BAB III
ANALISA EKONOMI
Evaluasi ekonomi dilakukan untuk mengetahui kelayakan rancangan pabrik
yang direncanakan. Modal investasi terdiri dari biaya pendirian pabrik (fixed capital
investment) dan biaya pengoperasian pabrik pada jangka waktu tertentu (working
capital investment). Biaya fixed capital investment meliputi: biaya langsung dan
biaya tak langsung. Biaya langsung merupakan biaya yang berkaitan langsung
dengan kinerja jalannya suatu pabrik yang berhubungan dengan proses dan segala
fasilitasnya. Sedangkan biaya tidak langsung merupakan kebalikan dari biaya tidak
langsung, yaitu biaya yang tidak terlibat secara langsung dengan material maupun
tenaga kerja. Modal yang dikeluarkan pada tahun konstruksi awal berasal dari
seluruh modal sendiri, sedangkan pada tahun konstruksi kedua menggunakan seluruh
modal pinjaman bank.
Biaya produksi yang diperkirakan adalah biaya pembuatan produk
(manufacturing cost) dan biaya-biaya umum lainnya (general expenses). Biaya
produksi yang dibutuhkan berdasarkan perkiraan biaya bahan baku. Manufacturing
cost terdiri dari biaya produksi langsung (biaya variabel), biaya pengeluaran tetap
dan plant overhead cost. Sedangkan general expenses terdiri dari biaya keperluan
administrasi, distribusi dan penjualan, serta penelitian dan pengembangan.
3.1. Pendekatan
Pendekatan yang digunakan dalam analisis kelayakan ekonomi pabrik
biodiesel dari CPO adalah sebagai berikut :
1.
2.
Masa konstruksi pabrik adalah 2 tahun dengan modal 60% pada tahun
pertama dan 40% pada tahun kedua
3.
4.
8
5.
Depresiasi dihitung dari tahun pertama produksi dengan metode garis lurus.
Asumsi yang digunakan adalah nilai sisa pabrik sama dengan nol
6.
7.
Suku bunga pinjaman sebesar 15% per tahun, sedangkan suku bunga deposito
sebesar 2% per tahun
2.
3.
4.
Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas ailakukan untuk mengetahui perubahan keekonomian
pabrik dengan berubahnya harga jual produk, investasi, harga bahan baku, atau
kapasitas produksi.
3.3.
Kelayakan Ekonomi
Dari hasil perhitungan, diperoleh total investasi yang diperlukan untuk
pembuatan pabrik ini adalah Rp.104,95 milyar, yang meliputi plant cost, biaya kerja,
9
biaya start-up, dan biaya off site facilities. Penjualan per tahun diperkirakan sebesar
Rp.913 milyar dengan penetapan harga jual biodiesel sebesar Rp. 7500,-/liter.
Pabrik biodisel dari CPO ini menjanjikan IRR sebesar 16,75 %. Angka ini
berada diatas suku bunga bank sebesar 15%. Hal ini menunjukkan bahwa investasi
dalam proyek relatif lebih menguntungkan daripada disimpan di bank. Pay back
period diperoleh selama 3,55 tahun, yang menunjukkan bahwa proyek ini memiliki
prospek yang sangat baik untuk dijalankan, karena rata-rata pay back period pabrik
kimia adalah 5 tahun. Selain itu, dilihat dari ROI sebesar 15,43 %, dapat disimpulkan
bahwa pabrik ini sangat layak untuk dibangun.