Anda di halaman 1dari 111

DERMATITIS

By:
Heryanto Syamsuddin

EMBRIOLOGI KULIT
Embriologi kulit :
1. Ektoderm : epidermis
2. Mesoderm :
a. Dermis - corium - cutis
b. Subkutis

Anatomi Berdasarkan
Histopatologi
Kulit secara garis besar terdiri
atas 3 lapisan :
I . Lapisan epidermis/kutikel
II . Lapisan dermis/korium
III. Lapisan subkutis (Hipodermis)

I. LAPISAN EPIDERMIS
Epidermis terdiri atas 5 lapisan :

1. Stratum korneum :
. sel gepeng tidak mempunyai inti,

protoplasma berubah menjadi keratin


desquamatio insensibilis.
. keratinisasi( stratum korneum )

2.Stratum lusidum
2 3 Lapis Sel Gepeng

tidak berinti
Perubahan protoplasma
Protein Eleidin
Jelas pada telapak tangan
dan telapak kaki

3.

Stratum granulosum
.
.

2-3 lapis sel gepeng


Granula sitoplasma, ada
inti

terdiri
atas
Keratohyalin
Jelas ditelapak tangan dan
kaki

4.

Stratum spinosum
. Bentuk

poligonal : besarnya
berbeda-beda
. Proses mitosis
. Protoplasma
jernih,inti
ditengah
. Terdapat jembatan antar sel
(inter cellular bridges)
. Diantara sel spinosum tdpt sel
langerhans

5.

Stratum basale

Sel kubus tersusun vertikal (palisade/pagar)


- Sel-sel basal mitosis dan fungsi
reproduksi
- Lapisan terdiri atas 2 :
1. Sel-sel kolumner
2. Melanosit = clear sel : sel berwarna
muda, sitoplasma basofilik dan inti gelap
dan mempunyai melanosom
-

Epidermis : tidak ada pembuluh darah dan limfe

II. Lapisan
Dermis

Lapisan elastis dan fibrosa dengan elemen


selular dan folikel rambut terdiri atas 2 bagian :
A. Pars papillare menonjol ke epidermis
mengandung pembuluh darah dan
pembuluh saraf
B. Pars retikulare menonjol ke subkutis,
lebih tebal dan jar. penyambung

III. Lapisan Subkutis


Kelenjar kulit terdiri atas :
A. Glandula sudorifera (kelenjar keringat) :
kelenjar ekrin
tbntk 28 mgg kehamilan dan berfungsi 40
mgg stlh kelhran.
sal. bntk spiral dan bermuara lgs di per
-mukaan kulit
Tdpt dislrh pmukaan kulit tbnyk di telapak
tgn dan kaki,dahi dan aksila
Dipengaruhi kolinergik,pns,stres dan
emosional
1.

kelenjar

apokrin
Dipengaruhi saraf adrenergik
Tdpt di aksila,areola mammae,pubis,labia
minora dan sal.telinga luar
Keringat mengandung : air,elektrolit,asam
laktat dan glukosa
pH sktr 4-6,8

B. Glandula sebasea (kelenjar palit)


Terletak seluruh permukaan kulit kec
telapak tgn dan kaki.
Disbt jg kel holokrin krn tdk berlumen
Tdpt dismpg akar rmbt
Muara terdapat di akar rmbt/fol.rmbt
Sebum mengandung trigriserida,asam
lemak bebas,skualen,wax,ester dan
kolesterol.
Dipengaruhi hormon adrogen
Pd ank2 sdkt pubertas menjadi lbh
bsr,bnyk dan berfungsi aktif

FISIOLOGI KULIT

Fungsi utama :
1. Proteksi
menjaga bag dlm tbh terhdp ggn
fisis/mekanis,ggn kimiawi,ggn yg
bersifat pns
2. Persepsi
mengandung ujung saraf sensorik
didermis dan subkutis
Pns (bdn rufini),Dingin (bdn krause),
Rabaan (bdn meissner),Tekanan (bdn
vater paccini)

3. Pengaturan suhu tubuh

Dgn cara mengeluarkan keringat dan


mengerutkan/kontraksi pemb drh kulit.
Tonus vaskuler dipengaruhi saraf
simpatis/asetilkolin
4. Absorpsi
Dipengaruhi tebal tipis kulit, hidrasi,
kelembaban, metabolisme dan jns
vehikulum

5. Ekskresi

oleh kel kulit utk


mengeluarkan zat-zat yg tdk
berguna spt NaCl, urea,as
urat, amonia
6. Pembentukan pigmen
Diperankan oleh sel
melanosit
Wrn kulit dipengaruhi oleh
pigmen kulit, tebal tipisnya
kulit, reduksi Hb, oksi Hb,
karoten

7. Fungsi keratinisasi

Proses keratinisasi : mulai dr sel basal


berubah keatas menjadi spinosum,mkn
keatas mkn gepeng,mkn lm inti sel
menghilang.Keratinosit menjadi sel tanduk
yg amorf
8. Fungsi Pembentukan vit.D
Mengubah 7 dehidroksi kolesterol dgn
pertolongan snr matahari.

EFLORESENSI

Efloresensi
gambaran ;

atau

ruam

kelainan kulit

dan selaput lendir yang


dapat
obyektif

dilihat

secara

Menurut terjadinya efloresensi


terdiri atas :
E.

primer : kelainan kulit yang


pertama timbul yang disebabkan
oleh penyakit kulit tersebut, contoh
: makula, urtika, vesikel, pustula,
papula, bulla, nodulus, nodus.
E. sekunder : kelainan kulit yang
terjadi
setelah
perubahan
perkembangan e. primer, contoh
:kista,
abses,
sikatriks,
erosi,
ekskoriasi, ulkus, skuama, krusta.
E. primer dan sekunder : pustula,
kista.

Defenisi beberapa
efloresensi
Makula : kelainan kulit berbatas tegas

berupa kelainan warna


Urtika : edema setempat yang timbul
mendadak dan hilang perlahan
Vesikel : gelembung berisi cairan
jernih, berukuran < 1 cm.
Pustula : Versikel yang berisi nanah

Papula : peonjolan di atas permukaan kulit,

konsistensi keras, batas tegas, <1 cm


Bulla : vesikel yang berukuran lebih besar
Nodus : massa padat sirkumskrip, terletak

di kutan atau subkutan, jika < 1 cm disebut


nodulus

Kista : ruangan yang berdinding dan

berisi cairan, sel maupun sisa sel


Abses : kumpulan nanah dalam jaringan
Sikatriks : terdiri atas jaringan yang tak

utuh, relief kulit tidak normal, permukaan


kulit licin, dan tak terdapat adneksa, dapat
atrofik atau hipertrofik, bila hipertrofik
patologis disebut: Keloid

Erosi : Kehilangan jaringan kulit yang

tidak melampaui stratum basal


Ekskoriasi : bila garukan lebih dalam
sampai ujung papil, terlihat darah dan
serum
Ulkus : Hilangnya jaringan yang lebih
dalam dari ekskoriasi.
Ulkus mempunyai tepi, dinding, dasar
dan isi.

Skuama : lapisan stratum korneum yang

terlepas
dari
kulit.
Terdiri
dari
:
ptiriasiformis
(halus),
psoriasiformis
(berlapis-lapis), iktiosiformis (seperti sisik
ikan), kutikular (tipis), dan lamelar
(berlapis)
Krusta : cairan badan yang mengering,
dapat bercampur dengan jaringan nekrotik
atau benda asing

Tumor : istilah umum untuk

benjolan yang berdasar pada


pertumbuhan
sel
maupun
jaringan
Infiltrat : tumor yang terdiri
atas kumpulan sel radang

Vegetasi

:
pertumbuhan
berupa penonjolan bulat atau
runcing yang menjadi satu
Anetoderma
:
kulit
yang
kehilangan
elastika,
tanpa
kerusakan bagian kulit yang
lain

Likenifikasi : penebalan kulit disertai relief

kulit yang makin jelas


Guma

: infiltrat sirkumskrip, menahun,


destruktif, biasanya lunak

Eksantema : kelainan kulit yang timbul

serentak dalam waktu singkat, tidak


berlangsung lama, umumnya didahului
demam

Fagedenikum : Proses yang menjurus ke

dalam dan meluas


Monomorf : kelainan kulit pada satu ketika

yang hanya terdiri dari satu ruam.


Polimorf

: kelainan kulit yang sedang


berkembang,
terdiri
atas
bermacammacam ruam

Telangiektasi : pelebaran pembuluh darah

kapiler pada kulit


Roseola : eksantem yang lentikuler, warna

merah tembaga (sipils dan frambusia)


Eksantema Skarlatiniformis : erupsi yang

difus dapat generalisata atau lokalisata,


berbentuk eritema numuler

Eksantema Morbiliformis : Erupsi berbentuk

eritema yang lentikuler


Galopans

proses

yang

meluas (ulkus diabetik)

sangat cepat

Berbagai istilah untuk ukuran,


susunan, kelainan/bentuk serta
penyebaran dan lokalisasi
1. Ukuran
Miliar : sebesar kepala jarum pentul
Lentikular : Sebesar biji jagung
Numular : Sebesar uang logam
Plakat : Lebih besar dari numular

2.Susunan kelainan/bentuk
Liniar : seperti garis lurus
Sirsinar anular : seperti lingkaran
Arsinar : berbentuk bulan sabit
Polisiklik : bentuk pinggiran yang sambung
menyambung
Korimbiformis : susunan seperti induk
ayam yang dikelilingi anak-anaknya

3. Bentuk
Teratur : misalnya bulat, lonjong, dsb
Tidak teratur

4. Penyebaran dan Lokalisasi


Sirkumskrip : berbatas tegas
Difus : tidak berbatas tegas
Generalisata : tersebar pada sebagian

besar badan
Universalis :
seluruh badan

seluruh

atau

hampir

Solitar : hanya satu lesi


Herpetiformis : vesikel berkelompok seperti

pada H. Zoster
Konfluens : 2 atau lebih lesi yang menjadi

satu
Diskret : terpisah satu dengan yang lain

Serpiginosa : proses yang menjalar ke satu

jurusan, diikuti oleh penyembuhan bagian


yang ditinggalkan
Irisformis : Eritema yang berbentuk bulat

lonjong

dengan

vesikel

lebih gelap di tengahnya

yang

berwarna

Simetrik : mengenai kedua belah badan

yang sama
Bilateral : mengenai kedua belah badan
Unilateral : mengenai sebelah badan

Makula:kelainan kulit berbatas tegas


berupa kelainan warna

Plakat: peninggian permukaan kulit yang


luas di atas level kulit

Nodul: massa padat sirkumskrip, terletak


di kutan atau subkutan, jika < 1 cm disebut
nodulus

Pustula: vesikel berisi nanah

Bula:vesikel yang berukuran lebih besar

Skuama :lapisan stratum korneum


yang terlepas dari kulit.

Krusta: cairan badan yang mengering,


dapat bercampur dengan jaringan
nekrotik atau benda asing

Erosi :
Kehilangan jaringan kulit yang tidak
melampaui stratum basal
Eksoriasi :bila garukan lebih dalam
sampai ujung papil, terlihat darah dan
serum

Fissura : goresan tipis yang linear


pada dermis

Urtika :udema setempat yang timbul


mendadak dan hilang perlahan-lahan

Definisi
Radang epidermodermatitis dengan

gejala subyektif pruritus (gatal)


Obyektif tampak inflamasi yang
polimorf eritema, vesikulasi,
eksudasi dan pembentukan skuama
(sisik)
Catch basket term

Etiologi
Penyebab kadang-kadang

tidak diketahui
Sebagian besar respon kulit
terhadap agen-agen yang
beraneka ragam, mis: zat kimia,
protein, bakteri. Respon tsb
biasanya berhubungan dengan
alergi.

Alergi perubahan kemampuan


tubuh yang didapat dan spesifik
untuk bereaksi
Reaksi tjd atas dasar interaksi
antigen-antibodi

Klasifikasi
1. Etiologi :
Eksogen D kontak, D

medikamentosa, radiodermatitis dll


Endogen D Atopik,
neurodermatitis, D statis dll
2. Bentuk / Morfologi :
D numularis

3. Perjalanan Penyakitnya :
Akut
Subakut
Kronis
4. Lokalisasi D. Intertriginosa
D. Interdigitalis
D. Perioralis

Patogenesis
Dermatitis reaksi alergi tipe 4
Reaksi spesifik memerlukan

beberapa jam untuk mencapai


maximum
Klinis biasanya baru tampak
respon sesdh 24-48 jam

Pada interaksi antara antigen &

antibodi tjd pembebasan


berbagai mediator farmakologik
(histamin, SRS-A, serotonin,
bradikinin, asetil kolin,
anafilatoksin)


SubyektifKlinis
: tanda-tanda radang
Gejala

(itis)akut, terutama pruritus


(dolor), kenaikan suhu (kalor),
kemerahan (rubor), gangguan
fungsi kulit (fungsiolesa)
Obyektif : Biasanya batas kelainan
tidak jelas, terdapat polimorfi yg
dapat timbul secara serentak atau
berturut-turut

Edema sangat jelas pada kulit

longgar mis : muka (palpebra,


bibir) & genetalia externa
Dermatitis madidans (basah)
adanya exudasi, vesikel-vesikel
yg berkelompok kmd membesar
dpt disertai pustul jika disertai
infeksi

Dermatitis sika (kering) erosi

atau ekskoriasi dengan krusta,


terjadi deskuamasi sisik-sisik.
Bila proses menjadi kronik
tampak likenifikasi hiper/hipo
pigmentasi

Eritema madidans eksudasi, vesikel,

bula
erosi, ekskoriasi krusta
sika deskuamasi likenifikasi
Hipo/Hiperpigmentasi

Histopatologi :

Perubahan histopatologik terjadi


pada epidermis dan dermis
bergantung pada stadium.

Dermatitis Akut
Kelainan di epidermis vesikel
atau bula, spongiosis, edema
intrasel, eksositosis terutama sel
mononuklear.
Dermis sembab, p.d melebar
disekitarnya terdpt sel radang
mononuklear

Dermatitis Kronik
Akantosis, parakeratosis,
hiperkeratosis, rete ridges
memanjang

Pengobatan :
Topikal : prinsip umum

1. D. Madidans harus
diobati secara
basah kompres terbuka
2. Makin Akut/Berat makin
rendah
persentase obat spesifik

3. Bila D.Akut kompres


Subakut krim
Kronik salap/ointment
Sistemik :
1. D.Ringan Antihistamin
2. D.Berat Kortikosteroid

Neurodermatitis
Sinonim : Liken simpleks kronikus
Dermatitis dengan

hiperpigmentasi, berbatas tegas,


gatal dan terdapat lichenifikasi
Ada 2 jenis
Neurodermatitis sirkumskripta
Neurodermatitis lokalisata

Neurodermatitis Sirkumskripta :
Lokalisasi pergelangan kaki bagian
anterior, lengan bagian extensor, tengkuk, sisi
lateral leher
Neurodermatitis Lokalisata :
Hanya terdapat pada salah satu daerah
tersebut diatas misalnya daerah
scrotum/vulva

Gambaran klinis :
Subyektif sangat gatal
Gambaran klinis stadium awal

eritema, edema, papel-papel


karena garukan berulang-ulang
bagian tengah menebal, kering,
skuama dan hiperpigmentasi

Etiologi :
Belum diketahui dengan pasti
Biasanya ditemukan pada orangorang kurang istirahat, mudah
gugup, cemas dan gampang
tersinggung

Penatalaksanaan
Menghindari gangguan psikis dan faktor

pencetus
Istirahat cukup dan bila perlu konsultasi
dengan psikiater
Medikamentosa :
Topikal preparat ter, kortikosteroid potensi
kuat + acid salisil 3%
Sistemik antihistamin efek sedatif

Dermatitis Numularis
Penamaan ini berdasarkan

bentuk lesinya bulat kurang lebih


sebesar uang logam
Namun lesi kelainan ini dapat
saja tidak benar-benar bulat

Etiopatologi
Etiologi belum diketahui pasti
Sering ditemukan pada orang

yang kulitnya kering,


pada penderita yang sering stres
emosional

Ada dugaan akibat

hipersensitifitas terhadap kuman


stafilokokus
Iklim, pakaian dan obat-obatan
Kadang-kadang didapati infeksi
fokal

Gejala Klinis
Keluhan gatal dan bersifat

residif
Lokalisasi lesi extensor
extremitas terutama tungkai
bawah, bahu dan bokong
Lebih sering pada laki-laki

Nampak sebagai suatu dermatitis

dengan diameter sebesar uang


logam, batas tegas
Efloresensi vesikel, papula vesikel
yang bergabung membentuk satu
bulatan seperti mata uang logam,
sedikit edematosa dan eritematosa.

Vesikel pecah exudasi, krusta


Perjalanan penyakitnya kronis,
residif
Jika sembuh makula
hiperpigmentasi
Bila tidak diobati bisa terjadi
reaksi id

Faktor predisposisi
Infeksi gigi.
THT
Tbc paru

Penatalaksanaan
Menghindari faktor pencetus
Infeksi fokal perlu diobati
Medikamentosa :
1. Antihistamin / kortikosteroid
2. Antibiotik infeksi sekunder
3. Topikal preparat
ter/kortikosteroid

Dermatitis Seboroik
Dipakai untuk segolongan

kelainan kulit yang didasari oleh


faktor konstitusi dengan
distribusi di daerah-daerah
seboroik.
Daerah seboroik wajah,
kepala, punggung, lipat paha,
dekat umbilikus dan lipat telinga

Etiologi : yang pasti belum

diketahui
Faktor predisposisi : kelainan
konstitusi berupa status seboroik
yang rupanya diturunkan, hanya
caranya belum dipastikan

Epidemiologi
Sesuai dengan aktifitas kel

sebasea
Wanita < pria
Faktor presipitasi lelah, stress,
infeksi
Bayi pengaruh hormon ibunya
Tu usia 18 40 thn

Gejala klinis
Kelainan kulit terdiri dari

eritema dan skuama yang


berminyak dan agak kekuningan,
batas agak kurang tegas.
Jika ringan hanya mengenai
kulit kepala berupa skuamaskuama halus, mulai sebagai
bercak kecil kmd seluruh kulit
kepala pitiriasis sika (ketombe)

Bentuk yang berminyak


pitiriasis steatoides eritema,
krusta tebal-tebal rambut
cenderung rontok mulai dari
vertex ke frontal
Pada bayi cradle cap skuama
kekuning2an dan kumpulan
debris-debris epitel yang melekat

Diagnosis
1. Gambaran klinis :
Pityriasis Sicca /ketombe
Pityriasis steatoides
Bayi Cradle cap
Bl meluas : Penyakit leiner

eritroderma, muntah, diare,


anemis dan infeksi rekuren

2. Distribusi penyakit daerah


seborrhoe
3. Perjalanan penyakit kronik
residif
4. Sign & symptom gatal
bervariasi

Penatalaksanaan
Pada kasus yang mempunyai

faktor konstitusi sulit sembuh


Faktor predisposisi hendaknya
diperhatikan (stres, kurang tidur)

Diet rendah lemak


Mandi, clenser gunakan pH yang

mendekati kulit
Membersihkan kulit kepala

Sistemik : anti histamin


kortikosteroid bila berat
antibiotik infeksi sekunder
Isotretinoin rekalsitran
Topikal :
kortikosteroid
Shampo
Narrow band UVB

Dermatitis Statis
Sinonim : Dermatitis sirkulatorius,

ekzem statis, dermatitis hipostatik,


gravitational eczema dan
hemostatika

Definisi : Dermatitis sekunder

akibat hipertensi vena extremitas


bawah

Etiologi
Semua keadaan yang

menyebabkan statis peredaran


darah kurangnya O2 pada
daerah tertentu pada tungkai.
Gangguan sirkulasi/stasis, aliran
darah tungkai bawah
Varises, ibu hamil, sering berdiri
lama

Gambaran Klinis
Keluhan subyektif pruritus
Dimulai dengan varises tungkai

bawah.
Edema pada pergelangan kaki
hemosiderin keluar & terlihat bercak
hiperpigmentasi di 1/3 distal bag
tungkai bwh lama kelamaan menjadi
dermatitis yang sering menjadi basah

Jk terjadi trauma kecil pecah

ulkus varikosus + dermatitis


varikosus
Ulkus susah sembuh karena
oksigenasi jelek dan dapat terjadi
infeksi sekunder.
Faktor yg mempengaruhi
trauma, garukan, sensitizer

Patogenesis
Kadar O2 dipengaruhi tekanan

vena
Endapan fibrinogen

Pengobatan :
Perlu diatasi timbulnya varises,
misalnya dengan posisi elevasi
kaki waktu tidur
Topikal : Kortikosteroid,
antibiotik
Bl berat konsul bedah

Dermatitis Solaris
Lokasi : pada tubuh yang

berkontak langsung dengan sinar


matahari.
Terjadi akibat radiasi langsung
dengan sinar matahari terhadap
kulit

Dermatitis Kontak

Definisi : DK ialah dermatitis karena

kontaktan eksternal yang menimbulkan


fenomen sensitisasi atau toksik.
DK terdiri dari 2 jenis :
1. Dermatitis Kontak Iritan (DKI) 80%
2. Dermatitis Kontak Alergik (DKA)
20%

DKI
PENYEBAB

IRITAN PRIMER

DKA
ALERGEN KONTAK
& SENSITIZER

PERMULAAN PD KONTAK
PERTAMA

PADA KONTAK
ULANG

PENDERITA

SEMUA ORANG

HANYA ORG YG
ALERGIK

LESI

-BATAS LBH
JELAS
-ERITEMA
SANGAT JELAS

-BATAS TDK BEGITU


JELAS
-ERITEMA KURANG
JELAS

UJI TEMPEL

SESUDAH
DITEMPEL 24
JAM, BILA
DIANGKAT RX
AKAN BERHENTI

BILA SESUDAH 24
JAM DIANGKAT, RX
MENETAP ATAU
MELUAS

DERMATITIS
ATOPIK
Etiologi: pd penderita
terdapat atopi

hipersensitivitas bawaan
Penderita atau anggota keluarga terdapat
stigmata atopik yaitu : rhinitis alergi, asma
bronkial,
hay
fever,
pd
kulit
:dermatografisme putih, cenderung timbul
urtika, resistensi menurun thdp infeksi
virus & bakteri, alergi thdp berbagai
alergen protein.

terimakasih

Anda mungkin juga menyukai