Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem plumbing adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari bangunan
gedung, oleh karena itu perencanaan sistem plambing haruslah dilakukan
bersamaan dan sesuai dengan tahapan-tahapan perencanaan gedung itu sendiri,
dalam rangka penyediaan air bersih baik dari kualitas dan kuantitas serta
kontinuitas maupun penyaluran air bekas pakai atau air kotor dari peralatan saniter
ke tempat yang ditentukan agar tidak mencemari bagian-bagian lain dalam gedung
atau lingkungan sekitarnya.
Setiap usaha dan atau kegiatan pada dasarnya menimbulkan dampak
terhadap lingkungan hidup yang perlu dianalisis sejak awal perencanaannya,
sehingga langkah pengendalian dampak negatif dan pengembangan dampak
positif dapat dipersiapkan sedini mungkin. Dan berdasarkan hal tersebut telah
ditetapkan peraturan pemerintah tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Hidup (AMDAL). Plambing adalah seni dan teknologi pemipaan dan peralatan
untuk menyediakan air bersih, baik dalam hal kualitas, kuantitas dan kontinuitas
yang memenuhi syarat dan pembuang air bekas atau air kotor dari tempat-tempat
tertentu tanpa mencemari bagian penting lainnya untuk mencapai kondisi higienis
dan kenyamanan yang diinginkan.
Perencanaan sistem plambing dalam suatu gedung, guna memenuhi
kebutuhan air bersih sesuai jumlah penghuni dan penyaluran air kotor secara
efesien dan efektif (drainase), sehingga tidak terjadi kerancuan dan pencemaran
yang senantiasa terjadi ketika saluran mengalami gangguan.
Drainase berasal dari bahasa Inggris drainage yang mempunyai arti
mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan air. Secara umum, sistem
drainase dapat didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi
untuk mengurangi dan atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau
lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal.

Sistem drainase terdiri dari saluran penerima (interceptor drain), saluran


pengumpul (collector drain), saluran pembawa (conveyor drain), saluran induk
(main drain) dan bagian penerima air (receiving waters). Di sepanjang sistem
sering dijumpai bagian lainnya seperti gorong-gorong, siphon, jembatan air
(aquaduct), pelimpah, pintu-pintu air, bangunan terjun, kolam tando, dan stasiun
pompa.
Fungsi utama peralatan plumbing gedung adalah menyediakan air bersih
dan atau air panas ke tempat-tempat tertentu dengan tekanan cukup, menyediakan
air sebagai proteksi kebakaran dan menyalurkan air kotor dari tempat-tempat
tertentu tanpa mencemari lingkungan sekitarnya.

1.2 Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini :
1. Mengidentifikasi apa yang dimaksud dengan sanitasi atau plumbing.
2. Menjelaskan mengenai instalasi air bersih, kotor, dan panas.
3. Merencanakan sanitasi atau plumbing pada suatu bangunan.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang dapat
diambil adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan sanitasi atau plumbing?
2. Bagaimana instalasi air bersih, kotor, dan panas pada suatu bangunan?
3. Bagaimana cara merencanakan sanitasi atau plumbing?

BAB II
MANAJEMEN, PENGENDALIAN DAN
PERENCANAAN

2.1 Pengertian Manajemen


Manajemen telah memberi batasan untuk melaksanakan suatu pekerjaan
dengan memanfaatkan sumber daya yang ada melalui pengorganisasian.
Pengertian diatas maksudnya adalah bagaimana mengorganisir, memimpin dan
mengendalikan pemanfaatan segala sumber daya yaitu manusia, uang, bahan dan
alat-alat di dalam suatu usaha untuk mencapai tujuan dengan menggunakan
metode-metode tertentu.
Banyak pendapat mengenai manajemen seperti konsep manajemen yang
dilihat dari berbagai sudut pandang berikut ini:
1. Manajemen sebagai proses
Pengertian dari Encyclopedia of the social sciences dikatakan bahwa
manajemen adalah suatu proses dengan proses mana pelaksanaan suatu
tujuan tertentu diselenggarakan dan diawasi.
Menurut Maimun menyatakan bahwa manajemen adalah fungsi untuk
mencapai suatu tujuan melalui kegiatan orang lain dan mengawasi usahausaha individu untuk mencapai tujuan bersama.
Terakhir menurut George R Terry menyatakan bahwa manajemen adalah
pencapaian tujuan yang ditetapkan terlebih dahulu dengan mempergunakan
kegiatan orang lain.
Dari ketiga pengertian manajemen sebagai suatu proses dapat kita
disimpulkan ada tiga hal penting yang terkandung di dalamnya, yaitu adanya
tujuan yang ingin dicapai, pencapaian tujuan dengan mempergunakan orang
lain, dan terakhir kegiatan orang lain itu harus di bimbing dan diawasi.

2. Manajemen sebagai suatu kolektivias


Manjemen adalah kolektivitas orang-orang yang melakukan
aktivitas manajemen, jadi dengan kata lain segenap orang-orang yang
melakukan aktivitas manajemen dalam suatu badan tertentu disebut
manajemen.
Aktivitas-aktivitas

manajemen

adalah

merupakan

kegiatan-

kegiatan atau fungsi-fungsi yang dilakukan oleh setiap manajer. Pada


umumnya kegiatan-kegiatan manajer tersebut adalah perencanaan
3

(planning), pengorganisasian (organizing), penyusunan staf (staffing),


pengarahan (directing), dan pengendalian (controlling). Kegiatan ini
sering pula disebut dengan istilah proses manajemen, fungsi-fungsi
manjemen, dan unsur-unsur manajemen.
3. Manajemen sebagai suatu seni
Manajemen dianggap sebagai suatu seni atau ilmu. Segolongan
mengatakan bahwa manajemen itu adalah seni, golongan lain mengatakan
bahwa manjemen itu adalah ilmu.
Dari ketiga pengertian diatas, dapat disusun suatu pengertian yang
lebih operasional yang dapat kita sepakati sebagai definisi manajemen
yaitu:
Manajemen adalah suatu proses yang terdiri dari perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian untuk mencapai suatu
tujuan tertentu melalui orang lain dengan memanfaatkan sumber-sumber
yang tersedia. Kegiatan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

INPUT

PROSES

OUT PUT

Manajemen menurut James A.F Stoner / Charles Wankel:


Manajemen

adalah

proses

perencanaan,

pengorganisasian,

dan

proses

pengendalian upaya anggota organisasi dan proses penggunaan sumber daya


organisasi untuk tercapainya tujuan organisasi yang telah ditetapkan(James F
Stoner,Manajemen , Edisi Ketiga, CV.Intermedia, Jakarta,1986, Hal 4).
a. Perencanaan
Didalam perencanaan ini seorang atasan dituntut untuk mampu memilih dan
menentukan langkah-langkah kegiatan akan datang yang diperlukan untuk
mencapai sasaran. Langkah pertama adalah menentukan sasaran yang hendak

dicapai kemudian menyusun urutan langkah yang akan diambil untuk


mencapai sasaran tersebut. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
perencanaan adalah untuk menjembatani antara langkah yang diambil dengan
sasaran yang akan diraih sesuai dengan tujuan tertentu.
a. Pengorganisasian
Pengorganisasian mempunyai pengertian bahwa seorang atasan harus mampu
mengatur mengalokasikan kegiatan serta mengkoordinasikan sumber daya
kepada anggota organisasi agar dapat mencapai sasaran secara efisien. Hal ini
berarti perlu adanya pengaturan peranan masing-masing anggota. Peranan ini
kemudian dijabarkan menjadi pembagian tugas, tanggung jawab dan otoritas.
Atas dasar ini pembagian tersebut selanjutnya disusun struktur organisasi.
b.

Kepemimpinan
Maksud dari kepemimpinan
mendiskripsikan,

ini adalah

mengarahkandan

bagaimana

mendelegasikan

seorang atasan
serta

mampu

menciptakan suasana kerja yang kondusif dan mampu memotifasi para


stafnya untuk melaksanakan tugas sesuai dengan tujuan organisasi yang telah
ditetapkan.
c.

Pengendalian
Pengendalian ini mempunyai arti bahwa seorang atasan mampu memantau,
mengkaji dan bila perlu mengadakan koreksi agar hasil kegiatan sesuai
dengan kebijakan organisasi.

2.2 Pengertian Proyek


Proyek adalah rangkaian kegiatan yang mempunyai saat permulaan dan
yang harus dilaksanakan serta diselesaikan untuk mendapatkan suatu tujuan
tertentu, biasanya yang dimaksudkan dengan tujuan adalah merupakan ujung
akhir dipandang dari sudut logika dan waktu.
Sebuah proyek secara umum merupakan serangkaian aktifitas kerja yang
mempunyai kegiatan permulaan dan kegiatan akhir yang unik, dimana dalam
proses kerjanya aktifitas tersebut berpedoman pada tujuan yang telah disepakati.
Untuk penyelesaian kerja aktifitas yang ada, dibutuhkan beberapa sumber daya
seperti: biaya, peralatan, tenaga kerja, bahan baku dan ruang gerak. Hal di atas
5

selaras dengan definisi yang dikemukakan oleh Soehendrajati sebagai berikut:


Proyek adalah suatu kegiatan terorganisasi, yang menggunakan beberapa sumber
daya yang ada, yang dijalankan selama jangka waktu terbatas, yang mempunyai
titik awal saat dimulainya proyek dan titik akhir saat selesainya proyek
(Soehendrajati , RJB.Pengantar manajemen Kontruksi, Universitas Gajah Mada,
Yogyakarta,1981, Hal. 4).
Menurut P. J Burman, karakteristik yang menandai suatu kegaitan
sehingga dianggap sebagai suatu proyek adalah sebagai berikut. (Burma, P J.
Precendence Network For Project Planing and Control, Mc Errow Hill Book
Company, England, 1972, Hal. 3).
a. Bersifat Terbatas
Penyelesaian suatu proyek, yang mencakup semua tujuan akan dilaksanakan
dalam suatu periode waktu terbatas.
b. Kompleks
Suatu kegiatan dianggap suatu proyek apabila terdiri dari aktifitas seri atau
parallel, sehingga operasinya harus mencakup gabungan antara keterampilan
manusia, sumber daya, bahan baku, serta formalitas lainnya yang terbatas.
c. Tidak Berulang
Artinya suatu proyek merupakan suatu usaha yang tidak berulang atau rutin.
Sedangkan

kegiatan-kegiatan

yang

berbentuk

proyek,

pelaksananya

tergantung pada beberapa sumber yang terlibat, waktu penyelesaianya, serta


kompleksitas teknologi yang digunakan. Semua fungsi yang ada dalam suatu
proyek akan berhenti jika proyek tersebut telah selesai dan masing-masing
bagian dari organisasi proyek itu bisa mengerjakan pekerjaan yang lain tanpa
terikat pada organisasi sebelumnya.

2.3 Pengertian Manajemen Proyek


Konsepsi manager proyek adalah dasar fundamental untuk peranan
manajer konstruksi.
Proyek manajemen adalah perencanaan dan penjadwalan (planning atau
schedulling) dan manjemen ikutannya. Dan pengarahan dengan mengunakan

bentuk pentahapan waktu dari sumber-sumber (uang, tenaga kerja, peralatan,


fasilitas, bahan, informasi/teknologi), keterampilan/skill dan pengetahuan untuk
melaksanakan (penyelesaian) dari berbagai komponen dan segmen dari proyek.
Dalam praktek sehari-hari manajemen proyek adalah langkah/tindakan
nyata dalam proses manajemen ketika menghadapi tantangan atau konflik. Hal ini
harus selalu berkesinambungan dalam pengendalian, menghadapi langsung,
mencounter atau mengkesampingkan keperluan hampir setiap kepentingan dari
masing-masing orang.
Proyek manajemen adalah suatu istilah baru untuk situasi organisasi yang
diciptakan dalam menghadapi problem/masalah sementara. Manajemen proyek
merupakan mekanisme yang kompleks terdiri dari berbagai variabel yang berarti
dan penting untuk membuat proyek menjadi sukses.
Pengertian manajemen dalam perencanaan dan pengendalian proyek
adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumber
daya perusahaan untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan. Lebih jauh
manajemen proyek menggunakan pendekatan sistem dan hirarki (arus kergiatan)
vertikal maupun horizontal. Dari pengertian di atas dapat terlihat bahwa konsep
manajemen proyek mengandung hal-hal sebagai berikut:
a. Menggunakan

pengertian

manajemen

berdasarkan

fungsinya

yaitu:

merencanakan, mengorganisir, memimpin dan mengendalikan sumber daya


perusahaan yang berupa manusia, biaya dan material.
b. Kegiatan yang dikelola berjangka pendek dengan sasaran yang telah
ditentukan.
c. Memakai pendekatan sistem.
d. Mempunyai hirarki horizontal dan vertikal.
Dari pengertian diatas menunjukkan bahwa manajemen proyek tidak
bermaksud meniadakan arus kegiatan vertikal, tetapi ingin memasukkan
pendekatan teknik serta metode yang spesifik untuk menanggapi tuntutan dan
tantangan yang dihadapi dalam kegiatan proyek.
Tahapan-tahapan dalam kegiatan manajemen proyek adalah:

1) Tahapan penjadwalan proyek dan perencanaan bangunan.


2) Tahapan pelelangan dan kontrak pelaksanaan.
3) Tahapan pelaksanaan fisik konstruksi.
4) Tahapan penilaian proyek sebelum penyerahan.
Waktu yang diperlukan oleh seorang manajer proyek adalah:
-

Integritas dan karakternya (Integrity of character)


Sikap untuk bekerja sama (Team lok attitude)
Kesanggupan untuk memecahkan masalah (Problem solving ability)
Disiplin mental (Mental attitude)
Kematangan emosi (Emotional maturity)
Antusias (Enthusiasme)
Dapat membaca hati orang (people mindedness)
Ingin tahu (Inquisitevenees)
Kepemimpinan (leader ship)

2.4 Pengertian Manajemen Konstruksi


Manajemen konstruksi adalah suatu metode umtuk memenuhi kebutuhan
konstruksi. Manajemen konstruksi menanggani tahapan-tahapan perencanaan,
desain dan konstruksi proyek ke dalam tugas-tugas yang terpadukan.
Tugas-tugas itu dibebankan kepada suatu tim manajemen yang terdiri dari
pemilik, manajer dan organisasi perancang. Kontraktor dan / atau badan
pendukung dana dapat pula merupakan bagian dari tim tersebut. Hubungan
kontrak antar anggota tim dimaksudkan untuk menekan seminimal mungkin
adanya pertentangan dan menumbuhkan daya tanggap dalam lingkungan tim itu
sendiri.
Ciri yang paling membedakan proses manajemen kontruksi dengan yang
lainnya adalah adanya satu perusahaan tunggal, perusahaan manajemen kontruksi
yang terlibat dalam keseluruhan proyek.

2.5 Produksi
1. Konsep produksi
Produksi adalah berbagai proses atau rancangan prosedur untuk merubah
satu set elemen masukan (input) menjadi satu set elemen luaran (output).

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa produksi merupakan suatu proses


yang merubah bahan baku menjadi bahan jadi melalui proses yang tertentu.
Proses produsi dapat digambarkan sebagai:

Input

Proses

Output

2. Proses produksi
Proses produksi dapat dibagi atas tiga bagian yaitu:
a. Disentigrasi
Material

Produk
Proses

Pada proses desintegrasi ini bahan baku terdiri dari satu jenis, kemudian
melalui proses akan dihasilkan produk berbagai macam bentuk.

b. Service
Input

Produk
Pada

proses

Proses
service
ini bahan

baku

terdiri

dari

satu

komponen/jenis, kemuadian melalui proses akan dihasilkan satu jenis


produk. Contoh dari proses ini adalah pada pekerjaan service, pengecatan,
dll.
c. Integrasi dan assembling
Komponen

Produk
Proses

Contoh dari proses ini adalah produksi dari industri konstruksi dimana
bahan bakunya terdiri dari berbagai jenis bahan, dan dari sini dihasilkan
bangunan yang diinginkan.
3. Produksi dalam Industri Konstruksi

Dalam industri konstruksi tujuan akhir dari proses manajemen


adalah agar dapat merealisasi disai menjadi hasil yang dapat dilihat dan
dirasakan.

Uang

Waktu

Tenaga kerja dan metoda

Proyek Manager
Planning
Schedulling
Manajemen ikutan
lainnya
Controlling

Sukses

Bahan

Sukses

Peralatan

Produksi

Pada gambar terlihat baetapa pentingnya fungsi proyek manager


mengelola sumber-sumber yang ada dengan pengetahuan manajemen
menuju sasaran yang diinginkan yaitu produksi yang berupa hasil akhir
yang dapat dilihat dan dirasakan, hasil ini dapat berupa jembatan, jalan dan
sebagainya.

10

4. Macam-macam produksi
Ada tiga macam jenis produksi yang dikelompokan sebagai berikut:
a. Produksi tunggal (Job Production)
Ciri-ciri dari produksi jenis ini adalah:
- Banyak diperlukan orang-orang terampil yang sudah terlatih lebih
-

dari dua tahun tingkat personal kontrolnya tinggi.


Buruh kasar hanya digunakan sebagai pembantu bagi tenaga

terampil teknik.
Hasil atau bentuk produk ini unik atau tidak sam satu dengan yang

lain.
Tenaga staf sedikit.
Organisasi kerja sederhana.
Contoh produksi jenis ini adalah pembangunan gedung, jalan, dan

pembuatan jembatan, serta proyek-proyek lain yang dibuat khusus.


b. Produksi campuran (Bacth production)
Ciri-ciri produk jenis ini adalah:
- Tenaga kasar dan tenaga terampil berimbang, dimana tenaga
terampil dilatih 2 bulan sampai 2 tahun.
- Bentuk produksinya tidak terlalu unik dan tidak terlalu masal.
- Tenaga staf sudah lebih banyak dari produksi tunggal.
- Organisasi kerja cukup kompleks.
- Contohnya perumahan real estat atau sejenisnya.
c. Produksi Masal (Mass Production)
Ciri-ciri dari produks ini adalah:
- Tenaga kerja biasa lebih banyak dan keterampilannya perlu latihan
-

antara 2 minggu sampai 2 bulan.


Tenaga staf cukup banyak dan perlu adanya QC ( Quality Control)
untuk produksi yang dihasilkan agar kualitas benar-benar tercapai

maksimal.
Organisasi kerja lebih kompleks.
Contoh produksi tiang pancang beton, tiang listrik pratekan, dan
lain-lain.

2.6 Keberhasilan Proyek Konstruksi


Dalam pelaksanaan proyek tentu mempunyai sasaran yang akan dituju.
Menurut Soeharto (1995), sasaran adalah tujuan yang spesifik dimana semua
kegiatan diarahkan dan diusahakan untuk mencapainya. Setiap proyek mempunyai
tujuan yang berbeda, misalnya pembuatan rumah tinggal, jalan dan jembatan,
ataupun instansi pabrik.Dapat pula berupa produk hasil kerjapenelitian dan
pengembangan. Dalam proses mencapai tujuan tersebut terdapat tiga sasaran

11

pokok, yaitu besarnya biaya anggaran yang dialokasikan, jadwal kegiatan, dan
mutu yang harus dipenuhiuntuk mencapai suatu keberhasilan proyek. Hubungan
biaya, waktu, dan mutu digambarkan sebagai berikut:

1. Biaya
Proyek dikatakan berhasil jika proyek yang dilaksanakan dapat selesai
tepat waktu, tepat guna, dan tepat biaya.Proyek harus diselesaikan dengan
biaya yang tidak melebihi anggaran. Untuk proyek yang melibatkan dana
dalam jumlah besar dan jadwal bertahun-tahun, anggarannya bukan
ditentukan untuk total proyek, tetapi dipecahkan lagi kompinennya, atau
periode tertentu yang jumlahnya disesuaikan dengan keperluan. Dengan
demikian penyelesaian bagian proyek pun harus memenuhi sasaran anggaran
perperiode.
2. Waktu
Proyek harus dikerjakan sesuai dengan kurun waktu dan tanggal akhir
yang telah ditentukan.Bila hasil akhir adalah produk baru, maka
penyerahannya tidak boleh melewati batas waktu yang telah ditentukan.
3. Mutu
Produk atau hasil kegiatan proyek harus memenuhi spesifikasi dan kriteria
yang dipersyaratakan.Sebagai contoh, apabila hasil kegiatan proyek tersebut
berupa instalasi pabrik, maka kriteria yang dipenuhi adalah pabrik harus
mampu beroperasi secara memuaskan dalam kurun waktu yang telah
ditentukan. Sehingga, memenuhi persyaratan mutu berarti mampu memenuhi
tugas yang dimaksudkan.

12

Ketiga sasaran tersebut erat hubungannya dan bersifat saling terkait.


Artinya, jika ingi meningkatkan kinerja, produk yang telah disepakati dalam
kontrak, maka umumnya harus diikuti dengan menaikkan mutu, yang selanjutnya
berakibat pada naiknya biaya melebihi anggaran. Sebaliknya apabila ingin
menekan biaya, maka akan menurunkan mutu, dan waktu pelaksanaannya dari
segi technis, ukuran keberhasilan proyek dikaitkan dengan jumlah sejauh mana
ketiga sasaran tersebut dapat dipenuhi.

2.7 Perencanaan
2.7.1 Pengertian Perencanaan
Perencanaan adalah proses yang mencoba meletakkan dasar tujuan dan
sasaran termasuk menyiapkan segala sumbeer daya untuk mencapainya.
Perencanaan menjadi begitu penting, sebab sebagai awal dari proses manajemen
maka perencanaan akan sangat menentukan sekali untuk mencapai tujuan
organisasi. Segala informasi ataupun ide yang diperlukan perlu dirumuskan secara
baik, sehingga sasaran diinginkan akan terpola dalam bentuk perencanaan yang
baik.
Yang termasuk dalam perencanaan adalah:
a. Memperkirakan sumberdaya yang diperlukan berikut analisa effisiensinya.
b. Memperkirakan biaya yang diperlukan untuk proyek.
c. Memonitor kejadian untuk dijadikan sebagai pengukur kemajuan pekerjaan.
Rencana yang baik adalah rencana yang dapat memberikan gambaran
tentang biaya, sumber daya, dan waktu yang diperlukan untuk mencapainya. Oleh
sebab itu prinsip-prinsip rencana yang terpenting adalah:
a. Rencana harus bisa memberikan informasi yang dianggap penting.
b. Rencana harus realistis (nyata).
c. Rencana harus fleksibel (sesuai dengan kondisi lapangan).
d. Rencana harus bisa dipakai sebagai dasar pengendalian (Monitoring).
2.7.2 Proses dan Sistematika Perencanaan
Dari definisi manajemen proyek perencanaaan menempati urutan pertama
dari fungsi-fungsi lain. Perencanaan adalah proses yang mencoba meletakkan
dasar tujuan dan sasaran termasuk menyiapkan segala sumbeer daya untuk
mencapainya.

13

Salah satu perencanaan adalah pengambilan keputusan. Suatu perencanaan yang


tepat disusun secara sistematis, untuk mneyusun suatu perencanaan yang lengkap
diperlukan:
a. Menentukan Tujuan
Tujuan organisasi atau perusahaan dapat diartukan sebagai pedoman yang
membrikan arah gerak segala kegiatan yang akan dilakukan.
b. Menentukan Sasaran
Sasaran adalah titik tertentu yang perlu dicapai apabila organisasi tersebut
ingin tercapai tujuannya.
c. Mengkaji Posisi Awal terhadap Tujuan
Dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana kesiapan organisasi pada saat
awal terhadap sasaran yang telah ada.
d. Memilih Alternatif
Proses ini terdiri dari penetapan langkah terbaik yang mungkin dapat
dilaksanakan

setelah

memperhatikan

berbagai

batasan

kemudian

menyusunnya menjadi urutan dan rangkaian menuju sasaran dan tujuan.


e. Menyusun Rangkaian Langkah Mencapai Tujuan
Proses ini terdiri dari penetapan langkah yang mungkin dapat dilaksanakan
setelah memperhatikan berbagai batasan kemudian menyusunnya menjadi
urutan dan rangkaian menuju sasran dan tujuan.
2.7.3 Unsur-Unsur Perencanaan
Unsur-unsur perencanaan yang erat kaitannya manajemen proyek meliputi:
a. Jadwal
Jadwal adalah penjabaran perencanaan proyek menjadi urutan langkahlangkah kegiatan yang sistematis untuk mencapai sasaran.
b. Perkiraan
Dalam arti luas perkiraan adalah usaha yang dilakukan secara sistematis untuk
melihat keadaan masa depan dengan data-data yang tersedia. Tujuan dari

14

perkiraan adalah memberikan informasi untuk dipakai sebagai salah satu dasar
perencanaan dan pengendalian.
c. Sasaran
Sasaran adalah tujuan yang spesifik dimana semua kegiatan diarahkan dan
diusahakan untuk mencapainya. Terdapat tiga sasaran penting proyek yaitu
jadwal, anggaran dan mutu.
d. Kebijakan dan Prosedur
Tidak berlebihan bila dikatakan bahwa kebijakan atau prosedur memegang
peranan penting dalam penyelenggaraan suatu kegiatan, yaitu merupakan alat
komunikasi yang diharapkan dapat mengatur, mengkoordinir dan menyatukan
arah gerakan kegiatan yang akan dilakukan.
e. Anggaran
Suatu anggaran menunjukkan penggunaan dana untuk melaksanakan kegiatan
dalam kurun waktu tertentu.Anggaran pada umumnya disiapkan dalam bentuk
uang.
2.7.4 Rencana Untuk Tahap Pra Tender
Rencana yang perlu dibuat adalah sebagai berikut
a. Rencana kerja

RENCANA
KERJA
STAF

WAKTU
4
5

Pek.Persiapan
Pek.Tanah
Pek.Pasangan
Pek.Beton
Pek.Kayu
Pek.Kuda-kuda
Pek.Mekanikal
Dan lain-lain

b. Rencana tenaga kerja dan staf

15

KET.

RENCANA KUNJUNGAN
STAF
STAF

1 2 3

WAKTU
4
5
6

KET.

Klien
Arsitek
Struktur/Engineer
Mekanikal
Elektrikal
Quantity Surveyor
Value engineer
Dan lain-lain

c. Rencana peralatan

RENCANA
PERALATAN
STAF

1 2

WAKTU
5
6

KET.

Buldozer
Backhoe
Motor grader
Crane
Dump truck
Smooth Wheel
Pile driver
Dan lain-lain

2.7.5 Rencana Tahap Kontrak


Pada tahapan kontrak, kontraktor perlu memperhatikan melakukan beberapa hal
yaitu:
a. Evaluasi kontrak
Evaluasi terhadap kontak ini perlu dilakukan, sebab dari hasil evaluasi inilah
strategi pelaksanaan dapat disusun. Ada beberapa hal yang perlu dievalusi
dalam kontrak yaitu:
1. Gambar-gambar, gambar yang dibuat perencana biasanya sudah tidak
sesuai dengan gambar yang diterima pada dokumen tender, sebab
melalui proses aanwijzing gambar rencana mengalami beberapa
koreksian yang disepakati.

16

2. Spesifikasi (Rencana kerja dan syarat-syarat), RKS ini perlu dievaluasi


kembali sebab sudah tidak sesuai dengan RKS awal, sebab dalam
aanwijzing segala perubahan tersebut sudah disampingkan.
3. Daftar kuantitas (Bill of Quantity), kuantitas yang terdapat pada BQ
perlu dievaluasi kembali sebagai akibat dari perubahan gambar.
4. Kondisi kontrak, kondisi kontrak ini perlu diperhatikan untuk menjaga
agar prestasi pekerjaan dapat disesuaikan dengan ketentuan pembayaran
dan penilaian terhadap prestasi pekerjaan.
b. Rencana Proyek
Rencana kerja proyek ini dapat disusun dalam berbagai bentuk seperti:
- Bar Chart
- CPM
- PDM
Dalam penyusunan perencanaan pelaksanaan pekerjaaan (Contruction
planning) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu:
-

Mencatat maksud dan tujuan sesuai dengan tujuan owner.


Harus bisa memberikan penjadwalan.
Harus bisa mempersiapkan informasi kepada klien sebagai dasar

pembayaran.
Harus bisa memberikan urut-urut pekerjaan/kemajuan dan pembiayaan.
Harus bisa memberikan informasi dan kemungkinan adanya perubahan.

Jika dilihat dari bentuk program, maka dapat dibedakan atas:


1) Program induk (Master program), program yang dibuat untuk seluruh proyek.
2) Program bagian (Section program), program ini disusun lebih detai dari
program induk sebab program ini menujukan rencana detail dari kegiatan
proyek.
3) Program rangkaian (Squence program), program ini memperlihatkan rangkain
antara satu program dengan program lainnya.
Pencapaian sasaran akan sangat terganggu jika dipengaruhi oleh:
1)
2)
3)
4)
5)
6)

Kemampuan pengawas dari kontraktor.


Cuaca yang buruk diluar kebiasaan.
Ketidak mampuan kontraktor bekerja memenuhi standar.
Kurangnya tenaga kerja diluar dugaan.
Kurangnya material diluar dugaan.
Perubahan yang diluar batas kontrak yang sudah ada.

17

7) Kesulitan dalam pengadaan material untuk kontruksi karena kebijaksaan


pemerintah.
8) Ketidak mampuan direksi untuk memberikan informasi pada saaat yang
diperlukan.
9) Kondisi lapangan (site) yanag tidak diduga sebelumnya.
Ada beberapa hal yang membuat pekerjaan jadi terlambat, sehingga tidak
sesuai dengan program yang sudah disusun:
1) Site manajemen yang tidak efisien.
2) Buruknya perencanaan.
3) Kurangnya tenaga manajemen lapangan pada proyek yang dikelola secara
sentral.
4) Salah interpretasi (salah arti) terhadap informasi yang ada dalam dokumen
terutama menyangkut kualitas.
5) Pemilihan cara pelaksanaan yang tidak tepat.

2.8 Pengendalian
2.8.1

Pengertian Pengendalian
Pengendalian adalah proses untuk menentukan (mendeterminir) apa yang

akan dilaksanakan artinya standar, apa yang sedang dilaksanakan artinya


pelasanaan, mengevaluasi pelaksanaan, dan melakukan tindakan perbaikan
(koreksi) sehingga pelaksanaan dapat dilaksankan sesuai dengan rencana.

Dengan demikian pengendalian dilihat sebagai proses yang terdiri dari:


-

Penetapan standar
Adanya pelaksanaan
Perlu adanya evaluasi
Tindakan perbaikan (remedial action)

2.8.2

Fungsi dan Proses Pengendalian


R.J.Mockler (1972) memberikan definisi pengendalian sebagai berikut:

Pengendalian adalah usaha yang sistematis untuk menetukan standar yang sesuai
dengan sasaran perencanaan, merancang system informasi, membandingkan

18

pelaksanaan dengan standar menganalisis kemungkinan adanya penyimpangan


antara pelaksanaan dan standar, kemudian mengambil tindakan pembetulan yang
diperlukan agar sumber daya digunakan secara efektif dan efisien dalam mencapai
sasaran (Iman Soeharto, Manajemen Proyek, dari konseptual sampai
operasional, Erlangga, 1995, Hal. 117).
Berdasarkan definisi diatas, proses pengendalianproyek dapat diuraikan sebagai
berikut:
a. Menetukan Sasaran
b. Lingkup Kegiatan
c. Standar dan Kriteria
d. Merancang Sistem Informasi
e. Menganalisa Hasil Pekerjaan
f. Mengadakan Tindakan Pembetulan.
2.8.3

Obyek dan Aspek Pengendalian


Garis besar obyek pengendalian proyek adalah sebagai berikut:

a. Organisasi Personil
Memantau apakah oorganisasi pelaksanaan proyek dibentuk sesuai rencana.
b. Waktu / Jadwal
Dalam aspek ini obyek pengendalian amat ekstensif dan berlangsung
sepanjang siklus proyek.
c. Anggaran Biaya dan jam orang
Pengendalian anggaran dan pemakaian jam orang berlangsung selama siklus
proyek, dengan potensi paling mungkin keberhasilan yang besar berada
diawal proyek sewaktu merumuskan ruang lingkup kerja.
d. Pengendalian Pengadaan
Pengendalian ruang lingkup kerja erat hubungannya dengan aspek biaya. Ini
penting dilakukan pada tahap engineering karena disini banyak sekali
alternative yang bisa dipilih.
e. Pengendalian Mutu

19

f. Pengendalian Kinerja
2.8.4

Standar
Sebuah standar dapat dianggap sebagai sebuah pengukur yang ditetapkan,

sesuatu yang diusahakan, sebuah model untuk perbandingan atau suatu alat
dengan apa suatu hal dapat dibandingkan dengan hal lain.
Dalam pelaksanaan pekerjaan kontrak antara kontraktor dengan owner
menjadi sangat penting, sebab ini adalah standar yang digunakan dalam
melakukan pengendalian dalam pekerjaan.
Kontrak kontraktor dan owner ini memiliki lampiran yang sekaligus
menjadi pengikat dalm pelaksanaan yaitu:
-

Klausul kontrak
Gambar-gambar
Risalah-risalah aanwijzing
Risalah tender
dan lain-lain

2.9 Pengendalian Pada Proyek


Ada beberapa aspek yang meliputi pengendalian dan pengawasan pada proyek
yaitu:
1. Aspek pengawasan terhadap waktu
Kontrol waktu terhadap proyek mempunyai sasaran tunggal, yaitu untuk
menjaga agar waktu pelaksanaan seuai dengan rencana yang sudah disetujui.
Langkah-langkah untuk pengawasan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Pencatatan dan pelaporan kemajuan pekerjaan
Siklusnya sangat tergantung pada keadaan dan jenis proyek. Laporan
kemajuan dibuat oleh kontraktor dan disetujui oleh konsultan pengawas.
Laporan harian berisikan tentang kegiatan yang dilaksankan, bahan,
peralatan, keadaan cuaca dan hal-hal penting lainnya yang terjadi pada hari
tersebut. Laporan mingguan dibuat berdasarkan laporan harian dan

20

dilengkapi dengan laporan kemajuan pekerjaan. Sedangkan laporan


bulanan adalah laporan mingguan yang ada dan dilengkapi dengan
bebbagai hal seperti risalah rapat, keadaan cuaca bulanan, keadaan prestasi
pekerjaan selama satu bulan, foto-foto perkembangan pekerjaan, risalah
rapat lapangan, monitoring, dan koordinasi, serta masalah lain yang perlu
dilporkan.
b. Rekaman dan perbandingan kemajuan pekerjaan
Alat yang digunakan adalah berupa:
- Bar chart
Peta gantt atau bar chart (Gantt Chart) dikembangkan oleh Henry L
Gantt, salah seorang pioneer dari scientific manajemen, dalam suatu
konvensional. Bar Chart biasanya hanya menunjukkan data masa lalu,
atau analisa dari kondisis tertentu menurut kebiasaan yang lebih
mudah dimengerti pada suatu tabel, gambar atau tulisan yang berupa
uraian. Contoh dari Gantt Chart dapat dilihat pada halaman
selanjutnya.

Kegiata
n

Durasi
(Minggu
)

01/02/0
1

Akhir Minggu
08/02/0 15/02/0
1
1

22/02/0
1

RENCANA
KERJA
STAF

Pek.Persiapan
Pek.Tanah
Pek.Pasangan
21

WAKTU
4
5

KET.

Pek.Beton
Pek.Kayu
Pek.Kuda-kuda
Pek.Mekanikal
Dan lain-lain

Arrow diagram
Metode pembabakan (Milestone method) merupakan penyempurnaan
dari Gantt Chart yang sederhana. Dalam Gantt Chart mungkin saja
ada beberapa milestone yang dapat merupakan kejadian atau dimana
aktivitas lain mulai dilakukan. Untuk lebih jelas menunjukkan
kebergantungan diantara aktivitas-aktivitas, maka diantara milestonemilestone dihubungkan dengnan anak panah seperti terlihat pada
gambar 2.2. gambar A. menunjukkan milestone dalam Bar Chart biasa
dan gambar B menunjukkan Milestone method dengan anak panah
yang menunjukkan kebergantungan aktivitas-aktivitas.
GAMBAR A

GAMBAR B

22

Gambar 2.2. Diagram Milestone

- Diagram skala waktu


c. Mengambil langkah koreksi
Masalah yang sering timbul dari keterlambatan pekerjaan adalah:
- Kemampuan manajemen lapangan
- Pengadaan bahan terlambat
- Peralatan yang diperlukan tidak mencukupi
- Tenaga kerja kurang produktivitas dan jumlahnya
- Keadaan cuaca yang tidak kemungkinan pekerjaan dilaksanakan
- Keputusan yang diberikan direksi terhadap ijin kerja sering terlambat
d. Memperbarui jadwal
Pengukuran kemajuan pekerjaan
Untuk melihat perkembangan

pekerjaan,

maka

perlu

dilakukan

pengukuran prestasi pekerjaan. Ada tiga cara dalam menentukan prestasi


pekerjaan yaitu:
a. Prosentase penyelesaian kegiatan.
b. Jumlah hari kerja yang terselesaikan.
c. Kuantitas unit kerja yang terselesaikan.
Untuk menghitung prestasi pekerjaan dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut:

Prosentase
Penyelesaian

Jumlah yang
terselesaikan
Jumlah keseluruhan

x
100%

2.10 Hubungan Antara Perencanaan dan Pengendalian


Pengendalian dapat diberi batasan sebagai suatu proses yang menjamin
bahwa tindakan yang dilakukan sesuai dengan rencana. Batasan ini menunjukkan
suatu hubungan yang erat antara perencanaan dan pengendalian. Pengendalian
23

tidak

akan terjadi jika tidak ada perencanaan dan

perencanaan mempunyai

kemungkinan kecil berhasil jika tidak ada usaha untuk mengawasi kemajuan
pelaksanaan. Jadi pengendalian

mempunyai tugas membandingkan informasi

mengenai apa yang sesunguhnya sedang terjadi

selama pelaksanaan suatu

rencana berlangsung, dengan anggaran, program, standar dan sebagainya yang


telah ditetapkan pada tahap perencanaan. Apabila pelaksanaan menyimpang
terlalu banyak, mungkin diperlukan satu atau lebih dari ketiga penyesuaian berikut
:
a. Pelaksanaan diubah sedemikian rupa sehingga hasilnya akan mendekati hasil
yang dikehendaki dalam rencana.
b. Rencana dipertimbangkan kembali untuk kemudian diadakan revisi
c. Pengendalian dievaluasi kembali untuk memastikan bahwa pengendalian
tersebut sesuai dengan rencana dan sasarannya

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, dan proses
pengendalian upaya anggota organisasi dan proses penggunaan sumber daya
organisasi untuk tercapainya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Pengertian
manajemen dalam perencanaan dan pengendalian proyek adalah merencanakan,
mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumber daya perusahaan untuk
mencapai sasaran yang telah ditentukan. Sedangkan, manajemen konstruksi
adalah suatu metode umtuk memenuhi kebutuhan konstruksi. Manajemen
konstruksi menanggani tahapan-tahapan perencanaan, desain dan konstruksi
proyek ke dalam tugas-tugas yang terpadukan.
Dari sekian banyak pembahasan yang tertera di atas maka dapat kita
simpulkan bahwa menejemen proyek sangat lah penting dalam suatu menejemen
konstruksi dimana dengan proyek konstruksi yang se rumit dan sebesar itu
tentunya di perlukan suatu alat yang berguna dalam pengaturan jalanya proyek
tersebut yang disebut menejemen proyek konstruksi.
24

Perencanaan adalah proses yang mencoba meletakkan dasar tujuan dan


sasaran termasuk menyiapkan segala sumbeer daya untuk mencapainya.
Perencanaan menjadi begitu penting, sebab sebagai awal dari proses manajemen
maka perencanaan akan sangat menentukan sekali untuk mencapai tujuan
organisasi. Pengendalian adalah proses untuk menentukan (mendeterminir) apa
yang akan dilaksanakan artinya standar, apa yang sedang dilaksanakan artinya
pelasanaan, mengevaluasi pelaksanaan, dan melakukan tindakan perbaikan
(koreksi) sehingga pelaksanaan dapat dilaksankan sesuai dengan rencana.
Perencanaan dan pengendaliaan dalam suatu proyek sangat penting, sebab proyek
pada hakekatnya merupakan rangkaian kegiatan yang mempunyai awal dan akhir.

3.2 Saran
Mengingat begitu pentingnya dan sentralnya manejemen proyek posisinya
dalam menejemen konstruksi maka disarankan agar melakukan persiapan
sematang matangnya dalam melakukan perencanaan menejemen karena jika
adanya kesalahan menejemen maka akan gagal total lah suatu proyek tersebut.

25

DAFTAR PUSTAKA
http://www.polines.ac.id/teknis/upload/jurnal/jurnal_teknis_13659
28717.pdf
http://e-journal.uajy.ac.id/2743/3/2TS12695.pdf

26

Anda mungkin juga menyukai