Anda di halaman 1dari 4

Etiket/Etika Dalam Berkomunikasi/Komunikasi &

Pengertian Etika/Etiket - Sosiologi

Organisasi.Org Komunitas & Perpustakaan Online


Indonesia
Tue, 14/10/2008 - 1:22am godam64
A. Arti Definisi / Pengertian Etika ( Etik )
Etika berasal dari bahasa yunani yaitu ethos yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat
kebiasaan di mana etika berhubungan erat dengan konsep individu atau kelompok sebagai alat
penilai kebenaran atau evaluasi terhadap sesuatu yang telah dilakukan.
B. Arti Definisi / Pengertian Etiket
Etiket adalah suatu sikap seperti sopan santun atau aturan lainnya yang mengatur hubungan
antara kelompok manusia yang beradab dalam pergaulan.
C. Etika Dan Etiket Yang Baik Dalam Komunikasi
Berikut di bawah ini adalah beberapa etika dan etiket dalam berkomunikasi antar manusia dalam
kehidupan sehari-hari :
1. Jujur tidak berbohong
2. Bersikap Dewasa tidak kekanak-kanakan
3. Lapang dada dalam berkomunikasi
4. Menggunakan panggilan / sebutan orang yang baik
5. Menggunakan pesan bahasa yang efektif dan efisien
6. Tidak mudah emosi / emosional
7. Berinisiatif sebagai pembuka dialog
8. Berbahasa yang baik, ramah dan sopan
9. Menggunakan pakaian yang pantas sesuai keadaan
10. Bertingkahlaku yang baik
D. Contoh Teknik Komunikasi Yang Baik
- Menggunakan kata dan kalimat yang baik menyesuaikan dengan lingkungan
- Gunakan bahawa yang mudah dimengerti oleh lawan bicara
- Menatap mata lawan bicara dengan lembut
- Memberikan ekspresi wajah yang ramah dan murah senyum
- Gunakan gerakan tubuh / gesture yang sopan dan wajar
- Bertingkah laku yang baik dan ramah terhadap lawan bicara
- Memakai pakaian yang rapi, menutup aurat dan sesuai sikon
- Tidak mudah terpancing emosi lawan bicara
- Menerima segala perbedaan pendapat atau perselisihan yang terjadi
- Mampu menempatkan diri dan menyesuaikan gaya komunikasi sesuai dengan karakteristik
lawan bicara.
- Menggunakan volume, nada, intonasi suara serta kecepatan bicara yang baik.
- Menggunakan komunikasi non verbal yang baik sesuai budaya yang berlaku seperti berjabat
tangan, merunduk, hormat, ces, cipika cipiki (cium pipi kanan - cium pipi kiri)
- Dan lain sebagainya.

sosiologi

Add new comment

R.E.A.C.H : Lima Hukum Komunikasi Efektif


Diposkan oleh Wawan Herdianto
Pada artikel sebelumnya yang berjudul Komunikasi Efektif kita sudah
membahas Integritas: Fondasi Utama Komunikasi Efektif. Setelah kita
memiliki integritas sebagai fondasi utama dalam membangun komunikasi
efektif, berikutnya kita perlu memperhatikan Lima Hukum Komunikasi Yang
Efektif (The 5 Inevitable Laes of Effective Communication). Dalam buku Make
Yourself A Leader yang ditulis oleh Aribowo Prijosaksono dan Ping Hartono Lima
hukum ini dikembangkan dan dirangkum dalam satu kata yang mencerminkan
esensi dari komunikasi, yaitu REACH, yang berarti merengkuh atau meraih.
Pada dasarnya komunikasi adalah upaya kita untuk meraih perhatian, cinta
kasih, minat, kepedulian, simpati, tanggapan, maupun respon positif dari orang
lain.
Hukum #1: Respect
Rasa hormat dan saling menghargai (respect) merupakan hukum pertama
dalam kita berkomunikasi dengan orang lain. Kita harus ingat bahwa manusia
selalu ingin dihargai dan dianggap penting. Jika kita harus mengkritik atau
memarahi seseorang, kita bisa melakukan dengan penuh respek terhadap
harga diri dan kebanggaan seseorang. Jika kita membangun komunikasi dengan
rasa dan sikap saling menghargai dan menghormati, kita dapat membangun
kerjasama yang menghasilkan sinergi yang akan meningkatkan efektifitas
kinerja kita baik secara individu maupun secara keseluruhan sebagai sebuah
tim.
Menurut Dale Carnegie dalam bukunya How to Win Friends and Influence
People, rahasia terbesar yang merupakan salah satu prinsip dasar dalam
berurusan dengan manusia adalah dengan memberikan penghargaan yang jujur
dan tulus. Seorang ahli psikologi yang sangat terkenal William James juga
mengatakan bahwa prinsip paling dalam pada sifat dasar manusia adalah
kebutuhan untuk dihargai. Sifat ini merupakan rasa lapar manusia yang harus
dipenuhi (bukan harapan atau keinginan yang bisa ditunda). Lebih jauh
Carnegie mengatakan bahwa setiap individu yang dapat memuaskan kelaparan
hati ini akan menggenggam orang dalam telapak tangannya.
Hukum #2: Empathy
Empati adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri pada situasi atau
kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Salah satu prasarat utama dalam
memiliki sifat empati adalah kemampuan kita untuk mendengarkan atau
mengerti terlebih dulu sebelum didengarkan atau dimengerti oleh orang lain.
Secara khusus Covey menempatkan kemampuan mendengarkan sebagai salah
satu dari tujuh kebiasaan manusia yang sangat efektif. Covey mnyebutnya
sebagai komunkasi empatik, yaitu kebiasaan untuk mengerti terlebih dahulu,
baru dimengerti. Kita perlu memahami dan mendengar orang lain terlebih
dahulu untuk dapat membangun keterbukaan dan kepercayaan dalam
membangun sinergi dengfan orang lain.
Rasa empati akan memampukan kita untuk menyampaikan pesan (message).
Cara dan sikap empati juga akan memudahkan penerima pesan (receiver)
menerima pesan yang kita sampaikan.
Dalam komunikasi untuk membangun kerjasama tim, rasa empati sangat
memegang peranan. Dengan empati kita bisa memahami perilaku anggota tim
kita, seperti kebutuhan, keinginan, minat, harapan, dan kesenangan mereka.
Rasa empati akan menimbulkan respek. Rasa respek akan membangun
kepercayaan yang merupakan unsur utama dalam membangun teamwork.
Dalam membangun komunikasi dengan empati, kita harus mempunyai
kemampuan untuk mendengar dan siap menerima masukan apa pun dengan
sikap positif. Banyak di antara kita yang tidak mau mendengarkan saran,
apalagi kritik dari orang lain. Padahal esensi dari komunikasi adalah aliran dua
arah. Komunikasi satu arah tidak akan efektif manakala tidak ada umpan balik

(feedback) yang merupakan arus balik dari penerima pesan.


Hukum #3: Audible
Pesan yang kita sampaikan harus audible, artinya pesan dapat diterima dan
dimengerti oleh penerima pesan dengan baik. Untuk itu, pesan bisa
disampaikan melalui berbagai media, seperti alat bantu audio visual.
Dari sisi media untuk penyampaian pesan, penggunaan teknologi bisa
membantu melipatgandakan pancaran sinyal pesan yang kita sampaikan
sehingga pesan bisa diterima oleh jauh lebih banyak orang. Sebagai contoh
dengan menggunakan media internet, kita bisa berkomunikasi dengan mudah
dan murah kepada banyak orang.
Hukum #4: Clarity
Hukum keempat dalam membangun komunikasi yang efektif adalah pesan yang
kita sampaikan harus jelas sehingga tidak menimbulkan penafsiran yang
berlainan. Pesan yang dapat menimbulkan berbagai penafsiran akan
menimbulkan dampak yang tidak sederhana.
Clarity dapat pula berarti keterbukaan. Dalam berkomunikasi kita perlu
mengembangkan sikap transparan sehingga dapat menimbulkan rasa percaya
dari penerima pesan atau anggota tim kita. Keterbukaan akan mencegah
timbulnya sikap saling curiga yang akan menurunkan semangat dan antusisme
tim kita.
Hukum #5: Humble
Hukum kelima dalam membangun komunikasi yang efektif adalah sikap rendah
hati. Sikap ini merupakan unsur yang terkait dengan hukum pertama, yaitu
respect. Untuk membangun rasa menghargai orang lain, biasanya didasari oleh
sikap rendah hati yang kita miliki. Sikap rendah hati adalah sikap yang penuh
melayani, sikap menghargai, mau mendengar dan menerima kritik, tidak
sombong, tidak memandang rendah orang lain, berani mengakui kesalahan,
rela memaafkan, lemah lembut dan penuh pengendalian diri, serta
mengutamakan kepentingan yang lebih besar.
Jika kita membangun komunikasi berdasarkan pada lima hukum
pokokkomunikasi yang efektif ini, kita dapat menjadi seorang komunikator yang
handal yang dapat membangun jaringan hubungan dengan orang lain dengan
penuh penghargaan (respect), karena hal inilah yang dapat
membangunhubungan jangka panjang yang saling menguntungkan dan saling
menguatkan.
Referensi : Prijosaksono, Aribowo dan Ping Hartono. 2002. Make Yourself A
Leader. PT Elex Media Komputindo. Jakarta.

Unsur-Unsur Komunikasi
Dalam proses komunikasi ada tiga unsur yang mutlak harus dipenuhi karena merupakan suatu
bentuk kesatuan yang utuh dan bulat. Bila salah satu unsur tidak ada, maka komunikasi tidak
akan pernah terjadi. Dengan demikian, setiap unsur dalam komunikasi itu memiliki hubungan
yang sangat erat dan slaing ketergantungan satu dengan lainnya. Artinya, keberhasilan
komunikasi ditentukan oleh semua unsur tersebut. Unsur-unsur komunikasi yaitu:
1. Komunikator / pengirim / sender. Merupakan orang yang menyampaikan isi
pernyataannya kepada komunikan. Komunikator bisa tunggal, kelompok, atau organisasi
pengirim berita. Komunikator bertanggung jawab dalam hal mengirim berita dengan
jelas, memilih media yang ocok untuk menyampaikan pesan tersebut, dan meminta
kejelasan apakah pesan telah diterima dengan baik. Untuk itu, seorang komunikator
dalam menyampaikan pesan atau informasi harus memperhatikan dengan siapa dia
berkomunikasi, apa yang akan dia sampaikan, dan bagaimana cara menyampaikannya.

2. Komunikan / penerima / receiver. Merupakan penerima pesan atau berita yang


disampaikan oleh komunikator.
Dalam proses komunikasi, penerima pesan bertanggung jawab untuk dapat mengerti isi
pesan yang disampaikan dengan baik dan benar. Penerima pesan juga memberikan umpan
balik kepada pengirim pesan untuk memastikan bahwa pesan telah diterima dan
dimengerti secara sempurna.
3. Saluran / media / channel. Merupakan saluran atau jalan yang dilalui oleh isi pernyataan
komunikator kepada komunikan dan sebaliknya. Pesan dapat berupa kata-kata atau
tulisan, tiruan, gambaran atau perantara lain yang dapat digunakan untuk mengirim
melalui berbagai channel yang berbeda seperti telepon, televisi, fax, photo copy, email,
sandi morse, semaphore, sms, dan sebagainya. Pemilihan channel dalam proses
komunikasi tergantung pada sifat berita yang akan disampaikan (Wursanto, 1994).
Sumber: http://id.shvoong.com/humanities/linguistics/2198711-unsur-unsurkomunikasi/#ixzz1aC5o7iGK

Anda mungkin juga menyukai