CASE
CASE
Diajukan Oleh:
Chafiz Ilham Hidayat, S.Ked
J 500100031
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
CASE REPORT
STRUMA NODUSA NON TOXIC LOBUS DEXTRA
Diajukan Oleh :
Chafiz Ilham Hidayat, S.ked
J 500100031
Telah disetujui dan disahkan oleh Bagian Program Pendidikan Profesi Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada hari, 1 Juli 2014
Pembimbing :
dr. Bakri, Sp.B
(.................................)
(.................................)
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Pekerjaan
Agama
Suku
Alamat
Tanggal MRS
No. RM
: Ny. T
: 50 tahun
: Perempuan
: Ibu RT
: Islam
: Jawa
: Nayan 5/3 Wonokeso Wonopolo Tasikmadu
: 24 Juni 2014
: 00308459
B. ANAMNESIS
1. Keluhan Utama
Terdapat benjolan di leher
2.
3.
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
5. Keluhan Sistemik
A. Neuro
B. Cardio
C.
D.
E.
F.
berdebar-debar (-)
: Sesak napas (-), batuk (-), batuk berdahak (-)
: Diare (-), kembung (-), sulit BAB (-)
: BAK lancar
: Nyeri otot (-), Nyeri sendi (-)
Pulmo
Abdomen
Urologi
Musculoskeletal
(-),
dada
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Status Generalis
a. Keadaan Umum
b. Kesadaran
c. Vital Sign
Tekanan Darah
Nadi
Respirasi
Suhu
2.
: Baik
: Compos Mentis
: 110/80 mmHg
: 80x/menit
: 16x/menit
: 36,5oc
Status Interna
a. Pemeriksaan Kepala
Normocephal
Pupil isokhor, 2mm
Konjungtiva anemis (-/-)
Sklera ikhterik (-/-)
b. Pemeriksaan Leher
KGB
: tidak ada pembesaran
JVP
: tidak ada peningkatan
Terdapat benjolan pada leher sebelah medial
c. Pemeriksaan Thorax
Paru
Inspeksi
: Bentuk dada normal, Simetris, tertingal gerak (-),
retraksi intercostae (-)
Palpasi
Ketinggalan gerak
Depan
Belakang
Fremitus
Depan
Belakang
Perkusi
Depan
Belakang
Sonor
Sonor
Sonor
Sonor
Sonor
Sonor
Sonor
Sonor
Sonor
Sonor
Sonor
Sonor
Auskultasi
Suara dasar vesikuler
SDV Depan
SDV Belakang
Suara
Tambahan
Ronkhi (-/-)
Wheezing (-/-)
Jantung
Inspeksi
Palpasi
sinistra
Perkusi
Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi
: Permukaan perut rata, distended (-), massa (-), bekas
luka operasi (-)
e.
3.
Status Lokalis
Pemeriksaan region Colli anterior
Inspeksi : Terdapat massa ( benjolan ) di regio colli anterior
dextra, warna kulit sama dengan sekitarnya, tidak
terlihat radang, benjolan tidak mengeluarkan darah atau
pus, tidak tampak sesak, benjolan ikut bergerak saat
Palpasi
menelan.
: Teraba massa tunggal di region colli anterior dextra
dengan ukuran 2cm x 2cm x 3cm, bentuk bulat, batas
tegas, konsistensi kenyal padat, permukaan licin,
mobile, tidak melekat pada dasar jaringan sekitarnya,
panas (-), nyeri tekan (-). Tidak teraba pembesaran
kelenjar getah bening di regio colli bilateral. Benjolan
D. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Darah
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Parameter
Leukosit
Eritrosit
Hemoglobin
Hematokrit
MCV
MCH
MCHC
Trombosit
Limfosit
Monosit
Neutrofil
Jumlah
3700
4,04 jt
12,4
37,7
93,3
30,7
32,9
249.000
42.2
6,9
50.9
Satuan
uL
uL
Gr/dl
%
Femtoliter
Pikograms
g/dl
uL
%
%
%
Nilai Rujukan
5000-10000/uL
4,0-5,5 juta/uL
11,5-13,5 g/dl
37-43 %
82-92 fl
27-31 pg
32-36 g/dl
150.000-400.000/uL
20/40%
2-8%
33-70%
12
13
HBS Ag
GDS
Negative
153
mg/dl
70 150
14
Ureum
20
mg/dl
10 50
15
Creatinin
0,72
Mg/dl
0,5 0,9
Pemeriksaan Seroimunologi
No
Parameter
Jumlah
Satuan
Nilai Rujukan
FT4
17,1
Pmol/L
10,30-34,70
TSH
1,32
uIU/ml
Euthyroidism
: 0.25 5
Hyperthyroidism : < 0.15
Hypothyroidism : > 7
Gejala
Sesak saat kerja
Palpitasi
Kelelahan
Senang udara panas
Senang udara dingin
Keringat berlebihan
Gugup
Score
+1
+2
+2
-5
+5
+3
+2
Ny.S
+5
-
+3
-3
BB naik
-3
BB turun
+3
Tanda
Pembesaran tiroid
Bising tiroid
Exothalmus
Retraksi Palpebra
Palpebra terlambat
Hiperkinesis
Telapak tangan
Lembab
Nadi teratur
<80x/menit
80-90x/menit
>90x/menit
Atrial fibrilasi
Ada
+3
+2
+2
+2
+4
+2
+1
Tidak ada
-3
-2
-3
+3
+4
-2
Jumlah = +4 Eutiroid
(Wayne EJ. Brit Med J 1:78, 1960); Eutiroid (<10); Meragukan (10-19); Hiper; (>20)
E. RESUME
Ny.S
+3
-2
-2
kubis
karena
pasien
menyukainya dan lebih menyukai suhu dingin daripada suhu panas, nafsu
makan minum tidak mengalami perubahan.
Status lokalis : terdapat massa ( benjolan ) di regio colli anterior dextra,
warna kulit sama dengan sekitarnya, tidak terlihat radang, benjolan tidak
mengeluarkan darah atau pus, benjolan ikut bergerak saat menelan, ukuran
2cm x 2cm x 3cm, bentuk bulat, batas tegas, konsistensi kenyal padat,
permukaan licin, mobile, tidak melekat pada dasar jaringan sekitarnya, panas
(-), nyeri tekan (-). Tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening, Benjolan
ikut bergerak saat menelan.
Pemeriksaan seroimunologi TSH 1,32uIU/ml dan FT4 17,1 pmol/L
masih berada dalam batas normal. Index wayne jumlah skor (+4) termasuk
eutiroid.
F. DIAGNOSIS KERJA
Struma Nodosa Non Toksik
G. DIAGNOSIS BANDING
Keganasan tiroid
H. PENATALAKSAAN
Operatif : Lobektomi dextra
Post Operatif : Antibiotik, analgesik
TINJAUAN PUSTAKA
A. Defenisi Struma
c. Hipertiroidisme
Dikenal juga sebagai tirotoksikosis atau Graves yang dapat
didefenisikan sebagai respon jaringan-jaringan tubuh terhadap
pengaruh metabolik hormon tiroid yang berlebihan. Keadaan ini dapat
timbul spontan atau adanya sejenis antibodi dalam darah yang
merangsang kelenjar tiroid, sehingga tidak hanya produksi hormon
yang berlebihan tetapi ukuran kelenjar tiroid menjadi besar. Gejala
hipertiroidisme berupa berat badan menurun, nafsu makan meningkat,
keringat berlebihan, kelelahan, leboh suka udara dingin, sesak napas.
Selain itu juga terdapat gejala jantung berdebar-debar, tremor pada
tungkai bagian atas, mata melotot (eksoftalamus), diare, haid tidak
teratur,
rambut
rontok,
dan
atrofi
otot.
Gambar
penderita
2. Berdasarkan Klinisnya
Secara klinis pemeriksaan klinis struma toksik dapat dibedakan menjadi
sebagai berikut :
a. Struma Toksik
Struma toksik dapat dibedakan atas dua yaitu struma diffusa
toksik dan struma nodusa toksik. Istilah diffusa dan nodusa lebih
mengarah kepada perubahan bentuk anatomi dimana struma diffusa
toksik akan menyebar luas ke jaringan lain. Jika tidak diberikan
tindakan medis sementara nodusa akan memperlihatkan benjolan yang
secara klinik teraba satu atau lebih benjolan (struma multinoduler
toksik).
Struma
diffusa
toksik
(tiroktosikosis)
merupakan
2.
3.
Ultrasonografi (USG)
Alat ini akan ditempelkan di depan leher dan gambaran gondok
akan tampak di layar TV. USG dapat memperlihatkan ukuran gondok dan
kemungkinan adanya kista/nodul yang mungkin tidak terdeteksi waktu
technetium-99m
dan
yodium125/yodium131
ke
dalam
G. Penatalaksanaan Medis
Ada beberapa macam untuk penatalaksanaan medis jenis-jenis struma
antara lain sebagai berikut :
1.
Operasi/Pembedahan
Pembedahan menghasilkan hipotiroidisme permanen yang kurang
sering dibandingkan dengan yodium radioaktif. Terapi ini tepat untuk
para pasien hipotiroidisme yang tidak mau mempertimbangkan yodium
radioaktif dan tidak dapat diterapi dengan obat-obat anti tiroid. Reaksireaksi yang merugikan yang dialami dan untuk pasien hamil dengan
tirotoksikosis parah atau kekambuhan. Pada wanita hamil atau wanita
yang menggunakan kontrasepsi hormonal (suntik atau pil KB), kadar
hormon tiroid total tampak meningkat. Hal ini disebabkan makin banyak
tiroid yang terikat oleh protein maka perlu dilakukan pemeriksaan kadar
T4 sehingga dapat diketahui keadaan fungsi tiroid.
Yodium Radioaktif
Yodium radioaktif memberikan radiasi dengan dosis yang tinggi
pada kelenjar tiroid sehingga menghasilkan ablasi jaringan. Pasien yang
tidak mau dioperasi maka pemberian yodium radioaktif dapat
mengurangi gondok sekitar 50 %. Yodium radioaktif tersebut berkumpul
dalam kelenjar tiroid sehingga memperkecil penyinaran terhadap jaringan
tubuh lainnya. Terapi ini tidak meningkatkan resiko kanker, leukimia,
atau kelainan genetic. Yodium radioaktif diberikan dalam bentuk kapsul
atau cairan yang harus diminum di rumah sakit, obat ini ini biasanya
diberikan empat minggu setelah operasi, sebelum pemberian obat
tiroksin.
3.
4.
Pencegahan Tertier
Pencegahan tersier bertujuan untuk mengembalikan fungsi mental,
fisik dan sosial penderita setelah proses penyakitnya dihentikan. Upaya
yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
a.
b.
c.
DAFTAR PUSTAKA
De jong. W, sjamsuhidayat. R., 1998.; Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi Revisi.
EGC:Jakarta
Djokomoeljanto, 2001., Kelenjar Tiroid Embriologi, Anatomi dan Faalnya.
Dalam : Suyono, Slamet (Editor). 2001 Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. FKUI:Jakarta
Lee, Stephanie L., 2004., Goiter, Non Toxic. eMedicine
http:// www.emedicine.com/med/topic191.htm