Rangka atap adalah konstruksi struktur pendukung material penutup atap pada suatu bangunan. Konstruksi rangka atap pendukung berat penutup atap, berat komponen atap, dan gaya gaya luar yang bekerja. Gaya gaya luar yang bekerja antara lain beban hidup, angin, air hujan, salju, gempa. Gaya lain yang bekerja misalnya gaya gaya akibatmuai susut bahan yang ditimbulakan karena perbedaan temperatur. Beban atap dihantarkan kepada rangka atap melalui komponen reng, usuk, dan gording.
Bahan Baku dan Bentuk Rangka Atap
Material yang digunakan untuk membuat rangka atap dapat berupa bahan baku alami maupun hasil olahan pabrik. Bahan baku alami misalnya bambu, kayu dan bahan baku olahan pabrik antara lain baja konvensional, baja ringan, aluminium dan beton.
Rangka Atap Kayu
Rangka atap kayu untuk suatu bangunan dapat dibuat dengan bentuk rangka batang ataupun batang tunggal. Bahan kayu yang digunakan sangat bervariasi dalam hal kualitas dan ketahanan sebagai material rangka atap. Umumnya kayu banyak digunakan untuk rumah rumah dengan bentang kecil. Karena leterbatasan panjang kayu di pasaran yang hanya mencapai 4 m, sehingga untuk bentang yang besar akan membutuhkan banyak sambungan pada struktur rangka kuda kuda kayu. Kelemahan utama dari Rangka Atap Kayu adalah daerah atas plafond tidak dapat digunakan secara maksimal dan umunya Rangka Atap Kayu membatasi desain bangunan pada plafond datar, walaupun bentuk Rangka Atap Kayu masih dapat di desain untuk mengatasi keterbatasan desain tersebut. (Allen, 1990). Rangka Atap Kayu juga mempunyai kelemahan mudah terbakar, berubah bentuk jika terkena kelembaban, tidak menarik di pandang mata jika di desain terbuka, dan rentan terhadap rayap. (Allen, 1990).