman kesehatan adalah : keadaan yang dapat memungkinkan terjadinya


penyakit,kecelakaan atau kegagalan dalam mencapai potensi kesehatan.
Contoh :
(1)

Riwayat penyakit keturunan dari keluarga seperti hipertensi

(2)

Masalah nutrisi terutama dalam pengaturan diet

b)

Kurang atau tidak sehat adalah : kegagalan dalam memantapkan kesehatan.


Contoh:

c)

(1)

Adakah didalam keluarga yang menderita penyakit hipertensi

(2)

Siapakah yang menderita penyakit hipertensi

Krisis adalah : saat- saat keadaan menuntut terlampau banyak dari indivdu
atau keluarga dalam hal penyesuaian maupun sumber daya mereka.
Contoh :
Adakah anggota keluarga yang meninggal akibat hipertensi.

3. Penentuan prioritas masalah


Didalam menentukan prioritas masalah kesehatan keluarga menggunakan sistim scoring
berdasarkan tipologi masalah dengan pedoman sebagai berikut
No
1

Kriteria
Sifat Masalah
- Aktual
- Resiko
- Potensial/ weliness
Kemungkinan
dapat diubah
- Mudah
- Sebagian
- Tidak dapat

Skala

Bobot
1

Skoring

Rasional

3
2
1

Masalah

2
2
1
0

Potensial Masalah untuk


dicegah
- Tinggi
- Cukup
- Rendah

1
3
2
1

Menonjolnya Masalah
- Segera
- Tidak perlu segera
- Tidak dirasakan

2
1
0

Total

Skoring :
1. Tentukan skor untuk tiap criteria
2. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikanlah dengan bobot

skor
bobot=
angka tertinggi
3. Jumlahkanlah skor untuk semua criteria ,skor tertinggi 5 sama dengan seluruh bobot
b.

Penjajakan pada tahap kedua


Tahap ini menggambarkan sampai dimana keluarga dapat melaksanakan tugas-tugas kesehatan
yang berhubungan dengan ancaman kesehatan,kurang /tidak sehat dan krisis yamg dialami
oleh keluarga yang didapat pada penjajakan tahap pertama.
Pada tahap kedua menggambarkan ketidak mampuan keluarga untuk melaklasanakan tugastugas kesehatan serta cara pemecahan masalah yang dihadapi .
Karena ketidakmampuan keluarga dalam melaksanakan tugas-tugas kesehatan dan
keperawatan,maka dapat dirumuskan diagnosa keperawatan secara umum pada keluarga yang
menderita penyakit hipertensi antara lain :
1)

Ketidak sanggupan keluarga mengenal masalah penyakit hipertensi


berhubungan dengan ketidaktahuan tentang gejala hipertensi

2)

Ketidaksanggupan

keluarga

dalam

mengambil

keputusan

dalam

melaksanakan tindakan yang tepat untuk segera berobat kesarana kesehatan bila terkena
hipertensi berhubungan dengan kurang pengetahuan klien/keluarga tentang manfaat berobat
kesarana kesehatan
3)

Ketidak mampuan merawat anggota keluarga yang sakit berhubungan


dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit hipertensi ,cara perawatan dan sifat penykit
hipertensi .

4)

Keitdaksanggupan

memelihara

lingkungan

rumah

yang

dapat

mempengaruhi kesehatan keluarga berhubungan dengan tadak dapat melihat keuntungan dan
manfaat pemeliharaan lingkungan serta kitidaktahuan tentang usaha pencegahan penyakit
hipertensi.
5)

Ketidakmampuan menggunakan sumber yang ada di masyarakat guna


memelihara kesehatan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan klien dan keluarga
tersedianya fasilitas kesehatan seperti JPS.,dana sehat dan tidak memahami manfaatnya.
Adapun diagnosa keperawatan yang berhubungan pengaturan diet pada klien hipertensi

adalah :
1)

Ketidaktahuan mengenal masalah nutrisi sebagai salah satu penyebab terjadinya


hipertensi adalah berhubungan dengan kurangnya pengetahuan cara pengaturaan diet yang
benar.

2)

Ketidak sanggupan keluarga memilih tindakan yang tepat dalam pengaturan diet
bagi penderita hipertensi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang cara
pengaturan diet yang benar.

3)

Ketidakmampuan untuk penyediaan diet khusus bagi klien hipertensi

berhubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga tentang cara pengolahan makanan


dalam jumlah yang tepat.
4)

Ketidakmampuan meenyediakan makanan rendah garam bagi penderita


hipertensi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan dan kebiasaan sehari-hari yang
mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung garam

5)

Ketidaktahuan menggunakan manfaat tanaman obat keluarga berhubungan


dengan kurangnya pengetahan tentang manfaat tanaman obat tersebut.

4. Perencanaan
Rencana keperawatan keluarga adalah sekumpulan tindakan keperawatan yang ditentukan oleh
perawat untuk dilaksanakan dalam memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan yang telah
diidentifikasi (Nasrul Effendi,1998 : 54 )
Rencana tindakan dari masing masing diagnosa keperawatan khusus diet pada klien hipertensi
adalah :
a.

Ketidakmampuan mengenal masalah nutrisi sebagai salah satu penyebab


terjadinya hipertensi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang cara pengaturan diet
yang benar.
1) Tujuan
Keluarga mampu mengenal cara pengaturan diet bagi anggota keluarga yang menderita
penyakit hipertensi.
2) Kriteria hasil
a) Keluarga mampu menyebutkan secara sederhana batas pengaturan diet bagi anggota
kelurga yng menderita hipertensi.
b) Keluarga dapat memahami danmampu mengambil tindakan sesuai anjuran.
3) Rencana tindakan
a)

Beri penjelasan kepada keluarga cara pengaturan diet yang benar bagi penderita
hipertensi.

b)

Beri penjelasan kepada klien dan keluarga ,bagaiman caranya menyediakan makanmakanan rendah garam bagi penderita hipertensi .

4) Rasional
a) Dengan diberikan penjelasan diharapkan keluarga menimbulkan peresepsi yang negatip
sehingga dapat dijadikan motivasi untuk mengenal masalah khususnya nutrisi untuk klieh
hiperetensi
b) Dengan diberikan penjelasan keluarga mampu menyajikan makanan yang rendah garam.
b. Ketidakmampuan dalam mengambil keputusan untuk mengatur diet terhadap anggota keluarga
yang menderita hipertensi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga tentang manfaat
dari pengaturan diet
1)

Tujuan
Keluarga dapat memahami tentang manfaat pengaturan diet untuk klien hipertensi

2) Kriteria hasil
a) Keluarga mampu menjelaskan tentang manfaat pengaturan diet bagi klien hiperetensi
b) Keluarga dapat menyediakan makanan khusus untuk klien hipertensi
3) Rencana tindakan
a. Beri penjelasan kepada keluarga tentang manfaat pengaturan diet untuk klien hipertensi.
b. Beri penjelasan kepada keluarga jenis untuk klien hipertensi.
4) Rasionalisasi
a) Dengan diberi penjelasan diharapkan keluarga mampu melaksanakan cara pengaturan diet
untuk klien hipertensi
b) Keluarga diharapkan mengetahui jenis makanan untuk penderita hipertensi.
c. Ketidakmampuan keluarga untuk menyediakan diet khusus bagi penderita hipertensi
berhubungan kurangnya pengetahuan tentang cara pengolahan makanan dalam jumlah yang
benar .
1)

Tujuan
Keluarga mampu menyediakan diet khusus untuk penderita hipertensi.

2)

Kriteria hasil
a)

Kilen dan keluarga mampu menyediakan diet khusus untuk penderita


hipertensi.

b)

Keluarga mampu menyajikan makanan dalam jumlah yang tepat bagi klien
hipertensi.

3) Rencana tindakan
a)

Berikan penjelasan kepada klien dan keluarga cara pengolahan makanan


untuki klien hipertensi.

b)

Beri penjelasan kepada klien dan keluarga jumlah makanan yang dikonsumsi
oleh klien hipertensi.

c)

Beri contoh sederhana kepada klien dan keluarga untuk memnbuat makanan
dengan jumlah yang tepat.

4) Rasionalisasi.
a) Dengan diberikan penjelasan diharapkanklien dan keluarga dapat cara pengolahan
makanan untuk klien hipertensi.
b)Diharapkan klien dapat mengkonsumsi makanan sesuai yang dianjurkan.
c) Dengan diberikan contoh sederhana caara membuat makanan dalam jumlah yang tepat
kilen dan keluarga mampu menjalankan /melaksanakaannya sendiri.
d. Ketidakmampuan menyediakan makanan rendah garam bagi penderita hipertensi berhubungan
dengan kurang pengetahuan dan kebiasaan sehari-hari yang mengkonsumsi makanan yang
banyak mengandung garam.
1) Tujuan

Seluruh anggota keluarga membiasakan diri setiap hari mengkonsumsi makanan yang rendah
garam.
2) Kriteria Hasil
a) Klien dan keluarga dapat menjelaskan manfaat makanan yang rendah garam
b) Klien dan keluarga dapat menjelaskan jenis makanan yang banyak mengandung garam.
c) Klien dan keluarga mau berubah kebiasaan dari mengkonsumsi makanan yang banyak
mengandung garam.
3) Rencana Tindakan
a) Beri penjelasan kepada klien dan keluarga tentang pengaruh garan terhadap klien
hipertensi.
b) Beri penjelasan kepada klien dan keluarga jenis makana yang banyak mengandung
garam.
c) Beri motivasi kepada klien dan keluarga bahwamereka mampu untuk merubah kebiasaan
yang kurang baik tersebut yang didasari padea niat dan keinginan untuk merubah.
4) Rasional
a) Diharapkan klien dan keluarga memahami dan mengerti tentang pengaruh garam terhadap
klien hipertensi
b) Diharapkan klien dan keluarga dapat menghindari makanan yang banyak mengandung
garam.
c) Dengan diberi motivasi diharapkan klien dan kelarga mau merubah sikapnya dari yang
tidak sehat menjadi sehat
e. Ketidakmampuan menggunakan sumber pemanfaatan tanaman obat

keluarga berhubungan

dengan kurang pengetahuan guna dari tanaman obat keluarga.


1) Tujuan
Diharapkan klien dan keluarga mampu memanfaatkan sumber tanaman obat keluarga.
2) Kriteria hasil
Klien dan keluarga dapat menyebutkan tanaman obat yang dapat membantu untuk
pengobatan hipertensi
3) Rencana tindakan
a) Beri penjelasan kepada klien dan keluarga manfaat Toga.
b)

Beri penjelasan kepada klien keluarga macam dan jenis tumbuhan /tanaman
yang dapat membantu menurunkan tekanan darah

c)

Anjurkan kepada kepada klien dan keluarga agar berusaha memiliki tanaman
obat keluarga .

4) Rasional
a) Agar klien dan keluarga dapat memahami manfaat Toga.
b) Klien dan keluarga dapat mengetahui jenis tanaman yang dapat menurunkan tekanan

darah.
c) Dengan memiliki Toga sendiri klien dapat mengkonsumsi tanaman obat tersebut kapan
saja diperlukan.
5) Pelaksanaan
Pelaksanaan asuhan keperawatan pada anggota keluarga yang menderita hipertensi
sesuai rencana yang telah disusun.
Pada peleksanaan asuhan keperawatan keluarga dapat dilaksanakan antara lain :
a) Deteksi dini kasus baru.
b) Kerja sama lintas program dan lontas sektoral
c) Melakukan rujukan
d) Bimbingan dan penyuluhan.
( Pedoman Kerja Puskesmas, 1992 :6)
5. Evaluasi
Penilaian adalah tahap yang menentukan apakah tujuan tercapai (out put ) dan penilaian selalu
berkaitan dengan tujuan.Evaluasi juga dapat meliputi penilaian input dan porses.
Evaluasi sebagai suatu proses yang dipusatkan pada beberapa dimensi ;
a) Bila evaluasi dipusatkan pada tujuan kita memperhatikan hasil dari tindakan keperawatan.
b) Bila evaluasi digunakan pada ketepatgunaan (effisiensi ),maka dimensinya dapat dikaitkaan
dengan biaya.,waktu,tenaga dan bahan.
c) Kecocokan (Apprioriatenes ) dari tindakan keperawatan adalah kesanggupan dari tindakan
keperawatan untuk mengatasi masalah.
d) Kecukupan (Adecuacy) dari tindakan keperawatan (Family Healt

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 2, Jakarta, EGC,
Doengoes, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan pasien, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran, EGC,
Goonasekera CDA, Dillon MJ, 2003. The child with hypertension. In: Webb NJA, Postlethwaite RJ, editors.
Clinical Paediatric Nephrology. 3rd edition. Oxford: Oxford University Press
Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition. New Jersey: Upper
Saddle River
Imam, S Dkk.2005. Asuhan Keperawatan Keluarga.Buntara Media:malang
Mc Closkey, C.J., et all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC) Second Edition. New Jersey:
Upper Saddle River
Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta: Prima Medika
Smet, Bart.1994. Psikologi Kesehatan. Pt Grasindo:Jakarta
Soeparman dkk,2007 Ilmu Penyakit Dalam , Ed 2, Penerbit FKUI, Jakarta
Smeljer,s.c Bare, B.G ,2002 Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah,

Anda mungkin juga menyukai