Anda di halaman 1dari 19

1

BAB I
LAPORAN KASUS
I.

II.

IDENTITAS PASIEN
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Alamat
Pekerjaan
Status Menikah
Tanggal masuk poli

:
:
:
:
:
:
:

Ny. R
50 tahun
Perempuan
Bulung Cangkring
Ibu Rumah Tangga
Menikah
25 Februari 2016

ANAMNESIS
A. Keluhan Utama
Mata kanan tidak dapat melihat dan mata kiri buram
B. Riwayat Penyakit Sekarang
Keluhan
: Mata kanan tidak dapat melihat dan mata kiri buram
Onset
: Sejak 2 bulan yang lalu
Kuantitas
: terus menerus
Kualitas
:Faktor memperingan: Faktor memperberat:
Gejala Penyerta
: nyeri pada mata (+), mata merah (+), rasa
mengganjal (-), gatal pada mata (-),air mata berlebihan (-),
silau (-), kotoran mata berlebihan (-)
Kronologi
Pasien datang ke poliklinik mata Rumah Sakit Umum Daerah Kudus untuk
kontrol mata kiri setelah operasi glaukoma 1 bulan yang lalu. Pasien masih
mengeluh mata kanannya tidak dapat melihat sedangkan mata kirinya buram.
Sebelum operasi 2 bulan yang lalu, pasien mengaku tiba-tiba penglihatan
mata kanan nya hilang mendadak sedangkan mata kirinya tetap buram. Pasien juga
merasa kepalanya pusing dan cekot - cekot pada mata sebelah kanan hingga saat ini.
Lalu setelah di operasi pada mata kiri, pasien dapat melihat dan keluhan cekot-cekot,
mata merah , silau dan mengeluarkan air terus menerus sudah tidak dialami.
C. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat Operasi pada mata sebelah kiri (+)
Riwayat Alergi (-)
Riwayat Trauma (-)
Riwayat Hipertensi (-)
Riwayat Diabetes Mellitus (-)

D. Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat menderita penyakit yang sama dalam keluarga (-)
Riwayat Alergi (-)
Riwayat Hipertensi (-)
Riwayat Diabetes melitus (-)
E. Riwayat Sosial Ekonomi
Kesan ekonomi cukup

III.

PEMERIKSAAN FISIK
A. Status Generalis
Keadaan Umum

: baik

Kesadaran

: compos mentis

Vital sign
Tekanan darah
Nadi
Suhu
Pernafasan
Status Gizi

: 120 / 80 mmHg
: 72 x/menit
: afebris
: 18 x/menit
: baik

B. Status Ophthalmologi
OCULI DEXTRA (OD)
Gerak bola mata normal,

PEMERIKSAAN
Visus
Koreksi

OCULI SINISTRA (OS)


6/30
Gerak bola mata normal,

enoftalmus (-), eksoftalmus (-),

Bulbus okuli

enoftalmus (-), eksoftalmus (-),

strabismus (-)
Edema (-), hiperemis (-),
nyeri tekan (-), blefarospasme (-),
lagoftalmus (-),
ektropion (-), entropion (-)
Edema (-), injeksi silier (-),
injeksi konjungtiva (-),

strabismus (-)
Edema (-), hiperemis (-),
Palpebra

Konjungtiva

nyeri tekan (-), blefarospasme (-),


lagoftalmus (-),
ektropion (-), entropion (-)
Edema (-), injeksi silier (-),
injeksi konjungtiva (-),

hiperemis (-), sekret (-)


Putih
Bulat, jernih,
edema (-),
arkus senilis (-),
sikatriks (-), infiltrat (-)
Jernih, kedalaman dangkal,

Sklera

Kornea

Camera Oculi

edema (-),
arkus senilis (-),
infiltrat (-), sikatriks (-)
Jernih, kedalaman cukup,

hipopion (-), hifema (-)


atrofi (-)

Anterior (COA)

hipopion (-), hifema (-),


atrofi (-)

coklat, edema (-),

Iris

coklat, edema (-),

sinekia (-),
Bulat,
diameter: 3mm,

sinekia (-)
Bulat,
Pupil

Refleks Pupil L/TL (-/-)

diameter: 3mm,
Refleks pupil L/TL (+/+)

keruh
Jernih

Lensa
Vitreus

Jernih, IOL (-)


Jernih
Papil N. II bulat, batas tegas,

Retina

pucat, CDR 0,3; ablatio (-),

(-)
>23
Lakrimasi (-), epifora (-)
IV.

hiperemis (-), sekret (-)


Putih
Bulat, jernih

Fundus Refleks
TIO
Sistem
Lakrimasi

eksudat (-)
(+)
23
Lakrimasi (-), epifora (-)

RESUME
A. Subyektif
Pasien masih mengeluh mata kanannya tidak dapat melihat sedangkan mata

kirinya buram.
Pasien juga merasa kepalanya pusing dan cekot - cekot pada mata sebelah
kanan hingga saat ini

B. Objektif
OCULI DEXTRA (OD)
Jernih, kedalaman dangkal,

PEMERIKSAAN
Visus
Camera Oculi

OCULI SINISTRA (OS)


6/30
Jernih, kedalaman cukup,

hipopion (-), hifema (-)

Anterior (COA)

hipopion (-), hifema (-),


Papil N. II bulat, batas tegas,

Retina

pucat, CDR 0,3; ablatio (-),


eksudat (-)

(-)
>23
V.

Fundus Refleks
TIO

(+)
23

DIAGNOSA KERJA
OD Glaukoma absolute

VI.

DIAGNOSA DIFFERENSIAL
OD
1. Glaukoma absolute
2. Glaukoma Primer Sudut Terbuka
3. Glaukoma Primer Sudut Tertutup

VII.

DASAR DIAGNOSA
OD Glaukoma absolute
A. Subyektif
Pasien masih mengeluh mata kanannya tidak dapat melihat sedangkan mata

kirinya buram.
Pasien juga merasa kepalanya pusing dan cekot - cekot pada mata sebelah
kanan hingga saat ini

B. Objektif

VIII.

OCULI DEXTRA (OD)


Jernih, kedalaman dangkal,

PEMERIKSAAN
Visus
Camera Oculi

OCULI SINISTRA (OS)


6/30
Jernih, kedalaman cukup,

hipopion (-), hifema (-)

Anterior (COA)

hipopion (-), hifema (-),


Papil N. II bulat, batas tegas,

Retina

pucat, CDR 0,3; ablatio (-),

(-)
>23

Fundus Refleks
TIO

eksudat (-)
(+)
23

TERAPI
OD Glaukoma absolute
1. Promotif
Gunakan tetes mata secara teratur
Gunakan obat sesuai dengan anjuran

2. Preventif
3. Kuratif
Medikamentosa
1. Timolol 0,5% tetes mata 2 x 1 OD
2.Cendo Lyteers tetes mata 4x sehari
Terdiri dari: Natrium dan Kalium dengan Benzalkonium Cl
3. Vit B12 2x1
IX.

X.

PROGNOSIS

Quo ad vitam

OCULI DEXTRA (OD)


ad malam

OCULI SINISTRA (OS)


Ad bonam

Quo ad sanam

ad malam

Ad bonam

Quo ad kosmetikam

Ad bonam

Ad bonam

Quo ad functionam

ad malam

Ad bonam

USUL DAN SARAN


Usul :
-

Pengawasan dan evaluasi TIO pada kedua mata

Pemeriksaan Gonioskopi
Pemeriksaan Tonometri Schiotz atau Aplanasi Goldmann dan Non Contact
Tonometry (NCT)

SARAN
- Menjelaskan bahwa kebutaan akibat glaucoma absolute adalah irreversible,
-

tidak mungkin kembali seperti sedia kala.


Menjelaskan kepada pasien bahwa, pengobatan yang dilakukan hanya semata-

mata untuk mengurangi keluhan.


Menjelaskan untuk meminum obat serta memakai tetes mata sesuai yang
disarankan oleh dokter.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DEFINISI
Glaucoma berasal dari bahasa Yunani glaukos yang berarti hijau kebiruan, yang
memberikan kesan warna tersebut pada pupil penderita glaucoma.Glaucoma merupakan salah
satu gaup dari penyakit saraf optic yang melibatkan sel ganglion retina dengan karakterikstik
berupa optic neuropathy. Terjadi peningkatan tekanan bola mata, sehingga terjadi kerusakan
papil saraf optikus dan menyebabkan penurunan fungsi penglihatan.
Klasifikasi glaukoma adalah sebagai berikut :
1.

Glaukoma Primer
Pada glaukoma primer, penyebab timbulnya glaukoma tidak diketahui. Glaukoma

primer dibagi atas 2 bentuk yaitu glaukoma sudut tertutup atau glaukoma sudut sempit dan
glaukoma sudut terbuka, yang disebut juga sebagai glaukoma simpleks atau glaukoma
kronik.
1.1. Glaukoma Sudut Tertutup
1.1.1. Sudut Tertutup Akut
Terjadi pada pasien dengan sudut bilik mata sempit. Pada glaukoma sudut tertutup
terjadi penutupan pengaliran keluar cairan mata secara mendadak. Tekanan yang mendadak
ini akan memberikan rasa sakit yang sangat di mata dan di kepala serta perasaan mual dan
muntah. Keadaan mata menunjukkan tanda-tanda peradangan seperti kelopak mata bengkak,
mata merah, tekanan bola mata sangat tinggi yang mengakibatkan pupil
lebar, kornea suram dan edem, iris sembab meradang, penglihatan kabur disertai dengan
adanya halo (pelangi disekitar lampu).Serangan glaukoma mudah terjadi pada keadaan ruang
yang gelap seperti bioskop yang memungkinkan pupil melebar, dan akibat mengkonsumsi
beberapa obat tertentu seperti antidepresan, influenza, antihistamin, antimuntah serta obat
yang melebarkan pupil. Keluhan ini hilang bila pasien masuk ruang terang atau tidur karena
terjadi miosis yang mengakibatkan sudut bilik mata terbuka. Hanya pembedahan yang dapat
mengobati glaukoma sudut tertutup akut.Tindakan pembedahan harus dilakukan pada mata
dengan glaukoma sudut tertutup akut karena serangan dapat berulang kembali pada suatu
saat.
1.1.2.

Sudut Tertutup Kronik

Pada glaukoma tertutup kronis, iris berangsur-angsur menutupi jalan keluar cairan
mata tanpa gejala yang nyata. Pada keadaan ini perlahan-lahan terbentuk jaringan parut
antara iris dan jalur keluar cairan mata. Tekanan bola mata akan naik bila terjadi gangguan
jumlah cairan keluar akibat bertambahnya jaringan parut.
1.1.3.
Sudut Tertutup dengan Hambatan Pupil
Sudut tetutup dengan hambatan pupil adalah glaukoma dimana ditemukan keadaan
sudut bilik mata depan yang tertutup disertai dengan hambatan pupil.
Bila usia bertambah tua maka lensa akan bertambah cembung sehingga bilik mata depan akan
bertambah dangkal. Posisi lensa yang kedepan akan mendorong iris ke depan, oleh karena itu
diperlukan tekanan yang lebih tinggi untuk mendorong cairan mata (akuos humor) keluar
melalui celah iris.
1.1.4.
Sudut Tertutup tanpa Hambatan Pupil
Glaukoma sudut tertutup tanpa hambatan pupil adalah glaukoma primer yang ditandai
dengan sudut bilik mata depan yang tertutup, tanpa disertai dengan hambatan pupil. Pada
umumnya sudut bilik mata depan sudah sempit sejak semula (bersifat herediter), sehingga
menyebabkan gangguan penglihatan cairan bilik mata depan ke jaring trabekulum. Hambatan
aliran cairan mata (akuos humor) dapat terjadi karena penutupan sudut bilik mata yang dapat
terjadi sedikit demi sedikit sampai tertutup sama sekali atau mendadak tertutup sama sekali.
Masing-masing keadaan memberikan gambaran klinik yang berbeda-beda antara lain :
a.

Penutupan Sudut Mendadak (Acute Angle Closer)


Penutupan sudut terjadi secara mendadak atau tiba-tiba sehingga aliran cairan mata

(akuos humor) dari bilik mata depan menjadi terhalang sama sekali. Faktor pencetus
dapat berupa keadaan emosi yang terlalu gembira, sesudah menonton film di
bioskop,berada dalam ruangan yang gelap atau minum terlalu banyak.
b. Penutupan Sudut Intermedit (Intermettent Angle Closer)
Pada umumnya sudut bilik depan sudah sempit sejak semula dan dapat
menyebabkan gangguan aliran cairan mata (akuos humor) menuju ke jaring trabekulum.
Perjalanan penyakit biasanya berupa serangan-serangan yang singkat dan hilang timbul.
Sesudah setiap kali serangan sudut bilik mata depan terbuka kembali, akan tetapi
keadaan sudut bilik mata depan tidak terbuka kembali seperti semula (menjadi lebih
sempit).
c. Penutupan Sudut Menahun (Chronic Angle Closure)
Dapat terjadi karena penutupan sudut yang perlahan-lahan atau merupakan kelanjutan
serangan intermitet yang sudah menimbulkan dengan kornea pada sudut bilik mata)
yang luas. Dapat juga terjadi karena serangan mendadak yang tidak diatasi dengan baik.
1.2. Glaukoma Sudut Terbuka
1.2.1. Glaukoma Sudut Terbuka Kronik (Simpleks)

Glaukoma sudut terbuka kronik (simpleks) adalah glaukoma yang penyebabnya tidak
ditemukan dan disertai dengan sudut bilik mata depan yang terbuka.
Pada umumnya glakoma sudut terbuka kronik (simpleks) ditemukan pada usia lebih dari 40
tahun, walaupun penyakit ini kadang kadang ditemukan pada usia yang lebih muda. Diduga
glaukoma diturunkan secara dominan atau resesif pada kira-kira 50% penderita. Secara
genetik penderitanya adalah homozigot. Pada penderita glaukoma sudut terbuka kronik
(simpleks) 99% hambatan terdapat pada jaring trabekulum dan kanal Schlemm.
Mata tidak merah dan sering penderita tidak memberikan keluhan sehingga terdapat
gangguan susunan anatomik tanpa disadari penderita. Gangguan akibat tingginya tekanan
bola mata terjadi pada kedua mata, sehingga ditemukan gejala klinik akibat tekanan yang
tinggi. Pada glaukoma simpleks terdapat perjalanan penyakit yang lama, akan tetapi berjalan
progresif sampai berakhir dengan kebutaan.
1.2.2. Glaukoma Steroid
Pemakaian kortikosteroid topikal ataupun sistemik dapat mencetuskan glaukoma
sudut terbuka kronik (simpleks). Pada pasien glaukoma steroid akan terjadi peninggian
tekanan bola mata dengan keadaan mata yang terlihat dari luar putih atau normal. Pasien akan
memperlihatkan kelainan funduskopi berupa ekskavasi papil glaukomatosa dan kelainan pada
lapang pandangan. Bila steroid diberhentikan maka pengobatan glaukoma steroid masih
diperlukan sama seperti pengobatan padaglaukoma lainnya.
1.2.3.
Glaukoma Tekanan Rendah (Normal)
Glaukoma bertekanan rendah (normal) adalah suatu keadaan dimana ditemukan
penggaungan papil saraf optik dan kelainan lapang pandangan yang khas glaukoma tetapi
disertai dengan tekanan bola mata yang tidak tinggi (normal).
Penyebab dari tipe glaukoma bertekanan rendah (normal), berhubungan dengan kekurangan
sirkulasi darah di daerah saraf optik mata, yang dapat mengakibatkan kematian dari sel-sel
saraf optik yang bertugas membawa impuls/rangsang dari retina menuju ke otak.
1.2.4. Glaukoma Miopi (Pigmen)
Glaukoma miopi dan pigmen adalah glaukoma primer sudut terbuka dimana pada
pemeriksaan gonioskopi ditemukan pigmentasi yang nyata dan padat pada jaring trabekulum.
Pada stadium permulaan ditemukan tekanan intraokuler (TIO) atau tekanan di dalam bola
mata, yang tinggi dan adanya halo (pelangi disekitar lampu) karena adanya edema pada
kornea. Sesudah stadium permulaan dapat diatasi biasanya tekanan intraokuler (TIO) atau
tekanan di dalam bola mata dapat terkontrol.
2.
Glaukoma Sekunder
Glaukoma sekunder adalah glaukoma yang diketahui penyebab timbulnya.Glaukoma
sekunder dapat disebabkan atau dihubungkan dengan kelainan-kelainan atau penyakit yang
telah diderita sebelumnya atau pada saat itu, seperti : kelainan lensa, kelainan uvea, trauma,

pembedahan dan lain-lain.Glaukoma dibangkitkan lensa merupakan salah satu bentuk


daripada glaukoma sekunder. Glaukoma ini terjadi bersamaan dengan kelainan lensa, dimana
terjadi gangguan pengaliran cairan mata (akuos humor) ke sudut bilik mata akibat
mencembungnya lensa mata.
2.1. Glaukoma Neovaskuler
Glaukoma neovaskuler

adalah

glaukoma

sekunder

yang

disebabkan

oleh

bertumbuhnya jaringan fibrovaskuler (neovaskuler) di permukaan iris. Neovaskuler ini


menuju ke sudut bilik depan dan berakhir pada jaring trubekulum. Glaukoma neovaskuler
dapat diakibatkan oleh berbagai hal, misalnya: kelainan pembuluh darah, penyakit
peradangan pembuluh darah, penyakit pembuluh darah sistemik, serta penyakit tumor mata.
2.2. Glaukoma Maligna
Glaukoma maligna adalah suatu keadaan peningkatan tekanan intrakuler (TIO) atau
tekanan pada bola mata oleh karena terdapatnya hambatan siliar (ciliary block).
Hambatan siliar pada glaukoma maligna terjadi karena penempelan lensa dengan badan siliar
atau badan kaca dengan badan siliar. Hal ini menyebabkan terjadinya penimbunan cairan
mata (akuos humor) hasil produksi badan siliar di bagian belakang yang mendesak ke segala
arah. Keadaan ini akan mengakibatkan terjadinya pendangkalan bilik mata depan.
2.3. Glaukoma dengan Hambatan Pupil
Glaukoma dengan hambatan pupil adalah glaukoma sekunder yang timbul akibat
terhalangnya pengaliran cairan mata (akuos humor) dari bilik mata belakang ke bilik mata
depan. Hambatan ini dapat bersifat total dan relatif. Pada hambatan yang bersifat total,
glaukoma terjadi akibat perlekatan iris dengan lensa ataupun iris dengan badan kaca. Hal ini
biasanya terjadi sesudah peradangan. Pada hambatan yang bersifat relatif, glaukoma terjadi
akibat iris dan pangkal iris terdorong kedepan, sehingga menutup sudut bilik mata depan.
Akibatnya terjadi tekanan yang lebih tinggi di bilik mata belakang dibandingkan dengan bilik
mata depan.
3.
Glaukoma Kongenital
Glaukoma kongenital merupakan suatu keadaan tingginya tekanan bola mata akibat
terdapatnya gangguan perkembangan embriologik segmen depan bola mata. Gangguan
perkembangan embriologik dapat berupa kelainan akibat terdapatnya membran kongenital
yang menutupi sudut bilik mata depan pada saat perkembangan bola mata, kelainan
pembentukan kanal Schlemm, dan kelainan akibat tidak sempurnanya pembentukan
pembuluh darah bilik yang menampung cairan bilik mata.Akibat pembendungan cairan mata,
tekanan bola mata meninggi pada saat bola mata sedang dalam perkembangan sehingga
terjadi pembesaran bola mata yang disebut sebagai buftalmos.Gejala-gejala glaukoma

10

kongenital biasanya sudah dapat terlihat pada bulan pertama atau sebelum berumur 1 tahun.
Kelainan pada glaukoma kongenital terdapat pada kedua mata. Rasa silau dan sakit akan
terlihat pada bayi yang menderita glaukoma kongenital, hal ini terlihat pada suatu sikap
seakan-akan ingin menghindari sinar sehingga bayi tersebut akan selalu menyembunyikan
kepala dan matanya.
4.
Glaukoma Absolut
Glaukoma absolut adalah suatu keadaaan akhir semua jenis glaukoma dimana tajam
penglihatan sudah menjadi nol atau sudah terjadi kebutaan total akibat tekanan bola mata
memberikan gangguan fungsi lanjut.Pada glaukoma absolut, kornea terlihat keruh, bilik mata
dangkal, mata keras seperti batu dan disertai dengan rasa sakit.
2.2 ANATOMI SUDUT FILTRASI
Sudut filtrasi terdapat di dalam limbus kornea. Limbus adalah bagian yang dibatasi
oleh garis yang menghubungkan akhir dari membaran decement dan membrane bowman, lalu
ke posterior 0,75 mm, kemudian ke dalam mengelilingi kanalis schlemm dan trabekula
sampai ke COA.
Akhir dari membrane decement disebut sebagai garis Schwalbe. Limbus tersiri dari 2
lapisan dan stroma. Epitelnya 2 kali tebal epitel kornea. Di dalam stromanya terdapat seratserat dan cabang akhir dari artery siliaris anterior. Bagian terpenting dari sudut filtrasi adalah
trabekula. Jalina trabekula terdiri dari

berkas-berkas jaringan kolagen dan elastic yang

dibungkus oleh sel-sel trabekula yang membentuk suatu saringan dengan ukuran pori-pori
makin mengecil sewaktu mendekati kanal Schlemm.
Kanal Schlemm merupakan kapiler yang mengelilingi kornea. Pada dindingnya
sebelah dalam terdapat lubang sebesar 2 mikro, sehingga terdapat hubungan langsung antara
trabekula dan kanalis Schlemm. Dari kanal schlemm keluar saluran kolektor, 20-30 buah
yang menuju ke pleksus vena didalam jaringan sclera dan episklera dari vena siliaris anterior
di dalam badan siliar.
2.3 FISIOLOGIS HUMOR AKUEUS
Humor akueus adalah suatu cairan jernih yang mengisi kamera anterior dan posterior
mata. Volumenya adalah sekitar 250 L, dan kecepatan pembentukannya, yang bervariasi
diurnal, adalah 1,5-2 L/menit.

11

Humor akueus diproduksi oleh korpus siliare. Fungsi dari humor akueus ini adalah
memberikan nutrisi kepada bagian depan dari bola mata. Kemudian cairan ini akan masuk ke
jamera okuli posterior (COP), lalu melalui pupil menuju ke bilik mata depan kemudian
masuk ke kanalis trabekula di sudut kamera anterior. Sudut ini merupakan tempat melekatnya
kornea ke dasar dari iris. Sudut bilik mata depan ini pada orang normal berukuran 45 derajat
dan disebut sudut nya menyempit bila kurang dari 25 derajat. Melaui trabekula ini ke kanal
schlemm, saluran kolektor, kemudian masuk ke pleksus vena di jaringan sclera dan episklera
juga ke dalam vena siliaris anterior di badan silier.

2.4 ETIOLOGI GLAUKOMA


Etiologi penyakit Glaukoma secara umum:
1.
2.

Bertambahnya produksi cairan mata oleh badan siliari.


Hambatan aliran cairan mata di daerah sudut bilik mata atau di celah pupil (Glaukoma

3.
4.
5.
6.

hambatan pupil).
Sangat mungkin merupakan penyakit yang diturunkan dalam keluarga (genetic).
Akibat penyakit atau kelainan lain dalam mata.
Akibatkan penyakit lain dari tubuh.
Akibatkan efek samping obat misalnya steroid.

12

Etiologi berdasarkan tiap klasifikasinya:


Glaukoma primer
Glaukoma dengan etiologi tidak pasti, dimana tidak didapatkan kelainan yang
merupakan pnyebab glaukoma. Glaukoma ini ditemukan pada orang yang telah memiliki
bakat bawaan glaukoma seperti:
1. Gangguan fasilitas pengeluaran cairan mata atau susunan anatomis bilik mata yang
menyempit.
2. Adanya kelainan pertumbuhan pada sudut bilik mata depan (goniodisgenesis), berupa
trabekuloidisgenesis,irisdisgenesis dan korneodisgenesis dan yang paling sering
trabekulodisgenesis dan goniodisgenesis.
Glaukoma simpleks
Glaukoma yang penyebabnya tidak diketahui.
Glaukoma kongenital
1. Penyumbatan pengaliran keluar cairan mata oleh jaringan sudut bilik mata yang terjadi
oleh adanya kelainan kongenital.
2. Membrane kongenital yang menutupi sudut bilik mata pada saat pengembangan bola
mata.
3. Kelainan pembentukan kanal schlemm dan saluran keluar cairan mata yang tidak
sempurna terbentuk.
Glaukoma sekunder
Akibat kelainan di dalam bola mata, yang dapat disebabkan:
1. Inflamasi mata/ uveitis
2. Trauma yang merusak sudut iridokornea atau menyebabkan iris menutup sudut atau
3.
4.
5.
6.
7.

menyebabkan blok pupil atau blok silier.


Kelainan lensa. Misal lensa maju akibat katarak insipien.
Obat-obatan, misal pemakaian steroid yang lama.
Neovaskularisasi sudut, misal pada penderita Diabetes Melitus.
Sindroma pigmentari, disini terdapat sumbatan trabekulum oleh pigmen iris.
Sindroma eksfoliatif, terdapat sumbatan pada trabekulum oleh bahan yang lepas pada

sindroma ini.
8. Kenaikan tahanan vena episklera, misal adanya fistula karotiko-kavernosa.
9. Operasi mata, misal operasi katarak.
Glaukoma absolut
Akibat tekanan bola mata yang memberikan gangguan fungsi penglihatan lanjut.
2.5

GEJALA DAN TANDA GLAUKOMA

13

Glaukoma primer

Glaukoma primer sudut tertutup


Akut :
rasa sakit berat (cekot-cekot) di mata, dapat sampai sakit kepala dan

muntah-muntah.
mata merah, berair
penglihatan kabur
Kronik :
gejala hampir sama dengan yang akut tetapi rasa sakit, merah dan kabur
dapat hilang dengan sendirinya, dan terjadi serangan berulang beberapa
kali. Biasanya rasa sakit kurang berat dibandingkan dengan yang akut.

Glaukoma sudut terbuka


Awal :
mungkin tanpa gejala
rasa capai pada mata
rasa pegal pada mata
fluktuasi tajam penglihatan
kadang-kadang melihat seperti pelangi sekitar lampu
Lanjut :
penyempitan lapang pandang - buta

Glaukoma simpleks
Tidak diketahui tanda dan gejalanya.
Glaukoma sekunder
a.

penglihatan kabur

b.

mata merah

c.

rasa sakit di mata dan sakit kepala.

Glaukoma kongenital
a.

fotofobia/takut sinar

b.

mata berair

Glaukoma absolut
Stadium akhir Glaukoma yang dimana terjadi kebutaan total.

14

2.6. PATOGENESIS GLAUKOMA


Glaukoma ditandai dengan meningkatnya tekanan intra-okuler yang disertai
pencekungan diskus optikus dan pengecilan lapangan pandang. Pada sebagian besar kasus
tidak terdapat penyakit mata lain ( glaukoma primer ). Tekanan intra-okuler tersebut
ditentukan oleh kecepatan pembentukan humor akueus dan tahanan terhadap aliran keluarnya
air mata. Mekanisme peningkatan tekanan intra-okuler pada glaukoma adalah gangguan
aliran keluar humor akueus akibat kelainan system drainase sudut kamera anterior ( glaukoma
sudut terbuka ) atau gangguan akses humor akueus ke system drainase ( glaukoma sudut
tertutup ). Patofisiologi peningkatan tekanan intra-okuler baik disebabkan oleh mekanisme
sudut terbuka atau sudut tertutuo akan berhubungan dengan bentuk-bentuk glaukoma.
Efek peningkatan tekanan intra-okuler di dalam mata ditemukan pada semua bentuk
glaukoma yang manifestasinya ditentukan oleh perjalanan waktu dan besar peningkatan
tekanan intra-okuler. Mekanisme utama pada penurunan penglihatan pada glaukoma adalah
atrofi sel ganglion difus yang menyebabkan penipisan lapisan serat saraf dan inti bagian
dalam retina dan berkurangnya akson di saraf optikus. Diskus optikus menjadi atrofik disertai
pembesaran cekungan optik. Iris dan korpus siliare juga menjadi atrofik dan prosesussiliaris
memperlihatkan degenerasi hialin. Pada glaukoma sudut tertutup akut, tekanan intra-okuler
mencapai 60-80 mmHg sehingga, terjadi kerusakan iskemik pada iris yang disertai edema
kornea.
2.7. PENATALAKSANAAN GLAUKOMA
Medikamentosa
Pengobatan dengan obat-obatan ditujukan untuk menurunkan tekanan intra-okular
dengan cepat utuk mencegah kerusakan nervus optikus, menjernihkan korea, menurunkan
inflamasi intra-okular, miosis, serta mencegah terbentuknya sinekia anterior perifer dan
posterior. Kegagalan hasil pengobatan dapat disebabkan oleh kesalahan dalam teknik
pemaaian obat walaupun pasien memakai semua obat sesuai resep. Masalah yang nyata
adalah waktu pemberian obat yang bermacam-macam disertai dengan menutup saluran keluar
yang mengalirkan obat ke rongga hidung (kanal nasolakrimalis).
Penutup saluran nasolacrimal berguna karena bila obat diteteskan pada mata, obat
akan masuk ke rongga hidung dan masuk ke dalam peredaran darah dan bagian tubuh yang
lain sehingga akan memberikan efek samping. Untuk mencegah hal ini maka pada saat
meneteskan obat ke mata maka tempat pengaliran obat masuk ke hidung (punctumlakrimal)
ditutup dengan jari selama 1-2 menit. Biasanya 50% dari obat akan masuk ke dalam mata
yang efeknya akan sangat baik dan waktu kerjanya akan lebih lama. Aturan pemakaian obat

15

diperlukan pada pemakaian berbagai macam obat tetes yang diberikan. Sebaiknya antara
pemakaian 2 jenis obat dalam batas 10-15 menit. Obat yang diteteskan dalam waktu dekat
tidak efisien karena obat yang pertama diteteskan dibilas oleh obat tetes yan berikutnya.
Obat antiglaukoma:
Obat anti glaucoma
Jenis obat
Konsentras

Dosis

Efek obat

Penuru

Efek samping

nan
TIO

Prostaglandins analogs
Latanoprost 0.005%

4x

Okular

Sistemik

Meningkatk

Gejala spt flu,

aliran

an

nyeri otot dan

uveoskleral

pigmentasi

sendi,

iris,

kepala

Meningkatkan

25-30%

sakit

hipertrikosis
, penglihatan
kabur,
teratitis,
uveitis
anterior,
konjungtiva
hiperemis,
reaktivasi,
keratitis
Travoprost
Bimatoprost

0.004%
0.03%

4x
4x

s.d.a
Meningkatkan

25-32%
27-33%

herpes
s.d.a
s.d.a

s.d.a
s.d.a

13-18%

s.d.a

s.d.a

Kekaburan,

Bradikardi,

iritasi,

blok jantung,

anestesi,

bronkospasme

uveoskleral dan
Unoprostone 0.15%

2x

trabekular
Meningkatkan

isopropyl
aliran trabekular
adrenergic antagonist ( -bloker)
Non selektif
Timolol
0.25-0.5% 4x
Menurunkan
maleate

produksi akuos

20-30%

16

kornea,

hipotensi,

keratitis,

depresi SSP

punctuate,
Timolol-LA
Timolol

0.5%
0.5%

hemihydrate
levobonolol 0.25-0.5%
metipranolol 0.3%
Carteolol
1.0%

4x
4x, 2x

s.d.a
s.d.a

20-30%
20-30%

alergi
s.d.a
s.d.a

4x, 2x
2x
4x, 2x

s.d.a
s.d.a

20-30%
20-30%

s.d.a
s.d.a

hydrochlorid
e
Selektif
Betaxolol

s.d.a
s.d.a
s.d.a
s.d.a
Simpatomime
tik intrinsic

0.25%

2x

s.d.a

15-20%

s.d.a

Komplikasi
paru-paru

Adrenergic agonist
Non selektif
Epinefrin
0.25,

0.5, 2x

1.0, 2.0 %

Meningkatkan

15-20%

aliran akuos

Iritasi

Kepala ekstra

konjungtiva,

systole

hiperemis,
retraksi
kelopak
mata,midrias
is
A 2-adrenergic agonist
Selektif
Apraclonidi 0.5-1.0%

2x, 3x

n HCL

Menurunkan

20-30%

Iritasi,

Hipotensi,

produksi akuos,

iskemia,

kelelahan,

menurunkan

alergi,

hidung

tekanan

retraksi,

mulut kering,

kelopak

vasovagal

mata,

attack

vena

episkleral

dan

konjungtiviti
s, folikularis
Sangat selektif
Brimonidine 0.2%
tartrate 0.2%

2x, 3x

Menurunkan

20-30%

Kekaburan

Sakit kepala,

produksi akuos,

edem

kelelahan,

meningkatkan

kelopak

hipotensi,

17

aliral

mata,

uveoskleral

kekeringan,

insomnia

sensasi
benda asing
Parasimpatomimetik (miotik) agent
Agonis kolinergik (direct acting)
Pilokarpin
0.2-10.0% 2-4%
Meningkatkan
HCL

15-25%

aliran trabekular

Sinekia

Meningkatkan

posterior,

salvias,

keratitis,

meningkatkan

miosis,

sekresi gaster

miopia
Anti kolinesterase agent (indirect acting)
Achothiopat 0.125%
4x, 2x s.d.a

15-25%

e iodide

Myopia,

Sama dengan

katarak,

pilokarpin

epipora
Carbonic anhidrase inhibitors
Oral
Asetazolami 62.5, 125, 2-4x

Menurunkan

de

produksi akuos

depresi,

metazolamid 25, 50, 100 2x, 3x

s.d.a

s.d.a

s.d.a

letargi
s.d.a

e
Topical
Dorzolamid

s.d.a

s.d.a

Myopia,

Kurang

penglihatan

menyebabkan

kabur,

efek sistemik

250 mg

15-20%

Tidak ada

Asidosis,

mg
2.0%

2x, 3x

keratitis,
konjungtiviti
s
Hiperosmotik agents
Mannitol(pa 20%

2g/Kg

Osmotic

renteral)

BB

gradient

sakit

dehydrates

gagal jantung

vitreous
s.d.a

kongestif
s.d.a

Gliserin(Ora

50%

l)
Non Medikamentosa

TIO rebound Retensi urin,

s.d.a

kepala,

18

Glaukoma bukan merupakan penyakit yang dapat diobati dengan operasi saja.
Keputusan untuk melakukan operasi glaukoma biasanya langsung pada keadaan yang
memang memiliki indikasi untuk dilakukannya operasi, yaitu:
1.
Target penurunan tekanan intra-okular tidak tercapai
2.
Kerusakan jaringan saraf dan penurunan fungsi penglihatan yang progresif meski
telah diberi dosis maksimal obat yang bisa ditoleransi ataupun telah dilakukan laser terapi
ataupun tindakan pembedahan lainnya.
3.
Adanya variasi tekanan diurnal yang signifkan pada pasien dengan kerusakan diskus
yang berat.
Operasi biasanya merupakan pendekatan primer baik untuk glaukoma kongenital
maupun glaukoma blok papil. Pengawasan terhadap pasien sangat penting mengingat efek
yang kurang baik dari operasi, seperti masalah yang berkaitan dengan bleb, resiko katarak di
kemudian hari dan infeksi.Operasi glaukoma dapat dilakukan dengan laser maupun teknik
bedah insisi dengan banyak prosedur yang bertujuan menurunkan TIO, diantaranya
trabekulektomi dengan berbagai variasinya, prosedur non-penetrasi TIO, implantasi jalan
pintas akuos, operasi sudut untuk glaukoma kongenital dan glaukoma sudut tertutup dan
ablasi badan silar. Prosedur lain seperti iridektomi dan gonioplasti diperuntukkan untuk
gangguan sudut dan drainase cairan.
2.8. PENCEGAHAN GLAUKOMA
Gangguan ini bisa diatasi dengan menghindari sinar matahari langsung (menggunakan
kaca mata) dan mengkonsumsi manggis yang mengandung antioksidan.
Tidak ada tindakan yang dapat mencegah terjadinya glaukoma sudut terbuka. Jika
penyakit ini ditemukan secara dini, maka hilangnya fungsi penglihatan dan kebutaan bisa
dicegah dengan pengobatan. Orang-orang yang memiliki resiko menderita glaukoma sudut
tertutup sebaiknya menjalani pemeriksaan mata yang rutin dan jika resikonya tinggi
sebaiknya menjalani iridotomi (Digunakan sinar laser untuk membuat lubang di dalam iris
atau dilakukan pembedahan untuk memotong sebagian iris) untuk mencegah serangan akut.
Glaukoma adalah salah satu jenis penyakit mata dengan gejala yang tidak langsung,
yang secara bertahap menyebabkan penglihatan pandangan mata semakin lama akan semakin
berkurang sehingga akhirnya mata akan menjadi buta. Hal ini disebabkan karena saluran
cairan yang keluar dari bola mata terhambat sehingga bola mata akan membesar dan bola
mata akan menekan saraf mata yang berada di belakang bola mata yang akhirnya saraf mata
tidak mendapatkan aliran darah sehingga saraf mata akan mati.
2.9. PROGNOSIS GLAUKOMA

19

1.
Glaukoma Sudut Terbuka
Apabila ditatalaksana dengan baik, dapat mempertahankan penglihatan tetapi, tidak dapat
sembuh dengan sempurna. Oleh karena itu, perlu kontrol teratur.
2.
Glaukoma Sudut Tertutup
Diagnosis dan penatalaksanaan yang tepat dan cepat adalah kunci utama untuk
mempertahankan penglihatan. Apabila ditemukan gejala klinik dari glaukoma sudut tertutu
maka perlu penanganan sesegera mungkin.
3.
Glaukoma Kongenital
Diagnosis dan penatalaksanaan dini sangat penting. Apabila tindakan operatif dapat
dilakukan secara tepat maka prognosis akan lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA
1. Vaughan D. G. Asbury,T. Oftalmologi umum. Edisi 14. Widya Medika. Jakarta. 2000
2. Ilyas, H. S. Ilmu Penyakit Mata. Edisi 3. Balai Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. Jakarta. 2004
3. Olver,Jane., Cassidy, Lorraine. (2009). Ophthalmology at a Glance. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
4. Glaucoma, Angle Closure, Acute. ( diperbaharui : 18 April 2006: dibuka tanggal: 26
Oktober 2012). Didownload dari: http://www.emedicine.com/oph/topic255.htm
5. Glaucoma. ( diambil tanggal : 26 Oktober 2012) didownload dari :
http://en.wikipedia.org/wiki/Glaucoma
6. Glaucoma. ( diambil tanggal : 27 Oktober 2012). Didownload dari :
http://www.medicinenet.com/script/main/art.asp?articlekey=373

Anda mungkin juga menyukai