Anda di halaman 1dari 4

KAJIAN PENGENDALIAN MUTU BUAH PIR DAN ANGGUR PADA PASAR RITEL

MODERN
(Studi Kasus di Lottemart Wholesale Soekarno Hatta, Kota Bandung)

I.

Latar Belakang
Pasar tradisional yang ada di Indonesia terkenal dengan image yang cukup buruk

dengan kondisi pasarnya yang tidak nyaman, seperti gerai-gerainya yang kumuh dan jalan
dalam pasar yang terkadang becek pada saat hujan. Berbeda dengan pasar modern yang
sangat terjaga lingkungannya karena mengutamakan kenyamanan konsumen pada saat
berbelanja, dan hal itu ada pada pasar ritel modern.
Kehadiran ritel modern di Indonesia tentunya mulai mengubah perilaku masyarakat
Indonesia untuk mulai beralih berbelanja dari pasar tradisional ke pasar ritel modern. Dengan
pelayanan yang lebih memuaskan, seperti tempat yang luas, ruangan ber-AC, dan display
berbagai macam produk, konsumen dapat lebih leluasa untuk berbelanja.
Tabel 1. Laju Pertumbuhan Jumlah Pasar Tradisional dan Pasar Modern di Jawa Barat
Periode Tahun 2008-2011
Tahun
Pasar Tradisional (%)
Pasar Modern (%)
2008
-0,36
15,81
2009
-0,73
28,84
2010
13,28
20,14
2011
0,81
46,03
Sumber: Diolah dari data Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat, 2011
Dalam Tabel 1 bisa kita lihat bahwa pertumbuhan ritel modern khususnya di Jawa Barat
dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang signifikan, berbeda dengan pasar tradisional
yang laju pertumbuhannya tidak stabil. Hal ini membuktikan bahwa kebutuhan masyarakat
terhadap ritel modern juga semakin tinggi.
Tabel 2.

Jumlah Pasar Modern di Kota Bandung 2007-2011

Tahun
2007
2008
2009
2010
Kota Bandung
147
251
283
283
Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat, 2011
Kabupaten/ Kota

2011
409

Sebagai Ibukota Provinsi Jawa Barat, Kota Bandung adalah daerah yang memiliki gerai
ritel modern terbanyak dibandingkan dengan kabupaten atau kota lainnya. Tidak adanya
perubahan jumlah gerai dari tahun 2009-2010 adalah akibat dari Perda Kota Bandung Nomor
2 Tahun 2009 yang mengatur tentang penataan pasar dan zonasi antara pasar tradisional dan
pasar modern. Sementara pada tahun 2010-2011, kebijakan pengelolaan pasar mulai
diberikan pada otonomi daerahnya masing-masing. Hal ini berdampak pada munculnya
format baru dari pasar modern, seperti adanya minimarket yang letaknya hingga ke
perumahan. Dengan begitu, akses masyarakat terhadap ritel modern ini pun kian mudah.
Kebijakan tersebut akhirnya berdampak pada melonjaknya gerai ritel modern di Jawa Barat.
Salah satu produk yang menarik konsumen untuk berbelanja di ritel modern adalah
fresh product, seperti buah-buahan, sayuran, dan daging. Pasar ritel modern yang buka
hampir 24 jam membantu konsumen untuk mendapatkan fresh product kapanpun, berbeda
dengan pasar tradisional yang ketersediaan fresh productnya hanya pada pagi hingga siang
hari.
Produk hortikultura, khususnya buah-buahan, yang tersedia dalam berbagai jenis,
ukuran, dan harga mempermudah konsumen untuk memilih produk yang sesuai dengan
keinginan mereka. Namun demikian, buah-buahan yang merupakan produk pertanian juga
bersifat mudah rusak jika tidak ditangani dengan baik. Oleh karena itu, diperlukan
pengendalian mutu agar kesegaran dan kualitas buah tetap terjaga.
Lottemart Wholesale merupakan peritel modern terbesar ke-5 di Indonesia, dengan
format perkulakan atau whole seller, maka Lottemart menjual beberapa jenis barang mulai
dari kebutuhan rumah hingga buah-buahan segar. Pir dan anggur merupakan salah satu buahbuahan yang dijual di Lottemart dengan tingkat penjualan yang cukup tinggi.
Buah pir dan anggur merupakan salah satu produk buah-buahan impor yang rawan
rusak. Apabila ada satu buah yang terkena penyakit atau busuk, maka buah lainnya yang
bergesekan akan mendapatkan kontak dari buah yang ruska tersebut dan akan terkena infeksi.
Buah pir bukanlah buah yang dapat disentuh tangan sembarangan dan harus disimpan di suhu
tertentu. Angka shrinkage atau penyusutan merupakan salah satu target yang ditetapkan oleh
Lottemart khusus untuk bagian fresh product.
Atas dasar itulah, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana proses yang
dilakukan Lottemart Wholesale untuk tetap menjaga kualitas dan kuantitas dari buah pir dan
anggur yang sesuai dengan standar yang ditetapkan supermarket dan sesuai dengan selera

konsumen, serta mengetahui permasalahan apa saja yang terjadi pada saat pengendalian
mutu.

II.

Identifikasi Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana proses pengendalian mutu yang dilakukan oleh Lottemart Wholesale
untuk buah pir dan anggur?
2. Apa saja permasalahan yang dihadapi Lottemart Wholesale salam proses
pengendalian mutu buah pir dan anggur?

III.

Maksud dan Tujuan Penelitian


Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka maksud dan tujuan dari penelitian ini
adalah:
1. Untuk mengetahui proses pengendalian mutu produk buah-buahan pada ritel modern.
2. Untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi pada saat proses pengendalian mutu.

IV.

Kegunaan Penelitian
a. Bagi Penulis
1. Memperluas wawasan penulis terhadap fenomena yang terjadi dalam pasar ritel
modern.
2. Penelitian dapat digunakan sebagai bahan perbandingan sampai sejauh mana
teori-teori yang didapat selama masa perkuliahan dapat diterapkan dalam dunia
nyat.
3. Merupakan latihan bagi penulis untuk mengidentifikasi masala, menganalisa, serta
merumuskan solusi terhadap permasalahan yang terjadi.
b. Bagi perusahaan
Sebagai sumbangan informasi atau masukan untuk mengetahui sejauh mana
pengendalian mutu yang dilakukan telah berjalan.
c. Bagi pihak lain
Diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat dalam menambah pengetahui bagi
pihak-pihak yang tertarik dengan bidang ini, dan juga menambah informasi dan
referensi yang kelak bermanfaart bagi penelitian-penelitian selanjutnya.

Sumber:
Dagoes, Reza Johansyah. 2013. Kajian Pengendalian Mutu Buah Pir dan Anggur pada Pasar
Ritel Modern (Studi Kasus di Lottemart Wholesale Soekarno Hatta, Kota Bandung).
Fakultas Pertanian. Universitas Padjadjaran.

Anda mungkin juga menyukai