Contoh Kasus Seminar Ikterus3
Contoh Kasus Seminar Ikterus3
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
panas sebesar
33,4 persen, batuk 28,7 persen, batuk dan nafas cepat 17,0 persen dan diare
11,4 persen. Penyakit yang paling sering terjadi adalah anemia, penyakit
periodontal, infeksi akut saluran nafas atas, gangguan telinga luar, dan
tonsilitis
kronik
(SKRT
1995).
Sedangkan
untuk
kecacatan,
secara
keseluruhan 29,9 persen bayi umur kurang dari 1 tahun, 32,8 persen anak
umur 1-4 tahun dan 30,1 persen anak umur 5-14 tahun menderita satu jenis
kecacatan atau lebih (Susenas 2001). Dan Dikemukakan bahwa angka kejadian
ikterus terdapat pada 60% bayi cukup bulan dan 80% Bayi kurang bulan (Risa.2006). Insidens di
RSCM tahun 2003, menemukan prevalensi ikterus pada bayi baru lahir sebesar 58%. RS. Dr.
Sardjito melaporkan sebanyak 85% bayi cukup bulan sehat mempunyai kadar bilirubin diatas
5mg/dl dan 23,8% memiliki kadar bilirubin diatas 13mg/dl (DEPKES RI.2008). Sampai saat ini
ikterus masih merupakan masalah pada bayi baru lahir yang sering dihadapi tenaga kesehatan.
Ikterus(jaundice)
terjadi
apabila
terdapat
akumulasi
bilirubin
dalam
darah,sehingga
kulit(terutama) dan atau sklera bayi (neonatus) tampak kekuningan. Pada sebagian besar
neonatus, ikterus akan ditemukan dalam minggu pertama kehidupannya. Efek toksik
bilirubin ialah neurotoksik dan kerusakan sel secara umum. Bilirubin dapat
masuk ke jaringan otak. Ensefalopati bilirubin adalah terdapatnya tandatanda klinis akibat deposit bilirubin dalam sel otak. Kelainan ini dapat terjadi
dalam bentuk akut atau kronik. Bentuk akut terdiri atas 3 tahap; tahap 1 (1-2
hari pertama): refleks isap lemah, hipotonia, kejang; tahap 2 (pertengahan
minggu pertama): tangis melengking, hipertonia, epistotonus; tahap 3
(setelah minggu pertama): hipertoni. Bentuk kronik: pada tahun pertama:
hipotoni, motorik terlambat. Sedang setelah tahun pertama didapati
gangguan gerakan, kehilangan pendengaran sensorial (iz world of doctor .
2010). oleh sebab itu Bawa segera ke tenaga kesehatan untuk memastikan
kondisi ikterus pada bayi kita masih dalam batas normal (fisiologis) ataukah
sudah
patologis.
untuk
mencegah
sedini
mungkin
infeksi
pada
janin,
dan
BAB 2
KAJIAN TEORI
2.1 KONSEP DASAR IKTERUS NEONATORUM
2.1.2 Etiologi
2.1.2.1 Peningkatan kadar bilirubin umum terjadi pada setiap bayi baru lahir, karena:
a.
Hemolisis yang disebabkan oleh jumlah sel darah merah lebih banyak dan
berumur lebih pendek.
b.
Fungsi hepar yang belum sempurna (jumlah dan fungsi enzim glukuronil
transferase, UDPG/T dan ligand dalam protein belum adekuat) -> penurunan
ambilan bilirubin oleh hepatosit dan konjugasi.
c.
b.
Infeksi, septikemia, sepsis, meningitis, infeksi saluran kemih, infeksi intra uterin.
c.
Polisitemia.
d.
e.
Ibu diabetes.
f.
Asidosis.
g.
Hipoksia/asfiksia.
h.
Sumbatan
traktus
enterohepatik.
digestif
yang
mengakibatkan
peningkatan
sirkulasi
b.
c.
d.
ASI
b.
Prematuritas
b.
Faktor genetik
c.
Polisitemia
d.
e.
f.
Hipoglikemia
g.
Hipoalbuminemia
2.1.4 Patofisiologi
Bilirubin pada neonatus meningkat akibat terjadinya pemecahan eritrosit. Bilirubin mulai
meningkat secara normal setelah 24 jam, dan puncaknya pada hari ke 3-5. Setelah itu perlahanlahan akan menurun mendekati nilai normal dalam beberapa minggu.
2.1.4.1 Ikterus fisiologis
Secara umum, setiap neonatus mengalami peningkatan konsentrasi
bilirubin serum, namun kurang 12 mg/dL pada hari ketiga hidupnya
dipertimbangkan sebagai ikterus fisiologis. Pola ikterus fisiologis pada bayi baru
lahir sebagai berikut: kadar bilirubin serum total biasanya mencapai puncak pada
hari ke 3-5 kehidupan dengan kadar 5-6 mg/dL, kemudian menurun kembali
dalam minggu pertama setelah lahir. Kadang dapat muncul peningkatan kadar
bilirubin sampai 12 mg/dL dengan bilirubin terkonyugasi < 2 mg/dL.
Pola ikterus fisiologis ini bervariasi sesuai prematuritas, ras, dan faktorfaktor lain. Sebagai contoh, bayi prematur akan memiliki puncak bilirubin
maksimum yang lebih tinggi pada hari ke-6 kehidupan dan berlangsung lebih
lama, kadang sampai beberapa minggu. Bayi ras Cina cenderung untuk memiliki
kadar puncak bilirubin maksimum pada hari ke-4 dan 5 setelah lahir. Faktor yang
berperan pada munculnya ikterus fisiologis pada bayi baru lahir meliputi
peningkatan bilirubin karena polisitemia relatif, pemendekan masa hidup eritrosit
(pada bayi 80 hari dibandingkan dewasa 120 hari), proses ambilan dan konyugasi
di hepar yang belum matur dan peningkatan sirkulasi enterohepatik.
ABO,
ekstravaskular.
rhesus,
defisiensi
G6PD)
atau
kehilangan
darah
2.1.5.11
2.1.5.12
(:http// /medlinux.blogspot.com/2007/09/ikterus-pada-anak.html)
pertama
Sepsis
Dehidrasi dan asidosis Defisiensi G-6-PD
Pegaruh obat-obatan
Sindroma Criggler-Najjar, sindroma Gilbert
2.1.7.4 Ikterus yang timbul pada akhir minggu pertama dan selanjutnya
a. Ikterus obtruktive
b. Hipotiroidisme
c. Breast milk jaundice
d. Infeksi
e. Hepatitis neonatal
f. Galaktosemia
(Rustam, 2000)
2.1.8 Penilaian
Pengamatan ikterus paling baik dilakukan dalam cahaya matahari dan dengan
menekan sedikit kulit yang akan diamati untuk menghilangkan warna karena pengaruh
sirkulasi darah. Ada beberapa cara untuk menentukan derajat ikterus yang merupakan
resiko terjadinya kern-ikterus, misalnya kadar bilirubin 1 dan 2, atau secara klinis
(Kramer) dilakukan dibawah sinar biasa (day light).
Penilaian Ikterus menurut Kramer
Daerah
Luas Ikterus
1
Kepala dan leher
2
Daerah 1 + badan bagian atas
3
Daerah 1, 2 + badan bagian bawah dan tungkai
4
Daerah 1, 2, 3 + lengan dan kaki di bawah dengkul
5
Daerah 1, 2, 3, 4 + tangan dan kaki
(Sarwono,2008)
Kadar Bilirubin
5 mg%
9 mg%
11 mg%
12 mg%
16 mg%
2.1.9 Penanganan
2.1.9.1 Ikterus Fisiologis
Bayi sehat, tanpa faktor risiko, tidak diterapi. Perlu diingat bahwa pada
bayi sehat, aktif, minum kuat, cukup bulan, pada kadar bilirubin tinggi,
kemungkinan terjadinya kernikterus sangat kecil. Untuk mengatasi ikterus pada
bayi yang sehat, dapat dilakukan beberapa cara berikut:
a.
b.
c.
Bilirubin serum total 24 jam pertama > 4,5 mg/dL dapat digunakan sebagai faktor
prediksi hiperbilirubinemia pada bayi cukup bulan sehat pada minggu pertama
kehidupannya. Hal ini kurang dapat diterapkan di Indonesia karena tidak praktis
dan membutuhkan biaya yang cukup besar.
2.1.9.2 Tata laksana Awal Ikterus Neonatorum (WHO)
a.
b.
Tentukan apakah bayi memiliki faktor risiko berikut: berat lahir < 2,5
kg, lahir sebelum usia kehamilan 37 minggu, hemolisis atau sepsis
c.
2.
3.
d.
< 24 jam
24.26jam
Pemberian makanan dini
Terapi sinar bila Kalori cukup
10-14 mg%
hemolisis
Transfusi tukar* Terapi sinar
15-19 mg%
bila hemolisis
Transfusi tukar*
>20 mg%
Transfusi tukar
*Sebelum dan sesudah transfusi tukar beri terapi sinar
+
49.72jam
>72 jam
Kategori
Penilaian
- Daerah ikterus
(rumus Kramer)
- Kuning hari ke:
- Kadar bilirubin
Normal
Fisiologik
1
1-2
5 mg%
1+2
>3
1 sampai 4 1 sampai 5
>3
>3
11-15 mg% >15-20 mg%
1 sampai 5
>3
>20 mg%
5-9 mg%
Penanganan
Bidan
atau Terus
puskesmas
Patologik
diberi ASI
10 menit
- Badan bayi telanjang, mata ditutup.
- Terus beri ASI
- Banyak minum
rumah
sakit
- Banyak
minum
Rumah sakit
Sama
dengan
atas
Sama
di dengan
Terapi sinar
di sinar
atas
Nasehat
(Sarwono, 2008)
Terapi
bila
bila
kadar
semakin
bilirubin naik
kuning,
>0,5mg/jam
kembali
Coombs test
ke
pernah
mendapat
imunisasi.
Sewaktu
hamil
menderita
C . Riwayat Neonatus
Meliputi beberapa APGAR score pada 1 menit dan 5 menit
pertama. Bagaimanaketubannya keruh atau jernih, dengan cara apa bayi
dilahirkan: SC, VE, FE, spontandan lain-lain. Berapa usia kehamilan,
adanya bayi kembar.
D . Riwayat Maternal dan Perinatal
Berapa usia ibu saat hamil ini, taksiran persalinan kapan.
Bagaimana
kondisi
dankebiasaan
selama
hamil.
Berapa
kali
data
yang
diperoleh
melalui
suatu
pengukuran
dan
10.Paru-paru:
11.Jantung:
1. Posisi:
12. Abdomen:
2. Kulit:
13. Umbilikus:
3. Kepala:
14. Genetalia:
4. Mata:
15. Anus:
5. Hidung:
16. Kstremiras :
6. Mulut:
17. Refleks
7. Telinga:
8. Leher:
9.Thoraq:
Tahap evaluasi adalah perbandingan hasil-hasil yang diamati dngan criteria hasil yang
dibuat pada tahap perencanaan, klien keluar dari siklus proses keperawatan apabila criteria hasil
telah dicapai. Klien akan masuk kembali ke dalam siklus apabila kriteria hasil belum dicapai
( Allen Carol Vestal, 1998: 123 ).
Dalam melakukan evaluasi, sesuai dengan waktu dan tanggal yang telah ditetapkan dalam
pernyataan tujuan. Hal-hal yang dievaluasi adalah kemampuan pasien menunjukkan perilaku
sesuai dengan yang ditetapkan dalam tujuan rencana keperawatan.
Ada tiga alternatif yang dapat dipakai oleh bidan dalam memutuskan atau menilai, sejauh
mana tujuan yang tekah ditetapkan itu tercapai, yaitu tujuan tercapai, tujuan sebagian tercapai,
tujuan tidak tercapai. Tujuan tercapai jika pasien mampu menunjukkan perilaku pada waktu atau
tanggal yang telah ditentukan,sesuai dengan pernyataan tujuan. Tujuan sebagian tercapai jika
pasien mampu menunjukkan perilaku tapi tidak seluruhnya sesuai pernyataan tujuan yang telah
ditentukan. Tujuan tidak tercapai jika pasien tidak mampu atau tidak mau sama sekali
menunjukkan perilaku yang diharapkan sesuai tujuan yang telah ditentukan. Secara umum
evaluasi dikatakan berhasil, bila:
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN
PADA BAYI SU UMUR 4 HARI DENGAN IKTERUS NEONATORUM
DI RUANG PERAWATAN PERINATAL RESIKO TINGGI RSUD BANGLI
TANGGAL 4 5 MEI 2011
30 April 2011
Tanggal Pengkajian
4 mei 2011
Bidan
Pukul
20.00 wita
Nomor RM
I.
RSUD BANGLI
136224-11
DATA SUBYEKTIF
A. Identitas
1. BAYI
Nama
Umur/tgl/jam lahir
Jenis kelamin
2. ORANG TUA
NAma
:
Umur
:
Pendidikan
:
Pekerjaan
:
Agama
:
Status Perkawinan:
Alamat Lengkap :
Bangli
No. Telp
:
:
:
bayi SU
4 hari / 30 April 2011 / 08.50 wita
Perempuan
IBU
SU
27 tahun
AYAH
AR
32 tahun
SMP
SMP
Petani
Petani
Hindu
Hindu
Sah
Sah
Br.Dinas Belancan,Desa Belancan,Kec.Kintamani-
B. Keluhan Utama
Pada tanggal 4 Mei 2011 Pukul 08.30 wita bayi terlihat kuning pada badan bagian
atas, kepala dan leher.
C. Riwayat Prenatal
Ibu mengatakan ini anak kedua, masa gestasi 37 minggu 6 hari. Ibu mengatakan
memeriksakan kehamilannya sebanyak 6 kali di bidan. HPHT : 8-8-2010 , TP (155-2011). Kehamilan memang direncanakan dan tidak ada penyulit selama masa
kehamilan. Konsumsi obat dan suplemen yang didapatkan pada TW I ibu periksa
sebanyak 2 kali dengan keluhan mual dan pusing ibu mendapatkan therapy B6
dan asam folat. Pada TW II ibu periksa sebanyak 2 kali dan tidak ada keluhan,ibu
mendapatkan therapy SF dan kalk. Pada TW III ibu periksa sebanyak 2 kali dan
tidak ada keluhan , ibu mendapat therapy SF,kalk, dan Vit C. Ibu mengatakan
tidak ada perilaku atau kebiasaan ibu yang memperburuk kesejahteraan janin.
Tidak ada riwayat penyakit ibu seperti kencing manis, hepatitis, sesak nafas, sakit
jantung, tekanan darah tinggi, PMS maupun alergi.
D. Riwayat Intranatal
Dari data dokumentasi dan pengakuan ibu, ibu melahirkan tanggal 30 April 2011
pukul 08.50 wita dengan persalinan spontan belakang kepala, diagnose ibu saat
persalinan G2P1001 UK 37 minggu 6 hari (dilihat dari HPHT) tunggal hidup
intrauteri. Ibu melahirkan di RSUD BANGLI ditolong oleh dokter. Bayi lahir
tidak langsung menangis, 5 menit kemudian tangis merintih, warna kulit
kemerahan, gerak aktif, reflek hisap baik dan terdapat cepalhematoma dan caput
sucsedanium. BB Lahir 3000 gram, PB 49 cm, LK/LD 36/34cm, Jenis Kelamin :
Perempuan, anus (+), kelainan (-). Kala I selama 12 jam, penyulit atau komplikasi
tidak ada. Kala II selama 50 menit, penyulit atau komplikasi ibu tidak kuat untuk
meneran sehingga terjadi kala II lama. Kala III selama 30 menit, penyulit atau
komplikasi tidak ada. Ketuban pecah spontan jam 19.30 wita,tanggal 29 April
2011. Keadaan cairan jernih. Tidak dilakukakn inisiasi menyusui dini karena
kepala terdapat cepal hematoma dan caput sucsedanium. Keadaan tali pusat segar,
plasenta komplit, tidak ada kelainan lain.
E. Faktor resiko infeksi
1. Mayor
KPD >12 jam
2. Minor
Asfiksia sedang
II. DATA OBYEKTIF
:
:
7. Leher
8. Dada
:
9. Abdomen :
10. Punggung :
11. Genetalia :
12. Anus
:
13. Ektremitas :
14. Kulit
:
15. Eleminasi :
E. Reflek
Glabela
Tonik neck
Babinski
Rooting
:
:
PB : 49 cm
LD : 34 cm
RR : 38x/mnt
Moro
Swallowing
Sucking
Grasping
:
:
:
:
Steping
F. Pemeriksaan Penunjang
Cek darah lengkap dilakukan pada tanggal 4 mei 2011.
WBC :
6,4 lt x 10,3 /uL
Hct
:
35,2%
RBC :
3,30 x 10,6 /uL
Plt
:
279* x 10,3 /uL
Hgb :
12,4 g /dL
Bilirubin total 8.13 ml/dL . referensi rentang nilai 0 1.1 . keterangan : high
III.
ASESSMENT
Diagnosa
Dasar
:
:
Masalah actual :
Dasar
:
Masalah Potensial :
IV.
PLANNING
1. Informasikan hasil pemeriksaan kepada orang tua
2. Kolaborasi dengan dokter Sp.A mengenai terapi dan tidakan yang diberikan.
3. Berika ASI atau PASI on demand.
4. Rawat bayi dalam incubator.
5. Observasi KU dan TTV setiap 4 jam dan jika dirasakan KU bayi berubah.
6. Lakukan pencegahan infeksi seperti cuci tangan, ganti baju bila : mandi,basah
terkena muntahan,kotor. Ganti popok bila BAK/BAB.
7. Terapi : fototerapi 1 x 24 jam , cefotakxime 2 x 150 mg (im), Rob 1 x 0,3 mL,
ASI on demand, rawat dalam incubator suhu 30oC.
By. SU
Jenis kelamin :
Perempuan
Umur :
4 hari
Alamat
Kec.Kintamani-Bangli.
Hari/tgl/jam
Implmentasi
Hari/tgl/jam
Evaluasi
Rabu, 04-05-
Menginformasikan
Rabu, 04-05-
2011
2011
(20.00
mengenai kondisi
(20.20
diberikan.
WITA)
WITA)
Paraf/
nama
selanjutnya
Menjaga
Rabu, 04-05-
2011
kehangatan bayi di
2011
(20.25
dalam incubator
(20.30
nyaman.
WITA)
WITA)
disesuaikan dengan
Rabu, 04-05-
Rabu, 04-05-
2011
fototherapy 1 x 24
2011
fototherapy
(20.35
jam
(20.40
WITA)
Rabu, 04-05-
Menyarankan ibu
WITA)
Rabu, 04-05-
2011
untuk memberikan
2011
(20.45
ASI
(20.55
WITA)
Rabu, 04-05-
Mengobservasi
WITA)
Rabu, 04-05-
(-)
BAB (+), warna coklat
2011
BAB/BAK bayi.
2011
kekuningan, konsistensi
(22.00
(22.10
lembek.
WITA)
Rabu, 04-05-
Mengobservasi KU
WITA)
Rabu, 04-05-
2011
2011
40x/menit.
(22.25
HR: 140x/menit.
(22.15
WITA)
Rabu, 04-05-
Menghentikan
WITA)
Rabu, 04-05-
2011
fototherapy sampai
2011
menjalani fototherapy.
(22.30
(22.35
WITA)
Rabu, 04-05-
normal
Memerikan PASI
WITA)
Rabu, 04-05-
2011
pada bayi
2011
(23.10
(22.50
WITA)
Rabu, 04-05-
Mengobservasi
WITA)
Kamis, 05-
2011
BAB/BAK bayi
05-2011
kekuningan
(00.00
(00.15
Konsistensi lembek
WITA)
Kamis, 05-
Mengobservasi KU
WITA)
Kamis, 05-
05-2011
05-2011
40x/mnt ,
(00.20
(00.25
HR 140x/mnt.
WITA)
Kamis, 05-
Melkukan
WITA)
Kamis, 05-
05-2011
fototherapy
05-2011
fototherapy
(00.30
1 x 24 jam
(00.35
WITA)
Kamis, 05-
Memberikan PASI
WITA)
Kamis, 05-
05-2011
pada bayi
05-2011
(01.00
(01.20
WITA)
Kamis, 05-
WITA)
Kamis, 05-
05-2011
05-2011
(01.30
(03.25
WITA)
WITA)
Bayi tidur
Kamis, 05-
Mengobservasi
Kamis, 05-
05-2011
BAB/BAK
05-2011
kekuningan, konsistensi
(03.30
(03.45
WITA)
WITA)
kuning jernih.
Kamis, 05-
Mengobservasi KU
Kamis, 05-
05-2011
05-2011
42x/mnt,
(04.45
HR : 138x/mnt.
(04.00
WITA)
Kamis, 05-
Memberikan bayi
WITA)
Kamis, 05-
05-2011
minum PASI
05-2011
(04.50
WITA)
Kamis, 05-
05-2011
05-2011
(00.15
(06.25
(04.30
WITA)
Kamis, 05-
Bayi tidur
WITA)
Kamis, 05-
Mengobservasi
WITA)
Kamis, 05-
05-2011
BAB/BAK bayi
05-2011
kuning jernih.
(06.30
(06.45
WITA)
Kamis, 05-
Mengobservasi KU
WITA)
Kamis, 05-
05-2011
05-2011
40xmnt,
(06.50
(07.00
HR : 140x/mnt.
WITA)
Kamis, 05-
Menganjurkan ibu
WITA)
Kamis, 05-
05-2011
agar menyusui
05-2011
(07.05
bayinya.
(07.20
WITA)
WITA)
Kamis, 05-
Bayi tidur
Kamis, 05-
05-2011
05-2011
(07.25
(08.00
fototherapy.
WITA)
Kamis, 05-
Mendampingi visite
WITA)
Kamis, 05-
Hasil visite:
05-2011
dokter Sp.A
05-2011
Fototherapy dihentikan.
(08.00
(08.15
Melanjutkan pemberian
WITA)
WITA)
visebad 1 x 0.3ml.
-
Bayi diperbolehkan
Kamis, 05-
Fototherapy
Kamis, 05-
pulang
Fototherapy sudah dihentikan
05-2011
dihentikan atas
05-2011
(08.30
anjuran dokter.
(08.35
berwarna kemerahan .
WITA)
Kamis, 05-
Memberitahu
WITA)
Kamis, 05-
05-2011
05-2011
(09.00
(09.15
WITA)
bayinya sudah
WITA)
bayinya.
diperbolehkan
Kamis, 05-
untuk pulang .
Menyarankan orang
Kamis, 05-
05-2011
05-2011
menyelesaikan masalah
(09.20
mengurus masalah
(11.00
administrasinya.
WITA)
Kamis, 05-
administrasinya.
Memberi KIE
WITA)
Kamis, 05-
05-2011
05-2011
(11.30
(11.15
bidan.
WITA)
merawat bayinya di
rumah,seperti :
-
Pemberian
ASI
eksklusif.
Pencegahan
ikterus.
Pencegahan
hipotermi.
Tanda-tanda
bayi sakit.
Personal
hygene.
5-5-2011
(11.45
WITA)
- Imunisasi.
Bayi Pulang
WITA)
BAB 4
PEMBAHASAN
BAB 5
PENUTUP
5.1. KESIMPULAN
Setelah penulis melaksanakan asuhan kebidanan pada By. Ny. SU, dapat ditarik
beberapa kesimpulan :
5.1.1
5.1.2
Dalam analisa data dan menegakkan diagnosa kebidanan pada dasarnya mengacu
pada tinjauan pustaka dan adanya perubahan serta keseimbangan dengan tinjauan
pustaka tergantung pada kondisi pasien.
5.1.3
Pada dasarnya perencanaan yang ada pada tinjauan pustaka tidak semuanya dapat
direncanakan pada tinjauan kasus nyata, karena dalam perencanaan disesuaikan
dengan masalah yang ada pada saat itu, sehingga masalah yang ada pada tinjauan
pustaka tidak akan direncanakan jika tidak ada tinjauan kasus nyata.
5.1.4
5.1.5
Setelah penulis mengadakan evaluasi pada By. Ny. SU, maka sebagian dari semua
masalah dapat diatasi. Keberhasilan dalam mengatasi masalah pasien didukungoleh
beberapa faktor diantaranya sarana yang memadai, adanya tindakan yang
komprehensif serta adanya kesadaran pasien dan keluarga.
5.2. SARAN