SCHIZOFRENIA PARANOID
Penyusun:
Rosalina Hutapea
030.10.240
Pembimbing
Dr. Galianti Prihandayani Sp. KJ
LEMBAR PENGESAHAN
PRESENTASI KASUS SCHIZOFRENIA
1
Pembimbing,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
STATUS PSIKIATRI................................................................................1
STATUS PSIKIATRI
Nama : Rosalina Hutapea
FK TRISAKTI
Dr Pembimbing: dr. Galianti P., Sp.KJ
I. IDENTITAS PASIEN
Nama Lengkap
:Tn. S
Umur
:31 tahun
Jenis Kelamin
:Laki- laki
Status Perkawinan
:Menikah 2 kali
Pendidikan Terakhir
:SMK
Pekerjaan
:Karyawan
Bangsa/ Suku
:Indonesia/ Jawa
Agama
:Islam
Alamat
Ruang Perawatan
:Ruang. Perkutut
:Diantar Keluarga
Autoanamnesis
Alloanamnesis
A Keluhan Utama
Pasien datang ke RSJSH karena marah-marah dan membanting barang di
rumah sejak 1 hari SMRS
B Riwayat Gangguan Sekarang
Pasien datang ke RSJSH diantar oleh keluarganya karena marah-marah dan
membanting barang di rumah sejak 1 hari SMRS. Os marah-marah dikarenakan
mendengarkan suara bisikan tanpa ada wujud di dalam pikirannya yang terkadang
memerintahkan dan suka melecehkan dan merendahkan pasien dengan mengatakan
pasien tidak berharga. Keluarga pasien dan bahkan tetangganya juga ada yang
dilempari dengan barang-barang, jika ada suara-suara yang memerintahkan untuk
melempari. Pasien sebelumnya juga sempat membakar isi mushola dan membakar
tempat counter HP adiknya. Os juga suka merasa curiga terhadap keluarganya dan
lingkunganya karena pasien sakit dan ditambah suara bisikan yang didalam
pikirannya sehingga os suka melempari mereka dengan barang-barang.
Keluarga pasien mengatakan bahwa selama kambuh pasien tampak meracau
dan tidak bisa tidur. Pasien mengatakan kadang merasa sedih dengan kehidupan
keluarganya. Pasien tidak bisa tidur dan lebih suka menyendiri. Os bahkan
mengatakan bahwa hidupnya dan didunia ini tidak ada harganya lagi. Pasien
mengeluhkan merasa dirinya sakit saat tidak meminum obatnya lagi, menurut
keluarganya, os sudah tidak meminum obat selama hampir 6 bulan. Menurut
keluarganya perilaku aneh dari os dirasakan sejak 1 bulan pasca putus obat, os lebih
suka menyendiri dan sesekali tampak brbicara sendiri.
Sebelumnya os mengatakan bahwa os sudah pernah dirawat sudah keenam
kalinya sejak tahun 2009. Os mengatakan bahwa os sering kambuh dikarenakan putus
obat dengan alasan kondisi ekonominya kurang untuk menebus obat terus-menerus.
Os menyangkal adanya riwayat sakit sebelum terkena penyakit ini, riwayat
trauma kepala disangkal oleh pasien. Os merupakan pengguna narkoba sejak SMK
tetapi sejak tahun 2000 os sudah berhenti menggunakan narkoba, os mengatakan tidak
pernah mengalami gangguan seperti ini setelah menggunakan narkoba. Os sampai
sekarang masih merokok.
Os semasa remaja termasuk orang yang ceria tetapi sempat terjerumus dalam
dunia narkoba selama SMK. Setelah sakit os menjadi orang yang suka menarik diri
dari lingkungannya karena merasa bahwa dirinya sakit dan menjadi tidak berharga. Os
5
tinggal bersama ibu dan istrinya. Os sudah 2 kali menikah, istri pertama os melahirkan
4 oranga anak dan istri pertama meminta cerai dikarenakan os sakit dan membawa
semua anaknya. Istri os yang kedua tengah mengandung anak pertama mereka.
Os selama di rumah sakit pasien mendapatkan obat-obatan risperidon,
serequel, Clozapine, dan THP dan menurut os obatnya sama seperti sebelumnya.
Selama di rumah sakit sudah tidak pernah mendengar suara-suara yang ada didalam
pikirannya lagi. Os saat dibawa ke rumah sakit yang keenam kalinya menyadari
dirinya sakit dan membutuhkan obat. Os sekarang tidak memiliki kendala dalam
menebus obat dikarenakan sudah mengurus BPJS.
C Riwayat Gangguan Sebelumnya
1
2009:
2010 :
Keluhan
pasien marahmarah dan
membanting
barang dan
memukul
orang lain
Pasien
sempat
membaik,
namun os
putus obat
sehingga
kambuh
2011-2014
Os beberapa kali
putus obat dan
timbul gejala
kembali. Os saat
sembuh tidak
mengalami
gangguan dalam
bekerja.
2015
Os dibawa karena
putus obat kembali
dan mengalami
gejala marahmarah, tetapi os
sudah mnyadari
dirinya sakit dan
membutuhkan
pertolongan
Riwayat Pendidikan
Pasien menjalani pendidikan hingga kelas 3 SMK. Tidak ada gangguan dalam dunia
pendidikan. Os merupakan anak yang cukup aktif dalam sekolahnya, os juga
menyukai pelajaran sejarah Indonesia.
dalam pendidikannya.
4
Riwayat Pekerjaan
Os setelah lulus SMK langsung mencari pekerjaan. Os pernah bekerja sebagai
pedagang maupun karyawan. Os sempat sakit dan dirawat, os akhirnya berhenti
bekrja dan setelah os sembuh, os kembali mencari pekerjaan dan tidak ada gangguan.
Selama os dalam keadaan stabil tidak ada gangguan dalam pekerjaannya. dan os
sekarang bekerja sebagai karyawan swasta yang tetap.
Kehidupan Beragama
Pasien dididik oleh keluarga yang taat beragama sehingga pasien sholat berjamaah di
masjid. Bahkan saat adanya perubahan psikologis, pasien tetap sholat di masjid. Os
selama sakit lebih suka untuk sholat, karena menurutnya yang mampu
menyembuhkan penyakitnya hanya Tuhan.
6
Riwayat sosial
Hubungan pasien dengan keluarganya sebelum timbul gejala baik, bahkan os bukan
orang yang tertutup. Dalam lingkungan di tetanggapun os berhubungan baik dengan
sekitarnya. Tetapi saat sakit os lebih suka menarik diri dan pendiam.
E Riwayat Keluarga
: perempuan
: pasien
: pria
: Compos mentis
Kesadaran Psikiatri
Tanda Vital
Tekanan Darah
: 120/80mmHg
Nadi
:88x/ menit
Suhu
: 36,3oC
Pernafasan
: 20x/ menit
Penampilan Umum
Pasien laki-laki sesuai usianya. Bertubuh sedang, warna kulit sawo matang, kuku
tampak rapi, memakai kaos dan celana seragam dari ruangannya, mengenakan sandal
jepit berwarna putih, tampak rapi dan terawat
Perilaku dan Aktivitas Motorik
Sebelum Wawancara
gurau dengan
Selama Wawancara
Sesudah Wawancara
2
Pembicaraan
Bicara pasien spontan, artikulasi jelas, intonasi dan volume cukup.Tidak terdapat
hendaya atau gangguan berbicara.
:Eutim
:Luas
Keserasian Afek
: Serasi
4
5
6
Stabilitas
Pengendalian
Dramatisasi
: Stabil
: baik
:tidak ada
C Gangguan Persepsi
a Halusinasi
: Tidak ada
c Depersonalisasi
:Tidak ada
d Derealisasi
:Tidak ada
Proses Pikir
1
Arus Pikir
a
Produktifitas
: banyak ide
Kontinuitas
:Koheren
Isi Pikir
11
Preokupasi
: Tidak ada
: Tidak ada
d. Fobia
: Tidak ada
D Fungsi Intelektual
1
Taraf Pendidikan
SMK kelas 3
Pengetahuan Umum
Kecerdasan
Konsentrasi
Perhatian
Orientasi
-
Waktu
Tempat
di RS)
Baik (pasien mengetahui dirinya sekarang berada di RSJ
Soeharto Heerdjan Grogol ruang UGD )
Orang
Daya Ingat
-
Jangka
Baik
(pasien
dapat
menceritakan
bagaimana
masa
Panjang
kecilnya).
Jangka
Pendek
selama di RS).
Segera
Pikiran Abstrak
8
9
Visuospasial
Kemampuan
Menolong Diri
E Pengendalian Impuls : Baik
F Daya Nilai
Uji Daya Nilai : baik (pada saat pasien mendapatkan makanan dan temannya
:Tidak terganggu.
G Tilikan
Derajat 6 (menyadari bahwa dirinya sakit dan membutuhkan pertolongan)
H Reliabilitas
:dapat dipercaya
: baik
Kesadaran
: Compos Mentis
Tanda Vital
Tekanan Darah
: 120/80 mmHg
Nadi
:88x/ menit
Suhu
: 36,3oC
Pernafasan
: 20 x/ menit
TB/BB
:160 cm / 65 kg
BMI
: 25,39kg/m2
Kulit
Kepala
Mata
Hidung
Telinga
Mulut
Lidah
Gigi geligi
: Baik
Uvula
Tonsil
Tenggorokan
Leher
Thorax
Paru
a. Inspeksi
dinamis, efloresensi primer/ sekunder dinding dada (-), pulsasi abnormal (-),
gerak napas simetris, irama teratur, retraksi suprasternal ()
b. Palpasi : Gerak napas simetris, vocal fremitus simetris
c. Perkusi
d. Auskultasi
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: Tidak dilakukan
Auskultasi
Abdomen
a. Inspeks
b. Auskultasi
c. Perkusi
d. Palpasi
Ekstremitas
a. Atas
b. Bawah :kaki kiri tampak lebih pendek dibanding kaki kiri. Tampak deformitas
pada regio femoralis kiri (+), jaringan parut (+). Akral hangat, sianosis (-),
edema (-), deformitas (-).
B Status Neurologis
1
: Baik
: Tidak dilakukan
Refleks fisiologis
: (+) normal
Refleks patologis
: Tidak ada
Motorik
: Baik
Sensorik
: Baik
Fungsi luhur
: Baik
Gangguan khusus
Gejala EPS
Akssis II
Aksis III
Aksis IV
Aksis V
Quo ad functionam
Quo ad sanationam
XI. PENATALAKSANAAN
1
Rawat Inap
Dengan indikasi: Pasien mengamuk, dapat membahayakan keluarga dan diri sendiri
dan lingkungan. Saat ini kondisi pasien sudah stabil dan os kembali sehat sebelum
pasien dirawat
Psikofarmaka
Risperidon 2 mg 2 x 1
THP 2 mg 2 x 2
Serequel 2x25 mg
Psikoterapi
Edukasi keluarga yang bertujuan agar keluarga pasien dapat membantu pasien
mendapatkan obatnya secara teratur.
Sosioterapi
Melibatkan pasien dalam kegiatan di Rumah Sakit Jiwa Soeharto Heerdjan dalam
pekerjaan sehari-hari seperti membantu menyapu, merapihkan tempat tidur sendiri
18