Anda di halaman 1dari 21

Pertahanan Ego (DEFENSES)

Pertahanan ego tidak dapat diamati secara penuh karena berpatokan terhadap
mekanisme psikologika spesifik sebagai dasar-dasar dari pola perilaku yang dapat diamati,
tanda-tanda, dan gejala-gejala yang muncul. Mengingat konsep gangguan sebagai bagian dari
tanda dan gejala yang memenuhi kriteria diagnostik, mekanisme pertahanan ego tampaknya
tidak termasuk dalam diagnosis wawancara. Menjadi terbiasa dengan mekanisme pertahanan
ego membantu anda memahami beberapa makna dan konten dari pasien psikologimu.
Sebagai tambahan, pertahanan ego pasien mungkin juga mengganggu hubungan dan
anamnesis.
Analisa dan penilaian yang mendalam dari mekanisme pertahanan ego terutama
digunakan dalam wawancara psikoanalitik dan psikodinamik (Vaillant 1986; McWiliams
1994); buku ini hanya akan memberikan pengantar singkat, dan akan menekan aspek
deskripsi.
DSM-IV mendefinisikan 27 mekanisme pertahanan ego pada lampiran glosarium B:

Pemeran (acting out)

Afliasi

Altruisme

Antisipasi

Fantasi Autistik

Pengalihan (denial)

Devaluasi

Pengelakan (Displacement)

Disosiasi

Penolakan Bantuan

Humor

Idealisasi

Intelektualisasi

Isolasi

Omnipoten

Pasif Agresi

Proyeksi

Identifikasi

Rasionalisasi

Reaksi Formasi

Represi

Self-Assertion

Self-Observation

Penyekatan

Sublimasi

Supresi

Undoing

Sebagai tambahan, DSM-IV mendata empat mekanisme pertahanan pada Defensive


Functioning Scale;

Apathetic Withdrawal

Delusional Projection

Psychotic Denial

Psychotic Distortion

Pengenalan (Recognition)

Mekanisme pertahanan ego terdiri dari tiga komponen: 1) perilaku yang tampak
(gejala yang sering muncul); 2) dorongan atau perasaan yang tidak diterima oleh pasien pada
sebuah stressor dan konflik emosional; dan 3) sebuah proses yang menghubungkan perilaku
pasien (atau gejala) terhadap perasaan yang tidak dapat ia terima. Perasaan yang tidak dapat
diterima dan hubungannya pada perilaku atau gejala yang muncul hanya diketahui oleh
kesimpulan dokter, yang mungkin atau mungkin tidak dibenarkan oleh pasien.
Ketika anda mencoba untuk menguraikan mekanisme pertahanan ego yang
mendasari perilaku atau gejala yang tampak, anda mempertajam keterampilan anda dalam
mengenali dan memahami psikopatologi. Jika kamu dapat memastikan, dengan pembenaran
pasien, hubungan antara gejala perilaku yang tampak dan awalnya tidak dapat diterima,
memalukan, agresif, atau rangsangan birahi, anda telah mengidentifikasi mekanisme
pertahanan ego.
Anda akan menjadi sensitif terhadap adanya mekanisme pertahanan ego jika anda
melihat perilaku yang menunjukkan tujuan yang tidak realistis dan tidak dapat diterima,
ekstrim dalam intensitasnya, memberatkan ego, penuduhan, atau mementingkan dirinya
sendiri.
Table 3-2 merangkum tiga aspek dari 31 mekanisme pertahanan ego yang terdaftar
dalam DSM-IV. Mekanisme pertahanan ego diatur secara kontinyu. Salah satu nya (data
pertama dalam tabel) adalah pertahanan ego yang menggambarkan tingkat adaptif tertinggi
(High Adaptive Level). Selanjutnya (data terakhir dalam tabel) adalah pertahanan ego yang
menunjukkan tingkat adaptif terendah (Low Adaptive Level), dinamakan Defensive
Dysregulation.
Untuk memberikan contoh pada setiap mekanisme pertahanan ego dan bagaimana
cara mereka mencampuri wawancara diagnostik yang akan mencapai ruang lingkup
percakapan. Berikut ini hanya akan memberikan contoh kecil tentang bagaimana mengatasi
mekanisme pertahanan ego selama wawancara psikodiagnostik.

Penanganan dalam Pertahanan Ego (Handling of Defenses)


Mekanisme pertahanan ego mengubah persepsi dan lingkungan pasien. Dalam
wawancara terapi orientasi-insight, dokter berupaya untuk membuat pasien sadar akan sistem
pertahanan egonya, mekanismenya, dan asal mulanya, dengan ekspetasi pasien akan
mengganti perilaku pertahanannya dengan perilaku yang lebih berorientasi pada kenyataan
(reality-oriented). Dalam wawancara diagnostik, dokter menangani mekanisme pertahanan
pasien untuk memperpanjang bahwa mereka mengganggu hubungan dan anamnesis.

Penanganan dalam pertahanan ego berbeda dengan penanganan perlawanan diri.


Pasien biasanya sadar terhadap perlawanan dan menyembunyikan informasi secara sengaja.
Pasien yang menggunakan mekanisme pertahanan sering tidak menyadari dirinya dan tidak
dapat mengendalikan dirinya. Perilaku psikologi diambil alih dan terganggu oleh wawancara.
Penanganan pertahanan ego artinya menetralkan dampak pasien tetapi tidak memberikan
analisa dan kesimpulan.
Pada bagian berikut ini, kami mendeskripsikan lima teknik managemen yang akan
menolong anda untuk menangani pertahanan ego : bypassing, reasssuranse, distraction,
confrontation, and interpretation.

Menyambungkan (Bypassing)
Teknik popular ini membuat pikiran yang bijak yang diungkapkan dalam peribahasa seperti:
Let sleeping dogs lie dan Dont rock the boat.
Setiap pewawancara akan menemukan pasien yang menunjukkan jelas adanya
perubahan persepsi terhadap kenyataan. Seorang janda mengatakan bahwa suaminya adalah
yang terbaik, tetapi tidak akan mencari pria seperti suaminya dulu. Cacatan menunjukkan
bahwa pria yang diidolakan ini ternyata seorang peminum alcohol yang secara fisik
menyiksanya. Untuk diagnosis depresinya, itu tidak mungkin dia bias hadapi dengan
penyangkalannya dan idealisasi, setidaknya tidak pada wawancara pertama. Akan lebih baik
menyambung atau mengabaikan pertahanan dirinya. Namun, itu akan dibahas dalam laporan
pemeriksaan status mentalnya.

Penentraman hati (Reassurance)


Penentraman hati merupakan upaya untuk mengurangi rasa cemas dan rasa curiga
pasien dan untuk meningkatkan rasa percaya diri dengan bantuan yang ada. Penentraman hati
bekerja dengan melihat mekanisme pertahanan dari sudut pandang pasien. Pendekatan empati
ini akan membuat pasien merasakan perasaa memiliki teman/sekutu. Sangat efektif ketika
pasien merasa kewalahan terhadap masalahnya.
Selama episode depresi, pria 45 tahun ini, seorang duda dengan penyakit bipolar telah siap
untuk menyerah dalam mencari nafkah dan peduli terhadap kedua anaknya.
1.

I:

Bagaimana saya dapat membantumu, Russ?

P: [menggaruk kepala dan diam!]

2.

I:

Apa yang ada dalam pikiran anda saat ini?

P: Saya bahkan tidak tahu tujuan saya kesini!


3.

I:

Ada apa, Russ?

P: [tdak ada jawaban]


4.

I:

Anda tampak sangat murung.

P: [melihat ke lantai]
5.

I:

Anda terlihat depresi . . . dan putus asa.

P: Tidak ada gunanya. Bahkan jika saya mencari pekerjaan dan mendapatkan
uang dan mengingat semuanya saya terkena lagi dan hancurlah semua, dan
tidak ada yang dapat menghentikan saya. Saya telah melalui ini sebelumnya,
tetapi tidak seburuk seperti sekarang ini.
6.

I:

Menurut saya, anda telah banyak belajar dari masa lalu. Ini mungkin
menolongmu untuk selanjutnya! Saya yakin selanjutnya anda akan datang
untuk pengobatan ketika bertambah parah.

P: Apa dokter yakin?


7.

I:

Kita harus bekerjasama untuk mewujudkannya. Saya tahu anda bisa. Semua
akan jadi lebih baik lagi. Anda akan terlepas dari masalahmu, kita dapat
membahasnya dan membuat anda melaluinya.

P: Jika dokter yakin


Perhatian terhadap perilaku pasien yang menghukum dirinya tidak bertujuan dan
memiliki hasil, tetapi malah dinetralkan oleh bantuan dokter. Daripada menilai masalah
intinya, dokter memberikan dukungan dan pernyataan yang menenangkan pasien (Q. 5, 6).
Pasien merasa hidup kembali ketika ia mendengar bahwa dokternya tidak berbagi rasa
keputusasaannya, tetapi melihat masa depan yang lebih baik untuknya. Penentraman hati
memanfaatkan kebutuhan ketergantungan pasien. Teknik ini sangat efektif jika pasien melihat
dirimu empati terhadap dia.

Pengalihan (Distraction)
Teknik ini bekerja pada pasien dengan gangguan mood seperti mania, depresi, atau
intoksikasi. Pernyataan seperti tidak dapat diubah dengan cara mengatasi dasar pertahanan

ego. Mereka dapat mengatasi dengan cara stimulus yang cukup kuat untuk mendapatkan
perhatian pasien, seperti dengan memanggil namanya, berteriak, atau menyentuhnya.
Stimulus dapat diulangi, atau dikombinasi dengan stimulus yang lain. Bertanya dengan
pertanyan tertutup dan singkat. Kemungkinan besar anda tidak memperoleh interaksi
berkelanjutan tetapi kamu hanya mendapatkan jawaban yang singkat.
Mr. Wilson seorang pria 57 tahun, berkulit putih, telah bercerai dengan riwayat kelainan
mania. Dia datang ke UGD dalam keadaan gembira dan berbau alcohol (whiskey). Dia marah
terhadap perawat yang bertanya kepadanya untuk tinggal di salah satu ruang pemeriksaan
sampai dokter datang. Dia protes. Dokter berdiri di depan pintu dan mengobservasi pasien
tersebut. Kehadirannya diabaikan.
1.

I:

Tuan Wilson, bisakah saya berbicara denganmu?


memperhatikannya dan tetap mengomel di raung perawatan]

[pasien

tidak

P: Di tempat terkutuk ini, semua orang mengira mereka dapat menindas


sekitarnya. Tetapi tidak kepadaku. Saya akan menunjukkannya.
2.

I:

[berteriak] Tuan Wilson!

P: Saya tidak pernah diperlakukan seperti ini oleh siapapun. Dan saya tidak
terima dia melakukannya kepadaku!
3.

I:

[dengan penekanan suara] Tunggu dulu!

P: [terkejut, membalikkan badannya dan menatap dokter, terkejut]


4.

I:

[menatap mata pasien] Saya mau membantumu. Maukah anda berbicara


dengan saya?

P: Siapa kamu?
5.

I:

Saya adalah dokter jaga. Nama saya dr. 0. Saya melihat anda memiliki banyak
masalah.

P: Perawat ini menyuruh saya jangan keluar dari ruangan ini. Apa mau mu?
Menjauh dari saya. Saya tahu kamu berniat baik. Hal pertama yang kamu
lakukan adalah berikan saya suntikan.
6.

I:

Tuan Wilson, tolong duduk dulu. Saya ingin tahu apa yang terjadi kepadamu.

P: Saya tidak ingin duduk.


7.

I:

Oke, tidak apa-apa.

P: Saya akan bertambah marah jika duduk.


8.

I:

Boleh saya memberimu secangkir kopi?

P: Tidak, kamu yang tunggu disini [pasien mengeluarkan rokoknya].


9.

I:

ini asbak buatmu.

P: [membakar rokok kemudian duduk]


10.

I:

Tuan Wilson, bolehkah saya berbicara denganmu? Tuan Wilson, saya ingin
membantu anda. Tolong beritahu saya, bagaimana cara terbaik saya untuk
membantu bapak.

P: Dengan meninggalkanku sendiri!


11.

I:

Oke, tetapi kamu sendirian. Daritadi kamu hanya berteriak. Apa ini tujuanmu
datang kesini?

P: Bukan, saya mau memberitahu kepada seseorang tentang masalah bahwa saya
memiliki masalah dalam rumah tangga.
12.

I:

Baiklah, silahkan duduk dulu, dan beritahu saya masalah mu! [duduk] Oke.

Untuk mendapatkan perhatian, dokter menyuruh pasien dengan perintah singkat (Q.
3). Dalam menanggapinya, pasien langsung mengarahkan kebenciannya kepada dokter (A.
5). Ketika dokter bertanya kepadanya, apakah dia datang ke UGD hanya untuk mengomel,
pasien menjadi sadar bahwa ia telah merusak dirinya.
Pasien yang sangat girang, yang mengucapkan push of speech dan flight of ideas, atau
penderita intoksikasi atau waham mungkin tidak teralihkan.

Konfrontasi (Confrontation)
Konfrontasi digunakan untuk menggambarkan perhatian pasien terhadap perilaku
tertentu, dengan ekspetasi bahwa dia akan mengenal dan membenarkannya selama
wawancara berlangsung.
Carol seorang wanita 38 tahun, kulit putih, pasien rawat jalan. Dokter telah meninjau masalah
sirkumtansialnya yang menyebabkan dia berpisah dengan suamninya.
1.

I:

Bagaimana hubungan ibu dengan suami sekarang?

P: [terlihat ketakutan dan rasa benci] Mengapa dokter menanyakannya?

2.

I:

Oke, saya hanya ingin tahu apakah kamu masih berhubungan dengannya.

P: [tambah marah dan benci] Tentu saja [pasien berdiri dan mengambil
mantelnya]. Saya lebih baik pergi sekarang!
3.

I:

Carol, anda telihat marah.

P: Karena dokter mengetahuinya dengan baik kalau dia masih menelpon saya
selamat tinggal! [berjalan ke pintu keluar].
4.

I:

Carol, tampaknya anda harus berpikir bahwa saya tetap harus berhubungan
dengannya [superficial interpretation].

P: Betulkah?
5.

I:

Anda marah kepadaku dan anda tidak mempercayai saya? [konfrontasi].

P: Tidak ada yang berada dipihak saya. Bahkan dokter juga. Dan anda seharusnya
menjadi dokter saya.
6.

I:

Jadi ibu merasa bahwa saya melawan ibu juga? [konfrontasi].

P: Iya kan?
7.

I:

Saya berada dipihak ibu, tapi saya tahu, susah untuk ibu bisa mempercayai
saya. [pernyatan pendukung dan konfrontasi].

P: [membalikkan badannya, menggantung mantelnya pada kursi] Saya tidak tahu


dok, saya mencoba untuk mempercayai dokter.
8.

I:

Apa yang sangat mengganggu ibu tentang telepon darinya?

P: Saya mendengar suara klik pada telepon. Saya tahu dia memiliki alat perekam
dan dia merekam saya lagi
9.

I:

Dan ibu pikir saya terlibat dengannya dan ibu mengetahui hal itu?

P: Bukankah karena itu dokter menanyakan tentang panggilannya (telepon).


10.

I:

Bukan, saya bukan bertanya tentang panggilannya (telepon). Saya bertanya


kepada ibu, apakah ibu masih berhubungan dengannya dan itu yang membuat
ibu sangat marah dan curiga.

P: Ya. Saya merasa semua orang ada dipihaknya, bahkan orangtua saya yang
mengatakan bahwa mereka membencinya. Kadang-kadang saya juga tidak
mempercayai mereka berdua.

Membaca waham curiga pasien dan dengan menghadapinya itu mencegah kerusakan
pada hubungan baiknya. Dokter mengkombinasi dua teknik: pertama, dokter menghadapinya
dengan rasa ketidakpercayaannya (Q. 3, 5, 6), dan kedua, dokter menunjukkan dukungannya
dan rasa empatinya (Q. 7) dengan meyakinkan pasien bahwa dokter berada dipihak pasien,
yangmana membuat dirinya merenungkan kecurigaannya (A. 7). Penggunaan dua teknik
kombinasi ini hanya bekerja jika pasien memiliki insight terhadap kecurigaannya.
Sebaliknya, dia akan menolak untuk membahasnya lebih lanjut atau meninggalkan ruangan.
Secara deskriptif, kepercayaan Carol adalah ideas of reference yang berbatasan
dengan waham penindasan, dengan pengecualian bahwa beberapa insight terpelihara. Secara
dinamik, ideas of reference ini dipahami sebagi hasil dari proyeksi.
Selama wawancara, anda harus berurusan dengan distorsi kenyataan dalam rangka
mempertahankan hubungan. Anda harus menentukan setiap kasus per kasus yang ada apakah
itu lebih tepat untuk diterima seperti ideas of reference sebagai realitas pasien atau
menentangnya sendiri. Jika dia (Carol) memasukkan anda kedalam wahamnya, anda akan
menentang pasien dengan waham yang dia pikirkan. Dia mungkin tidak mengenal
persepsinya sebagai distorsi kenyataan tetapi dia mungkin akan dapat untuk melanjutkan
percakapan dengan dan tetap saling berhubungan. Namun, jika wahamnya telah berkembang
penuh, konfrontasi akan gagal untuk membuat mengenali distorsi kenyataannya. Wawancara
mungkin terpatahkan.
Kesuksesan konfrontasi tidak hanya bergantung kepada insight pasien. Memilih
sudut pandang untuk konfrontasi anda yang membantu pasien memahami ketidaksesuaian
perilakunya dan disaat bersamaan membuat mereka (pasien) merasakan empati mu.

Penafsiran (Interpretation)
Penafsiran menyatakan anda memahami mekanisme pertahanan pasien. Anda
menyarankan ke pasien arti dari pikirannya atau tujuan dari perilakunya. Biasanya, penafsiran
mengikuti konfrontasi, karena anda harus membuat pasien sadar akan perilakunya sebelum
dia memahami penafsiran anda. Penafsiran yang disampaikan kepada pasien bahwa anda
mencoba untuk membaca perilakunya dan bahwa anda mengundang dia untuk membahasnya
dengan anda.
Penafsiran yang tepat menjelaskan perilaku pasien yang sangat puas dalam konteks
dari semua perilaku yang ada. Sayangnya, tidak ada cara yang pasti untuk membenarkannya.
Anda mungkin merasa interpretasi anda tepat ketika pasien setuju dan teruraikan, ketika
cocok dengan pengalaman klinis anda, atau ketika tidak ada lagi kontadiksi pada perilaku
pasien. Dalam setiap kasus, anda mungkin benar atau salah. Anda mungkin telah membuat

interpretasi yang efektif jika menstimulasi percakapan emosional atau mengembankan


informasi baru.
Anda mungkin membuat interpretasi cemerlang tetapi kegunaan itu bergantung pada
penerimaan pasien. Jika pasien tidak sadar akan perilakunya, interpretasi biasanya
kontraproduktif. Ia akan merasa dikritik dan salah paham, dan membela diri terhadap seperti
tuduhan, mengakibatkan hubungan menjadi rusak. Pasien dengan waham penindasan,
seperti contoh, mungkin menyebabkan putusnya wawancara. Ia mungkin berpikir bahwa
anda membaca pikirannya dan mengendalikan dia. Bukannya merasa paham, ia merasa
dimanipulasi dan berjalan keluar. Oleh karena itu, penting untuk mengevaluasi
kecenderungan penindasannya (waham pasien) sebelum anda berusaha untuk menggunakan
penafsiran.
Penafsiran berguna pada pasien yang tidak setingkat dengan anda, atau susah untuk
mengekspresikan pikirannya dan perasaannya. Digunakan untuk membuat pasien lebih
terlibat dan membuat pasien menyadari dan memahami sikap dan persepsinya, dan untuk
menggali proses wawancara dan penanganannya.
Hopkinson et al. (1981) menemukan bahwa interpretasi yang dilakukan oleh dokter
diikuti 44% waktu dari ekspresi emosional pasien. Jika dokter mengawali interpretasinya
dengan mengekspresikan perasaanya sendiri, pasien merespon 75% dari interpretasinya; jika
dia tidak melakukannya, hasil yang didapatnya hanya 26%. Dokter butuh menafsirkan
pertahanan ego pasien secara jelas dan secara tegas. Ia harus memastikan bahwa pasien siap
untuk mendengarkan tafsirannya dan memanfaatkannya.
Penafsiran akan diperlihatkan pada mekanisme pertahanan ego proyeksi. Disaat yang
bersamaan, tiga komponen dari mekanisme pertahanan ego (lihat diatas) diilustrasikan:
perilaku yang dapat diamati, impuls bawah sadar atau niat, dan perilaku pasien yang
terhubung dengan keduanya.
Joan, mahasiswa hukum Afrika-Amerika yang berumur 28 tahun, memasuki ruang
wawancara dan, setelah percakapan pengantar, ia bertanya:
1.

P: Mengapa dokter menatap saya seperti itu? Itu membuat saya merasa seperti
jika saya telanjang.
I:

2.

Apa maksud anda?

P: Cara dokter melihat saya . . .

Tidak menyadari dalam menatap pasien dengan cara tertentu, dokter curiga bahwa
pasien memiliki gangguan persepsi yang dapat menjelaskan ideas of reference (pertama,

kompenen yang dapat diamati pada mekanisme pertahanan). Ia memustuskan untuk


menyelidiki niat yang tidak disadarinya (komponen kedua dalam mekanisme pertahanan).
1.

I:

Apakah anda merasa orang lain melihat anda dengan cara seperti itu juga?

P: Beberapa orang begitu. Ketika saya berjalan menuju rumah dari kampus.
2.

I:

Orang tertentu?

P: Baik, salah satu guru saya. Namanya adalah Raoul dan dia berasal dari
Amerika Selatan. Dia melihat saya seperti itu saat dikelas.
3.

I:

Apakah dia pernah mengatakan sesuatu yang bersifat pribadi dengan anda?

P: Saya malu membicarakannya.


4.

I:

Kita berdua mungkin akan belajar sesuatu yang penting tentang anda, jika kita
dapat memahami rasa malu mu.

P: Jadi, saya berpikir dia adalah gurunya yang baik. Pernah sekali, saya tetap
tinggal setelah kuliah untuk menunjukkan salah satu puisi saya. Dia terlihat
nyaman berbicara denganku tentang puisi tersebut, kemudian membawanya
pulang.
5.

I:

Hmm.

P: Saya bertanya kepadanya jika saya dapat kembali setelah kuliah untuk
membicarakan lebih lanjut tentang puisi itu dan dia setuju.
6.

I:

Lalu?

7.

P: Saya datang kembali kepadanya dan dia menganalisa puisi saya. Saya sangat
senang bahwa saya bertanya kepadanya apakah saya dapat bertemu dengannya.
Dia mellihat saya dan saya merasa bersemangat kemudian saya membuka
mantel saya. Saya setengah telanjang (bagian bawah). Dia menatap saya
dengan mengkedipkan kedua matanya sambil senyum dan berkata : Joan, saya
adalah gurumu dan saya sudah menikah. Apakah kamu mengerti? Saya tidak
ingin kamu merasa sedih tentang itu. Saya tersanjung jika kamu merasakan apa
yang saya rasa.

8.

I:

Jadi dia mengerti.

P: Saya sangat malu kemudian saya berlari keluar.

Komponen kedua dari mekanisme pertahanan, muncul niat birahi. Dokter


menyimpulkan bahwa pasien mungkin memiliki perasaan yang sama terhadap gurunya. Dia
berusaha untuk membuat hubungan antara perilaku terbukanya dan niatnyakomponen
ketigayaitu pasien memproyeksikan niatnya kepada dokter, sehingga dia merasa terhindar
dari tanggung jawab untuk keinginan erotisnya sendiri.
1.

I:

Anda terlihat gembira ketika kamu membicarakan tentang Raoul.

P: Saya sangat malu.


2.

I:

Apakah anda ingat bagaimana kita sampai pada hal ini?

P: Saya tidak mengerti apa yang dokter tanyakan?


3.

I:

Apakah anda ingat bagaimana kita sampai membahas tentang Raoul?

P: Dokter membuat saya bingung. Saya tidak tahu apa maksud dokter.
4.

I:

Baiklah, anda bertanya kepada saya tentang cara saya melihatmu.

P: Hmm.
5.

I:

Dan tampaknya anda merasa bahwa cara saya melihatmu sama seperti yang
dilakukan Raoul.

P: Ya, saya kira begitu.


6.

I:

Mungkinkah anda melakukan hal yang sama kepadaku seperti yang kamu
lakukan kepada Raoul?

P: Oh tidak, itu omong kosong. Dokter segera buat kesimpulannya dan itu benarbenar membuat ku marah. Anda adalah dokter saya. Saya menghargai anda
sebagai dokter saya. Tapi saya tidak merasakan apa-apa lagi terhadap dokter.
Saya menyukai dokter, tetapi tidak seperti itu.
Perlawanan pasien terhadap penafsiran sudah jelas. Tanpa bukti yang menguatkan
dia, asumsi proyeksi tetap dapat disimpulkan. Dokter berusaha untuk membuat pemikiran
erotis lebih bisa diterima oleh Joan, sehingga membuat proyeksinya kurang diperlukan.
1.

I:

Jadi anda benar-benar tidak peduli terhadap pemikiran yang anda miliki?
Sebenarnya apa yang membuat hal tersbut begitu buruk?

P: Anda adalah dokter saya. Dan saya juga memiliki pacar. Dia benar-benar
seperti seorang tunangan.
2.

I:

Saya tidak mengerti. Apa yang kamu maksud seperti seorang tunangan?

P: Jadi, ibu saya ingin kami tinggal bersama.


3.

I:

Bagaimana denganmu?

P: Ya, dia sangat baik, tetapi dia lebih tua dan dia belum mendapatkan pendidikan
dan dia sangat cemburu.
4.

I:

Jadi, jika anda melihat laki-laki lain, anda seperti menghianatinya dan juga
menentang keinginan ibumu?

P: Sekarang dokter berbicara seperti psikolog saya.


5.

I:

Ya, saya mencoba untuk mengerti perasaanmu dan kenapa anda sangat malu
dengan Raoul. Juga mengapa anda merasa malu ketika orang lain melihatmu
dengan cara tertentu.

P: Menurut dokter saya begitu?


6.

I:

Hmm.

P: Dokter mengira saya malu terhadap keinginan saya?


7.

I:

Ya, dan itulah sebabnya anda mencocokkan mereka kepadaku

P: Dokter memulainya lagi [tertawa]. Mungkin, dokter benar. Menurutmu itulah


mengapa saya memiliki serangan panic tersebut dan mengapa saya merasa
tidak nyaman ketika saya berjalan pulang atau ketika saya sedang berada di
restoran?
8.

I:

Bagaimana menurutmu? [diam sejenak] Pasien dengan serangan panik dan


agrofobia kadang-kadang merasa bahwa orang yang melihatnya dengan
pandangan seksual, dan itu sering terjadi pada perasaan sexualnya sendiri yang
membuat mereka berpikiran seperti itu. Tetapi ini hanyalah bagian dari
perasaan paniknya, bukan penyebabnya. Bahkan jika kita berbicara tentang
perasaan sexual ini berjam-jam, dan bahkan ketika kamu menjadi nyaman
dengan menjelaskan perasaan ini kepada saya, kamu akan tetap memiliki
serangan panikmu dan tetap merasa cemas di restoran. Tapi kamu mungkin
menemukan pemikiran yang berbeda terhadap serangan panikmu.A

Ada empat aspek penafsiran : pemilihan waktu, sudut pandang, cakupan, dan dampak kepada
pasien.
Pemilihan waktu: Waktu yang tepat dari penafsiran biasanya mudah untuk dinilai. Ketika
pasien menjadi penasaran tentang perilakunya, dia siap memeriksa artinya sendiri.

Bill, mahasiswa biologi berumur 23 tahun, membicarakan tentang hubungannya dengan


orang tuanya dan atasannya.
1.

I:

Anda memberitahu saya bahwa anda masih tinggal dirumah

P: Tidak juga. Jadi seperti ini: saya tinggal serumah dengan orang tua saya.
2.

I:

Apa maksud anda?

P: Maksudnya, saya berbagi tempat dengan mereka, tapi saya bersama mereka
sudah lama.
3.

I:

Maksud anda, anda tidak bisa tinggal bersama dengan orang tuamu?

P: Mereka adalah borjuis yang berpikiran sempit


4.

I:

Jadi kehidupan socialmu bukan di rumah.

P: Ya, bukan.
5.

I:

Bagaimana dengan kehidupan di tempat kerjamu?

P: Atasan saya adalah orang yang sangat bodoh. Dia tidak dapat melihat apa yang
ada dibuku produk khas dari kampus America.
6.

I:

Apakah anda memiliki pengalaman yang lebih baik saat SMA?

P: Saya selalu tampak seperti orang bodoh.


7.

I:

Bagaimana anda melewati perkuliahan? Apakah anda memiliki beasiswa?

P: Saya kehilangan beasiswa mengajar saya. John G. mengatakan kepadaku saya


tidak melakukan apa yang seharusnya saya lakukan. Masa bodoh dengan itu,
sudah tidak sepantasnya juga. Tetapi, sejauh ini, saya telah menghasilkan
beberapa uang dari memprogram komputer.
8.

I:

Sejauh ini?

P: Saya tidak tahu jika saya masih memiliki pekerjaan itu. Saya melakukan
programan permainan untuk seorang pelatih sepakbola, tetapi pria ini sangat
otoriter, dia hanya ingin mendapatkan dengan caranya sendiri.
9.

I:

Apakah anda pernah bermain bola?

P: Bukan. Saya dulunya di grup renang.

10.

I:

Jadi anda tidak berolahraga renang lagi?

P: Pelatih mengeluarkan saya. Saya berada di ruang loker yang seharusnya saya
ada di kolam pada saat itu. Seseorang kehilangan uang 50$ setelah latihan.
Pelatih sangat marah kepadaku karena saya tidak mengikuti aturannya.
11.

I:

[tertawa].

P: Peraturannya sangat bodoh. Saya Cuma mau mengambil obat dari loker saya
dan ini membuatku jengkel.
12.

I:

[tertawa lagi].

P: Dokter tertawa lagi. Saya harus menemukan pengacau ini.


13.

I:

Hmm.

P: Apa itu yang dokter pikirkan? Dokter harus berpikir orang ini tidak dapat
bersama dengan pelatih renangnya, pelatih sepakbola, atau dengan gurunya.
14.

I:

Dan dengan orang tua borjuisnya.

P: Saya melupakan itu. Anda harus berpikir saya tidak dapat bersama dengan
siapapun. Dan itu benar. Saya lepas kendali untuk beberapa alasan. Saya heran
apa yang membuat saya begini?
15.

I:

Otoriter . . . guru . . . pelatih . . . orang tua

P: Hmm, tampaknya seperti itu . . . Hmm.


16.

I:

Apa kah seperti itu ?

P: Saya rasa seperti ingin selalu memukul sesuatu.

Dokter terlebih dulu menghadapi pasien dengan keadaan yang umum yang
terjadi pada keadaan yang berbeda-beda (Q. 3, 5, 7, 8, 10). Pasien menyadari
kemiripan keadaan ini dengan yang lain (Q. 13). Ia mulai bertanya-tanya tentang
dirinya dengan mengangkat pertanyaan tentang kebiasaannya (Q. 14). Inilah
waktunya untuk mencoba menafsirkan penolakan pasien terhadap bentuk kekuasaan
(Q. 15). Kemudain dia dapat melanjutkan berbicara tentang kesulitan dalam
mengikuti aturan, dan kemungkinan perasaan dendam dan keinginan balas dendam
(sebagaimana terlihat pada pasien dengan kecenderungan sosiopatik). Contoh ini
menunjukkan aturan penentuan waktu. Buat sebuah penafsiran ketika pasien

mengenali kebiasaannya sebagai pengganggu dan mulai bertanya-tanya tentang


artinya.
Sudut Pandang: Cara anda menyampaikan sebuah penafsiran sangatlah penting.
Penafsiran bisa saja berasal dari dirimu maupun titik keuntungan pasien. Dengan
sebuah penafsiran dari sudut pandang dokter, pasien bisa saja merasa dikritik,
terganggu, marah dan terdorong untuk menolak. Sebuah penafsiran yang berasal dari
sudut pandang pasien lebih mudah untuk diterima asalkan hal ini benar. Sebagai
contoh:
Leslie, wanita kulit putih berusia 38 tahun, baru saja bercerai dari pria seumurannya,
dilaporkan memiliki kecenderungan untuk berkencan dengan pria berusia lima puluhtahunan atau lebih.
Sudut pandang dokter:
1.

I: Anda sedang bermain/diarahkan pada keadaan dorongan seksual yang


semula diarahkan/ditujukan terhadap ayahmu
P: (menjadi gelisah) Saya tidak pernah memiliki perasaan seksual terhadap
ayahku, tetapi saya memilikinya terhadap orang ini. Mereka membuatku
seperti itu

Sudut pandang pasien:


1.

I: Pasti ada sesuatu tentang lelaki tua ini yang membuatmu nyaman,
Leslie.
P: (berhenti sejenak) Saya merasa lebih diinginkan. Saya merasa tidak
harus bersaing sepanjang waku dengan wanita lain

2.

I: Anda merasa diterima, dan tidak ada ancama terhadap penerimaan ini.
P: Benar, ini menenangkanku. Saya dapat menanggapi tanpa perasaan
bahwa saya diambil. Saya mempercayai bahwa inilah maksud pria
sebenarnya. Saya merasa lebih dapat mempercayainya daripada pria
yang lebih muda.

3.

I: Bagaimana dengan wanita lain?


P: Saya merasa terdepan. Saya merasa pada baris depan.

4.

I: Sa, saya melihatnya. Perasaan ini pasti seperti menjadi orang yang
disayang.
P: (terkejut) Dokter benar. Hal itu menimpaku..seperti anak kesayangan
ayah

5.

I: Tidakkah anda pernah mengatakan kepadaku bahwa sepertinya ayahmu


menyukaimu lebih dari saudari dan saudaramu?
P: Itu benar. Tapi saya tidak bermaksud mengatakan bahwa itulah alasanku
menyukai pria yang lebih tua.

6.

I: Saya tahu dan bukan maksud saya sebenarnya. Tapi anda merasa
nyaman dengannya. Anda tahu dia bermaksud baik. Dia mencintaim.
P: Dia sungguh menyukaiku.

7.

I: Dan tidak hanya mencoba membawamu tidur dengannya.


P: Benar sekali.

Pasien bertanya-tanya tentang kenapa fokus perhatiannya pada pria yang lebih
tua. Dia siap untuk menggali alasan tentang perasaannya, dimana hal ini dibernarkan
melalui pendekatan penafsiran. Penafsiran berhasil karena hal ini berfokus pada
elemen-elemen dalam hubungan dengan ayahnya dimana sangat dekat terhadap
kepeduliannya (anak kesayangan ayah). Hal ini memberikan kesempatan padanya
untuk mengenali keuntungannya secara emosional dalam memilih pria yang lebih tua
setelah perceraian yang menyakitkan.
Cakupan: sebuah penafsiran dapat dibuat mengenai mengenai perhatian yang sempit,
seperti sebuah kebiasaan tersembunyi, atau masalah yang lebih besar, seperti gaya
hidup dan pola hidup. Penafsiran dalam cakupan yang lebih luas mungkin dapat
merusak penghargaan diri sendiri pasien dan hubunganmu dengannya.
Penafsiran yang diartikan secara sempit digunakan terhadap Karen, wanita 42 tahun,
mengalami depresi, wanita kulit putih yang membicarakan dietnya. Ia mengelak
adanya disforia, obsesi dan kompilsif.
1.

I: Bagaimana biasanya perasaanmu?


P: Saya baik-baik saja. Saya merasa hebat dan bangga dapat turun dari 142
pounds ke 118 pounds.

2.
3.

4.
5.
6.

7.
8.

I:
P:
I:
P:

I:
P:
I:
P:
I:
P:
I:
P:
I:
P:

9.

I:
P:

10.

I:
P:
I:

11.

P:

Jadi anda sedang diet?


Ya, saya sangat memperhatikan asupan kaloriku.
Bagaimana cara anda melakukannya?
saya minum kopi di pagi hari dan makan siang sebuah hamburger
setengah masak tanpa roti, tapi dengan selada. Saya makan steak untuk
makan malam. Kadang saya merasa sangat lapar sehingga saya makan
sekotak es krim. Setelah itu saya merasa depresi dan bersalah karena ini.
Saya juga mencoba untuk keras dengan kebiasaan merokok.
Apa maksud anda?
Sebelum saya menghisap rokok, saya harus mencuci tangan.
Bisakah anda memberitahuku kenapa anda melakukannya?
Ini hanya kebiasaan. Saya suka tangan yang bersih saat merokok.
Maksudnya anda takut ada kotoran pada tanganmu?
Tidak, tapi saya membuat sarapan pagi dan makan siang untuk anakanak.
Dan anda berpikir sisa makanan masih ada di tanganmu?
Ya, tanganku masih berminyak. Lemak memiliki banyak kalori.
Tapi, kenapa anda mencuci tangan sebelum merokok?
Saya tidak pernah yakin apakah saya sudah benar-benar memcuci tangan
sebelumnya.
Jadi anda masih berpikir ada kalori yang menempel di tanganmu?
(diam) Saya mungkin menyimpannya dalam badan tanpa sengaja dari
rokok.
Jadi pikiran itu mengganggumu?
Saya merasa sangat bodoh.
Ini terdengar sepertinya bahwa kalori seperti bakteri, mereka melukaimu
saat masuk dalam tubuh.
Tidak. Saya pikir.. kalori seperti racun, itu membuatmu gemuk.

Dari wawancara ini, penafsiran singkat dalam bentuk pertanyaan (Q. 6, 7, 9)


membantu mengungkap pemikiran obsesi dan kompulsif. Perbandingan (Q 10)
membantu pasien menyadari penolakannya terhadap topik ini.
Penafsiran dalam cakupan yang luas digunakan untuk membuat Janet, 28
tahun, putih, sorang perawat yang belum menikah, mengetahui tentang bagaimana
perubahan perasaan telah mempengaruhi pilihannya tentang rekan kerja, dan tidak
jarang menyebabkan perpecahan hubungan tersebut. Titik utama pewawancara adalah
tentang bagaimana ia memilih pasangan bercintanya (seringkali seseorang dengan
gangguan kepribadian antisosial, pengguna alkohol, atau masalah lain yang
berhubungan dengan penyalahgunaan zat kimia) selama episode maniknya dan

menjadi jijik dengan perilaku tidak bertanggung jawab mereka selama episode
depresi.
1. I: Bagaiman keadaannya sekarang Janet? Masihkah anda dengan Bob?
P: Ya, tetapi tidak berjalan baik. Musim panas lalu, saya meminta Bob
untuk pindah denganku, ini sangat luar biasa. Kami bersenang-senang
bersama dan saya sangat menikmati bercinta dengannya. Dan sekarang
saya tidak tahu apa yang terjadi. Saya marah padanya.
2.
I: Apa yang membuatmu marah?
P: Dia tidak bekerja. Dai bahkan terlihat tidak menginginkan pekerjaan
3.
I: Hmm.
P: Dia mulai minum-minum di pagi hari dan menggunakan uangku.
4.
I: Anda benar-benar terlihat sangat sakit hati dan marah
P: Ini membuatku lelah. Saya bangun kesiangan, saya tidak menyelesaikan
pekerjaanku, dimana saya tidak biasanya seperti ini.
5.
I: Saya ingat saat anda bekerja dua shift malam musim panas lalu
P: Saya tidak pernah kehilangan tenaga. Bahkan ketika dishitf keduaku,
saya ebih cepat dari orang lain. Tidak menggangguku ketika Bob seperti
waktu itu. Semua sangat menyenangkan dan sekarang itu menjemukkan.
Saya tidak habis pikir seseorang seharusnya tidak menggantungkan
hidupnya seperti itu, hidup dari seorang wanita, dan menjadi sangat
malas untuk melakukan sesuatu.
6.
I: Baik, sesuatu telah berubah padamu.
P: Ya, saya depresi lagi.
7.
I: Itu benar: musim panas lalu kau dapat kegembiraanmu. Anda lebih
berorientasi pada kesenangan. Hidup dalam kesenangan seperti itu jauh
lebih penting untukmu daripada memiliki pasangan yang bertanggung
jawab.
P: Benar sekali.
8.
I: Dan anda melakukan hal yang sama setahun sebelumnya bersama Frank.
Anda mulai tinggal dengannya bulan agustus, memiliki waktu yang luar
biasa, kemudian anda kecewa pada musim semi ketika dia tidak mau
bekerja, hanya ingin berpesta.
P: Ya, terdengar seperti hal yang sama.
9.
I: Ketika anda pada puncak kegembiraan anda seperti anak kecil, dimana
kesenangan tertulis dalam huruf capital. Dan ketika anda terjatuh, anda
menaikkan jarimu seperti orang tua. Anda melihat hal yang salah pada
pasanganmu yang bertingkah seperti anak kecil pencari kesenangan.
P: Ya, itulah yang terjadi.

Awalnya, pewawancara mendorong pasien untuk menceritakan kisahnya dan


menyuarakan kekesalannya (Q 1-5). Kemudian dia memulai untuk menafsirkan
hubungannya dengan Bob (Q. 6). Karena adanya respon awal yang positif dari pasien
(A. 6, 7), dokter melanjutkan dengan penafsirannya, dimana pasien telah
menerimanya.
Dampak pada pasien: penafsiran memiliki dampak emosional bagi pasien. Dia
mungkin mendapat kesadaran baru terhadap keadaannya dan merasa kewalahan.
Angela, 46 tahun, wanita berkulit putih. Dia sadar bahwa dirinya mendapatkan
kekerasan verbal dan fisik dari suaminya yang pemabuk karena perasaan bersalah dan
ketidak-bergunaannya ketika depresi. Pasien baru saja meninggalkan suaminya dan
mulai bekerja. Dalam kebencian pada kekerasan masa lalu, dia masih merasa ada
daya tarik seksual yang kuat padanya. Pewawancara menggunakan cara pengulangan,
perbandingan dan penafsiran untuk menjelaskan perasaanya.
1.
2.
3.

4.

5.
6.

7.

I: Dimana anda berada bersama suamimu, Angela?


P: Ketika Phil mabuk, dia menjadi sangat buruk. Terakhir dia mengambil
lampu dan memukulkan pada kepalaku. Tulang kepalaku retak.
I: Jadi dia sangat kasar?
P: Di lain waktu, dia bisa sangat lembut.
I: Hmm jadi dia memiliki sisi yang lain.
P: Biasanya dia sangat buruk. Saya tidak bisa bertahan lagi. Saya
seharusnya meninggkalkan dia 2 tahun lalu saat dia memukulku dengan
lampu.
I: Yang ingin anda katakan adalah anda membuang-buang waktumu
selama 2 tahun terakhir?
P: Setelah sebuah pertengkaran, dia dapat merapikan dan menjadi
penyayang.
I: Jadi, secara psikis anda masih tertarik denganya.
P: Ya, tapi itu tidak memperbaiki tentang keburukan dan kekasarannya.
Ketika perasaanmu tersakiti, hal itu mempengaruhi semuanya.
I: Itulah kenapa akhirnya anda meninggalkannya, karena dia bukan orang
yang berharga lagi?
P: Ya, tapi saya membuat kesalahan. Sebelum saya pergi seharunya saya
merayunya dan bercinta dengannya. Kemudian seharusnya saya
berkata,sekarang
saya
melaluimu.
Sekarang
saya
akan
meninggalkanmu.
I: Ketika anda menceritakan tentang keburukan suamimu dan saya setuju
denganmu, anda kembali dan memujinya.
P: Iyakah?

8.

I: Saya pikir anda masih mencintainya.


P: (menangis) Tapi cinta ini menghancurkanku dan jauh di dalam itu saya
tahu bahwa saya melakukan hal yang benar, tapi sekarang saya merasa
sangat kesepian.

Penafsiran (Q. 8) membimbing pewawancara pergi melewati kebimbangan pasien,


dimana menghalangi penilaian terhadap perasaanya meninggalkan suami. Akhirnya
pasien mengaku melakukan hal yang benar tetapi dia merasa kesepian.
Wawancara ini menunjukkan bagaimana sebuat pen afsiran dapat membuat pasien
kewalahan. Pewawancara yang kompeten harus menjawab pertanyaan ini:
dapatkah pasien mencerna sebuah penafsiran pada saat ini?
Mencerahkan pasien, meringkas kebiasaannya untuk dirinya dan memberikan
pandangan dan pemahaman tentang tujuan dari wawancara psikodinamik. Tapi anda
juga hanya dapat membebaninya sebanyak yang bisa dia bawa selama beberapa saat
atau dia tidakakan kembali.

Anda mungkin juga menyukai