Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Di antara makhluk hidup yang di ciptakan Tuhan Yang Maha Esa, manusia
merupakan makhluk yang paling sempurna. Manusia membutuhkan
pekerjaan agar memperoleh penghasilan untuk membiayai kehidupan seharihari.
Di antara manusia tersebut ada beberapa orang yang mendapat kesempatan
dan mampu menciptakan lapangan kerja sendiri bahkan dapat membuka
lapangan kerja untuk orang lain.
Dalam rangka pemerataan hasil-hasil pembangunan perlu lebih di
tingkatkan dan diperluas usaha-usaha untuk memperbaiki penghasilan
kelompok masyarakat yang mempunyai mata pencaharian rendah, seperti
buruh tani, pedagang kecil, petani menggarap yang tidak memiliki lahan
peternak kecil, nelayan, ataupun pengrajin.
Pengusaha golongan ekonomi lemah termasuk pengusaha informal dan
tradisional perlu ditingkatkan dan dibina untuk meningkatkan kemampuan
usaha dan pemasaran dalam rangka mengembangkan kewirausahaan, antara
lain melalui pendidikan dan latihan serta penyuluhan dan bimbingan, dengan
mengikut sertakan pengusaha besar dan menengah.
Dan kini pemerintah telah mengeluarkan kebijakan melalui penyediaan
yang memadai untuk berbagai kemudahan dan bantuan seperti, kredit dan
permodalan, tempat berusaha bimbingan teknologi cepat, dsb. Olehkarena itu,
kini para masyarakat hanya saja perlu pengembangan usahanya, bagaimana
cara pengelolaan barang-barang yang akan dibuat menjadi produk jual dan
produknya itu dapat menarik hati konsumen.
Sebagai calon tenaga kesehatan, kita ditantang untuk mempelajari mata
kuliah enterpreunership agar mempunyai bekal nantinya dalam menjalankan
profesi serta turut mengambil bagian sebagai pelaku ekonomi dan
wirausahawan.
Atas dasar penjelasan diatas maka penulis tertarik untuk memahami lebih
dalam tentang enterpreunership khususnya materi profil usaha.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Dari latar belakang penulisan di atas dapat dirumuskan masalah yang ada
sebagai berikut:
1. Apa itu pengembangan wawasan jenis bidang usaha?
2. Apa itu rintisan usaha wirausaha baru?
3. Apa itu perdagangan besar?
4. Apa itu perdagangan eceran?
5. Apa itu pedagang kaki lima?
6. Apa itu franchising (waralaba)?
1.3 TUJUAN
Adapun tujuannya, antara lain:
1. Tujuan Umum
Untuk memahami mata kuliah Enterpreunership khususnya materi profil
usaha.
2. Tujuan Khusus
Untuk memahami lebih jauh tentang :
1) Pengembangan wawasan jenis bidang usaha
2) Rintisan usaha wirausaha baru
3) Perdagangan besar
4) Perdagangan eceran
5) Pedagang kaki lima
6) Franchising (waralaba)

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PENGEMBANGAN WAWASAN JENIS BIDANG USAHA
Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum kita menggarap usaha :
1.
Minat seseorang, misalnya dalam bidang industri atau perdagangan.
2.
Modal, apakah sudah tersedia modal awal atau belum.
3.
Relasi, teman atau keluarga yang sudah menekuni usaha yang sama
atau usaha yang akan dikerjakan ada relevansi.
Untuk mengetahui banyaknya yang bisa di masuki oleh wirausaha baru, kita
dapat melihat hubungan dalam bentuk cilcular flow antara Rumah Tangga
Produsen (RTP) dan Rumah Tangga Konsumen (RTK).
Bila RTP mengalami kemajuan, maka akan berdampak positif terhadap
kemajuan RTK. Pendapatan perkapita RTK akan meningkat, daya belinyapun
akan meningkat. Apabila daya beli masyarakat meningkat maka hasil
produksi oleh RTP akan diserap oleh masyarakat. Kerja sama RTP dan RTK
ini berjalan sepanjang masa dalam bentuk cilcular flow yang saling
menunjang kemajuan. Sebagai orang yang kreatif, calon-calon wirausaha
akan melihat banyak peluang usaha yang dapat diciptakan.

2.2 RINTISAN USAHA WIRAUSAHA BARU


Depnaker bekerja sama dengan LSM dan Koperasi konsultansi bisnis Jawa
Barat. Telah beberapa angkatan mengadakan pembinaan wirausaha baru.
Pesertanyan adalah remaja putus sekolah, tamatan Perguruan Tinggi yang
belum bekerja dan Kariawan PHK. Berikut ini akan dijelaskan beberapa
cuplikan kiat usaha dan profil usaha karya Wahyu Suparyanto, SE, MM yang
telah diterbitkan dan laris dalam bentuk buku saku. Buku kecil ini menarik di

baca, tidak memakan waktu yang lama kita akan memperoleh banyak ilmu
baik teori maupun prakteknya.
Cara cepat kaya, dalam buku tersebut diuraikan langkah-langkah yang
mantap dilakukan oleh seseorang agar bisa menjadi kaya. Tentu kekayaan
tersebut diperoleh dengan cara yang halal dan baik. Proses dan karakteristik
orang yang berpotensi menjadi kaya adalah sebagai berikut

Faktor kemampuan banyak menyangkut pengalaman, keterampilan yang


dikuasai, misalnya bakat memasak, dan hasilnya enak akan memiliki
kemampuan lebih besar untuk mengelola restoran, sedang faktor relasi sangat
berguna untuk memperoleh sumber barang, menjadi langganan, membantu
pemodalan, sumber tenaga kerja / kariawan.
1. Mengelola bisnis dirumah sendiri, artinya mengelola bisnis tertentu
secara professional dengan memanfaatkan bagian rumah dari rumah
sendiri yang dilakukan oleh seseorang atau tim dengan tujuan mencari
pengalaman. Misalnya membuka usaha kue, rumah makan, usaha
menjahit, seni tari, les Pelajaran, dan salon kecantikan.
2. Mengelola usaha rumah kost, usaha yang bisa kita lihat merupakan
tren didaerah perkotaan, khususnya di sekitar kampus/ Perguruan
Tinggi, lokasi pusat pendidikan, pusat kesehatan.
2.3 PERDAGANGAN BESAR
Perdagangan besar ialah segala aktivitas marketing yang menggerakkan
barang-barang dari produsen ke pedagang eceran atau ke lembaga-lembaga
marketing lainnya. Jika kita lihat dari proses marketing yang meliputi
konsentrasi, equasi, dan distribusi, maka proses pengumpulan dan
pengembangan (konsentrasi dan equasi dilakukan oleh perdagangan besar).

Untuk meneliti apakah distribusi termasuk dalam kegiatan besar atau


bukan, ada 3 macam sifat yang dapat diperhatikan.
1. Motif Pembelian
Motif ini memiliki tujuan bahwa barang bukan untuk dikonsumsi, tetapi
untuk dijual kembali dengan memperoleh keuntungan.
2. Jumlah pembelian
Pembelian perdagangan eceran besar ialah pembelian yang dimaksudkan
untuk diri sendiri atau keluarga dan kawan.
3. Cara-cara dari perusahaan tersebut :
Perdagangan besar memiliki usaha diskriminatif, hanya melayani
pedagang eceran tidak kepada semua konsumen.
Transaksi perdagangan besar adalah besar, lebih besar dari kebutuhan
sehari-hari.
Harga dapat berubah.
2.4 PERDAGANGAN ECERAN
1. Pengertian pedagang eceran
Kegiatan perdagangan besar dan perdagangan eceran adalah sangat
penting dalam proses penyaluran dan jasa. Tanpa usaha perdaganagan
besar dan eceran,sulit produsen menyalurkan barangnya, walaupun
beberapa produsen dapat langsung menyalurkan barang kepada konsumen
atau ke pengecer tapi kegiatan tersebut tidak dapat diandalkan dan tidak
efisien. Yang dimaksud dengan perdagangan eceran atau retailing adalah
suatu kegiatan menjual barang dan jasa kepada konsumen akhir.
Perdagangan eceran adalah mata rantai terakhir dala penyaluran barang
dari produsen sampai kepada konsumen. Sedangkan pedagang eceran
adalah orang-orang atau toko-toko yang kerja utamanya mengecerkan
barang.
2. Klasifikasi perdagangan eceran
5

1) Perdagangan eceran besar


2) Perdagangan eceran kecil terdiri dari :
a. Eceran kecil berpangkalan
b. Eceran kecil tidak berpangkalan
3. Persaingan tajam dari berbagai jenis toko eceran
Persaingan pada tingkat perdagangan eceran di Negara kita sangat ketat,
karena diizinkannya perdagangan eceran asing beroperasi. Setelah para
pebisnis ritel asing masuk ke indonesi, maka pelaku bisnis ritel dapat
dikelompkan menjadi empat :
1) kelompok grosir dan hypermarket.
2) Kelompok supermarket dan departemen store.
3) Kelompok minimarket modern.
4) Peritel kecil tradisional.
Kotler (2003:536) dalam Bob Foster membagi tipe-tipe pedagang eceran
menjadi tiga bagian besar :
1) Store retailer (pedagang eceran bertoko)
2) Non retailer store (pedagang eceran bukan bertoko)
3) Retailer organization (pedagang eceran organisasi)
Non Store Retailing
Direct selling, penjualan dari pintu ke pintu, dari rumah ke rumah,
penjualan di tempatpertemuan, misalnya ibu-ibu arisan.
Direct marketing, penyebaran catalog.
Automatic vending machine, mesin otomatis yang melayani pembeli
menggunakan koin, barang yang dibutuhkan akan keluar otomatis dari mesin
setelah dimasukan koin sesuai harga barang.
Buying service, bentuk eceran yang dikoordinasi oleh agen pembelian
untuk melayani kelompok pembeli besar seperti sekolah, rumah sakit.
Retail Organization
Corporate chain, dua gerai atau lebih yang umumnya dimiliki dan
dikontrol, menjual produk yang sama.
Voluntary chain, terdiri atas sekelompok pedagang eceran dalam
pembelian besar barang dan barang dagangan umum.
Retail corporative, terdiri atas pedagang eceran yang membentuk
sebuah organisasi pembelian dan melakukan promosi.
Consumer corporative, ini merupakan took eceran yang dimiliki oleh
konsumen dengan menghimpun modal bersama .
Franchise organization, organisasi yang memperoleh hak paten.
Marchandising conglomerate, konglomerat dagang.
d. keuntungn dan kelemahan pedagang eceran

Keuntungan :
a.
Modal yang diperlukan relative kecil.
b.
Pendapatannya dari usaha itu merupakan pendapatan tambahan.
c.
Tempat dagangnya paling strategis.
d.
Hubungannya dengan konsumen amat kuat.
Kelemahan :
a.
keahlian kurang.
b.
Administrasi dalam arti pembukuan tidak diperhatikan sehingga
kadang-kadang habis dimakan.
c.
Pedagang kecil tidak mampu mengadakan sales promotion.
Faktor yang mendorong majunya toko eceran
a.
lokasi/tempat toko eceran.
b.
Kelengkapan barang.
c.
Ketepatan harga.
d.
Suasana toko.
2.5 PEDAGANG KAKI LIMA
Pedagang kaki lima sangat populer di Negara kita, dalam arti yang positif dan
mungkin juga dalam arti yang negatif. Positifnya, pedagang kaki lima secara
pasti dapat menyerap lapangna pekerjaan. Negatifnya, pedagang kaki lima
tidak menghiraukan tata tertib keamanan, kebersihan, dan kebisingan.
Pengertian pedagang kaki lima
Pedagang kaki lima ialah prang (pedagang) golongan ekonomi lemah, yang
berjualan barang kebutuhan sehari-hari, makanan atau jasa. Tempat umumnya
di trotoar, depan toko dan tepi jalan. Adapun ciri-ciri pedagang kaki lima :
1.
Kegiatan usaha tidak teroganisir secara baik.
2.
Tidak memiliki surat izin usaha.
3.
Tidak teratur dalam kegiatan usaha.
4.
Bergerombol di terotoar atau di tepi-tepi jalan protocol.
5.
Menjajakan barang dagangannya sambil berteriak.
2.6 FRANCHISING (WARALABA)
Merupakan pelimpahan dari pabrikan atau distributor suatu produk atas
jasa yang diberikan kepada agen-agen local atau pengecer dengan membayar
sejumlah royalty. Orang yang memberikan franchising disebut franchistor
sedangkan orang yang menerima disebut franchisee. Yang dapat dijadikan
franchising diantaranya :
1. Barang dan jasa yang telah mempunyai pasaran luas dan citra tunggal.
2. Formula paten atau desain tertentu.
3. Nama barang atau merek dagang.
4. Konsultan manajemen keuangan atau pengawasan.
5. Promosi advertising dan pembelian.

Keuntungan flanchising
1. Produk yang ditawarkan telah masuk dalam pasaran yang luas.
2. Tidak perlu mengeluarkan biaya.
3. Keahlian manajemen karena pengalaman sudah lama.
4. Kelengkapan modal ini meliputi fasilitas, tata letak, control persediaan.
5. Pengetahuan tentang pasar.
Waralaba dapat dibedakan menjadi tiga karaktristik
1. Pemberi waralaba memiliki merek dagang atau jasa dan member lisensi
kepada pewaralaba dengan imbalan royalty.
2. Pewaralaba diharuskan membayar kewajiban untuk menjadi bagian
sistem tersebut.
3. Pemberi waralaba menyediakan sistem pemasaran dan sistem operasi
untuk menjalankan kegiatan bisnis.

BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa setiap orang
mempunyai kesempatan untuk membuat usaha menggunakan kemampuan
dan pengalaman yang mereka miliki. Selain dari itu, dengan melihat peluang
yang ada dan menggunakannya dengan sebaik mungkin dan disertai dengan
usaha yang maksimal. Maka akan mendapatkan hasil yang baik. Selain dari
peluang, kemampuan, dan pengalaman. Masalah yang sering dihapai dalam
berwirausaha yaitu distribusi. Banyak sekali cara yang dapat digunakan untuk
memproduksi barang. Distribusi dapat dilakukan yaitu dengan cara
perdagangan besar, grosir dan pedagang eceran.
3.2 SARAN
Saran yang dapat diberikan penulis kepada :
a. Institusi
Karena materi yang diberikan cukup spesifik maka penulis menyarankan
kepada pihak kampus untuk meng-upgrade buku-buku yang ada di
perpustakaan.
b. Mahasiswa
Penulis menyarankan kepada calon tenaga medis, khususnya calon
perawat (mahasiswa STIKes CHMK) agar dapat memahami benar apa itu
c.

mata kuliah enterpreunership khsusnya materi profil usaha.


Pembaca
Setelah mempelajari makalah ini, pembaca lebih mengerti apa itu profil
usaha.

DAFTAR PUSTAKA

Chandra Budiman. 2008. Metodologi Penelitian Kesehatan.EGC : Jakarta


Prof. Dr. H. Buchari Alma. 2005. Kewirausahaan edisi revisi. Bandung : CV.
ALFABETA.
Meredith, Geoffrey G. 2002. Kewirausahaan Teori dan Praktek. Jakarta: PPM.
Ir. H. Astamoen, Moko P. 2005. Entrepreneurship. Bandung : Alfabeta.
Dr. Ir, Saidi Wahyu, dan Dr. Hartati Sofia. 2008. Kewirausahaan. Jakarta : Enno
Media.
Fuad M, dkk. 2006. Pengantar Bisnis. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Prof. Kasali, Rhenald, dkk. Kewirausahaan. Mandiri dan Rumah Perubahan :
2010

10

Anda mungkin juga menyukai