Anda di halaman 1dari 21

Penalaran (Reasoning)

Oleh : Kelompok 3

Anggota Kelompok:
Desy Arista (1131410014)
Edo Mahista Novananda(1131410044)
Farah Crisnaditya (1131410077)
Fisson Yudha Mahendra (1131410017)

Pengertian Penalaran
Penalaran dari aspek teoritis dapat didefinisikan

sebagai proses berpikir logis dan sistematis


untuk membentuk dan mengevaluasi suatu
keyakinan terhadap pernyataan atau asersi.
Tujuan dari penalaran adalah untuk menentukan
secara logis dan objektif, apakah suatu
pernyataan valid (benar atau salah) sehingga
pantas untuk diyakini atau dianut.
Dari definisi dan tujuan, dapat dilihat bahwa
penalaran digunakan untuk mengevaluasi
apakah suatu pernyataan itu dapat diyakini atau
dianut. Atau kembali secara literal, kita melihat
alasan (reason) dibalik suatu pernyataan.

Contoh:

Pemimpin teroris mengatakan bahwa orang-orang diluar


dari orang golongannya adalah kafir dan halal untuk
dibunuh. Kalau kita tanya ke pemimpin teroris, kenapa
Pak pimpinan teroris? Jawabannya, karena tertulis bahwa
yang diluar jalan kita, adalah kafir. Atau mungkin jawaban
lainnya, saya ini pimpinan yang dipilih oleh kekuasaan
yang lebih tinggi. Kalian bisa percaya kekuasaan tertinggi,
maka kalian harusnya bisa percaya kata-kata saya.
Contoh diatas menjelaskan bahwa pemimpin teroris

membuat pernyataan. Pernyataan ini digunakan untuk


membentuk keyakinan. Pernyataan dari pemipin teroris
beserta alasannya perlu kita kaji dengan menggunakan
penalaran. Penalaran akan menentukan apakah
pernyataan dari pimpinan teroris ini layak untuk kita
yakini atau tidak.

Ciri Ciri Penalaran


Dilakukandengan sadar
Didasarkan oleh sesuatu yang sudah

diketahui
Sistematis
Berpikir logis, dimana berpikir logis diartikan
sebagai kegiatan berpikir menurut pola
tertentu atau dengan kata lain menurut
logika tertentu
Sifat analitik dari proses berpikirnya, sifat
analitik ini merupakan konsekuensi dari
adanya suatu pola berpikir tertentu.

Syarat-syarat kebenaran dalam


penalaran
Jika seseorang melakukan penalaran, maksudnya tentu
adalah untuk menemukan kebenaran. Kebenaran dapat
dicapai jika syarat syarat dalam menalar dibawah ini
dapat dipenuhi. Syarat-syarat penalaran:
1. Suatu penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah
dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau
sesuatu yang memang salah.
2. Dalam penalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar
konklusi adalah premis. Jadi semua premis harus benar.
Benar di sini harus meliputi sesuatu yang benar secara
formal maupun material. Formal berarti penalaran
memiliki bentuk yang tepat, diturunkan dari aturan
aturan berpikir yang tepat sedangkan material berarti isi
atau bahan yang dijadikan sebagai premis tepat.

Kegunaan Penalaran
1. Membuat setiap orang yang mempelajari

logika tetap berpikir secara rasional, kritis


dan koheren
2. Mampu membuat analisis terhadap suatu
kejadian
3. Meningkatkan berpikir secara abstrak,
cermat dan efisien

Jenis-jenis Penalaran
1. Penalaran Induktif
2. Penalaran Deduktif

Penalaran Induktif
Metode penalaran induktif adalah suatu penalaran yang

berpangkal dari peristiwa khusus sebagai hasil


pengamatan empirik dan berakhir pada suatu
kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat
umum. Dalam hal ini penalaran induktif merupakan
kebalikan dari penalarandeduktif. Untuk turun ke
lapangan dan melakukan penelitian tidak harus memiliki
konsep secara canggih tetapi cukup mengamati
lapangan dan dari pengamatan lapangan tersebut
dapat ditarik generalisasi dari suatu gejala. Dalam
konteks ini, teori bukan merupakan persyaratan mutlak
tetapi kecermatan dalam menangkap gejala dan
memahami gejala merupakan kunci sukses untuk dapat
mendiskripsikan gejala dan melakukan generalisasi.

Ciri-ciri penalaran induktif


Menyebutkan peristiwa " khusus "
Menarik kesimpulan berdasarkan peristiwa

khusus
Kesimpulan terdapat diakhir paragraf

Macam-macam penalaran
induktif
a. Generalisasi
Generalisasi sempurna
Generalisasi tidak sempurna

b. Analogi
c. Hubungan Kausal

Generalisasi
Pengertian: pernyataan yang berlaku umum

untuk semua atau sebagian besar gejala yang


diminati generalisasi mencakup ciri ciri
esensial, bukan rincian. Dalam
pengembangan karangan, generalisasi
dibuktikan dengan fakta, contoh, data
statistik, dan lain-lain.
Generalisasi sempurna: adalah generalisasi
dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar
penyimpulan diselidiki.
Generalisasi tidak sempurna: adalah
generalisasi berdasarkan sebagian fenomena
untuk mendapatkan kesimpulan yang berlaku

Contoh generalisasi
Generalisasi sempurna :

- Pada Februari 2011, jumlah pengangguran di


Indonesia mencapai 8,12 juta orang
- Pada Februari 2012 jumlah pengangguran di
Indonesia mencapai 7,24 juta orang
- Pada Februari 2013 jumlah pengangguran di
Indonesia mencapai 7,17 juta orang
Jumlah pengangguran di Indonesia terus
menurun setiap tahunnya.

Generalisasi tidak sempurna :

- Orang yang miskin dapat berbuat jahat.


- Orang mampu dapat berbuat kejahatan.
- Orang kaya juga dapat berbuat kejahatan.
- Kejahatan tidak mengenal status.
Jadi, kejahatan dapat dilakukan semua
orang dari berbagai kalangan

Analogi
Analogi adalah membandingkan dua hal

yang banyak persamaanya. Kesimpulan


yang diambil dengan jalan analogi, yakni
kesimpulan dari pendapat khusus dari
beberapa pendapat khusus yang lain,
dengan cara membandingkan situasi yang
satu dengan yang sebelumnya.
Contoh :
Hubungan bilateral antara Australia dan
Indonesia sangat erat. Hubungan tersebut
membuat Indonesia menjadi lebih
berkembang. Sama seperti hubungan
kakak dan adik. Mereka saling tolong

Hubungan Kausal
Pengertian: Penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala

yang saling berhubungan.


Contoh:
a. Sebab- akibat.
Contoh : Hujan turun di daerah itu mengakibatkan
timbulnya banjir.
b. Akibat Sebab.
Contoh : Andika tidak lulus dalam ujian kali ini
disebabkan dia
tidak belajar dengan baik.
c. Akibat Akibat.
Contoh : Ibu mendapatkan jalanan di depan rumah becek,
sehingga ibu beranggapan jemuran di rumah
basah.

Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif adalah suatu penalaran yang

berpangkal pada suatuperistiwa umum, yang


kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan
berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan
baru yang bersifat lebih khusus. Metode ini diawali
dari pebentukan teori, hipotesis, definisi operasional,
instrumen dan operasionalisasi. Dengan kata lain,
untuk memahami suatu gejala terlebih dahulu harus
memiliki konsep dan teori tentang gejala tersebut
dan selanjutnya dilakukan penelitian di lapangan.
Dengan demikian konteks penalaran deduktif
tersebut, konsep dan teori merupakan kata kunci
untuk memahami suatu gejala.

Ciri-ciri Penalaran Deduktif


Dimulai dari hal-hal umum,menuju kepada

hal-hal yang khusus atau hal-hal yang lebih


rendah proses pembentukan kesimpulan
deduktif tersebut dapat dimulai dari suatu
dalil atau hukum menuju kepada hal-hal
yang kongkrit.
Kalimat utama terletak diawal paragraf
dan selanjutnya diikuti oleh beberapa
kalimat penjelas sebagai pendukung
kalimat utama.

Macam-macam penalaran
deduktif
a. Silogisme
Silogisme adalah suatu proses penarikan
kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun
dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah
konklusi (kesimpulan). Dengan kata lain
silogisme adalah rangkaian 3 buah pendapat,
yang terdiri dari 2 pendapat dan 1 kesimpulan.
Contoh :
Semua binatang adalah makhluk hidup
Kera adalah binatang
Jadi, kera adalah makhluk hidup

b. Entimen
Entimen adalah penalaran deduksi secara
langsung. Dan dapat dikatakan pula
silogisme yang premisnya dihilangkan atau
tidak diucapkan karena sudah sama-sama
diketahui.
Contoh:
- Industri adalah salah satu sumber
pencemar lingkungan
- Pertambangan batubara adalah salah satu
industri
Pertambangan batubara adalah salah

SEKIAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai