Anda di halaman 1dari 3

HIV-Miopati

Miopati merupakan salah satu komplikasi dari HIV yang dapat terjadi akibat
infeksi vitrus itu sendiri, zidovudin atau akibat dari general wasting syndroma. Bentuk
dari kondisi ini bervariasi, mulai dari elevasi asimptomatik kreatin kinase hingga bentuk
subakut yang ditandai dengan kelemahan otot proksimal dan mialgia. Zidovudine (AZT),
telah dikemukakan sebagai penyebab miopati, yang mungkin berefek pada mitokondria.
Pada beberapa kasus miopati dapat mengalami perbaikan dengn menggunakan terapi
kortikosteroid.2,6
Toxoplasmosis
Komplikasi fokal yang paling sering adalah toxoplasmosis serebral. 2,6 toxoplasmosis
adalah komplikasi lanjut HIV/AIDS pada pasien dengan jumlah limfosit T CD4+
<200/ul.2 Protozoa ini menyebabkan penyakit menyerupai demam kelenjar ringan atau
subklinis pada sebagian besar orang imunokompeten. Memiliki prevalensi yang
bervariasi antardaerah dan meningkat sesuai dengan usia (misalnya seroprevalensi di
Inggris 8% pada anak <10 tahun yang meningkat menjadi 47% pada pasien berusia >60
tahun).3
Manifestasi klinis yang paling sering muncul pada pasien dengan toxoplasmosis
serebral adalah demam, nyeri kepala, dan defisit neurologi fokal. Pasien bisa mengalami
kejang, hemiparese atau afasia sebagai manifestasi defisit fokal atau dengan gambaran
yang lebih berat akibat dari edema cerebral yang ditandai dengan kebingungan,
dimensia,letargi atau bisa sampai koma.3,5
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan serologi IgG
toxoplasma, radiologi dengan CT-Scan atau MRI, dan pemeriksaan LCS (liquor
cerebrospinal/ cairan serebrospinal).

Pada HIV, toxoplasmosis sering mengalami

reaktivasi dan serologi positif pada 85% kasus.5 Pada pemeriksaan radiologi, biasanya

didapatkan lesi multipel yang berlokasi pada substansi alba/grisea atau ganglia basalis 5,
walaupun pada beberapa kasus ditemukan hanya berupa lesi tunggal. 2 PCR (polymerase
chain reaction) pada LCS positif untuk toxoplasma melalui pungsi lumbal.3 Dalam
rangkaian otopsi AIDS yang dilaporkan oleh Navia dan colleegues, tampak daerah
nekrosis inflamasi karena ditemukan Toxoplasma sekitar 13 persen.6

Gambar 7. Toxoplasmosis susunan saraf pusat. Pada potongan koronal MRI tampak lesi
perifer yang meninggi pada lobus frontalis sinistra; disebut sebagai ecsentric target sign
yang khas pada toxoplasmosis. [Dikutip dari kepustakaan 2]

Gambar 8. Toxoplasmosis susunan saraf pusat. Lesi tunggal pada ventrikel lateral. [Dikutip
dari kepustakaan 5]

Toxoplasma pasien seropositif pada awal perjalanan dari AIDS dapat diterapi dengan
pirimetamin oral (awalnya 100 mg dan kemudian 25 mg setiap hari) dan sulfonamide (4
sampai 6 g sehari dalam empat dosis terbagi), minimal selama 4-6 minggu. Terapi

alternatif terdiri dari klindmisin yang dikombinasikan dengan pirimetamin; atovaquone


dengan pirimetamin; dan azitromisin dan pirimetamin ditambahkan rifabutin.2,6

Anda mungkin juga menyukai