Anda di halaman 1dari 18

TANAMAN

HIDROPONIK
Nama kelompok :
Firdaus
Maida Rindi
Muhammad Abrar T.
Rianita

Hidroponik (latin; hydro = air; ponos =


kerja) adalah suatu metode bercocok tanam
tanpa
menggunakan
media
tanah,
melainkan dengan menggunakan larutan
mineral bernutrisi atau bahan lainnya yang
mengandung unsur hara seperti sabut
kelapa, serat mineral, pasir, pecahan batu
bata, serbuk kayu, dan lain-lain sebagai
pengganti media tanah.

Penemu dari metode hidroponik ini adalah


DR.WF.Gericke.beliau adalah seorang
agronomis dari Universitas California, USA.
Saat ini beliau berhasil menanam tomat
setinggi 3 meter yang penuh buah dan
ditanam di dalam bak yang berisi mineral
hasil uji cobanya.

Jenis-jenis tanaman yang dapat ditanam


secara hidroponik
1.Tanaman holtikultur:
sawi,kangkung, strawberi dan lain-lain
2.Sayuran : sawi, tomat, wortel, brokoli,
cabai, seledri, bawang putih, bawang
merah, bawang daun, selada, dan terong.
3.Buah : melon, mentimun, semangka,
strawberi, tomat, dan paprika.
4.Tanaman hias : krisan, anggrek,
kaladium dan kaktus.

Hidroponik, menurut Savage (1985),


berdasarkan sistem irigasisnya dikelompokkan
menjadi:
(1) Sistem terbuka dimana larutan hara tidak
digunakan kembali, misalnya pada hidroponik
dengan penggunaan irigasi tetes drip irrigation
atau trickle irrigation,
(2) (2) Sistem tertutup, dimana larutan hara
dimanfaatkan kembali dengan cara resirkulasi.
Sedangkan berdasarkan penggunaan media
atau substrat dapat dikelompokkan menjadi
(3) Substrate System dan
(4) BareRoot System.

1. Substrate System
Substrate system atau sistem substrat adalah sistem
hidroponik yang menggunakan media tanam untuk
membantu pertumbuhan tanaman. Sitem ini meliputi:
a. Sand Culture
Biasa juga disebut Sandponics adalah budidaya
tanaman dalam media pasir.
b. Gravel Culture
Gravel Culture adalah budidaya tanaman secara
hidroponik menggunakan gravel sebagai media
pendukung sistem perakaran tanaman. Metode ini
sangat populer sebelum perang dunia ke 2. Kolam
memanjang sebagai bedengan diisi dengan batu gravel,
secara periodik diisi dengan larutan hara yang dapat
digunakan kembali, atau menggunakan irigasi tetes.

c. Rockwool
Adalah nama komersial
media tanaman utama yang
telah dikembangkan dalam
sistem budidaya tanaman
tanpa tanah. Bahan ini
besarsal dari bahan batu
Basalt yang bersifat Inert
yang dipanaskan sampai
mencair, kemudian cairan
tersebut di spin (diputar)
seperti membuat aromanis
sehingga menjadi benangbenang yang kemudian
dipadatkan seperti kain
wool yang terbuat dari
rock.

d. Bag Culture
Bag culture adalah budidaya tanaman tanpa tanah
menggunakan kantong plastik (polybag) yang diisi dengan
media tanam. Berbagai media tanam dapat dipakai seperti
: serbuk gergaji, kulit kayu, vermikulit, perlit, dan arang
sekam. Irigasi tetes biasanya digunakan dalam sistem ini.
Sistem bag culture ini disarankan digunakan bagi pemula
dalam mempelajari teknologi hidroponik, sebab sistem ini
tidak beresiko tinggi dalam budidaya tanaman.

2. Bare Root System


Bare Root system atau sistem akar
telanjang adalah sistem hidroponik yang
tidak menggunakan media tanam untuk
membantu pertumbuhan tanaman,
meskipun block rockwool biasanya dipakai
diawal pertanaman. Contohnya adalah
sistem aeroponics.

Aeroponics
Aeroponics adalah sistem
hidroponik tanpa media
tanam, namun
menggunakan kabut
larutan hara yang kaya
oksigen dan disemprotkan
pada zona perakaran
tanaman. Perakaran
tanaman diletakkan
menggantung di udara
dalam kondisi gelap, dan
secara periodik
disemprotkan larutan hara.
Teknologi ini memerlukan
ketergantungan terhadap
ketersediaan energi listrik
yang lebih besar.

Pelaksanaan hidroponik
system Bag Culture
a. Persiapan media semai
Sebelum melakukan persemaian, campuran media semai
diaduk dahulu secara merata.
b.Persemaian tanaman
Benih yang telah tercampur dengan pasir ditebarkan di
atas permukaan media semai secara merata, kemudian
ditutup dengan media semai tipis-tipis (3-5 mm).
Setelah itu permukaan wadah semai ditutup dengan
kertas tisu yang telah dibasahi dengan handsprayer.
Wadah semai sebaiknya dikenakan sinar matahari tiap
pagi selama 1-2 jam agar perkecambahan tumbuh
dengan baik dan sehat. Setelah benih mulai
berkecambah, kertas tisu dibuang.

Perlakuan semai
Bibit kecil yang telah berkecambah di dalam
wadah semai perlu disirami dengan air biasa.
Penyiraman jangan berlebih, karena dapat
menyebabkan serangan penyakit busuk.

Pembibitan
Setalah bibit berumur 15-17 hari (bibit yang
berasal dari benih kecil) perlu dipindahkan dari
wadah semai ke pot/polybag pembibitan agar
dapat tumbuh dengan baik.

Transplanting/pindah tanam
Setelah wadah tanam siap dan dibuatkan
lubang tanam dengan media arang sekam,
maka transplanting siap dilakukan. Caranya
adalah dengan mencabut kecambah di
wadah semai (umur 3-4 minggu setelah
semai) secara hati-hati dengan tangan agar
akar tidak rusak kemudian tanam pada
lubang tanam yang telah dibuat pada
pot/polybag pembibitan.

Penyiraman

Penyiraman dilakukan secara kontinu. Jenis dan cara penyiraman adalah


sebagai berikut:
1.Penyiraman manual
Penyiraman dilakukan dengan handsprayer, gembor/emprat atau gayung.
Cara penyiramannya adalah sebagai berikut :
-Pada masa persemaian
Penyiraman dilakukan dengan gembor dilakukan sebanyak 5-6 kali sehari
dan ditambahkan larutan encer hara.

-Pada masa pertumbuhan dan produksi


Penyiraman dilakukan dengan memberikan larutan encer hara setiap
harinya.

2.Penyiraman otomatis
Penyiraman dapat dilakukan dengan Sprinkle Irrigation System dan Drip
Irrigation System, yaitu sistem penyiraman semprot dan tetes .Sumber
tenaga berasal dari pompa.

Gambar .proses pewiwilan pada hidroponik


tomat dengan sistem bag culture dengan
media arang sekam dan irigasi tetes

Panen dan pasca panen


tanaman hidroponik
1.Pemanenan
Dalam pemanenan perlu diperhatikan cara pengambilan buah/ hasil
panen agar diperoleh mutu yang baik, misalnya dengan menggunakan
alat bantu pisau atau gunting panen. Cara panen yang benar dan hatihati akan mencegah kerusakan tanaman yang dapat mengganggu
produksi berikutnya.
2.Penanganan pasca panen
Pemasaran produk hasil budidaya hidroponik sangat dipengaruhi oleh
perlakuan pasca panen. Standar harga penjualan produksi tergantung
dari menarik atau tidaknya produk yang dihasilkan, terutama dilihat
dari penampilan produk (bentuk, warna, dan ukuran). Perlakuan pasca
panen sangat penting karena kualitas produk tidak semata-mata dari
hasil produksi saja, melainkan sangat tegantung dan ditentukan oleh
penanganan pasca panen, kemasan, sistem penyusunan, metode
pengangkutam maupun selektivitas produk. Kerusakan produk dapat
dikurangi dengan penanganan pasca panen yang tepat sehingga
diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah pada produk yang dijual.

Kelebihan dan kelemahan tanaman


hidroponik
Kelebihan tanaman hidroponik yaitu :
1.Penggunaan lahan lebih efisien
2.Produksi tanaman tanpa media tanah
3.Tidak ada resiko untuk penanaman terus menerus sepanjang tahun
4.Kuantitas dan kualitas produksi lebih tinggi dan bersih
5.Penggunaan pupuk dan air lebih efisien
6.Periode tanam lebih pendek
7.Pengendalian hama dan penyakit lebih mudah.
8.Tenga kerja yang diperlukan lebih sedikit.

Kelemahan tanaman hidroponik yaitu :


1.Membutuhkan modal yang besar
3.Jumlah asupan nutrisi yang sangat terbatas akan menyebabkan
palayuan tanaman yang cepat dan stress yang serius.
4.ketersediaan dan pemeliharaan perangkat hidroponik agak sulit,
5.memerlukan keterampilan khusus

Anda mungkin juga menyukai