Anda di halaman 1dari 13

1. Jelaskan yang termasuk dari drug management cycle !

indra
Jawab :
a. Seleksi disesuaikan apa saja pola penyakit yg ada pada rumah sakit, prevalensi
penyakit terbesar, sudah di ketahui profil farmakokinetik, sudah di ketahui stabilitas,
berdasarkan epidemiolgi
b. Pengadaan harus disesuaikan dengan dana yang ada untuk menhindari stok out,
pemilihan metode pangdaan , pemilihan supplier obat, mengecek status pemesanan ,
penyimpanan.
c. Distribusi kegiatan untuk mmenuhi kegiatan operasiona yg di butuhkan IFRS,
melakukan kegiatan ulang dari pengadaan, biasanya di IFRS membagi distribusinya
menjadi bertahap : UDD,( unit dispencing dose ) penggunaan obat yg dilakukan per
unit. UOD penggunaan obat perwaktu pada saat pasien rawat inap . secara resep
dokter
d. Penggunaan penggunaan obat untuk pasien khusus untuk pasien rawat inap dan rawat
jalan mulai dr pemberian obat sampai konseling pada pasien , ( waode , putrid,
rahim,yulifah)
e. Managemen support jika menegemen pendukungnya baik maka DMCnya berhasil atau
semua tahap diatas akan baik , meliputi pengorganisasian , pendanaan , sbg sumber
informasi, perncanaan, evaluasi , pelayannan, penelitian , pengamatan yg termasuk dalm
suatu siklus DMC. ( waode)

Manajemen obat merupakan serangkaian kegiatan kompleks yang merupakan suatu siklus
yang saling terkait, pada dasarnya terdiri dari 4 fungsi dasar yaitu seleksi dan perencanaan,
pengadaan, distribusi serta penggunaan. Pada dasarnya, manajemen obat di apotek adalah
bagaimana cara mengelola tahap-tahap dan kegiatan tersebut agar dapat berjalan dengan baik
dan saling mengisi sehingga dapat tercapai tujuan pengelolaan obat yang efektif dan
efisien agar obat yang diperlukan oleh dokter dan pasien selalu tersedia setiap saat
dibutuhkan dalam jumlah cukup dan mutu terjamin untuk mendukung pelayanan yang
bermutu.
a.

Seleksi

Proses kegiatan sejak meninjau masalah kesehatan, identifikasi pemilihan terapi, bentuk
sediaan, kriteria pemilihan, standarisasi/penyusunan formularium.
b.

Procurement

Merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang direncanakan dan disetujui, dapat
melalui pembelian, produksi/pengemasan kembali, sumbangan. Diharapkan memperoleh
pembekalan yg efisien (tak terjadi stock out).
c.

Distribution

Proses penyaluran obat dari IFRS/apotek ke pasien untuk menjamin ketersediaanobat bagi
pasien dan mutu obat yang terjagaProses penyaluran obat dari IFRS/ apotek ke pasien untuk
menjamin ketersediaan obat bagi pasien dan mutu obat yang terjaga.

d.

Use

Yang didalam nya terdapat diagnose, peresepan , dispensing dan pengguanaan yang tepat
untuk pasien.
Siklus manajemen obat didukung oleh faktor-faktor pendukung manajemen(management
support) yang meliputi organisasi, keuangan atau finansial, sumber daya manusia (SDM), dan
sistem informasi manajemen (SIM). Setiap tahap siklus manajemen obat yang baik harus
didukung oleh keempat faktor tersebut sehingga pengelolaan obat dapat berlangsung secara
efektif dan efisien. Siklus pengelolaan obat dinaungi/dibatasi oleh bingkai kebijakan dan
peraturan perundang-undangan. Siklus pengelolaan obat tersebut dapat digambarkan sebagai
berikut:

Sumber:

2. Sebutkan hal2 yg dapat meminimalkan biaya operasional selain yg ada pada scenario
( wahyu)
Jawab :

3. Apa saja manfaat di lakukannya DMC ! yuli


Jawab :
a. Untuk megetahui biaya opersional
b. Untuk mnegetahui pegelolaan dan perencanaan obat
c. Dan untuk mengevaluasi jika ada kesalahan , ( wahyu)
d. Untuk perencanaan ketersediaan obat yg efisien
e. Efisiensi perencanaan pengadaan obat
f. Merencanakan distribusi obat yg efisien
g. Menjamin penyimpanan obat yang tepat
h. Memicu terbentuknya SDM yg berkompetensi tingi karena adanya DMC
i. Menekan angka penyalagunaan obat. (Indra)

4. Apa saja pertimbangan dalam perencanaan obat yang perlu diperhatikan selain pada scenario(
iin)
Jawab :
a. Menegetahui obat saja yg banyak di konsumsi oleh pasien
b. Pengelolaan obat yang hampir mendekati ED , ( yulifah , indra, yuliana )
c. Modal
d. Pemilihan supplier yg terpercaya
e. Managemen pengelolaan obat

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk mencapai tujuan perencanaan obat, yaitu :
1. Mengenal dengan jelas rencana jangka panjang apakah program dapat mencapai tujuan
dan sasaran.
2. Persyaratan barang meliputi : kualitas barang, fungsi barang, pemakaian satu merk dan
untuk jenis obat narkotika harus mengikuti peraturan yang berlaku.
3. Kecepatan peredaran barang dan jumlah peredaran barang.
4. Pertimbangan anggaran dan prioritas.
Sumber:
5. Sebut dan jelaskan permasalahan yang terjadi pda DMC pada setiap tahapnya ! putrid
Jawab :
a. Seleksi permasalah : pemilihan kebutuhan obat yg tidak efisien , obat dengan harga
mahal.
b. Pengadaan pemilihan supplier yg tidak dapat di percaya
c. Distribusi pengelolaan keluarmasuknya barang tidak efisien, penataan barang yang
didistribusikan itu tidak benar sehingga dapat rusak dalm perjalanan, ( indra)
d. Penggunaan terkadang penggunaan obat pada etiket kurang jelas, peresepan dokter
yang tidak rasioanal
e. Management support apoteker kurang memiliki skil menegemen yang baik , ( kafhi)

Dalam pengadaan seluruh obat Instalasi Farmasi membeli dari distributor resmi
yang menawarkan harga yang terjangkau. Formularium obat di instalasi ini
ditentukan oleh Komite Farmasi dan Terapi yang beranggotakan dokter spesialis,
dokter umum dan apoteker. Pendistribusian obat untuk pasien rawat jalan dan
pasien rawat inap sepenuhnya dikelola oleh IFRS. Permasalahan manajemen obat
yang sering terjadi di instalasi ini adalah tidak tersedianya obat karena seringnya
terjadi pemberian resep kepada pasien dan tidak selalu terikat kepada formularium
obat sehingga hampir setiap hari membeli obat.
6. Sebutkan keuntungan dan kerugian dari DMC , faza
Jawab
a. Keuntungan :
Meningkatkan pelayanan kefarmasian di masyarakat sehingga kepercayaan pasien itu
tetap terjaga, menambah profit,

b. Kerugian :
tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang, hanya dilakukan oleh oaring yg memiliki
skill management. ( indra , rahim)

7. sebut dan jelaskan tehnik apa saja yg dapat digunakan dalam perencanaan obat. Yulifah
a. teknik epidemiologi memilih obat berdasarkan kasus penyakit yang sering terjadi pada
rumah sakit itu sendiri, dan standar pengobatan
b. teknik konsumsi memilih obat yang paling banyak di resepkan oleh dokter pada rumah
sakit itu sendiri , berdasarkan penggunaan obat diwktu yang lalu.
c. kombinasi ( karim,yuli)

Ada beberapa macam metode perencanaan, metode konsumsi, metode epidemiologi, serta
kombinasi metode konsumsi dan epidemiologi. Pemilihan metode disesuaikan dengan
anggaran yang tersedia.
1. Metode konsumsi
Metode konsumsi adalah suatu metode perencanaan obat berdasarkan pada kebutuhan riil
obat pada periode lalu dengan penyesuaian dan koreksi berdasarkan pada penggunaan obat
tahun sebelumnya. Metode ini banyak digunakan di Apotek. Langkah-langkah yang
dilakukan yaitu:
a) Pastikan beberapa kondisi berikut:
1. Dapatkah diasumsikan pola pengobatan periode yang lalu baik atau rasional?
2. Apakah suplai obat periode itu cukup dan lancar?
3. Apakah data stok, distribusi, dan penggunaan obat lengkap dan akurat?
4. Apakah banyak terjadi kecelakaan (obat rusak, tumpah, kadaluarsa) dan kehilangan obat?
5. Apakah jenis obat yang akan digunakan sama?
b) Lakukan estimasi jumlah kunjungan total untuk periode yang akan datang
1. Hitung kunjungan pasien pada periode yang lalu.
2. Lakukan estimasi periode yang akan datang dengan memperhatikan:
a. Perubahan populasi daerah cakupan pelayanan, perubahan cakupan pelayanan,
b. Pola morbiditas, kecenderungan perubahan insidensi,
c. Penambahan fasilitas pelayanan.
c) Perhitungan
1. Tentukan metode konsumsi

2. Hitung pemakaian tiap jenis obat dalam periode lalu


3. Koreksi hasil pemakaian tiap jenis obat dalam periode lalu terhadap kecelakaan dan
kehilangan obat
4. Koreksi langkah sebelumnya (koreksi hasil pemakaian tiap jenis obat dalam periode lalu
terhadap kecelakaan dan kehilangan obat) terhadap stock out
5. Lakukan penyesuaian terhadap kesepakatan langkah1 dan 2
6. Hitung periode yang akan datang untuk tiap jenis obat
Perencanaan obat dengan metode konsumsi akan memakan waktu lebih banyak tetapi lebih
mudah dilakukan, namun aspek medik penggunaan obat kurang dapat dipantau.
Kelemahannya yaitu kebiasaan pengobatan yang tidak rasional seolah-olah ditolerir.
2. Metode morbiditas/ epidemiologi
Metode morbiditas yaitu berdasarkan pada penyakit yang ada. Dasarnya adalah jumlah
kebutuhan obat yang digunakan untuk beban kesakitan (morbidity load), yaitu didasarkan
pada penyakit yang ada atau yang paling sering muncul dimasyarakat. Metode ini paling
banyak digunakan di rumah sakit. Tahap-tahap yang dilakukan yaitu:
a) Menentukan beban penyakit
1. Tentukan beban penyakit periode yang lalu, perkirakan penyakit yang akan dihadapi pada
periode mendatang.
2. Lakukan stratifikasi/pengelompokkan masing-masing jenis, misalnya anak atau dewasa,
penyakit ringan, sedang, atau berat, utama atau alternatif.
3. Tentukan prediksi jumlah kasus tiap penyakit dan persentase (prevalensi) tiap penyakit
b) Menentukan pedoman pengobatan
1. Tentukan pengobatan tiap-tiap penyakit, meliputi nama obat, bentuk sediaan, dosis,
frekuensi, dan durasi pengobatan.
2. Hitung jumlah kebutuhan tiap obat per episode sakit untuk masing-masing kelompok
penyakit.
c) Menentukan obat dan jumlahnya
1. Hitung jumlah kebutuhan tiap obat untuk tiap penyakit.
2. Jumlahkan obat sejenis menurut nama obat, dosis, bentuk sediaan, dan lain-lain.
Perencanaan dengan menggunakan metode morbiditas ini lebih ideal, namun prasyarat lebih
sulit dipenuhi. Sementara kelemahannya yaitu seringkali standar pengobatan belum tersedia
atau belum disepakati dan data morbiditas tidak akurat.

3. Metode gabungan (kombinasi)


Metode ini untuk menutupi kelemahan kedua metode diatas. Metode kombinasi berupa
perhitungan kebutuhan obat atau alkes yang mana telah mempunyai data konsumsi yang
mantap namun kasus penyakit cenderung berubah (naik atau turun). Metode kombinasi
digunakan untuk mengikuti perkembangan perubahan pola penyakit dan perubahanperubahan terkait dan secara terus menerus melakukan analisis data.
Upaya pengelolaan seleksi dan perencanaan obat di apotek dapat dilakukan dengan
perbaikan system suplai yakni dalam proses seleksi obat, misalnya seleksi terhadap pabrik
obat, pemasok (PBF), harga, dan cara pembelian / pembayaran.
Sumber:
8. sebut dan jelaskan faktor2 apa saja yg dapat mempengaruhi DMC, kahfi
jawab:
a. memilih supplier yg terpercaya
b. harus ada struktur organisasi pada IFRS itu, sehingga mengetahui wewenang
masing2( mezi)

9. sebutkan cara melakukan perhitungan economic order quantity, indra


jawab :
rumus : akar 2 DS / H
D permintaan tahunan barang sediaan( unit)
S: baiaya pemesanan tiap pesanan
H: boaya penyimpanan perunit tiap tahun ( mezi)
Akar 2 CO x S/ CMxU
CO : cost per oreder
S : permintaan tiap tahun
CM : cost of maintance pertahun
U : cost perunit ( faza )

Untuk mengendalikan persediaan barang juga dilakukan dengan perhitungan


pembelian yang ekonomis, dengan memakai rumus:
EOQ

2.R.S
P.1

EOQ

= jumlah pembelian yang ekonomis (Economic Order Quantity)

= jumlah kebutuhan dalam 1 tahun

= harga barang per unit

= biaya memesan barang per 1 kali pesanan

= % dari harga persediaan rata-rata (biaya gudang, asuransi dan lainlain) atau biaya inventory (variabel)

Beberapa pertimbangan yang harus dilakukan APA di dalam melaksanakan


perencanaan pemesanan barang, yaitu memilih PBF yang memberikan
keuntungan dari segala segi, misalnya harga yang ditawarkan sesuai (murah),
ketepatan waktu pengiriman, diskon dan bonus yang diberikan sesuai (besar),
jangka waktu kredit yang cukup, serta kemudahan dalam pengembalian obatobatan yang hampir kadaluarsa (ED) (Hartini dan sulasmono, 2006, Apotek;
Ulasan Beserta Naskah Peraturan Perundang-Undangan Terkait Apotek
Termasuk Naskah Dan Ulasan PerMenKes tentang Apotek Rakyat, Edisi Revisi
Penerbit Unversitas Sanata Dharma, Yogyakarta).

10. apa manfaat dari penggunaan teknik economic order quantity, dalam pengelolaan obat ,
jelasakan , rahim
jawab :
dapat menentukan secara tepat barang atau obat yg perlu dilakukan pengadaan , menekan
biaya operasional pengadaan barang, ( indra)
untuk menentukan jumlah unit yang di pesan agar tercapai biaya pemesanan dan biaya
persediaan seminimal mungkin yg dilakukan pertahun ( yuliana)

EOQ (Economic Order Quantity) adalah suatu model yang menyangkut tentang pengadaan
atau persediaan bahan baku pada suatu perusahaan. Setiap perusahaan industri pasti
memerlukan bahan baku demi kelancaran proses bisnisnya, bahan baku tersebut diperoleh
dari supplier dengan suatu perhitungan tertentu. Dengan menggunakan perhitungan yang
ekonomis tentunya suatu perusahaan dapat menentukan secara teratur bagaimana dan berapa
jumlah material yang harus disediakan. Ketidakteraturan penjadwalan akan memberikan
dampak pada biaya persediaan karena menumpuknya persediaan di gudang. Dengan
demikian pengelolahan atau pengaturan bahan baku merupakan salah satu hal penting dan
dapat memberikan keuntungan pada perusahaan.
Economic Order Quantity - yang biasa disingkat EOQ - adalah sejumlah produk
yang harus dipesan untuk memenuhi persediaan. Tentunya sejumlah produk yang dipesan ini
harus memenuhi suatu nilai yang ekonomis. EOQ harus dapat meminimasi biaya variabel.
Yang termasuk dalam biaya variabel dalam kasus ini adalah biaya penyimpanan dan biaya
pemesanan.
Dapat kita bayangkan bahwa jika jumlah pemesanan unit produk melebihi jumlah

pemesanan yang ekonomis, hal ini akan membuat biaya penyimpanan menjadi lebih tinggi
dibandingkan dengan biaya persediaan dari jumlah pemesanan yang ekonomis. Selain itu,
bila jumlah pemesanan unit produk kurang dari jumlah pemesanan yang ekonomis, maka
biaya pemesanan akan lebih besar dibandingkan dengan biaya pemesanan dari jumlah
pemesanan yang ekonomis. Hal ini disebabkan karena perusahaan harus memesan produk
berkali-kali dengan biaya pemesanan yang dilipatgandakan.
Biaya penyimpanan meliputi biaya sewa gudang, biaya listrik, pajak, asuransi, dan
lain-lain. Sedangkan biaya pemesanan dapat meliputi biaya antar barang dari tempat
pemesanan ke gudang, biaya pemeriksaaan, biaya penanganan material, dan lain-lain. Dalam
model EOQ, biaya ini dihitung secara tahunan.
Sumber:
11. siapa saja pihak2 yg berwenang yang melakukan dalam perencanaan obat ! kahfi

Bagi konsumen, tidak ada kepentingan bagi mereka untuk mengetahui rumitnya
permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan obat di rumah sakit ini. Namun begitu, yang
perlu diketahui oleh masyarakat adalah bahwa pengelolaan obat di rumah sakit itu melibatkan
banyak pihak, tidak hanya instalasi farmasi saja yang memang berwenang dalam pengelolaan
obat.
Inti dari berhasilnya pengelolaan obat di rumah sakit adalah fokus pada pelayanan kepada
pasien. Meskipun sudah dilakukan seleksi, perencanaan dan pengadaan obat sesuai dengan
teori yang ada, namun apabila dalam pelaksanaannya tidak ada komitmen dari pihak-pihak
yang berkepentingan dengan obat ini, maka saya berani katakan kehancuran sistem akan
segera terjadi. Bayangkan saja, bila obat yang sudah direncanakan bersama antara tenaga
medis, manajemen, instalasi farmasi, kemudian diadakan dalam jumlah besar dengan biaya
yang besar, namun ternyata dokternya tidak menuliskan obat-obatan sesuai daftar obat rumah
sakit. Akibatnya obat menumpuk tidak jelas.
Sumber: http://kesehatan.kompasiana.com/
12. jelaskan system pegelolaan obat pada RS. ! mezi
jawab
a. pemilhian
b. penyimpanan
c. perencanaan
d. pengadaan
e. distribusi
f. penggunaan
g. dan management pendukung ( kafhi)
h. produksi peracikan

Pengelolaan sediaan farmasi dan alat kesehatan adalah suatu proses yang
merupakan sikluskegiatan yang dimulai dari perencanaan, pengadaan/produksi, penerimaan,
pendistribusian, pengawasan, pemeliharaan, penghapusan, pemantauan, administrasi,
pelaporan, dan evaluasi yang diperlukan bagi kegiatan pelayanan. Tujuan pengelolaan
sediaan farmasi dan alat kesehatan yaitu agar tersedianya sediaan farmasi dan alat kesehatan
yang bermutu dalam jumlah dan pada saat yang tepat sesuai spesifikasi dan fungsi yang
ditetapkan oleh panitia farmasi dan terapi secara berdaya guna dan berhasil
guna (Quick,1997).
Pengelolaan obat oleh Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) mempunyai peran penting
dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan di rumah sakit, oleh karena itu pengelolaan
obat yang kurang efisien pada tahap penyimpanan akan berpengaruh terhadap peran
rumah sakit secara keseluruhan (Sheina,2010).

Distribusi
2.6.1

Distribusi rawat inap

Distribusi sediaan farmasi dan alat kesehatan merupakan salah satu tugas utama
pelayanan farmasi dirumah sakit. Distribusi memegang peranan penting dalam
penyerahan sediaan farmasi dan alat kesehatan yang diperlukan ke unit-unit disetiap
bagian farmasi rumah sakit termasuk kepada pasien. Hal terpenting yang harus
diperhatikan adalah berkembangnya suatu proses yang menjamin pemberian sediaan
farmasi dan alat kesehatan yang benar dan tepat kepada pasien, sesuai dengan yang
tertulis pada resep atau kartu obat atau Kartu Instruksi Obat (KIO) serta dilengkapi
dengan informasi yang cukup (Quick,1997).
Tujuan pendistribusian : tersedianya perbekalan farmasi diunit-unit pelayanan secara tepat
waktu tepat jenis dan jumlah (Depkes RI,2008)
Farmasi rawat inap menjalankan kegiatan pendistribusian perbekalan farmasi untuk
memenuhi kebutuhan pasien rawat inap di RS, yang diselenggarakan secara sentralisasi
dan atau desentralisasi dengan sistem persediaan lengkap diruangan, sistem resep
perorangan, sistem unit dosis dan sistem kombinasi oleh satelit farmasi.
Ada tiga macam sistem pendistribusian rawat inap, yaitu:
a)
Sistem persediaan lengkap (Floor stock system), meliputi semua persediaan obat
dan alat kesehatan yang dibutuhkan diruangan. Pelayanan dalam sistem persediaan
ruangan salah satu adalah penyediaan emergency kit (kotak obat darurat) yang digunakan
untuk keperluan gawat darurat (Siregar,2004).
b)
Resep perorangan (individual prescribing) merupakan cara distribusi obat dan alat
kesehatan berdasarkan permintaan dalam resep atau kartu obat pasien rawat inap. Sistem
ini memiliki keuntungan berupa adanya pengkajian resep pasien oleh apoteker adanya

kesempatan interaksi profesional penggunaan obat lebih terkendali dan mempermudah


penagihan biaya obat pada pasien. Keterbatasannya adalah adanya kemungkinan
keterlambatan obat untuk dapat sampai kepada pasien (siregar dan amalia, 2004).
c)
sistem unit dose dispensing (UDD) didefinisikan sebagai obat yang disiapkan dan
diberikan kepada pasien dalam unit dosis tunggal yang berisi obat untuk sekali
minum. Konsep UDD bukan merupakan inovasi baru dalam farmasi dan pengobatan. Unit
dose dispensing merupakan tanggung jawab farmasi yang tidak dapat berjalan disituasi
institusi rumah sakit tanpa kerja sama dengan perawat dan staf kesehatan yang lain.
Keuntungan UDD antara lain penderita hanya membayar obat yang digunakanya
saja,mengurangi kesalahan pengobatan,memperbesar komunikasi antara apoteker-dokter
perawat,serta apoteker dapat melakukan pengkajian penggunaan obat. Keterbatasannya
adalah jumlah tenaga farmasi yang dibutuhkan lebih tinggi (Siregar dan Amalia,2004).
Kelebihan sistem UDD dibandingkan dengan sistem yang lain diantaranya adalah:
a)
Pasien mendapat pelayanan farmasi yang lebih baik selama 24 jam sehari dan hanya
membayar untuk obat-obatan yang digunakan saja,
b)
Semua obat yang dibutuhkan dibagian perawatan disiapkan oleh farmasi sehingga
perawat mempunyai lebih banyak waktu merawat pasien,
c)
Memberikan kesempatan farmasis menginterpretasikan dan memeriksa kopi
pesanan resep, bagi perawat mengurangi kemungkinana kesalahan obat,
d) Meniadakan duplikasi pesanan obat dan kertas kerja yang berlebihan dibagian
perawat dan farmasi,
e)

Menghemat ruang-ruang di pos perawatan,

f)

Meniadakan kemungkinan terjadi pencurian dan pemborosan obat,

g)
Mengurangi kemungkinan kesalahan obat dan juga membantu menarik kembali
kemasan pada saat obat itu ditarik dari peredaran karena kemasan dosis unit masingmasing diberi label,
h)
Farmasis dapat mengunjungi pos perwatan untuk menjalankan tugasnya yang
diperluas (Siregar,2004).
2.6.2

Disribusi rawat jalan

Pedoman pelayanan farmasi untuk pasien rawat jalan (ambulatory) diRS mencakup:
persyaratan manajemen, persyaratan fasilitas dan peralatan, persyaratan pengelohan order
atau resep obat, dan pedoman operasional lainnya (siregar dan amalia, 2003).
Pelayanan farmasi untuk penderita ambulatory harus dipimpin oleh seorang apoteker
yang memenuhi syarat secara hukum dan kompeten secara professional (Anonim,2012).

Sistem distribusi obat yang digunakan untuk pasien rawat jalan adalah sistem resep
perorangan yaitu cara distribusi obat pada pasien secaraindividual berdasarkan resep
dokter. Pasien harus diberikan informasi mengenai obat karena pasien sendiri yang akan
bertanggung jawab atas pemakaian obat tanpa adanya pengawasan dari tenaga kesehatan.
Apoteker juga harus bertindak sebagai konsultan obat bagi pasien yang
melakukanswamedikasi (Siregar dan Amalia, 2003).

Sumber:

13. sebut dan jelaskan metode apa saja yg dilakukan pada pengadaan obat ! kahfi

SISTEM PENGADAAN
Tender terbuka
Berlaku untuk semua rekanan yg terdaftar dan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Pada penentuan harga, metode ini lebih menguntungkan tetapi memerlukan waktu yang
lama, perhatian lebih, dan staff yang kuat.
Biasanya dilakukan oleh RS negri dengan dana dari APBN/APBD. Untuk melakukan
tender terbuka ini perlu sebuah panitia tersendiri dan penilaian yang mantap terhadap
distributor (mutu produk dan harga).
Berlaku untuk semua rekanan yang terdaftar dan sesuai kriteria yang telah ditetapkan,
karena biasanya pengumumannya lewat media cetak maupun elektronik. Pada penentuan
harga, metode ini menguntungkan karena harga dapat ditekan, namun butuh waktu yang
lama, serta perhatian penuh.
B. Tender tertutup
1. Hanya dilakukan pada rekanan tertentu yang sudah terbatas dan punya riwayat baik.
2. Harga masih dapat dikendalikan, tenaga dan beban kerja lebih ringan daripada lelang
terbuka.
Hanya dilakukan untuk rekanan tertentu yang sudah terdaftar dan punya riwayat yang
baik (a.l.: pelayanannya baik, MoU-nya mudah dan bila ada obat yang kadaluarsa dapat
dikembalikan). Penentuan harga masih dapat dikendalikan, tenaga dan beban kerja pun lebih
ringan bila dibandingkan lelang terbuka.
A.
1.
2.

C.
1.

Kontrak
Dilakukan pendekatan dengan rekanan terpilih ,terbatas tidak lebih dari 3rekanan untuk
penentuan harga.
2. Ada tawar menawar untuk pencapaian spesifik harga.
Disebut juga pengadaan dengan negosiasi, dimana pembeli melakukan pendekatan pada
beberapa supplier (biasanya 3 atau lebih) untuk menentukan harga. Pembeli juga dapat
melakukan tawar-menawar dengan para supplier untuk memperoleh harga atau pelayanan
tertentu.

D.

Pembelian langsung

1.
2.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Biasanya pembelian jumlah kecil dan perlu segera tersedia.


Harga relatif lebih mahal.
Pengadaan obat dengan pembelian langsung sangat menguntungkan karena di samping
waktunya cepat, juga:
volume obat tidak begitu besar sehingga tidak menumpuk atau macet di gudang.
harganya lebih murah karena langsung dari distributor atau sumbernya.
mendapatkan kualitas seperti yang diinginkan.
bila ada kesalahan mudah mengurusnya.
dapat kredit.
memperpendek lead time.
sewaktu-waktu kehabisan atau kekurangan obat dapat langsung menghubungi distributor
(Istinganah dkk, 2006).
14. sebut dan jelaskan tujuan IFRS ! muskarim
jawab :
suatu unit untuk pelayanan kefarmasian pada pasien rawat inapa ataupun rawat jalan ( iin)

Instalasi farmasi rumah sakit (IFRS) adalah bagian dari rumah sakit yang bertugas
menyelenggarakan, mengkooadinasikan, mengatur dan mengawasi seluruh kegiatan
pelayanan farmasi serta melaksanaan pembinaan teknis kefarmasian di rumah sakit,

Sumber:

15. sebutkan fungsi dari IFRS, faza


jawab
16. apa dampak dari perhitungan metode EOQ yang buruk dan bagaimana cara menangani !
rahim
jawab :
akan terjadi ketidakseimbangan antara holding cost dan order cost . SOLUSI metode
bekerja sama dengan instansi rumah sakit yang lain

Economic Order Quantity - yang biasa disingkat EOQ - adalah sejumlah produk
yang harus dipesan untuk memenuhi persediaan. Tentunya sejumlah produk yang dipesan ini
harus memenuhi suatu nilai yang ekonomis. EOQ harus dapat meminimasi biaya variabel.
Yang termasuk dalam biaya variabel dalam kasus ini adalah biaya penyimpanan dan biaya
pemesanan.
Dapat kita bayangkan bahwa jika jumlah pemesanan unit produk melebihi jumlah
pemesanan yang ekonomis, hal ini akan membuat biaya penyimpanan menjadi lebih tinggi
dibandingkan dengan biaya persediaan dari jumlah pemesanan yang ekonomis. Selain itu,
bila jumlah pemesanan unit produk kurang dari jumlah pemesanan yang ekonomis, maka

biaya pemesanan akan lebih besar dibandingkan dengan biaya pemesanan dari jumlah
pemesanan yang ekonomis. Hal ini disebabkan karena perusahaan harus memesan produk
berkali-kali dengan biaya pemesanan yang dilipatgandakan.
Biaya penyimpanan meliputi biaya sewa gudang, biaya listrik, pajak, asuransi, dan
lain-lain. Sedangkan biaya pemesanan dapat meliputi biaya antar barang dari tempat
pemesanan ke gudang, biaya pemeriksaaan, biaya penanganan material, dan lain-lain. Dalam
model EOQ, biaya ini dihitung secara tahunan.

Sumber:

Anda mungkin juga menyukai