BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suatu bangsa dapat dikatakan maju adalah dilihat dari harapan hidup
penduduknya.
Demikian
juga
dengan
Indonesia
sebagai
suatu
negara
Meningkatnya
status
kesehatan
masyarakat,
selain
sebagai
manusia
yang
tidak
mampu,
lemah
dan
sakit-sakitan
dapat menjadi usia keemasan (golden age) dan atau senior cotizen.Pada saat ini
pergeseran kondisi sosial masyarakat yang mengarah pada pola hidup individu
mengakibatkan kondisi hidup lansia semakin menderita. Banyak lansia yang
ditelantarkan oleh keluarga akibat ketidakmampuan merawat dan tidak sedikit
dari mereka kini hidup di jalanan dan hanya sebagian kecil yang masih
beruntung bisa dirawat di Panti-Panti Wreda. Keadaan ini memerlukan
antisipasi dari semua pihak termasuk diantaranya profesi keperawatan.
Keadaan lansia yang serba terbatas memerlukan perlakuan hak asasi
sama seperti manusia lainnya, khusus karena kondisinya yang menurun, bantuan
peningkatan kesejahteraan sosial dan sentuhan keperawatan yang khusus
sehingga dapat mengurangi angka morbiditas lansia serta menjadikan mereka
hidup lebih sejahtera sesuai dengan kondisinya. Oleh karena itu praktek
keperawatan lansia di Panti Wreda merupakan suatu langkah nyata untuk
merealisasikan upaya perawatan khususnya keperawatan bagi lansia, dengan
fokus peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, optimalisasi fungsi fisik
dan mental serta pemerliharaan kesehatan untuk mendapatkan ketenangan
hidup dan berproduktif.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah melakukan proses pembelajaran lapangan/klinik diharapkan
dapat mempelajari asuhan keperawatan pada lansia dan meningkatkan
profesionalisme Profesi keperawatan di Panti Werda Sosial Bahagia
Magetan.
2. Tujuan Khusus
Diharapkan mahasiswa mampu :
a. Melakukan pengkajiian perawatan pada lansia
b. Melakukan perencanaan tindakan keperawatan pada lansia
c. Melakukan tindakan keperawatan pada lansia
d. Melakukan evaluasi asuhan keperawatan pada lansia di Panti Sosial Werda Bahagia
Magetan.
C. Lingkup/Batasan Masalah
Pada laporan kasus ini membahas tentang Asuhan Keperawatan Lansia Tn.
S dengan Gangguan Pola Aktivitas Akibat Rematik di Panti Sosial Tresna
Werdha Bahagia Magetan.
D. Sistematika Penulisan
Asuhan Keperawatan ini disusun dengan mengunakan metode diskriptif
dalam bentuk studi kasus mengenai asuhan keperawatan pada lansia di
Panti Wreda Bahagia Magetan. Adapun langkah penulisan studi kasus ini
sebagai berikut :
a. Studi pustaka dengan mempelajari literatur ilmiah
b. Studi kasus dengan melakukan asuhan langsung pada lansia mulai
pengkajian hingga evaluasi.
Sistematika Penulisan
BAB 1 PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
B.
Tujuan
C.
Lingkup/Batasan Masalah
D.
Sistematika Penulisan
Teori Lansia
Pengkajian
B.
Rencana Keperawatan
C.
D.
Evaluasi
BAB 4 PEMBAHASAN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
B.
Saran
BAB 2
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Lanjut Usia
Proses menua merupakan suatu yang fisiologis, yang akan dialami oleh
setiap orang. Batasan orang dikatakan lansia berdasarkan UU No.13 tahun
1998 adalah 60 tahun. Depkes dikutif dari Azis (1994) lebih lanjut membuat
penggolongan lansia menjadi 3 (tiga) kelompok yakni:
(1) Kelompok lansia dini (55-64 tahun), yakni keompok yang baru memasuki
lansia
(2) Kelompok lansia (65 tahun keatas)
(3) Kelompok lansia resiko tinggi, yakni lansia yang berusia lebih dari 70 tahun.
adanya
program jam genetik didalam nuklei. Jam ini akan berputar dalam jangka
waktu tertentu dan jika jam ini sudah habis putarannya maka, akan
menyebabkan berhentinya proses mitosis. Hal ini ditunjukkan oleh hasil
penelitian Haiflick, (1980) dikutif Darmojo dan Martono (1999) dari
teori itu dinyatakan adanya hubungan antara kemampuan membelah sel
dalam
kultur
dengan
umur
spesies
Mutasisomatik
b. Teori Error
Salah satu hipotesis yang yang berhubungan dengan mutasi sel somatik
adalah hipotesis "Error Castastrophe" (Darmojo dan Martono, 1999).
Menurut teori tersebut menua diakibatkan oleh menumpuknya berbagai
macam kesalahan
tersebut
akan
kesalahan
metabolisme
yang
dapat
c. Teori Autoimun
tersebut
sebagai
sel
asing
dan
menghancurkannya
bertambahnya
prevalensi
auto
antibodi
pada
lansia
dikutif dari Darmojo dan Martono (1999) menyatakan bahwa makin tua
umur
makin
banyak
terbentuk
radikal
bebas,
sehingga
poses
2. Teori Sosiologi
a. Activity theory, ketuaan akan menyebabkan penurunan jumlah kegiatan
secara langsung.
b. Teori
kontinuitas,
adanya
suatu
kepribadian
berlanjut
yang
3. Teori Psikologis
a. Teori kebutuhan manusia dari Maslow, orang yang bisa mencapai
aktualisasi menurut penelitian 5% dan tidak semua orang bisa mencapai
kebtuhan yang sempurna.
b. Teori Jung, terdapat tingkatan-tingkatan hidup yang mempunyai tugas
dalam perkembangan kehidupan.
c. Course of Human Life Theory, Seseorang dalam hubungan denga
lingkungan ada tingkat maksimumnya.
d. Development Task Theory, Tiap tingkat kehidupan mempunyai tugas
perkembangan sesuai dengan usianya.
1. Perubahan Fisik
Otot pernafasan kaku dan kehilangan kekuatan, sehingga volume udara inspirasi
berkurang, sehingga pernafasan cepat dan dangkal.
2)
3)
4)
5)
6)
CO2 pada arteri tidak berganti sehingga komposisi O2 dalam arteri juga
menurun yang lama kelamaan menjadi racun pada tubuh sendiri.
7)
kemampuan batuk berkurang, sehingga pengeluaran sekret & corpus alium dari
saluran nafas berkurang sehingga potensial terjadinya obstruksi.
c.
Sistem persyarafan.
1) Cepatnya menurunkan hubungan persyarafan.
2) Lambat dalam merespon dan waktu untuk berfikir.
3) Mengecilnya syaraf panca indera.
4) Berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran, mengecilnya
syaraf pencium & perasa lebih sensitif terhadap perubahan suhu
dengan rendahnya ketahanan terhadap dingin.
Perubahan panca indera yang terjadi pada lansia.
1) Penglihatan
a)
b)
terhadap sinar.
c)
kemampuan
penghidu
sehingga
mengakibatkan
tekanan
darah
menurun
menjadi
65
mmHg
10
1)
Ginjal, Mengecil dan nephron menjadi atropi, aliran darah ke ginjal menurun
sampai 50 %, penyaringan diglomerulo menurun sampai 50 %, fungsi tubulus
berkurang akibatnya kurangnya kemampuan mengkonsentrasi urin, berat jenis
urin menurun proteinuria ( biasanya + 1 ) ; BUN meningkat sampai 21 mg % ; nilai
ambang ginjal terhadap glukosa meningkat.
2)
Vesika urinaria / kandung kemih, Otot otot menjadi lemah, kapasitasnya menurun
sampai 200 ml atau menyebabkan frekwensi BAK meningkat, vesika urinaria
susah dikosongkan pada pria lanjut usia sehingga meningkatnya retensi urin.
3)
4)
Atropi vulva.
5)
6)
Kehilangan gigi, Penyebab utama adanya periodontal disease yang biasa terjadi
setelah umur 30 tahun, penyebab lain meliputi kesehatan gigi yang buruk dan gizi
yang buruk.
2)
Indera pengecap menurun, Adanya iritasi yang kronis dari selaput lendir, atropi
indera pengecap ( 80 %), hilangnya sensitivitas dari syaraf pengecap dilidah
terutama rasa manis, asin, asam & pahit.
3)
4)
Esofagus melebar.
Lambung, rasa lapar menurun (sensitivitas lapar menurun ), asam lambung
menurun, waktu mengosongkan menurun.
11
5)
6)
7)
Makin
mengecil
&
menurunnya
tempat
penyimpanan,
g. Sistem muskuloskeletal.
1)
2)
3)
kyphosis.
4)
5)
2)
Kulit kering & kurang elastis karena menurunnya cairan dan hilangnya jaringan
adiposa
3)
Kelenjar kelenjar keringat mulai tak bekerja dengan baik, sehingga tidak begitu
tahan terhadap panas dengan temperatur yang tinggi.
4)
Kulit pucat dan terdapat bintik bintik hitam akibat menurunnya aliran darah dan
menurunnya sel sel yang meproduksi pigmen.
5)
Menurunnya aliran darah dalam kulit juga menyebabkan penyembuhan luka luka
kurang baik.
6)
Kuku pada jari tangan dan kaki menjadi tebal dan rapuh.
7)
Pertumbuhan rambut berhenti, rambut menipis dan botak serta warna rambut
kelabu.
8)
Pada wanita > 60 tahun rambut wajah meningkat kadang kadang menurun.
9)
12
10) Keterbatasan reflek menggigil dan tidak dapat memproduksi panas yang banyak
rendahnya akitfitas otot.
2. Perubahan-perubahan mental
2.1. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental adalah :
a. Pertama-tama perubahan fisik, khususnya organ perasa.
b. kesehatan umum
c. Ttingkat pendidikan
d. Keturunan (herediter)
e. Lingkungan
13
2.2. Perubahan kepribadian yang drastis keadaan ini jarang terjadi lebih
sering berupa ungkapan yang tulus dari perasaan seseorang, kekakuan
mungkin oleh karena faktor lain seperti penyakit-penyakit.
Kenangan (memory) ada dua; 1) kenangan jangka panjang, berjam-jam
sampai berhari-hari yang lalu, mencakup beberapa perubahan, 2)
Kenangan jangka pendek atau seketika (0-10 menit), kenangan buruk.
Intelegentia Quation; 1) tidakberubah dengan informasi matematika dan
perkataan verbal, 2) berkurangnya penampilan,persepsi dan keterampilan
psikomotorterjadi perubahan pada daya membayangkan, karena tekanantekanan dari faktro waktu.
2.3. Pengaruh proses penuaan pada fungsi psikososial.
1. perubahan fisik, sosial mengakibatkan timbulnya penurunan fungsi, kemunduran
orientasi, penglihatan, pendengaran mengakibatkan kurangnya percaya diri pada
fungsi mereka.
14
2.4.3 Patofisiologi
Perubahan penampilan :
- Kehilangan bagian tubuh
- Kehilangan fungsi tubuh
- Bentuk badan berubah
Maturasi :
- Berhubungan dengan kehilangan (orang,
fungsi, finansial, pekerjaan)
Situasional:
- Kebutuhan tidak terpenuhi
- Kurangnya umpan balik positif
- Perasaan diabaikan
- Perasaan kegagalan skunder ; tidak bekerja, masalah
finansial, kehilangan kerja, masalah hubungan dengan
keluarga, riwayat penyalah gunaan hubungan.
- Harapan yang tak terelealisasi
- Penolakan oleh keluarga
- Persaasaan tidak berdaya akibat institusionalisasi
- Riwayat berbagai kegagalan
Stress
HPA AXIS
ACTH
Medulla adrenal
(Peningkatan katekolamin )
15
finansial,
masalah
dengan
hubungan
keluarga
serta
instiusionalisasi.
2). Resiko infeksi b.d penurunan daya tahan
3). Resiko cedera b.d gangguan fungsi vaskuler
2.5 Konsep Asuhan keperawatan lansia dengan gangguan harga diri
2.5.1. Pengkajian
- Kaji hal yang berhubungan dengan karakteristik atau identitas klien
secara umum termasuk genogram serta riwayat hidup klien terutama
yang behubungan dengan kondisi klien saat ini.
- Kaji tentang keadaan umum
- Kaji tentang keadaan fisik dengan melakukan pemeriksaan fisik
- Kaji tentang kemampuan ADL klien dan lakukan penilaian dengan indeks
ADL Katz.
- Kaji tentang data mental, dengan sekala depresi beck, Short Portable
Mental Status Questionnaire (SPMSQ), dan Mini Mental State Exam
(MMSE) serta tingkat keasadarn klien.
2.5.2 Rencana Keperawatan
1). Gangguan harga diri b.d kegagalan
masalah
finansial,
masalah
dengan
keluarga
instiusionalisasi.
Tujuan :
Setelah dirawat klien menunjukan harga diri positif :
- Mengungkapkan perasaan dan pikiran mengenai diri
- Mengidentifikasi atribut positif mengenai diri
- Dapat mengeidentifikasi akibat gangguan harga diri
Kriteria:
- Klien dapat aktif beraktivitas
- Klien dapat tidur 5-6 jam sehari
- Klien dapat berkomunikasi secara terbuka dengan sesama lansia.
Intervensi :
serta
16
INTERVENSI
1.
RASIONALISASI
2
3
4
Dorong gerakan/latihan
Gali kekuatan dan sumber - sumber pada
individu
Diskusikan tentang realitas harapan dan
alternatif.
Rujuk ke sumber-sumber koping yang lain
Beri dorongan terhadap aktivitas posistif
dan kontak dengan teman yang telah
dilakukan.
INTERVENSI
1
RASIONAL
BAB 3
17
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
A. Data Biografi
Nama
Jenis kelamin
Golongan darah
Tempat & tanggal lahir
Pendidikan terakhir
Agama
Status perkawinan
Tinggi badan/berat badan
Penampilan
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Alamat
S
Laki-laki
Yogyakarta,13 Maret 1922
STM Bangunan Gedung
Katholik
Duda
156 cm /BB 52 kg
Rapi dan ceria dengan ciri tubuh pendek, kulit agak
gelap, rambut putih
Perum Kopri Tulus harapan kepiting Blok U 4/3
Rt.3/Rw.II,Semarang atau Jl.Bubul 8 Jalur 3
No.225/329.Kecamatan Bubul,Mareuke,Papua
:
:
:
:
B. Riwayat Keluarga
Genogram
:
Keterangan
= Laki-laki
= Perempuan
= Lansia yang dirawat
C. Riwayat Pekerjaan
Pekerjaan saat ini : Alamat pekerjaan : Berapa jarak dari rumah
Alat transportasi
Pekerjaan sebelumnya
Berapa jarak dari rumah
18
Alat tranpoertasi
Status kesehatan umum selama lima tahun yang lalu : Lansia sudah terdeteksi
menderita tekanan darah tinggi sejak tahun 1998 tai tidak diakui oleh klien.
Keluhan utama
:
Provokative/Paliative
Quality/Quantity
selama 20
Region
Severity scale
Timing
19
NO
1
2
NAMA OBAT
B1
Axalan Tab
DOSIS
1X1
3X1
KET
Untuk obat sakit pegal
badannya.
Status imunisasi :
tak ingat
Alergi
:
Obat-obatan :
Makanan
: daging dan ikan bandeng (badan gatal-gatall)
Faktor lingkungan: Penyakit yang diderita: saat dikaji lansia tidak merasakan adanya suatu penyakit. Tetapi
klien mengeluh persendian,jari tangan dan kaki sering kesemutan/sakit
I. Aktivitas Hidup Sehari-hari
Indeks Katz : A ; Lansia mandiri dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke kamar kecil,
berpakaian dan mandi.
Oksigenasi : Nafas 18 X/mnt, Suara paru normal, Wh -/-, Rh +/+, batuk +, sesak Cairan dan eklektrolit
: Minum utama air putih 5 gelas (@200 cc)/hari ditambah
teh. Lansia minum kopi.
Nutrisi : Makan 3 kali sehari dengan lauk sesuai yang disediakan Panti. Semua makanan
yang disediakan bisa dihabiskan. Nafsu makan baik.
Eliminasi : bab 1 kali sehari pagi, jumlah dan konsistensi normal.
Aktivitas
: Klien aktif beraktivitas seperti mengikuti kegiatan sosialisasi dan kegiatan
lain yang dilaksanakan oleh panti. Klien merasa senang jika ada kegiatan
hiburan.berkumpul dengan rekan sesama penghuni panti..
Istirahat dan tidur : klien tidak pernah tidur siang, malam klien biasa tidur pk. 01.00
dan bangun pk. 3.00. Klien sering terbayang-bayang kesuksesan masa lalu dan rasa
bersalah akibat tidak bisa bertanggungjawab terhadap keluarga.
Personal hygiene : Kepala bersih, hidung, telinga dan mulut bersih. Klien mandi 2 x
sehari dengan sabun, klien menggosok gigi 2 x sehari dengan menggunakan pasta
gigi. Kuku kaki klien tampak kotor, hitam dan panjang. Kulit bersih
Seksual
: Lansia mengatakan masih mempunyai keinginan sek terhadap lawan jenis.
Lansi masih bisa terangsang dan ereksi bila melihat tubuh wanita yang seksi. Tetapi
klien menyadari sekarang klien sudah ada di panti dan harus mengikuti aturan yang
ada.
Rekreasi
: Klien dapat berekreasi dengan sesama lansia melalui kegiatan rekreasi
yang dilakukan oleh Panti setap hari Rabu. Dengan kegiatan ini klien dapat
menyalurkan hobi menyanyi dan menarinya.
Psikologis
:
Persepsi klien
: Lansia mengatakan bahwa dia memilih tinggal di Panti
karena terlantar dan tdk mampu bekerja lagi dan tidak memiliki dana yang cukup
untuk menghidupi dirinya. lansia mengatakan telah gagal dalam hidupnya. Tetapi
lansia menyadari bahwa semua ini merupakan nasib dan garis hidup yang harus
dijalani (diucapkan sambil menangis).
Konsep diri : Lansia beranggapan memiliki karisma u/ menundukan hati orang
Emosi
: Lansia menangis setiap menceritakan keadaan dirinya dan riwayat
kehidupannya. Klien suka bercanda dan tertawa.
Adaptasi
: Lansia cepat akrab dengan petugas. Lansia mengatakan tdk betah
tinggal di Panti ia ingin kembali kePapua tapi ia perlu uang.Klien menulis surat
kepada keluarga/kenalan/Mahasiswa bahwa ia sangat memerlukan uang u/kembali
kePapua,saat pengakajian klien menitipkan surat u/pembimbing PSIK (tdk
disampaikan khawatir klien mendapat teguran dari pihak panti).
Mekanisme pertahanan diri: Rasionalisasi
20
J. Tinjauan Sistem
Keadaan umum
: Tubuh segar, terlihat sehat dan dapat beraktivitas secara penuh
Tingkat kesadaran: Kompos mentis
GCS
: E4 V5 M6
Total : 15
o
Tanda vital : S: 36,8 C, Nadi : 72 X/mnt, Tensi : 165/90 mmHg, RR : 18 X/mnt
1. Kepala : Rambut uban semua, benjolan tidak ada, kulit kepala bersih
2. Mata-Telinga-Hidung : Katarak (-), visus 6/6, klien mengalami kesulitan jika
menutup mata kanan kadang gatal dan perih. Pendengaran baik, serumen (-), hidung
tidak ditemukan kelainan.
3. Leher
8. Genetalia
9. Reproduksi
10 Persarafan
11 Pengecapan
12 Penciuman
13 Taktil respon
:::::-
21
DATA (SIGN/SYMPTOM)
INTERPRETASI
(ETIOLOGI)
MASALAH
(PROBLEM)
Ggn harga
diri
Stress/ggn daya
tahan
Resiko terjadi
infeksi.
Kondisi
vaskuler dan
ektremitas yang
belum stabil
serta
lingkungan
yang tidak
kondusif.
Resiko terjadi
trauma
22
mekanisme koping rasionalisasi, mengis jika menceritakan masa lalunya, klien tidak
punya simpanan, keluarga menolak klien.
Tujuan :
Setelah dirawat klien menunjukan harga diri positif :
- Mengungkapkan perasaan dan pikiran mengenai diri
- Mengidentifikasi atribut positif mengenai diri
- Dapat mengeidentifikasi akibat gangguan harga diri
Kriteria:
- Klien dapat aktif beraktivitas
- Klien dapat tidur 5-6 jam sehari
- Klien dapat berkomunikasi secara terbuka dengan sesama lansia.
Rencana tindakan
Hari/tanggal
Selasa,
27/11/2001
INTERVENSI
1
RASIONALISASI
Dorong gerakan/latihan
Rabu, 28/11/2001
3
4
5
dan kontak
2) Resiko terjadi trauma/jatuh/stoke berulang b.d kelemahan bagian tubuh tekanan darah yang tidak stabil dan riwayat stroke
Tujuan
Setelah dirawat klien dapat mengenal dan melakukan mencegahan terhadap resiko terjadi trauma dan trauma tidak terjadi
Kriteria :
- Lingkungan aman dari benda-benda yang berbahaya
- Lantai tidak licin
- Klien dapat bergerak dengan poisisi yang benar
- Tempat tidur aman
- Klien bersedia melakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur
- Tekanan darah normal
HARI/TANGGAL
Rabu, 28/11/2001
INTERVENSI
1
2
3
4
RASIONALISASI
1
2
3
4
5
3) Resiko terjadi penyakit infeksi b.d personal hygiene kurang, kamar kotor, kecemasan yang menahun.
Tujuan :
Setelah dirawat klien tidak mengalami infeksi
Kriteria:
- Personal higiene baik
- Klien tahu pengaruh stress dengan tibulnya penyakit infeksi
- Tanda-tanda infeksi tidak muncul
HARI/TANGGAL
Kamis, 29/11/2001
INTERVENSI
1
2
HE agar klien makan makanan dengan jumlah dan kualitas yang cukup.
RASIONAL
1
2
3
4
5
3.4 Pelaksanaan
Hari/tgl
Tindakan
Selasa
27/11/01
08.00-14.00
Rabu,
28/11/2001
Pk. 08.0010.00
6
7
8
3.5 Evaluasi
Evaluasi formatif
(Hasil)
DAFTAR PUSTAKA
Ader R & Cohen N. (1991). The Influence Of Conditioning On Immune Response,
Psychoneuroimmunology. 2 nd Ed. Academic Press Inc. San Diego
Azis H. (1994). Manajemen Upaya Kesehatan Usia Lanjut di Puskesmas. AKPER Dr.
Otten. Bandung. (Makalah)
Bouchard C, (1990). The Field of The Phisical Activity Science. Human Konetics
Books. Champaign.
Darmojo dan Martono, (1999). Geriatri. PercetakanYudistira. Jakarta,
Departemen Kesehatan R.I, (1995), Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut
Bagi Petugas Kesehatan, Direktorat Bina Kesehatan Keluarga, Jakarta
Djojosugito. A.H.M (2000). Wujud Nyata Pelayanan Individu dari Profesi Perawat.
Bandung. (Makalah disampaikan dalam Munas PPNI VI).
Lueckenotte. (1998) (alih Bahasa Maryunani). Pengkajian Gerontologi. Penerbit
Buku Kedokteran EGC. Jakarta
Nuryati M.(1994). Proses Menua.AKPER Dr. Oten. Bandung. (Makalah)
Nurgiwiati.E. (1994) Perubahan-Perubahan Psikososial Pada Usia Lanjut. AKPER
Dr. Oten. Bandung.
Soedoso (1995). Cedera Olahraga. EGC.Jakarta.
Shadikin. dr. (1999). Modulasi Imunologi Pada Pemberian Aktivitas Dengan Metode
DLF. UNAIR. Surabaya.
Stevens P.J.M, F. Bordui, Van Der Weyde (1999), Perawatan Lanjut Usia, EGC,
Jakarta
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam pengkajian klien dengan gangguan pola aktivitas akibat dari osteoporosis perubahan
fisik yang terjadi berupa pada sistem muskuloskletal berupa postur tubuh kyfosis/membungkuk,
dan sitem pencernaan yaitu gigi yang tidak ada menyebabkan kemampuan memotong,
mengunyah dan menelan menurun, sedangkan sistem pernafasan, sistem kardiovaskueler,
sistem perkemihan, sistem reproduksi masih dalam batas normal, kemungkinan hal ini
disebabkan karena pengaruh kinerja klien sebelum menjelang masa tuanya sebagai perkerja
dan bersikap santai.
Masalah-masalah yang muncul pada kien Tn. K tidak sekomplek dengan masalah yang
didapatkan di teori pada klien dengan osteoporosis umumnya, hal ini disebabkan karena
tingkat kemampuan, adaptasi dan koping individu yang berbeda antara yang satu dengan
yang lainnya. Masalah-masalah yang muncul adalah perubahan mobilititas fisik, risiko cedera
dan kemampuan dalam perawatan mandiri.
Dalam intervensi dan implementasisecara umum tidak banyak perbedaan, hanya saja perlu
modifiksi untuk mempermudah dan bersifat operasional sehingga bisa dilaksanakan dan
diaplikasikan oleh klien sesuai dengan kemampuan dan sumber daya dan dana yang ada.
Evaluasi dari yang telah dilakukan dari berbagai tindakan baik independent maupun
interdependent dan dalam catatan perkembangannya memberikan evaluasi yang baik
walaupun tidak maksimal.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1.
2.
3.
4.
5.
B. Saran
1.
Pelayanan
lanjut
usia
diselenggarakan
dalam
bentuk
pelayanan