Anda di halaman 1dari 29

ANTENATAL CARE (ANC)

1. Definisi
Antenatal care adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk
memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala, yang diikuti dengan upaya
koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan (DepkesRI,1996).
Menurut DepKes RI (2007) pelayanan antenatal merupakan pelayanan
terhadap individu yang berseifat preventive care untuk mencegah terjadinya
masalah yang kurang baik bagi ibu maupun janin.Pelayanan antenatal
merupakan upaya kesehatan perorangan yang memperhatikan precisi dan
kualitas pelayanan medis yang diberikan. Dalam sumber lain disebutkan
bahwa pelayanan antenatal ialah suatu upaya untuk mencegah adanya
komplikasi obstetric bila mungkin dan memastikan bahwa dideteksi sedini
mungkin ditangani secara memadai.
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan yg diberikan kepada
ibu selama masa kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan antenatal
seperti yang ditetapkan dalam buku Pedoman Pelayanan Antenatal bagi
Petugas Puskesmas.
2. Tujuan
1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang janin
2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial
ibu
3) Mengenali dan mengurangi secara dini adanya penyulit-penyulit atau
komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit
secara umum, kebidanan dan pembedahan
4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan dan persalinan yang aman
dengan trauma seminimal mungkin
5) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan mempersiapkan
ibu agar dapat memberikan ASI secara eksklusif
6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran janin
agar dapat tumbuh kembang secara normal
7) Mengurangi bayi lahir premature, kelahiran mati dan kematian neonatal
8) Mempersiapkan kesehatan yg optimal bagi jani
3. Perubahan Fisik Pada Ibu Hamil
Ketika hamil, seorang wanita akan mengalami beberapa perubahan.
Menurut George Adriaanz (2008), perubahan yang terjadi ketika hamil antara
lain:
1) Sistem Reproduksi
a. Trimester 1

Terdapat tanda Chadwick, yaitu perubahan warna pada vulva,


vagina, dan serviks menjadi lebih merah agak kebiruan/keunguan. pH
vulva dan vagina mengalami peningkatan dari 4 menjadi 6,5 yang
membuat wanita hamil menjadi lebih rentan terhadap infeksi vagina.
Tanda Goodell yaitu perubahan konsistensi serviks menjadi lebih
lunak dan kenyal. Pembesaran dan penebalan uterus disebabkan
adanya peningkatan vaskularisasi dan dilatasi pembuluh darah,
hyperplasia, dan hipertropi otot, dan perkembangan desidua. Dindingdinding otot menjaadi kuat dan elastis, fundus pada serviks lebih
mudah fleksi disebut tanda Mc Donald. Pada kehamilan 8 minggu
uterus membesar sebesar telur bebek dan pada kehamilan 12 minggu
kira-kira sebesar telur angsa. Pada minggu-minggu pertama, terjadi
hipertrofi pada istmus uteri membuat istmus menjadi panjang dan
lebih lunak yang disebut tanda Hedgar. Sejak trimester satu
kehamilan, uterus juga mengalami kontraksi yang tidak teratur dan
umumnya tidak nyeri.
Proses ovulasi pada ovarium akan terhenti selama kehamilan.
Pematangan folikel baru juga ditunda. Tetapi pada awal kehamilan,
masih terdapat satu corpus luteum gravidarum yang menghasilkan
hormone esterogen dan progesterone. Folikel ini akan berfungsi
maksimal 6-7 minggu, kemudian mengecil setelah plasenta terbentuk.
b. Trimester 2
Hormon estrogen dan progesteron terus meningkat dan terjadi
hipervaskularisasi mengakibatkan pembuluh darah alat genetalia
membesar. Peningkatan sensivitas ini dapat meningkatkan keinginan
dan bangkitan seksual, khususnya selama trimester 2 kehamilan.
Peningkatan

kongesti

yang

berat

ditambah

relaksasi

dinding

pembuluh darah dan uterus dapat menyebabkan timbulnya edema


dan varises vulva. Edema dan varises ini biasanya membaik selama
periode pasca partum.
Pada akhir minggu ke 12 uterus yang mengalami pembesaran
tidak lagi cukup tertampung dalam rongga pelvis sehingga uterus
akan naik ke rongga abdomen. Pada trimester kedua ini, kontraksi
uterus dapat dideteksi dengan pemeriksaan bimanual. Kontraksi yang
tidak teratur dan biasanya tidak nyeri ini dikenal dengan kontraksi

Braxton Hicks, muncul tiba-tiba secara sporadic dengan intensitas


antara 5-25 mmHg. Pada usia kehamilan 16 minggu, plasenta mulai
terbentuk dan menggantikan fungsi corpus luteum gravidarum.
c. Trimester 3
Dinding

vagina

mengalami

banyak

perubahan

sebagai

persiapan untuk persalinan yang seringnya melibatkan peregangan


vagina. Ketebalan mukosa bertambah, jaringan ikat mengendor, dan
sel otot polos mengalami hipertrofi. Juga terjadi peningkatan volume
sekresi vagina yang berwarna keputihan dan lebih kental. Pada
minggu-minggu

akhir

kehamilan,

prostaglandin

mempengaruhi

penurunan konsentrasi serabut kolagen pada serviks. Serviks menjadi


lebih lunak dan lebih mudah berdilatasi pada waktu persalinan. Istmus
uteri akan berkembang menjadi segmen bawah uterus pada trimester
akhir. Otot-otot bagian atas akan berkontraksi sehingga segmen
bawah uterus akan melebar dan menipis menjelang persalinan. Batas
antara segmen atas yang tebal dan segmen bawah yang tipis disebut
lingkaran retraksi fisiologis.
2) Payudara/ mammae
a. Trimester 1
Mammae

akan

membesar

dan

tegang

akibat

hormon

somatomamotropin, estrogen, dan progesteron. Akan tetapi, belum


mengeluarkan ASI. Vena-vena di bawah kulit juga akan lebih terlihat.
Aerola mammae akan bertambah besar pula dan kehitaman. Kelenjar
sebasea dari aerola akan membesar dan cenderung menonjol keluar
dinamakan tuberkel Montgomery.
b. Trimester 2
Pada kehamilan 12 minggu ke atas dari putting susu dapat
keluar cairan kental kekuning-kuningan yang disebut Kolostrum.
Kolostrum ini bersal dari asinus yang mulai bersekresi selama
trimester kedua. Pertumbuhan kelenjar mammae membuat ukuran
payudara meningkat secara progresif. Bila pertumbuhan ukuran
tersebut sangat besar, dapat timbul striae seperti pada abdomen.
Walaupun perkembangan kelenjar mammae secara fungsional
lengkap pada pertengahan masa hamil, tetapi laktasi terhambat
sampai kadar estrogen menurun, yakni setelah janin dan plasenta
lahir.

c. Trimester 3
Pembentukan

lobules

dan

alveoli

memproduksi

dan

mensekresi cairan yang kental kekuningan disebut kolostrum. Pada


trimester 3 aliran darah di dalamnya lambat dan payudara menjadi
semakin besar.
3) Kulit
a. Trimester 1
Diketahui

bahwa

terjadi

peningkatan

suatu

hormone

perangsang melanosit sejak akhir bulan kedua kehamilan sampai


aterm yang menyebabkan timbulnya pigmentasi pada kulit. Linea
nigra adalah pigmentasi berwarna hitam kecoklatan yang muncul
pada garis tengah kulit abdomen. Bercak kecoklatan kadang muncul
di daerah wajah dan leher membentuk kloasma atau melisma
gravidarum (topeng kehamilan). Aksentuasi pigmen juga muncul pada
aerola dan kulit genital. Pigmentasi ini biasanya akan menghilang
atau berkurang setelah melahirkan. Angioma atau spider naevi
berupa bitnik-bintik penonjolan kecil dan merah pada kulit wajah,
leher, dada atas, dan lengan. Kondisi ini sering disebut sebagai nevus
angioma atau teleangiektasis. Eritema palmaris juga terkadang
ditemukan,

kedua

kondisi

ini

kemungkinan

disebabkan

oleh

hiperestrogenemia kehamilan.
b. Trimester 2
Peningkatan melanocyte stimulating hormone (MSH) pada
masa ini menyebabkan perubahan cadangan melanin pada daerah
epidermal dan dermal.

c. Trimester 3
Pada bulan-bulan akhir kehamilan umumnya dapat muncul
garis-garis kemerahan, kusam pada kulit dinding abdomen dan
kadang-kadang juga muncul pada daerah paha dan payudara.
Perubahan warna tersebut disebut striae gravidarum.
4) Perubahan Metabolik dan Kenaikan Berat Badan
a. Trimester 1
Terjadi pertambahan berat badan selama kehamilan yang
sebagian besar diakibatkan oleh uterus dan isinya payudara, dan

peningkatan volume darah serta cairan ekstraseluler. Sebagian kecil


pertambahan berat badan tersebut diakibatkan oleh perubahan
metabolic

yang

menyebabkan

pertambahan

air

selular

dan

penumpukan lemak serta protein baru, yang disebut cadangan ibu.


Pada awal kehamilan terjadi peningkatan berat badan ibu kurang
lebih 1 kg.
b. Trimester 2
Kenaikan berat badan ibu terus bertambah terutama oleh
perkembangan janin dalam uterus.
c. Trimester 3
Pertambahan berat badan ibu pada masa ini dapat mencapai
2 kali lipat bahkan lebih dari beratbadan awal kehamilan. Pitting
edema dapat timbul pada pergelangan kaki dan tungkai bawah
akibbat akumulasi cairan tubuh ibu. Akumulasi cairan ini juga
disebabkan oleh peningkatan tekanan vena di bagian yang lebih
rendah dari uterus akibat oklusi parsial vena kava. Penurunan
tekanan osmotic koloid interstisial juga cenderung menimbulkan
edema pada akhir kehamilan.
5) Perubahan Hematologis
a. Trimester 1
Volume darah ibu meningkat secara nyata selama kehamilan.
Konsentrasi hemoglobin dan hematocrit sedikit menurun sejak
trimester awal kehamilan. Sedangkan konsentrasi dan kebutuhan zat
besi selama kehamilan juga cenderung meningkat untuk mencukupi
kebutuhan janin.
b. Trimester 2
Peningkatan volume darah disebabkan oleh meningkatnya
plasma dan eritrosit. Terjadi hyperplasia eritroid sedang dalam
sumsum tulang dan peningkatan ringan pada hitung retikulosit. Hal ini
disebabkan oleh meningkatnya kadar eritropoetin plasma ibu setelah
usia gestasi 20 minggu, sesuai dengan saat produksi eritrosit paling
tinggi.
c. Trimester 3

Konsentrasi hematokrit dan hemoglobin yang sedikit menurun


selama kehamilan menyebabkan viskositas darah menurun pula.
Perlu diperhatikan kadar Hb ibu terutama pada akhir kehamilan, bila
konsentrasi Hb <11,0 g/dl hal itu dianggap abnormal biasanya karena
kekurangan besi.
6) Sistem Kardiovaskular
a. Trimester 1
Perubahan terpenting pada fungsi jantung terjadi pada 8
minggu pertama kehamilan. Pada awal minggu kelima curah jantung
mengalami peningkatan yang merupakan fungsi dari penurunan
resistensi vaskuler sistemik serta peningkatan frekuensi denyut
jantung. Preload meningkat sebagai akibat bertambahnya volume
plasma yang terjadi pada minggu ke 10-20.
b. Trimester 2
Sejak pertengahan kehamilan, pembesaran uterus akan
menekan vena cava inferior dan aorta bawah saat ibu berada pada
posisi terlentang. Hal itu akan berdampak pada pengurangan darah
balik vena ke jantung hingga terjadi penurunan preload dan cardiac
output yang kemudian dapat menyebabkan hipotensi arterial.
c. Trimester 3
Selama trimester terakhir, kelanjutan penekanan aorta pada
pembesaran uterus juga akan mengurangi aliran darah uteroplasenta
ke ginjal. Pada posisi terlentang ini akan membuat fungsi ginjal
menurun jika dibandingkan dengan posisi miring.

7) System Pernafasan
a. Trimester 1
Kesadaran untuk mengambil nafas sering meningkat pada
awal kehamilan yang mungkin diinterpretasikan sebagai dyspnea. Hal
ini sering mengesankan ada kelainan paru-paru atau jantung padahal
tidak terjadi apa-apa. Peningkatan usaha nafas selama kehamilan
kemungkinan diinduksi terutama oleh progesterone dan sisanya oleh
estrogen.

b. Trimester 2
Selama kehamilan, sirkumfenesia thorax akan bertambah
kurang lebih 6 cm dan diafragma akan naik kurang lebih 4 cm karena
penekanan usaha uterus pada rongga abdomen. Pada kehamilan
lanjut, volume tidal, volume ventilasi per menit, dan pengambilan
oksigen per menit akan bertambah secara signifikan.
c. Trimester 3
Pergerakan

diafragma

akan

semakin

terbatas

seiring

pertambahan ukuran uterus dalam rongga abdomen. Setelah minggu


ke 30, peningkatan volume tidal, volume ventilasi per menit, dan
pengambilan oksigen per menit akan mencapai puncaknya pada
minggu ke 37. Wanita hamil akan bernafas lebih dalam sehingga
memungkinkan percampuran gas meningkat dan konsumsi oksigen
meningkat 20 %. Diperkirakan efek ini disebabkan oleh meningkatnya
sekresi progesterone.
8) Sistem Urinaria
a. Trimester 1
Pada bulan-bulan awal kehamilan, vesika urinaria tertekan
oleh uterus sehingga menimbulkan keinginan untuk berkemih. Hai ini
menghilang seiring dengan bertambah usia kehamilan karena uterus
telah membesar dan keluar dari rongga pelvis naik ke rongga
abdomen. Ukuran ginjal sedikit bertambah besar selama kehamilan.
Laju filtrasi glomerulus (GFR) dan aliran plasma ginjal (RPF)
meningkat pada awal kehamilan 1.
b. Trimester 2
Uterus yang membesar mulai keluar dari rongga pelvis
sehingga penekanan pada vesika urinaria berkurang. Selain itu,
adanya peningkatan vaskularisasi dari vesical urinaria menyebabkan
mukosanya hyperemia dan menjadi mudah berdarah bila terluka.
c. Trimester 3
Pada akhir kehamilan, kepala janin mulai turun ke pintu atas
panggul menyebabkan penekanan uterus pada vesika urinaria.
Keluhan sering berkemih dapat muncul kembali. Selain itu, terjadi
peningkatan sirkulasi darah di ginjal yang kemudian berpengaruh
pada peningkaatan laju filtrasi glomerulus dan renal plasma flow

sehingga timbul gejala polyuria. Pada eksresi akan dijumpai kadar


asam amino dan vitamin yang larut air lebih banyak.
9) Sistem Muskuloskeletal
a. Trimester 1
Pada trimester pertama tidak banyak perubahan pada
musculoskeletal. Akibat peningkatan kadar hormone estrogen dan
progesterone, terjadi relaksasi jaringan ikat, kartilago, dan ligament
juga meningkatkan jumlah cairan synovial. Bersamaan dua keadaan
tersebut

meningkatkan

fleksibilitas

dan

mobilitas

persendian.

Keseimbangan kadar kalsium selama kehamilan biasanya normal


apabila asupan nutrisinya terpenuhi.
b. Trimester 2
Selama trimester 2 mobilitas persendian sedikit berkurang. Hal
ini dipicu oleh peningkatan retensi cairan pada connective tissue,
terutama di daerah siku dan pergelangan tangan.
c. Trimester 3
Akibat pembesaran uterus ke posisi anterior, umumnya wanita
hamil

memiliki

bentuk

punggung

cenderung

lordosis.

Sendi

sacroiliaca, sacrococcigis, dan pubis akan meningkat mobilitasnya


diperkirakan karena pengaruh hormonal. Mobilitas tersebut dapat
mengakibatkan perubahan sikap pada wanita hamil dan menimbulkan
perasaan tidak nyaman pada bagian bawah punggung.
10) Sistem Persarafan
a. Trimester 1
Wanita hamil sering melaporkan adanya masalah pemusatan
perhatian, konsentrasi, dan memori selama kehamilan dan masa nifas
awal. Namun, penelitian yang sistematis tentang memori pada
kehamilan terbatas.
b. Trimester 2
Sejak awal usia gestasi 12 minggu, dan terus berlanjut 2 bulan
pascapartum, wanita mengalami kesulitan untuk memulai tidur, sering
terbangun, jam tidur malam mulai sedikit serta efisiensi tidur yang
berkurang.
c. Trimester 3

Penurunan memori biasa terjadi di trimester ketiga karena


depresi, cemas, kurang tidur atau perubahan fisik lain yang dikaitkan
dengan kehamilan. Penurunan memori diketahui hanya sementara
dan cepat pulih setelah kelahiran.
11) Sistem Pencernaan
a. Trimester 1
Timbulnya rasa tidak enak di ulu hati disebabkan karena
perubahan posisi lambung dan aliran asam lambung ke esophagus
bagian bawah. Produksi asam lambung menurun. Saliva keluar
berlebih. Pada beberapa wanita ditemukan adanya ngidam makanan
yang mungkin berkaitan dengan persepsi individu wanita tersebut
mengenai apa yang bias mengurangi mual.
b. Trimester 2
Seiring dengan pembesaran uterus, lambung dan usus akan
tergeser. Demikian juga dengan organ lain seperti appendiks yang
akan bergeser kea rah atas dan lateral. Perubahan lainnya akan lebih
bermakna pada trimester ketiga.
c. Trimester 3
Perubahan yang paling nyata adalah adanya penurunan
motilitas otot polos pada organ digestif dan penurunan sphincter
esophagus bagian bawah menurun dan dapat menyebabkan refluks
dari lambung ke esophagus sehingga menimbulkan keluhan seperti
heartburn. Penurunan motilitas usus juga memungkinkan penyerapan
nutrisi lebih banyak, tetapi dapat muncul juga keluhan seperti
konstipasi. Sedangkan mual dapat terjadi akibat penurunan asam
lambung.
12) Perubahan Hormonal Selama Kehamilan
Perubahan hormonal yang terjadi selama kehamilan terutama
meliputi perubahan konsentrasi hormone seks yaitu progesterone dan
esterogen. Pada awal kehamilan, terjadi peningkatan hormone hCG dan
sel-sel trofoblas. Terdapat perubahan dari korpus luteum gravidarum
untuk menghasilkan esterogen dan progesterone sebelum digantikan oleh
plasenta. Pada trimester 2 dan 3, produksi estrogen dan progesterone

terus mengalami peningkatan hingga mencapai puncaknya pada akhr


trimester 3.
Sedangkan perubahan fisik pada ibu hamil menurut trimester adalah:
1.

Perubahan Fisik pada Trimester I


a. Morning Sickness, mual dan muntah.
Hampir 50% wanita hamil mengalami mual dan biasanya mual
dimulai sejak awal kehamilan.Mual muntah diusia muda disebut
morning sickness tetapi kenyataannya mual muntah ini dapat terjadi
setiap saat. Mual ini biasanya akan berakhir pada 14 mingggu
kehamilan. Pada beberapa kasus dapat berlanjut sampai kehamilan
trimester kedua dan ketiga.
b. Pembesaran Payudara
Payudara akan membesar dan mengencang, karena terjadi
peningkatan

hormon

kehamilan

yang

menimbulkan

pelebaran

pembuluh darah dan untuk mempersiapkan pemberian nutrisi pada


jaringan payudara sebagai persiapan menyusui.
c. Sering buang air kecil
Keinginan sering buang air kecil pada awal kehamilan ini
dikarenakan rahim yang membesar dan menekan kandung kencing.
Keadaan ini akan menghilang pada trimester II dan akan muncul
kembali pada akhir kehamilan, karena kandung kemih ditekan oleh
kepala janin.
d. Konstipasi atau Sembelit
Keluhan ini juga sering dialami selama awal kehamilan, karena
peningkatan hormon progesteron yang menyebabkan relaksasi otot
sehingga usus bekerja kurang efisien.Adapun keuntungan dari
keadaan ini adalah memungkinkan penyerapan nutrisi yang lebih baik
saat hamil.

e. Sakit Kepala/Pusing
Sakit kepala atau pusing sering dialami oleh pada ibu hamil pada
awal kehamilan karena adanya peningkatan tuntutan darah ke tubuh
sehingga ketika akan mengubah posisi dari duduk / tidur ke posisi

yang lain (berdiri) tiba-tiba, sistem sirkulasi darah merasa sulit


beradaptasi. Sakit kepala / pusing yang lebih sering daripada biasanya
dapat disebabkan oleh faktor fisik maupun emosional.Pola makan
yang berubah, perasaan tegang dan depresi juga dapat menyebabkan
sakit kepala.
f. Kram Perut
Kram perut saat trimester awal kehamilan seperti kram saat
menstruasi di bagian perut bawah atau rasa sakit seperti ditusuk yang
timbul hanya beberapa menit dan tidak menetap adalah normal.Hal ini
sering terjadi karena adanya perubahan hormonal dan juga karena
adanya pertumbuhan dan pembesaran dari rahim dimana otot dan
ligamen merenggang untuk menyokong rahim.
g. Meludah
Keinginan meludah yang terjadi pada ibu hamil yang terus
menerus dianggap normal sebab hal ini termasuk gejala morning
sickness.
h. Peningkatan Berat Badan
Pada akhir trimester pertama wanita hamil akan merasa kesulitan
memasang kancing / rok celana panjangnya, hal ini bukan berarti ada
peningkatan berat badan yang banyak tapi karena rahim telah
berkembang dan memerlukan ruang juga, dan ini semua karena
pengaruh hormon estrogen yang menyebabkan pembesaran rahim
dan hormon progresteron yang menyebabkan tubuh menahan air
2.

Perubahan Fisik pada Trimester II


a. Perut semakin membesar
Setelah usia kehamilan 12 minggu, rahim akan membesar dan
melewati rongga panggul. Pembesaran rahim akan tumbuh sekitar 1
cm setiap minggu. Pada kehamilan 20 minggu, bagian teratas rahim
sejajar dengan pusar (umbilicus). Setiap individu akan berbeda-beda
tapi pada kebanyakan wanita, perutnya akan mulai membesar pada
kehamilan 16 minggu.
b. Sendawa dan buang angin
Sendawa dan buang angin akan sering terjadi pada ibu hamil hal
ini sudah biasa dan normal karena akibat adanya perenggangan usus

selama kehamilan. Akibat dari hal tersebut perut ibu hamil akan terasa
kembung dan tidak nyaman.
c. Rasa panas di perut
Rasa panas diperut adalah keluhan yang paling sering terjadi
selama kehamilan, karena meningkatnya tekanan akibat rahim yang
membesar dan juga pengaruh hormonal yang menyebabkan rileksasi
otot saluran cerna sehingga mendorong asam lambung kearah atas.
d. Pertumbuhan rambut dan kuku
Perubahan hormonal juga menyebabkan kuku bertumbuh lebih
cepat dan rambut tumbuh lebih banyak dan kadang di tempat yang
tidak diinginkan, seperti di wajah atau di perut. Tapi, tidak perlu
khawatir dengan rambut yang tumbuh tak semestinya ini, karena akan
hilang setelah bayi lahir.
e. Sakit perut bagian bawah
Pada kehamilan 18-24 minggu, ibu hamil akan merasa nyeri di
perut bagian bawah seperti ditusuk atau tertarik ke satu atau dua sisi.
Hal ini karena perenggangan ligamentum dan otot untuk menahan
rahim yang semakin membesar. Nyeri ini hanya akan terjadi beberapa
menit dan bersifat tidak menetap.
f. Pusing
Pusing menjadi keluhan yang sering terjadi selama kehamilan
trimester kedua, karena ketika rahim membesar akan menekan
pembuluh darah besar sehingga menyebabkan tekanan darah
menurun.
g. Hidung dan Gusi berdarah
Perubahan hormonal dan peningkatan aliran darah ke seluruh
tubuh termasuk ke daerah hidung dan gusi selama masa kehamilan
akan menyebabkan jaringan disekitarnya menjadi lebih lembut dan
lunak. Akibatnya, hidung dan gusi akan bisa berdarah ketika menyikat
gigi. Keluhan ini akan hilang setelah melahirkan.
h. Perubahan kulit
Perubahan kulit timbul pada trimester ke-2 dan 3, karena
melanosit yang menyebabkan warna kulit lebih gelap.Timbul garis
kecoklatan mulai dari pusar ke arah bawah yang disebut linea
nigra.Kecoklatan

pada

wajah

disebut

chloasma

atau

topeng

kehamilan.Tanda ini dapat menjadi petunjuk kurangnya vitamin folat.


Strecth mark terjadi karena peregangan kulit yang berlebihan,
biasanya pada paha atas, dan payudara. Akibat peregangan kulit ini
dapat

menimbulkan

rasa

gatal,

sedapat

mungkin

jangan

menggaruknya. Strecth mark tidak dapat dicegah, tetapi dapat diobati


setelah persalinan. Kulit muka juga akan menjadi lebih berminyak
sehingga dapat menimbulkan jerawat
i. Payudara
Payudara akan semakin membesar dan mengeluarkan cairan
yang kekuningan yang disebut kolostrum. Putting dan sekitarnya akan
semakin berwarna gelap dan besar. Bintik-bintik kecil akan timbul
disekitar putting, dan itu adalah kelenjar kulit.
j. Sedikit Pembengkakan
Pembengkakan adalah kondisi normal pada kehamilan, dan
hampir 40% wanita hamil mengalaminya.Hal ini karena perubahan
hormon yang menyebabkan tubuh menahan cairan. Pada trimester
kedua akan tampak sedikit pembengkakan pada wajah dan terutama
terlihat pada kaki bagian bawah dan pergelangan kaki. Pembengkakan
akan terlihat lebih jelas pada posisi duduk atau berdiri yang terlalu
lama
3.

Perubahan Fisik pada Trimester III


a. Sakit bagian tubuh belakang
Sakit pada bagian tubuh belakang (punggung-pinggang), karena
meningkatnya beban berat dari bayi dalam kandungan yang dapat
memengaruhi postur tubuh sehingga menyebabkan tekanan ke arah
tulang belakang.
b. Konstipasi
Pada trimester ini sering terjadi konstipasi karena tekanan rahim
yang membesar kearah usus selain perubahan hormon progesteron.
c. Pernafasan
Karena adanya perubahan hormonal yang memengaruhi aliran
darah ke paru-paru, pada kehamilan 33-36 minggu, banyak ibu hamil
akan merasa susah bernapas. Ini juga didukung oleh adanya tekanan
rahim yang membesar yang berada di bawah diafragma. Setelah
kepala bayi turun kerongga panggul ini biasanya 2-3 minggu sebelum

persalinan pada ibu yang baru pertama kali hamil akan merasakan
lega dan bernapas lebih mudah, dan rasa panas diperut biasanya juga
ikut hilang, karena berkurangnya tekanan bagian tubuh bayi dibawah
diafragma/tulang iga ibu.
d. Sering buang air kecil
Pembesaran rahim ketika kepala bayi turun ke rongga panggul
akan makin menekan kandungan kencing ibu hamil.
e. Varises
Peningkatan volume darah dan alirannya selama kehamilan akan
menekan daerah panggul dan vena di kaki, yang mengakibatkan vena
menonjol, dan dapat juga terjadi di daerah vulva vagina. Pada akhir
kehamilan, kepala bayi juga akan menekan vena daerah panggul yang
akan memperburuk varises. Varises juga dipengaruhi faktor keturunan.
f. Kontraksi perut
Braxton-Hicks atau kontraksi palsu ini berupa rasa sakit di bagian
perut yang ringan, tidak teratur, dan akan hilang bila ibu hamil duduk
atau istirahat.
g. Bengkak
Perut dan bayi yang kian membesar selama kehamilan akan
meningkatkan tekanan pada daerah kaki dan pergelangan kaki ibu
hamil, dan kadang membuat tangan membengkak. Ini disebut edema,
yang disebabkan oleh perubahan hormonal yang menyebabkan retensi
cairan.
4. Perubahan Psikologis Pada Ibu Hamil
Menurut Sulistyawati (2009) perubahan psikologis pada ibu hamil menurut
trimester adalah:
1) Perubahan Psikologis pada Trimester I (Periode Penyesuaian)
a. Pada awal kehamilan dapat timbul reaksi emosional ambivalen, yaitu
ketidakpastian atau keragu-raguan akan kehamilan, ini terjadi karena
kurangnya persiapan baik secara materi maupun psikologi. Selain itu
reaksi emosional yang dapat muncul adalah ketakutan dan khayalan.
Ibu merasa cemas dengan keadaan dirinya serta janin pada waktu
persalinan dan mulai membayangkan perannya setelah bayi lahir.

b. Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapat


perhatian dengan seksama
c. Oleh karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia
seseorang yang mungkin akan diberitahukannya kepada orang lain atau
bahkan merahasiakannya
2. Perubahan Psikologis pada Trimester II (Periode Kesehatan Yang Baik)
a. Trimester kedua biasanya lebih menyenangkan. Ibu telah menerima
kehamilannya dan mulai memperhatikan kebutuhan dirinya dan janin
serta mempersiapkan dirinya dalam menghadapi persalinan. Di samping
itu, dapat juga terjadi mood swing dimana ibu cepat marah dan
membutuhkan pengertian dan perhatian yang lebih besar.
b. Merasakan gerakan anak
c. Libido meningkat
d. Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian dari
dirinya
e. Hubungan sosial meningkat dengan wanita hamil lainnya atau pada
orang lain yang baru menjadi ibu
3. Perubahan Psikologis pada Trimester IIII
a. Trimester ketiga ditandai dengan adanya rasa tidak nyaman, perubahan
bentuk tubuh dan kecemasan akan proses persalinan dan peran ibu
yang akan dijalani. Sekitar dua minggu sebelum melahirkan, sebagian
besar ibu mulai mengalami perasaan senang.
b. Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya
c. Merasa kehilangan perhatian
d. Perasaan mudah terluka (sensitif)
e. Libido menurun

5. Jadwal Pemeriksaan Antenatal


Sesuai dengan kebijakan Departemen Kesehatan, kunjungan pelayanan
antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan,
ketentuan waktu sebagai berikut:
1. Minimal 1 kali pada trimester pertama = K1
2. Minimal 1 kali pada trimester kedua = K2
3. Minimal 2 kali pada trimester ketiga = K3 & K4

Apabila terdapat kelainan atau penyulit kehamilan, seperti mual,


muntah, keracunan kehamilan, perdarahan, kelainan letak dan lain-lain
frekuensi pemeriksaan disesuaikan dengan kebutuhan.
6. Standar Minimal Pelayanan Antenatal
Dalam pelaksanaan operasionalnya, dikenal Standar Minimal Pelayanan
Antenatal 7T, yang terdiri dari:
1. Timbang berat badan
2. Ukur tekanan darah
3. Ukur tinggi fundus uteri
4. Pemberian imunisasi TT (Tetanus Toksoid) lengkap
5. Pemberian tablet zat besi, minimal 90 hari selama kehamilan
6. Test terhadap penyakit menular seksual, HIV/AIDS dan malaria
7. Temu wicara/ (konseling) dalam rangka persiapan rujukan
7. Pemeriksaan Antenatal
Pemeriksaan kehamilan terbagi dalam:
a. Anamnesa
Anamnesa pada kunjungan pelayanan antenatal pertama dari ibu hamil
meliputi:
1. Identifikasi ibu (nama, nama suami, usia, pekerjaan, agama & alamat
ibu)
2. Keluhan utama atau apa yang diderita, apakah ibu datang untuk
memeriksakan kehamilan atau ada masalah lain
3. Riwayat haid, untuk mengetahui faal alat kandungan
4. Riwayat perkawinan
5. Riwayat kehamilan sekarang, meliputi
HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir),
Gerak janin (kapan mulai dirasakan apakah ada perubahan),
Masalah atau tanda-tanda bahaya (termasuk pengelihatan kabur),
Keluhan-keluhan yang lazim pada kehamilan,
Penggunaan obat-obatan (termasuk jamu-jamuan), dan
Kekhawatiran-kekhawatiran lain yang dirasakan
6. Riwayat obstetrik yang lalu, meliputi:
Berapa kali hamil, anak yang lahir hidup, persalinan tepat waktu,
persalinan premature, keguguran atau kegagalan kehamilan,
persalinan dengan tindakan (dengan forcep, vakum, ekstraksi atau
operasi caesar)
Perdarahan pada kehamilan, persalinan, kelahiran atau paska
persalinan
Persalinan yang lalu: spontan atau buatan, aterm atau premature,
perdarahan, siapa yg menolong
Riwayat hipertensi

Melahirkan janin dengan BB <2,5 kg atau >4 kg


Nifas dan laktasi
Bayi yg dilahirkan: jenis kelamin, BB & panjang badan, hidup atau
mati, bila mati umur berapa & penyebabnya
Masalah-masalah lain yg dialami
7. Riwayat kesehatan (penyatkit yg pernah diderita), meliputi: penyakit
kardiovaskuler, TB paru, hepatitis B, diabetes, hipertensi, PMS atau
HIV/AIDS, malaria, status imunisasi TT, dll.
8. Riwayat keluarga meliputi penyakit keturunan, anak kembar, penyakit
menular, dll
9. Riwayat sosial ekonomi & budaya meliputi:
Status perkawinan
Riwayat KB
Reaksi orangtua dan keluarga terhadap kehamilan ini
Dukungan keluarga
Pengambil keputusan dalam keluarga
Kebiasaan makan dan gizi yang dikonsumsi (gizi seimbang),
dengan perhatian pada vitamin A dan zat besi
Kebiasaan hidup sehat meliputi kebiasaan merokok, minum
obat/alcohol/obat tradisional, & olahraga
Beban kerja & kegiatan sehari-hari
Tempat melahirkan & penolong yg diinginkan
Menentukan Taksiran Persalinan
Untuk siklus 28 hari:
HPHT (+7), bulan (-3), tahun (+1) = tanggal persalinan
Untuk siklus 35 hari:
HPHT (+14), bulan (-3), tahun (+1) = tanggal persalinan
Rumus tersebut tidak dapat digunakan apabila:
1. Ibu mempunyai riwayat haid yang tidak teratur atau tidak haid
2. Ibu hamil saat masih menyusui dan belum pernah haid lagi
3. Ibu hamil setelah berhenti mengkonsumsi pil KB dan belum haid lagi
b. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik pada kunjungan antenatal pertama meliputi komonen:
1. Pemeriksaan Luar
a. Pemeriksaan umum
Keadaaan umum ibu, keadaan gizi, kelainan bentuk badan,

kesadaran
Adakah anemia, cyanose, icterus atau dyspnoe
Keadaan jantung dan paru, periksa suhu badan, TD, denyut nadi,
dan pernapasan

Tensi pada orang hamil tidak boleh mencapai 140 systole atau 90
dyastole. Juga perubahan 30 systole dan 15 dyastole diatas tensi

sebelum hamil menandakan toxaemia gravidarum


Oedema
Oedema dalam kehamilan dapat disebabkan oleh toxaemia
gravudarum atau oleh tekanan rahim yang membesar pada venavena dalam panggul mengalirkan darah dari kaki, tetapi juga oleh

hypovitaminose B1, hypoproteinemia dan penyakit jantung


TB
BBWalaupun prognosa kehamilan dan persalinan bagi orang
gemuk kurang baik dibandingkan dengan orang yang normal
beratnya, dalam menimbang seseorang bukan beratnya saja yang
penting, tapi lebih penting lagi perubahan berat setiap kali ibu itu
memeriksakan diri.
Berat badan trimester ke III tidak boleh bertambah lebih dari 1 kg
seminggu atau 3 kg sebulan.Penambahan yang lebih dari batasbatas tersebut disebabkan oleh penimbunan (retensi) air yang

disebut praeoedema.
Reflek :Terutama refleks lutut. Refleks lutut negative pada

hypovitaminose B1 dan penyakit urat saraf


Pemeriksaan laboratorium sederhana bila ada, untuk kadar Hb,

golongan darah dan urine rutin


b. Pemeriksaan Obstetrik
Inspeksi
Muka : adakah chloasma gravidarum, keadaan selaput mata
pucat atau merah, adakah oedema pada muka, bagaimana
keadaan lidah, gigi
Leher : apakah vena terbendung di leher (misalnya pada
penyakit jantung), apakah ada pembesaran kelenjar gondok atau
kelenjar limfa membengkak
Dada: bentuk payudara, pigmentasi putting susu, keadaan
putting susu (simetris atau tidak), keluarnya kolostrum (dilakukan
pemeriksaan setelah usia kehamilan >28 minggu)
Perut: membesar kedepan atau kesamping (acites), keadaan
perut, linea alba, ada gerakan anak atau tidak, kontraksi rahim,
striae gravidarum, & bekas luka operasi
Vulva: keadaan perineum, varices, tanda Chadwick, fluor dan
condyloma

Anggota bawah : cari varices, oedema, luka, cicatrix pada lipat


paha
Palpasi
Menurut Mochtar (1998), Bobak (2004), dan UNPAD (1983)
palpasi dalam pemeriksaan fisik pada ibu hamil bertujuan untuk :
Menentukan besarnya rahim dan dengan ini menentukan tuanya
kehamilan
Menentukan letaknya anak dalam rahim
Mengetahui adanya tumor dalam rongga perut, cysta, myoma,
limpa yang membesar
Palpasi menurut Leopold terdiri atas 4 bagian, yaitu: (Manuaba,
1998)
a) Leopold I
Leopold I digunakan untuk menentukan usia kehamilan dan
bagian janin yang berada pada bagian fundus.
Pemeriksaan Leopold I dilakukan dengan cara :
- Kaki penderita dibengkokkan pada lutut dan lipat paha
- Pemeriksa berdiri di sebelah kanan penderita dan melihat ke
arah muka penderita
- Rahim dibawa ke tengah
- Tingginya fundus uteri ditentukan
- Tentukan bagian apa dari anak yang terdapat pada fundus
o Sifat kepala keras, bundar, dan melenting
o Sifat bokong lunak, kurang bundar, dan kurang melenting
o Pada letak lintang fundus uteri kosong
- Pemeriksaan tuanya kehamilan dari tingginya fundus uteri
o Sebelum bulan ke III fundus uteri belum dapat diraba dari
luar
o Akhir bulan III

(12 minggu) fundus uteri 1-2 jari atas

symphisis
o Akhir bulan IV (16 minggu) pertengahan antara symphisis
o
o
o
o

dengan pusat
Akhir bulan V (20 minggu) fundus uteri 3 jari bawah pusat
Akhir bulan VI (24 minggu) setinggi pusat
Akhir bulan VII (28 minggu) fundus uteri 3 jari atas pusat
Akhir bulan VIII (32 minggu) pertengahan processus

xyphoideus pusat
o Akhir bulan IX (36 minggu) sampai arcus costarum atau 3
jari di bawah processus xyphoideus
o Akhir bulan X (40 minggu) pertengahan processus
xyphoideus pusat

Jadi fundus uteri

paling tinggi pada akhir bulan ke IX.

Setelah bulan ke IX fundus uteri pada primigravida turun lagi


karena kepala mulai turun ke dalam rongga panggul. Pada orang
multigravida yang berbaring fundus uteri tetap setinggi arcus
costarum dan menonjol ke depan.
Untuk mengikuti pertumbuhan anak dengan cara mengikuti
pertumbuhan rahim, maka ukuran rahim ditentukan dalam cm.
Yang diukur adalah tinggi fundus uteri dan perimeter umbilical
(lingkar perut setinggi pusat).
Menurut Mac Donald dalam Mochtar (1998), hubungan
antara tinggi fundus uteri dan tuanya kehamilan adalah sebgai
berikut :
tinggi fundus uteri (cm)
3,5 cm
Tingginya fundus uteri
(dalam cm)

b)

20
23
26
30
33

= usia kehamilan dalam bulan

Usia kehamilan

Leopold II

(dalam bulan)
5
6
7
8
9

Leopold II untuk menentukan letak punggung anak dan bagianbagian kecil

Kedua tangan di pindah ke samping


Tentukan letak punggung anak
Punggung anak terdapat di bagian yang memberikan
rintangan yang terbesar, bagian-bagian kecil biasanya
terletak di bagian yang berlawanan dengan bagian yang

memberikan rintangan terbesar


Pada letak lintang terdapat kepala atau bokong

c) Leopold III

Leopold III untuk menentukan apa yang terdapat di bagian


bawah dan apakah bagian bawah anak sudah atau belum
terpegang oleh rongga atas panggul

Pergunakan satu tangan


Tentukan bagian bawah dengan menggunakan ibu jari dan
jari lainnya

Pastikan apakah bagian bawah masih dapat digoyangkan

d) Leopold IV
Menentukan bagian bawah sudah masuk ke dalam PAP atau
belum.
- Pemeriksa merubah sikap dengan menghadap ke arah kaki
ibu
- Menentukan bagian bawah dengan menggunakan kedua
tangan
- Pastikan apakah bagian bawah sudah masuk ke dalam PAP,
dan ukur berapa masuknya bagian bawah ke dalam panggul
- Jika kita rapatkan kedua tangan pada permukaan bagian
terbawah dari kepala yang masih teraba dari luar dan :
o Kedua tangan konvergen, hanya bagian kecil dari kepala
turun ke dalam rongga
o Jika kedua tangan sejajar, maka separuh dari kepala
masuk ke dalam rongga panggul
o Jika kedua tangan divergen, maka bagian terbesar dari
kepala masuk ke dalam rongga panggul dan ukuran
terbesar dari kepla sudah melewati PAP
Jika pada kepala yang telah masuk dalam PAP, masukkan
tangan ke dalam rongga panggul, maka satu tangan akan lebih
jauh masuk, sedangkan tangan satunya tertahan oleh tonjolan
kepala
Tonjolan kepala pada fleksi disebabkan oleh daerah dahi,
sedangkan pada letak defleksi oeh belakang kepala. Jika
tonjolan kepala berlawanan dengan bagian kecil, maka anak
dalam letak defleksi.

Palpasi secara Leopold yang lengkap baru dapat dilakukan


jika janin sudah cukup besar, kira-kira dari bulan VI ke atas.
Auskultasi
Digunakan stetoskop atau Doppler, untuk mendengan bunyi jantung
janin, bising tali pusat, gerakan janin, bising rahim, bunyi aorta, dan
bising usus,
2. Pemeriksaan Dalam
Pemeriksaan dalam

dilakukan

pada

saat

kunjungan

pertama

pemeriksaan antenatal pada hamil muda dan sekali lagi pada


kehamilan trimester III untuk menentukan keadaan panggul
Pemeriksaan Antenatal Ulangan
Yang dimaksud dengan kunjungan ulang yaitu setiap kunjungan
pemeriksaan antenatal yg dilakukan setelah kunjungan pemeriksaan
antenatal pertama.Kinjungan ulang lebih diarahkan untuk mendeteksi
kompliaksi-komplikasi,

mempersiapkan

kelahiran,

dan

mendeteksi

kegawatdaruratan, pemeriksaan fisik yang terarah serta penyuluhan bagi


ibu hamil.
Pemeriksaan antenatal ulangan meliputi:
Riwayat kehamilan sekarang: gerak janin, setiap masalah atau tanda
bahaya, keluhan-keluhan lazim dalam kehamilan, kekhawatirankekhawatiran lain
Pemeriksaan fisik: BB, TD, pengukuran TFU, palpasi abdomen untuk
mendeteksi kehamilan ganda, maneuver Leopold, bunyi jantung janin,
menghitung taksiran BB janin

Pemeriksaan laboratorium:khususnya terhadap protein dalam urin,


pemeriksaan laboratorium lainnya dilakukan apabila ada indikasi
Ringkasan Penilaian dan Penanganan Ibu Hamil
Variabel Penilaian & Penanganan

K1

K2

K3

K4

1. Penilaian antenatal:
Riwayat kehamilan
Riwayat kebidanan
Riwayat kesehatan
Riwayat sosial
Pemeriksaan umum

jika ada

Jika ada

Jika ada

Pemeriksaan kebidanan (luar)


Pemeriksaan
kebidanan

indikasi

indikasi

indikasi

(dalam)
Pemeriksaan laboratorium

Jika ada

Jika ada

Cek Hb &

indikasi

indikasi

periksa lab
lain jika ada
indikasi

2. Penanganan:
Pemberian Tetanus Toksoid
Pemberian
tablet
tambah
darah
Konseling umum
Konseling khusus
Perencanaan persalinan
Perencanaan
penanganan

Sesuaikan
90 hari

Jika ada
indikasi

Sesuaikan

Sesuaikan

Memperkuat Memperkuat
Jika ada
Jika ada
indikasi

Sesuaikan
Memperkuat
Jika ada

indikasi

komplikasi
c. Diagnosa
Setelah dilakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik, maka dapat
ditegakkan diagnosa. Selain itu dapat pula diketahui:
Hamil atau tidak
Primi atau multigravida
Usia kehamilan
Janin hidup atau mati
Janin tunggal atau kembar
Letak anak
Anak intra atau extrauterin
Keadaan jalan lahir
Keadaan umum penderita
d. Prognosa

indikasi

Prognosa atau ramalan persalinan dibuat setelah ditegakkan diagnose.


Prognosa persalinan dapat diperkirakan apakah akan berjalan normal dan
lahir spontan atau sulit dan berbahaya.
e. Terapi
Tujuan terapi pada ibu hamil adalah untuk mencapai derajat kesehatan
yang setinggi tingginya dalam kehamilan & menjelang persalinan.Berikan
konseling pada ibu hamil mengenai kehidupan waktu hamil, hygiene dan
gizi, pemeriksaan antenatal, tanda-tanda bahaya, dll.

8. SKOR POEDJI ROKHJATI


Skor awal ibu hamil:
1. Terlalu muda hamil 16 th
2. Terlalu tua hamil I 35 th
Terlalu lambat hamil, kawin 4 th
3. Terlalu lama hamil lagi 10 th
4. Terlalu cepat hamil lagi 2 th
5. Terlalu banyak anak, 4/lebih
6. Terlalu tua umur 35 th
7. Terlalu pendek 145 cm
8. Pernah gugur kehamilan
9. Pernah melahirkan dengan:
Tarikan tang/vakum
Uri dirogoh
Diberi infuse/transfuse
10. Pernah operasi Caesar
11. Bengkak pada muka, tungkai, hipertensi
12. Hamil kembar 2/lebih
13. Hamil kembar air/hidroamnion
14. Penyakit pada ibu hamil
Kurang darah
Malaria
TB paru
Payah jantung
DM/kencing manis
PMS
15. Bayi mati dalam kandungan
16. Kehamilan lebih bulan
17. Letak sungsang
18. Letak lintang
19. Perdarahan dalam kehamilan ini
20. PEB/kejang

:2
:4
:4
:4
:4
:4
:4
:4
:4
:4
:4
:8
:4
:4
:4
:4
:4
:4
:4
:4
:4
:4
:4
:4
:8
:8
:8
:8

Bila skor 14, disarankan untuk bersalin di Rumah Sakit atau di Sp.OG

Asuhan Keperawatan Antenatal


1. Pengkajian
a. Data umum klien dan pasangan
b. Riwayat kehamilan & persalinan yang lalu
c. Riwayat ginekologi
d. Riwayat KB
e. Riwayat kehamilan saat ini
f. Pemeriksaan fisik
g. Persiapan persalinan
h. Obat-obatan yg dipakai saat ini
i. Hasil pemeriksaan penunjang
2. Diagnosa Keperawatan
1) Trimester I
a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan perubahan
nafsu makan, mual, dan muntah.
b. Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan fisik dan hormonal
c. Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan hilangnya
cairan yang berlebihan (muntah).
2) Trimester II
a. Gangguan pola nafas berhubungan dengan pergeseran diafragma karena
pembesaran uterus
b. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan biofisik, respon orang lain
c. Resiko tinggi terhadap infeksi saluran kemih berhubungan dengan statis
urinarius dan hygiene buruk
d. Trimester III
a. Kelebihan volume cairan berhubungan

dengan akumulasi cairan pada

ekstremitas
b. Kurangnya pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai persiapan untuk
persalinan/

kelahiran

perawatan

bayi

berhubungan

dengan

kurangnya

pengalaman, kesalahan interpretasi informasi.


c. Perubahan eliminasi urin
d. Gangguan pola tidur

3. Intervensi Keperawatan
Trimester I
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan perubahan nafsu
makan, mual, muntah
Tujuan
:
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 2x24 jam nutrisi klien tercukupi
Kriteria hasil
:
1. Klien mengerti komponen diet seimbang prenatal
2. Mengikuti diet yang dianjurkan
3. Mengkonsumsi suplemen zat besi atau vitamin sesuai resep
Intervensi:
1. Tentukan keadekuatan kebiasaan asupan nutrisi dulu atau sekarang dengan
menggunakan batasan 24 jam

2. Berikan informasi tertulis atau verbal yang tepat tentang diet prenatal dan suplemen
3.
4.
5.
6.
7.
8.

zat besi atau vitamin setiap hari


Timbang BB untuk mengetahui perubahan BB
Tinjau ulang frekuensi atau beratnya mual dan muntah
Pantau kadar HB
Ajarkan untuk makan sedikit tetapi sering
Anjurkan menghindari makanan yang berbumbu untuk mengurangi mual
Buat rujukan sesuai indikasi

Trimester II
Gangguan pola nafas berhubungan dengan pergeseran diafragma karena pembesaran
uterus
Tujuan
:
Setelah dilakukan intervensi keperawatan dalam waktu 1x24 jam, klien menunjukkan
keefektifan pola nafas
Kriteria hasil
:
1. Klien melaporkan penurunan frekuensi/beratnya keluhan
2. Mendemonstrasikan perilaku yang mengobtimalkan fungsi pernafasan
Intervensi
:
1. Kaji status pernafasan (sesak nafas dan kelelahan)
2. Pantau masalah medis sebelumnya (alergi, asma, TBC)
3. Kaji kadar Hb/Ht, tekankan pentingnya suplemen vitamin
4. Berikan informasi tentang rasional kesulitan bernapas dan program aktivitas / latihan
yang realistis.
5. Anjurkan untuk meningkatkan istirahat
6. Tambah waktu untuk melakukan aktivitas tertententu yang ringan seperti latihan
berjalan
7. Tinjau ulang tindakan yang dapat dilakukan untuk mengurangi masalah, misalnya
hindari merokok.
8.
Trimester III
Kelebihan volume cairan berhubungan dengan akumulasi cairan pada ekstremitas
Tujuan

Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam kelebihan volume cairan
dapat teratasi
Kriteria hasil

1. TTV klien normal


2. klien terbebas dari edema kaki
3. tidak ada proteinuria
Intervensi:
1. Monitor tanda-tanda vital
2. Monitor hasil lab yang sesuai dengan retensi cairan
3. Kaji lokasi dan luas pitting edema
4. Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
5. Anjurkan untuk mengurangi duduk dengan posisi kaki menggantung
6. Anjurkan untuk tidur dengan posisi kaki lebih tinggi dari kepala

DAFTAR PUSTAKA
Departemen
Kesehatan
RI.
2007.
Pedoman
Pelayanan
Antenatal.http://perpustakaan.depkes.go.id:8180/bitstream//123456789/7
68/4/BK2007-G59.pdf. Diakses tanggal 20 Januari 2015. Pukul 18.37
WIB.
George
Andriaanz.
2008.
Asuhan
Antenatal.
http://www.pkmionline.com/download/ASUHAN%20-ANTENATAL.pdf. Diakses tanggal 20
Januari 2015. Pukul 18.14 WIB.
Israr, Yayan, dkk. 2009. Makalah Antenatal Care dan Preeklampsia.
Manuaba, Ida Bagus Gde. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & KB
untuk Pendidikan Bidan. http://books.google.co.id. Diakses tanggal 10
Januari 2016. Pukul 18.31 WIB.
Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi
NIC dan Kriteria Hasil NOC.Diterjemahkan oleh: Widyawati, dkk. Jakarta.
EGC.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22463/4/Chapter%20II.pdf.

Anda mungkin juga menyukai