Anda di halaman 1dari 17

ORIENTASI BARU PSIKOLOGI PENDIDIKAN

DisusununtukMemenuhiTugasOrientasiBaruPsikologiPendidikan
DosenPengampu: Dr. Anton Noornia, M.Pd.

Disusunoleh :

AnggiRahmani
(3136159259)

HadiSutiawan
(3136159247)

HafsahAdha Diana
(3136159256)

Muhammad Rayhan
(3136159260)

PROGRAM PASCASARJANA PENDIDIKAN MATEMATIKA


JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2015

PEMBAHASAN
A. Sekolah 1
1. Karakteristik Sekolah 1
Salah satu Sekolah Menengah Pertama Negeri sebut saja SMP Negeri 1
Bulan merupakan sekolah yang terletak di Kabupaten Serang, Banten. Sekolah ini
mempunyai akreditasi B. Fasilitas disekolah tersebut sudah bisa dikatakan cukup
lengkap. Diantaranya lab komputer, lab bahasa, lab IPA, perpustakaan, musholla,
lapangan bola, lapangan basket, lapangan voli, dan ruang UKS. Sekolah ini
mempunyai 861 siswa. Kelas VII, VIII, IX masing-masing terdapat 9 kelas. Setiap
kelas biasanya terdiri dari 30 sampai 32 siswa. Ruang belajar atau kelas terlihat
cukup nyaman, dengan semua lantai keramik, cat dinding dengan warna cerah
(hijau muda), jendela yang berfungsi dengan baik untuk sirkulasi udara, serta meja
dan bangku yang masih layak digunakan. Tenaga Pengajar (guru) di SMP tersebut
berjumlah 43 orang ditambah dengan Staff Tata Usaha berjumlah 9 orang. Hampir
keseluruhan, semua guru sudah mempunyai gelar Sarjana. Hanya ada beberapa
guru yang tidak mempunyai gelar Sarjana. Untuk guru mata pelajaran matematika
ada 5 orang. Sebagian siswanya merupakan kalangan ekonomi menengah
kebawah.

2. Deskripsi Siswa 1
Salah satu murid perempuan kelas IX dari SMP Negeri 1 Bulan sebut saja
Mawar merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Mawar tinggal bersama
dengan kedua orang tuanya didaerah yang tidak jauh lokasinya dari sekolah.
Pekerjaan ayahnya seorang wiraswasta dan ibundanya seorang ibu rumah tangga.
Dia sekarang berumur 15 tahun. Mawar memiliki hobi bermain basket dan
menari. Mawar termasuk anak yang memiliki kemampuan sedang didalam kelas.
Mawar cenderung lebih menyukai mata pelajaran eksak seperti IPA, tetapi tidak
untuk mata pelajaran matematika.
Dari wawancara dengan Mawar, menurutnya matematika sangatlah
memusingkan, terlalu banyak rumus, dan sulit dimengerti. Pada saat belajar

Orientasi Baru Psikologi Pendidikan | 1

matematika dikelas, mawar temasuk siswa yang kurang aktif. Jika diberi
pertanyaan oleh guru, dia tidak pernah menjawab pertanyaan dari guru. Serta jika
guru memberikan kesempatan untuk bertanya, mawar malu-malu untuk bertanya
sehingga dia lebih memilih untuk diam dalam ketidakpahamannya. Menurutnya,
lebih berani bertanya ke teman dari pada guru. Tapi dalam kerja kelompok mawar
termasuk anak yang aktif dalam diskusi. Dia selalu berbagi pengetahuannya
kepada teman yang kurang mangerti dan bertanya kepada temannya yang lebih
pandai jika dia sendiri yang kurang mengerti. Diluar sekolah sebenarnya dia ingin
mengikuti belajar tambahan di suatu lembaga, tetapi karena terbentur masalah
biaya dia harus mengurungkan niatnya. Mawar mengaku jarang belajar
matematika dirumah. Peran dan perhatian orang tua pun dalam memperhatikan
dan bertanya apakah anaknya sudah belajar atau belum kurang dilakukan, bahkan
hampir tidak pernah dilakukan oleh orang tuanya. Jika ada tugas atau pekerjaan
rumah (PR) matematika, Mawar kadang-kadang mengerjakan. Dia mengerjakan
tugas matematika dirumah jika dia paham dengan materi yang diajarkan, tetapi
jika kurang paham dia lebih memilih mengerjakan tugas disekolah dengan cara
mencontek dari temannya.

3.

Hasil Tes Kemampuan Matematika Siswa 1


Soal tes yang berisi 2 soal tentang materi statistika, 1 soal tentang

persamaan garis, dan 1 soal tentang materi persamaan kuadrat diberikan kepada
Mawar. Dari 4 soal tersebut yang terjawab benar hanya 1 soal tentang statistika.
Padahal semua materi pada soal sudah dipelajari. Berikut soal dan jawaban siswa:

a.

Soal 1:
Nilai rata-rata ulangan matematika dari 13 orang siswa adalah 64.
Jika nilai seorang siswa bernama Firli digabungkan dengan kelompok
tersebut, maka nilai rata-ratanya menjadi 65. Tentukan nilai ulangan
matematika yang diperoleh Firli!

Orientasi Baru Psikologi Pendidikan | 2

Gambar 1. Jawaban Siswa 1 Nomer 1


Hasil akhir jawaban siswa tersebut kurang tepat. Jawaban yang tepat yaitu
nilai Firli = 78. Padahal dia sudah tahu rumus mencari nilai rata-rata yaitu jumlah
data dibagi banyaknya data. Hanya saja lupa menambahkan banyaknya data yang
seharusnya bukan 13 tetapi 14 karena ada seorang (firli) lagi ditambahkan ke
kelompok tersebut. Solusi dari masalah tersebut, salah satunya mereka melakukan
pengulangan atau mengingatkan kembali cara mencari nilai rata-rata. Dan
pastinya lebih banyak latihan soal-soal yang berkaitan dengan mencari nilai ratarata atau statistika.

b. Soal 2
Mean (rata-rata hitung) dari 17, 15, 20, m, 16, 15 adalah 16.
Tentukan nilai m!

Gambar 2. Jawaban Siswa 1 Nomer 2


Jawaban siswa sudah tepat. Mereka sudah tahu rumus mencari nilai ratarata yaitu jumlah data dibagi banyaknya data. Hanya saja dalam langkah-langkah
mencari nilai m belum sistematis. Mereka mencari nilai m dengan penalaran

Orientasi Baru Psikologi Pendidikan | 3

matematikanya. Mereka mencoba mencari tahu nilai m dengan cara bilangan


berapa yang jika ditambahkan dengan 83 hasilnya 96.

c.

Soal 3
Tentukan persamaan garis yang tegak lurus dengan garis 2 -5y -6= 0
dan melalui titik (1, 4)!

Gambar 3. Jawaban Siswa 1 Nomer 3


Solusi dari masalah tersebut yaitu mengingatkan kembali tentang materi
persamaan garis. Kita perlu menekankan pada siswa jika suatu garis yang memilki
a
persamaan ax + by + c = 0 maka gradien dari garis tersebut yaitu m1= . Jika
b

diminta suatu persamaan garis baru dan melalui titik (m,n) apabila:
Sejajar dengan garis ax + by + c = 0 maka gradien untuk persamaan garis
yang baru yaitu m2= m1
Tegak lurus dengan garis ax + by + c = 0 maka gradien untuk persamaan
garis yang baru yaitu m2. m1 = -1
Kemudian bentuk persamaan garis yang baru dengan rumus:
y n m2 ( x m) .

d. Soal 4
Tentukan himpunan penyelesaian dari persamaan 3x2 8x + 4 = 0 !

Orientasi Baru Psikologi Pendidikan | 4

Gambar 4. Jawaban Siswa 1 Nomer 4

4.

Solusi untuk Siswa 1


Solusi dari masalah tersebut

yaitu kita bisa mengajarkan dan

mengingatkan kepada siswa cara mencari akar persamaan kuadrat. Menyelesaikan


persamaan kuadrat bisa dengan memfaktorkan atau pun dengan melengkapkan
kuadrat sempurna. Untuk cara memfaktorkan kita bisa mengajarkan kepada
mereka bahwa persamaan kuadrat ax2 bx c 0 bisa ditempuh dengan langkah
coba-coba asalkan nilai koefisien a bernilai 1. Pertama, kita cari bilangan yang
jika ditambahkan: p q b . Kedua kita cari jika bilangan tersebut dikalikan
maka p.q c . Jika bilangan p dan q didapat maka kita dapat membuat faktornya
( x p)( x q) 0 . Maka kita lanjutkan dengan mencari nilai x yang membuat

faktor ( x p) dan ( x q) menjadi 0. Jika siswa masih merasa kesulitan bisa


langsung menggunakan rumus abc yaitu x

b b 2 4ac
.
2a

B. Sekolah 2
1. Karakteristik Sekolah 2
Penelitian ini dilakukan disebuah sekolah menengah pertama islam swasta
yang beralamatkan di Jl. Tb Suwandi Simpang Lima Ciracas No. 1A Lingkar
Selatan Kota Serang Banten. Sekolah ini merupakan lembaga pendidikan formal
yang fokus dan memiliki komitmen, memberikan nuansa warna yang berbeda
dengan sekolah pada umumnya dengan keselarasan kurikulum nasional, pondok

Orientasi Baru Psikologi Pendidikan | 5

pesantren dan global yang didukung dengan tenaga pengajar sesuai dengan
disiplin ilmu yang siap membimbing peserta didik dalam pembentukan karakter.
Visi sekolah ini adalah menjadikan generasi islami, berdaya saing tinggi dan
berwawasan global. Adapun misinya adalah memberdayakan peserta didik untuk
lebih mengenal, menghayati dan menerapkan akhlakul karimah dalam kehidupan
sehari-hari serta menjadikan insan yang beriman dan bertakwa, disiplin,
kompetensi, meningkatkan mutu dan pelayanan prima.

2. Deskripsi Siswa 2
Responden penelitian ini merupakan seorang peserta didik laki-laki kelas
IX C yang ketika ujian tengah semester lalu ia mendapatkan nilai 62, artinya nilai
tersebut masih dibawah nilai KKM. Anak kedua dari dua bersaudara ini lahir pada
tanggal 27 november 2000 dari keluarga yang sangat mendukung pendidikan,
ibundanya merupakan pengajar di salah satu perguruan tinggi swasta di Kota
Serang dan ayahnya adalah seorang Wiraswasta.
Kemampuan matematikanya tergolong menengah atau sedang, pasalnya ia
sendiri tidak begitu menyukai matematika dan tidak begitu memusingkan bila
mendapat nilai matematika dibawah nilai KKM disyukuri saja miss, dapat nilai
62 sudah bagus untuk saya katanya, adapun pelajaran yang ia sukai adalah IPS.
Tes yang diberikan pada responden berupa soal dan wawancara, soal tersebut
berjumlah 4 soal berisi tentang statistka yang sedang ia pelajari saat ini dan aljabar
serta persamaan garis lurus yang merupakan materi yang ia dapat di kelas VIII
tahun lalu.

3.

Hasil Tes Kemampuan Matematika Siswa 2


Hasil tes soal yang diberikan menunjukan ia dapat menjawab dengan baik

soal statistika, pasalnya 2 hari beturut-turut ia baru saja mendapat materi tersebut.
Adapun soal aljabar dan persamaan garis lurus tidak bisa ia jawab, karena sudah
lupa materinya. Jadi dari 4 soal yang diberikan, ia hanya mampu menjawab 2 soal.
Hasil wawancara menunjukan ia menganggap santai saja matematika, tetapi ia
sadar bahwa matematika sangat penting dipelajari karena merupakan ilmu yang

Orientasi Baru Psikologi Pendidikan | 6

jelas digunakan dalam kehidupan sehari-hari, ia menyebutkan beberapa penerapan


matematika dalam kehidupan sehari-hari, yaitu untuk digunakan ketika berbelanja
membayar dan mengembalikan uang belanjaan, dan ilmunya dipakai dalam
perhitungan membuat bangunan. Ia mengatakan tidak pernah mengulang kembali
pelajaran matematika di rumah, dan tidak begitu tertarik dengan diskusi
matematika. Sebelum soal diberikan, ia sudah menyampaikan materi yang ia sukai
dari matematika adalah statistika, ia mengerti ketika dimintai untuk membuat
macam-macam diagram, dan materi yang ia tidak sukai dari matematika adalah
aljabar. Meski ia mendapat nilai ujian tengah semester lalu dibawah nilai KKM,
dan merasa puas dengan itu tetapi ia berjanji untuk belajar lebih giat lagi dan lebih
memperhatikan guru ketika menjelaskan.

Gambar 5. Jawaban Siswa 2

4.

Solusi untuk Siswa 2


Ia merupakan peserta didik kelas IX yang tidak lama lagi akan

menghadapi Ujian Nasional, materi yang harus dikuasai adalah materi matematika
keseluruhan yang ia dapat di bangku SMP, tidak hanya materi yang ia sukai tetapi
materi aljabar juga harus dipahami dengan baik. Meluangkan waktu adalah salah
satu saran untuknya, meluangkan waktu untuk mengulang kembali pelajaran yang
telah diterima, membahas dan mengerjakan soal-soal matematika yang diujikan di
Ujian Nasional. Dalam proses mengulang pelajaran tersebut ia diminta membuat

Orientasi Baru Psikologi Pendidikan | 7

catatan-catatan kecil tentang rumus dan membuat kalimat kunci atau singkatan
dari tiap-tiap rumus tadi supaya gampang diingat pada waktu memanggilnya atau
mengingatnya.

C. Sekolah 3
1. Karakteristik Sekolah 3
Sekolah ini merupakan salah satu sekolah Negeri di Jakarta Timur.
Sekolah ini beralamatkan di Jl. H. Baping No. 28 Kelurahan Ciracas Kecamatan
Ciracas Jakarta Timur. Setiap tingkat pada sekolah ini ada 8 kelas. Sehingga total
semua kelas ada 24 kelas. Sekolah ini telah terakreditasi A. Sekolah ini
mempunyai visi menjadi lembaga pendidikan formal yang berkualitas dalam
mentransfer IPTEK yang dilandasi Iman dan Taqwa dan juga memiliki misi
meningkatkan Iman dan Taqwa, meningkatkan prestasi Akademik yang dapat di
banggakan, meningkatkan prestasi ekstrakulikuler yang dapat dibanggakan dan
mewujudkan lingkungan sekolah yang bersih, indah dan nyaman.

2. Deskripsi Siswa 3
Rafi Abiyyu Hadi adalah siswa kelas IX SMP Negeri yang beralamatkan
di Jl. H. Baping No. 28 Kelurahan Ciracas Kecamatan Ciracas Jakarta Timur.
Rafi, panggilan akrabnya, adalah anak pertama dari dua bersaudara yang tinggal
di Jl. H. Baping Gg. TK Rt 004 Rw 09 Ciracas, Jakarta Timur. Ya, ia tinggal tak
jauh dari sekolahnya. Siswa kelahiran Jakarta, 17 Oktober 2001 ini adalah anak
dari pasangan Rumzil Satriadi dan Harizul Darlen. Ayah dan Ibunya berjualan
baju di bazar-bazar untuk mencari penghasilan tambahan, tetapi ayahnya sendiri
bekerja di daerah Tanjung Priok sebagai karyawan swasta.
Rafi termasuk siswa yang memiliki kemampuan rendah di kelasnya.
Ketika ditanya kepada guru matematika yang mengajarnya, Rafi di kelas tidak
pernah mengganggu atau berbuat gaduh di kelas, kegiatan diskusi pun ia lakukan
dengan tenang, dia juga memperhatikan gurunya menerangkan. Rafi tidak pernah
bertanya kepada gurunya jika ada materi yang belum ia mengerti. Jadi untuk
mengetahui apakah Rafi sudah mengerti dengan materi yang diajarkan, guru yang

Orientasi Baru Psikologi Pendidikan | 8

mengajarnya selalu menyuruhnya maju ke depan kelas untuk mengerjakan soal.


Namun ketika gurunya menunjuk ia ke depan kelas untuk mengerjakan soal, dia
selalu kesulitan. Dari situ gurunya menyadari bahwa matematika adalah mata
pelajaran yang tidak disukainya.

3.

Hasil Tes Kemampuan Matematika Siswa 3


Ada 4 soal yang diberikan untuk Rafi selesaikan. Soal tersebut berisi

materi statistik dan aljabar. Materi statistika baru saja selesai dia pelajari dan
sudah dilakukan ulangan harian oleh guru matematikanya. Sedangkan materi
aljabar sudah ia dapatkan di kelas VIII tahun lalu. Berikut hasilnya :

Gambar 6. Jawaban Siswa 3


Dari jawaban Rafi di atas, terlihat sekali bahwa ia tidak memahami soal
yang diberikan. Ingatannya tentang aljabar juga terlihat tidak baik dari jawaban no
3 dan 4 pada soal tersebut. Rafi mengikuti bimbel di luar sekolah. Seharusnya
dengan ia mengikuti bimbel, bisa membantunya menguatkan memori tentang
suatu materi matematika yang dipelajarinya di sekolah. Rafi tidak pernah
menyelesaikan tugas yang diberikan gurunya. Ketika ditanya apa sulitnya belajar
matematika, ia mengatakan bahwa letak sulitnya adalah mengingat rumus yang
Orientasi Baru Psikologi Pendidikan | 9

disampaikan guru. Kemudian ia melanjutkan bahwa Belajar matematika itu


penting agar gampang untuk mendapatkan sekolah yang diinginkan dan kalau
sudah besar mendapatkan kerjaan yang bermutu.
Guru matematikanya memberi tahu bahwa nilai matematika Rafi terendah
kedua di kelasnya. Saat ditanya apakah sudah merasa puas dengan nilai yang
didapatnya, ia menjawab Saya belum puas dengan nilai yang saya dapat, saya
harus lebih rajin belajar. dan saya harus banyak dapat penjelasan materi atau
rumus yang bersangkutan di pelajaran sekolah, kata siswa yang mempunyai hobi
bermain futsal ini.

4.

Saran untuk Siswa 3


Guru matematikanya sudah memberi Rafi perhatian khusus di kelas

dengan menunjuk dia untuk mengerjakan soal di depan kelas. Namun untuk anak
yang tidak suka dengan matematika perhatian lebih juga harus diberikan orang
tuanya dengan menanyakan apa yang sudah dipelajari Rafi di sekolah. Mengontrol
Rafi apakah sudah mengerjakan tugasnya atau belum. Siswa yang malas memang
solusinya harus diberikan sedikit paksaan dalam belajar. Paling tidak dipaksa
untuk mendapat nilai sama dengan KKM yang diberikan di sekolah. Kemudian
diberikan motivasi untuk memunculkan semangatnya dalam belajar.
Rafi mempunyai kemampuan matematika rendah bukan karena ia bodoh,
tapi karena ia tidak pernah melatih memori tentang pelajaran yang diterimanya
sehingga ketika diberikan soal selalu mengalami kesulitan. Untuk melatih memori
yang kuat tentu dengan belajar setiap hari mengulang materi yang diajarkan dan
latihan soal.

D. Sekolah 4
1. Karakteristik Sekolah 4
Sekolah Menengah Pertama Islam Swasta ini terletak di Jl. Ki
Mangunsarkoro No. 45 Bekasi. Sekolah ini berdiri sejak tahun 1967 dan sekarang
telah berakreditasi A. Lokasi Sekolah Menengah Pertama Islam Swasta ini berada
di lingkungan perumahan. Sekolah ini memiliki visi berprestasi berlandaskan

Orientasi Baru Psikologi Pendidikan | 10

imtaq dan memiliki misi yaitu melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara
efektif, agar siswa berkembang optimal sesuai dengan potensi yang dimilikinya,
menumbuhkan semangat berprestasi secara intensif kepada seluruh warga sekolah,
menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama dalam berlaku dan bertindak,
menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan warga sekolah dan stake
holders terkait.
Sekolah ini, memiliki luas tanah yaitu 7.945 m2, memiliki 15 ruang kelas,
sebuah laboratorium IPA, satu buah laboratorium komputer, sebuah masjid,
sebuah ruang kepala sekolah, sebuah ruang guru, sebuah ruang tata usaha, dan
beberapa kantin. Siswa yang terdaftar pada tahun 2015/2016 di sekolah ini kelas
VII, VIII dan IX terdiri dari 5 kelas yang masing-masing kelas terdapat 30 siswa.
Sekolah tersebut memiliki 5 guru matematika, satu jam pelajaran matematika
yaitu 40 menit dan seminggu terdapat 5 jam pelajaran matematika.

2. Deskripsi Siswa 4
Seorang siswa yang dipilih untuk menjadi subjek penelitian (SP)
merupakan anak ke 2 dari dua bersaudara. SP yang saat ini duduk dikelas 9
merupakan anak dari Bapak Aries dan Bu Jusmiati. SP memilki seorang kakak
laki-laki yang sudah bekerja. SP merupakan siswa yang berkemampuan rendah
pada pelajaran matematika. Ketika proses pembelajaran terlihat SP memiliki
motivasi untuk belajar matematika. Saat proses pembelajaran SP juga tidak pernah
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru, SP pernah maju ke depan
kelas untuk menyelesaikan soal yang diberikan guru, itu pun karena guru yang
memilihnya untuk maju ke depan kelas. Berdasarkan wawancara yang dilakukan
dengan SP, SP menjelaskan bahwa dirinya kurang memahami matematika karena
sulit untuk di mengerti, dan SP merasa selalu tertinggal dengan teman- temannya
saat di jelaskan oleh guru disekolah. SP pernah mengikuti bimbingan belajar di
luar sekolah namun saat ini sudah keluar. SP memutuskan keluar dari bimbingan
belajar tersebut dikarenakan merasa lelah karena kegiatan pembelajaran disekolah
sampai jam setengah 4 dan sesampainya dirumah kurang lebih jam setengah 5
selain itu, SP merasa bimbingan belajar di luar sekolah pun sama saja dengan

Orientasi Baru Psikologi Pendidikan | 11

belajar disekolah, ia merasa selalu tertinggal dengan teman-temannya, dan juga


SP merasa bahwa teman-teman yang ada dibimbel itu ada persaingan tersendiri,
sehingga SP merasa malas untuk berangkat untuk melanjutkan bimbingan belajar
di luar sekolah itu lagi. SP juga mengatakan bahwa pernah mengerjakan PR
matematika hanya satu kali, dan selebihnya ia tidak pernah mengerjakan PR
matematika yang diberikan guru dirumah. SP merasa tidak mengerti untuk
menyelesaikannya. Kegiatannya setelah pulang sekolah pun hanya tidur karena
sudah lelah dengan kegiatan disekolah. Dan SP menejelaskan bahwa ia suka
bangun tengah malam hanya untuk bermain hp. SP juga menyatakan bahwa tidak
pernah bertanya mengenai PR matematika kepada anggota keluarganya.
Berdasarkan wawancara dengan teman sekelas SP, teman-temannya menerangkan
bahwa SP pernah berdiskusi atau bertanya kepada teman-temannya mengenai
latihan matematika yang diberikan guru.

3.

Hasil Tes Kemampuan Matematika Siswa 4


Selanjutnya, dilakukan tes kemampuan matematika pada hari Jumat, 20

November 2015, kepada SP tersebut. Tes tersebut berisi empat soal matematika
pada materi statistika dan persamaan garis lurus. Berikut jawaban dari siswa 4
(SP):

Gambar 7. Jawaban Siswa 4

Orientasi Baru Psikologi Pendidikan | 12

Berdasarkan jawaban diatas, SP dapat menjawab soal dengan jawaban


yang benar, namun langkah yang dilakukan kurang jelas dan tidak sistematis. SP
hanya mengoperasikan angka yang ada pada soal tanpa memahami konsep yang
telah diajarkan. Dalam perhitungan pun SP masih kurang tepat. SP terlihat kurang
latihan dan tidak memahami konsep matematika. SP terlihat tidak mengerti dan
bingung dalam menyelesaikan soal tersebut. Dalam berhitung SP juga masih
membutuhkan waktu yang lama untuk mendapatkan jawaban yang benar. SP
mengaku tidak paham mengenai matematika karena menurutnya sulit untuk
dipahami. SP menyadari bahwa matematika penting bagi kehidupan, dia
menyadari bahwa dirinya kurang dalam matematika.

4.

Saran untuk Siswa 4


Kegiatan pembelajaran disekolah SP sudah cukup padat, sehingga

sebaiknya guru matematika dikelas perlu membimbing SP pelan-pelan secara


individu. Karena memang SP merasa bahwa jika dijelaskan dengan temantemannya ia merasa tertinggal, namun jika dijelaskan secara individu dengan
guru, maka ia sedikit lebih mengerti. Sebaiknya dari pihak keluarga juga
memperhatikan bagaimana perkembangan anaknya. Sehingga ada komunikasi
anara guru dan kedua orang tua. Ketika SP sudah meningkat sedikit-demi sedikit
sebaiknya guru memberikan penghargaan seperti pujian ataupun yang lainnya,
sehingga SP merasa bahwa dirinya memang merasa diperhatikan dan dirinya juga
dapat memahami pelajaran seperti temannya yang lain. Guru harusnya
mengajarkan materi pembelajaran tidak hanya memberikan rumus, karena SP
merasa kurang mengerti jika diberikan rumus, apalagi jika rumusnya di bolak
balik. Siswa harusnya diberikan materi dari kehidupan nyata, karena
sesungguhnya siswa juga paham bahwa matematika itu sangat penting bagi
kehidupan.

Orientasi Baru Psikologi Pendidikan | 13

LAMPIRAN
SOAL
1. Nilai rata-rata

ulanganmatematikadari 13

orang

siswaadalah 64.

JikanilaiseorangsiswabernamaFirlidigabungkandengankelompoktersebut,
makanilai rata-ratanyamenjadi 65. Tentukannilaiulanganmatematika yang
diperolehFirli!
2. Mean (rata-rata hitung) dari 17, 15, 20, m, 16, 15 adalah 16. Tentukannilai
m!
3. Tentukanpersamaangaris yang tegaklurusdengan 2x - 5y - 6 = 0
danmelaluititik (1, 4)!
4. Tentukanhimpunanpenyelesaiandaripersamaan3x2 8x + 4 = 0 !

OrientasiBaruPsikologiPendidikan | 14

PEDOMAN WAWANCARA
A. Tujuan:
Untukmengetahuimotivasibelajarmatematikasiswabaikketika di sekolahataupun di
rumah.
B. IdentitasNarasumber:
1. Nama

2. Tempat, TanggalLahir:
3. Agama

4. Alamat

5. Nama Ayah

6. Pekerjaan Ayah

7. NamaIbu

8. PekerjaanIbu

9. AnakKe

10. Hobby

11. GolonganDarah

Dari

C. Pertanyaan:

OrientasiBaruPsikologiPendidikan | 15

1. Apakahkamumemanfaatkan

internet

untukmencariinformasilebihmengenaipelajaranmatematika?
2. Ketikabelajar dikelas:
a. Apakahkamumenjawabpertanyaan guru?
b. Apakahkamusukabertanyakepada

guru

jikaadamateri

yang

belumdimengerti?
c. Apakahkamuberdiskusidenganteman?
d. Apakahkamumencatatkesimpulanmateri?
e. Apakahkamumengerjakanlatihan di papantulis?
3. Apakahkamumengikutibimbinganbelajarmatematika

di

luarsekolah?

Mengapa?
4. Apakahkamuselalumenyelesaikantugasmatematika di rumah?
5. Menurutkamuapapentingnyabelajarmatematika?
6. Apa

yang

kamurasakanketikabelajarmatematika?

Jikasulit,

dimanaletaksulitnya?
7. Apakahkamusudahmerasapuasdengannilaimatematika

yang

didapat?

Jikabelumapa yang kamulakukan?

OrientasiBaruPsikologiPendidikan | 16

Anda mungkin juga menyukai