BAB I
LAPORAN KASUS
I.
II.
IDENTITAS PASIEN
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Alamat
Pekerjaan
Status Menikah
Tanggal masuk poli
:
:
:
:
:
:
:
Ny. R
50 tahun
Perempuan
Bulung Cangkring
Ibu Rumah Tangga
Menikah
25 Februari 2016
ANAMNESIS
A. Keluhan Utama
Mata kanan tidak dapat melihat dan mata kiri buram
B. Riwayat Penyakit Sekarang
Keluhan
: Mata kanan tidak dapat melihat dan mata kiri buram
Onset
: Sejak 2 bulan yang lalu
Kuantitas
: terus menerus
Kualitas
:Faktor memperingan: Faktor memperberat:
Gejala Penyerta
: nyeri pada mata (+), mata merah (+), rasa
mengganjal (-), gatal pada mata (-),air mata berlebihan (-),
silau (-), kotoran mata berlebihan (-)
Kronologi
Pasien datang ke poliklinik mata Rumah Sakit Umum Daerah Kudus untuk
kontrol mata kiri setelah operasi glaukoma 1 bulan yang lalu. Pasien masih
mengeluh mata kanannya tidak dapat melihat sedangkan mata kirinya buram.
Sebelum operasi 2 bulan yang lalu, pasien mengaku tiba-tiba penglihatan
mata kanan nya hilang mendadak sedangkan mata kirinya tetap buram. Pasien juga
merasa kepalanya pusing dan cekot - cekot pada mata sebelah kanan hingga saat ini.
Lalu setelah di operasi pada mata kiri, pasien dapat melihat dan keluhan cekot-cekot,
mata merah , silau dan mengeluarkan air terus menerus sudah tidak dialami.
C. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat Operasi pada mata sebelah kiri (+)
Riwayat Alergi (-)
Riwayat Trauma (-)
Riwayat Hipertensi (-)
Riwayat Diabetes Mellitus (-)
III.
PEMERIKSAAN FISIK
A. Status Generalis
Keadaan Umum
: baik
Kesadaran
: compos mentis
Vital sign
Tekanan darah
Nadi
Suhu
Pernafasan
Status Gizi
: 120 / 80 mmHg
: 72 x/menit
: afebris
: 18 x/menit
: baik
B. Status Ophthalmologi
OCULI DEXTRA (OD)
Gerak bola mata normal,
PEMERIKSAAN
Visus
Koreksi
Bulbus okuli
strabismus (-)
Edema (-), hiperemis (-),
nyeri tekan (-), blefarospasme (-),
lagoftalmus (-),
ektropion (-), entropion (-)
Edema (-), injeksi silier (-),
injeksi konjungtiva (-),
strabismus (-)
Edema (-), hiperemis (-),
Palpebra
Konjungtiva
Sklera
Kornea
Camera Oculi
edema (-),
arkus senilis (-),
infiltrat (-), sikatriks (-)
Jernih, kedalaman cukup,
Anterior (COA)
Iris
sinekia (-),
Bulat,
diameter: 3mm,
sinekia (-)
Bulat,
Pupil
diameter: 3mm,
Refleks pupil L/TL (+/+)
keruh
Jernih
Lensa
Vitreus
Retina
(-)
>23
Lakrimasi (-), epifora (-)
IV.
Fundus Refleks
TIO
Sistem
Lakrimasi
eksudat (-)
(+)
23
Lakrimasi (-), epifora (-)
RESUME
A. Subyektif
Pasien masih mengeluh mata kanannya tidak dapat melihat sedangkan mata
kirinya buram.
Pasien juga merasa kepalanya pusing dan cekot - cekot pada mata sebelah
kanan hingga saat ini
B. Objektif
OCULI DEXTRA (OD)
Jernih, kedalaman dangkal,
PEMERIKSAAN
Visus
Camera Oculi
Anterior (COA)
Retina
(-)
>23
V.
Fundus Refleks
TIO
(+)
23
DIAGNOSA KERJA
OD Glaukoma absolute
VI.
DIAGNOSA DIFFERENSIAL
OD
1. Glaukoma absolute
2. Glaukoma Primer Sudut Terbuka
3. Glaukoma Primer Sudut Tertutup
VII.
DASAR DIAGNOSA
OD Glaukoma absolute
A. Subyektif
Pasien masih mengeluh mata kanannya tidak dapat melihat sedangkan mata
kirinya buram.
Pasien juga merasa kepalanya pusing dan cekot - cekot pada mata sebelah
kanan hingga saat ini
B. Objektif
VIII.
PEMERIKSAAN
Visus
Camera Oculi
Anterior (COA)
Retina
(-)
>23
Fundus Refleks
TIO
eksudat (-)
(+)
23
TERAPI
OD Glaukoma absolute
1. Promotif
Gunakan tetes mata secara teratur
Gunakan obat sesuai dengan anjuran
2. Preventif
3. Kuratif
Medikamentosa
1. Timolol 0,5% tetes mata 2 x 1 OD
2.Cendo Lyteers tetes mata 4x sehari
Terdiri dari: Natrium dan Kalium dengan Benzalkonium Cl
3. Vit B12 2x1
IX.
X.
PROGNOSIS
Quo ad vitam
Quo ad sanam
ad malam
Ad bonam
Quo ad kosmetikam
Ad bonam
Ad bonam
Quo ad functionam
ad malam
Ad bonam
Pemeriksaan Gonioskopi
Pemeriksaan Tonometri Schiotz atau Aplanasi Goldmann dan Non Contact
Tonometry (NCT)
SARAN
- Menjelaskan bahwa kebutaan akibat glaucoma absolute adalah irreversible,
-
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
Glaucoma berasal dari bahasa Yunani glaukos yang berarti hijau kebiruan, yang
memberikan kesan warna tersebut pada pupil penderita glaucoma.Glaucoma merupakan salah
satu gaup dari penyakit saraf optic yang melibatkan sel ganglion retina dengan karakterikstik
berupa optic neuropathy. Terjadi peningkatan tekanan bola mata, sehingga terjadi kerusakan
papil saraf optikus dan menyebabkan penurunan fungsi penglihatan.
Klasifikasi glaukoma adalah sebagai berikut :
1.
Glaukoma Primer
Pada glaukoma primer, penyebab timbulnya glaukoma tidak diketahui. Glaukoma
primer dibagi atas 2 bentuk yaitu glaukoma sudut tertutup atau glaukoma sudut sempit dan
glaukoma sudut terbuka, yang disebut juga sebagai glaukoma simpleks atau glaukoma
kronik.
1.1. Glaukoma Sudut Tertutup
1.1.1. Sudut Tertutup Akut
Terjadi pada pasien dengan sudut bilik mata sempit. Pada glaukoma sudut tertutup
terjadi penutupan pengaliran keluar cairan mata secara mendadak. Tekanan yang mendadak
ini akan memberikan rasa sakit yang sangat di mata dan di kepala serta perasaan mual dan
muntah. Keadaan mata menunjukkan tanda-tanda peradangan seperti kelopak mata bengkak,
mata merah, tekanan bola mata sangat tinggi yang mengakibatkan pupil
lebar, kornea suram dan edem, iris sembab meradang, penglihatan kabur disertai dengan
adanya halo (pelangi disekitar lampu).Serangan glaukoma mudah terjadi pada keadaan ruang
yang gelap seperti bioskop yang memungkinkan pupil melebar, dan akibat mengkonsumsi
beberapa obat tertentu seperti antidepresan, influenza, antihistamin, antimuntah serta obat
yang melebarkan pupil. Keluhan ini hilang bila pasien masuk ruang terang atau tidur karena
terjadi miosis yang mengakibatkan sudut bilik mata terbuka. Hanya pembedahan yang dapat
mengobati glaukoma sudut tertutup akut.Tindakan pembedahan harus dilakukan pada mata
dengan glaukoma sudut tertutup akut karena serangan dapat berulang kembali pada suatu
saat.
1.1.2.
Pada glaukoma tertutup kronis, iris berangsur-angsur menutupi jalan keluar cairan
mata tanpa gejala yang nyata. Pada keadaan ini perlahan-lahan terbentuk jaringan parut
antara iris dan jalur keluar cairan mata. Tekanan bola mata akan naik bila terjadi gangguan
jumlah cairan keluar akibat bertambahnya jaringan parut.
1.1.3.
Sudut Tertutup dengan Hambatan Pupil
Sudut tetutup dengan hambatan pupil adalah glaukoma dimana ditemukan keadaan
sudut bilik mata depan yang tertutup disertai dengan hambatan pupil.
Bila usia bertambah tua maka lensa akan bertambah cembung sehingga bilik mata depan akan
bertambah dangkal. Posisi lensa yang kedepan akan mendorong iris ke depan, oleh karena itu
diperlukan tekanan yang lebih tinggi untuk mendorong cairan mata (akuos humor) keluar
melalui celah iris.
1.1.4.
Sudut Tertutup tanpa Hambatan Pupil
Glaukoma sudut tertutup tanpa hambatan pupil adalah glaukoma primer yang ditandai
dengan sudut bilik mata depan yang tertutup, tanpa disertai dengan hambatan pupil. Pada
umumnya sudut bilik mata depan sudah sempit sejak semula (bersifat herediter), sehingga
menyebabkan gangguan penglihatan cairan bilik mata depan ke jaring trabekulum. Hambatan
aliran cairan mata (akuos humor) dapat terjadi karena penutupan sudut bilik mata yang dapat
terjadi sedikit demi sedikit sampai tertutup sama sekali atau mendadak tertutup sama sekali.
Masing-masing keadaan memberikan gambaran klinik yang berbeda-beda antara lain :
a.
(akuos humor) dari bilik mata depan menjadi terhalang sama sekali. Faktor pencetus
dapat berupa keadaan emosi yang terlalu gembira, sesudah menonton film di
bioskop,berada dalam ruangan yang gelap atau minum terlalu banyak.
b. Penutupan Sudut Intermedit (Intermettent Angle Closer)
Pada umumnya sudut bilik depan sudah sempit sejak semula dan dapat
menyebabkan gangguan aliran cairan mata (akuos humor) menuju ke jaring trabekulum.
Perjalanan penyakit biasanya berupa serangan-serangan yang singkat dan hilang timbul.
Sesudah setiap kali serangan sudut bilik mata depan terbuka kembali, akan tetapi
keadaan sudut bilik mata depan tidak terbuka kembali seperti semula (menjadi lebih
sempit).
c. Penutupan Sudut Menahun (Chronic Angle Closure)
Dapat terjadi karena penutupan sudut yang perlahan-lahan atau merupakan kelanjutan
serangan intermitet yang sudah menimbulkan dengan kornea pada sudut bilik mata)
yang luas. Dapat juga terjadi karena serangan mendadak yang tidak diatasi dengan baik.
1.2. Glaukoma Sudut Terbuka
1.2.1. Glaukoma Sudut Terbuka Kronik (Simpleks)
Glaukoma sudut terbuka kronik (simpleks) adalah glaukoma yang penyebabnya tidak
ditemukan dan disertai dengan sudut bilik mata depan yang terbuka.
Pada umumnya glakoma sudut terbuka kronik (simpleks) ditemukan pada usia lebih dari 40
tahun, walaupun penyakit ini kadang kadang ditemukan pada usia yang lebih muda. Diduga
glaukoma diturunkan secara dominan atau resesif pada kira-kira 50% penderita. Secara
genetik penderitanya adalah homozigot. Pada penderita glaukoma sudut terbuka kronik
(simpleks) 99% hambatan terdapat pada jaring trabekulum dan kanal Schlemm.
Mata tidak merah dan sering penderita tidak memberikan keluhan sehingga terdapat
gangguan susunan anatomik tanpa disadari penderita. Gangguan akibat tingginya tekanan
bola mata terjadi pada kedua mata, sehingga ditemukan gejala klinik akibat tekanan yang
tinggi. Pada glaukoma simpleks terdapat perjalanan penyakit yang lama, akan tetapi berjalan
progresif sampai berakhir dengan kebutaan.
1.2.2. Glaukoma Steroid
Pemakaian kortikosteroid topikal ataupun sistemik dapat mencetuskan glaukoma
sudut terbuka kronik (simpleks). Pada pasien glaukoma steroid akan terjadi peninggian
tekanan bola mata dengan keadaan mata yang terlihat dari luar putih atau normal. Pasien akan
memperlihatkan kelainan funduskopi berupa ekskavasi papil glaukomatosa dan kelainan pada
lapang pandangan. Bila steroid diberhentikan maka pengobatan glaukoma steroid masih
diperlukan sama seperti pengobatan padaglaukoma lainnya.
1.2.3.
Glaukoma Tekanan Rendah (Normal)
Glaukoma bertekanan rendah (normal) adalah suatu keadaan dimana ditemukan
penggaungan papil saraf optik dan kelainan lapang pandangan yang khas glaukoma tetapi
disertai dengan tekanan bola mata yang tidak tinggi (normal).
Penyebab dari tipe glaukoma bertekanan rendah (normal), berhubungan dengan kekurangan
sirkulasi darah di daerah saraf optik mata, yang dapat mengakibatkan kematian dari sel-sel
saraf optik yang bertugas membawa impuls/rangsang dari retina menuju ke otak.
1.2.4. Glaukoma Miopi (Pigmen)
Glaukoma miopi dan pigmen adalah glaukoma primer sudut terbuka dimana pada
pemeriksaan gonioskopi ditemukan pigmentasi yang nyata dan padat pada jaring trabekulum.
Pada stadium permulaan ditemukan tekanan intraokuler (TIO) atau tekanan di dalam bola
mata, yang tinggi dan adanya halo (pelangi disekitar lampu) karena adanya edema pada
kornea. Sesudah stadium permulaan dapat diatasi biasanya tekanan intraokuler (TIO) atau
tekanan di dalam bola mata dapat terkontrol.
2.
Glaukoma Sekunder
Glaukoma sekunder adalah glaukoma yang diketahui penyebab timbulnya.Glaukoma
sekunder dapat disebabkan atau dihubungkan dengan kelainan-kelainan atau penyakit yang
telah diderita sebelumnya atau pada saat itu, seperti : kelainan lensa, kelainan uvea, trauma,
adalah
glaukoma
sekunder
yang
disebabkan
oleh
10
kongenital biasanya sudah dapat terlihat pada bulan pertama atau sebelum berumur 1 tahun.
Kelainan pada glaukoma kongenital terdapat pada kedua mata. Rasa silau dan sakit akan
terlihat pada bayi yang menderita glaukoma kongenital, hal ini terlihat pada suatu sikap
seakan-akan ingin menghindari sinar sehingga bayi tersebut akan selalu menyembunyikan
kepala dan matanya.
4.
Glaukoma Absolut
Glaukoma absolut adalah suatu keadaaan akhir semua jenis glaukoma dimana tajam
penglihatan sudah menjadi nol atau sudah terjadi kebutaan total akibat tekanan bola mata
memberikan gangguan fungsi lanjut.Pada glaukoma absolut, kornea terlihat keruh, bilik mata
dangkal, mata keras seperti batu dan disertai dengan rasa sakit.
2.2 ANATOMI SUDUT FILTRASI
Sudut filtrasi terdapat di dalam limbus kornea. Limbus adalah bagian yang dibatasi
oleh garis yang menghubungkan akhir dari membaran decement dan membrane bowman, lalu
ke posterior 0,75 mm, kemudian ke dalam mengelilingi kanalis schlemm dan trabekula
sampai ke COA.
Akhir dari membrane decement disebut sebagai garis Schwalbe. Limbus tersiri dari 2
lapisan dan stroma. Epitelnya 2 kali tebal epitel kornea. Di dalam stromanya terdapat seratserat dan cabang akhir dari artery siliaris anterior. Bagian terpenting dari sudut filtrasi adalah
trabekula. Jalina trabekula terdiri dari
dibungkus oleh sel-sel trabekula yang membentuk suatu saringan dengan ukuran pori-pori
makin mengecil sewaktu mendekati kanal Schlemm.
Kanal Schlemm merupakan kapiler yang mengelilingi kornea. Pada dindingnya
sebelah dalam terdapat lubang sebesar 2 mikro, sehingga terdapat hubungan langsung antara
trabekula dan kanalis Schlemm. Dari kanal schlemm keluar saluran kolektor, 20-30 buah
yang menuju ke pleksus vena didalam jaringan sclera dan episklera dari vena siliaris anterior
di dalam badan siliar.
2.3 FISIOLOGIS HUMOR AKUEUS
Humor akueus adalah suatu cairan jernih yang mengisi kamera anterior dan posterior
mata. Volumenya adalah sekitar 250 L, dan kecepatan pembentukannya, yang bervariasi
diurnal, adalah 1,5-2 L/menit.
11
Humor akueus diproduksi oleh korpus siliare. Fungsi dari humor akueus ini adalah
memberikan nutrisi kepada bagian depan dari bola mata. Kemudian cairan ini akan masuk ke
jamera okuli posterior (COP), lalu melalui pupil menuju ke bilik mata depan kemudian
masuk ke kanalis trabekula di sudut kamera anterior. Sudut ini merupakan tempat melekatnya
kornea ke dasar dari iris. Sudut bilik mata depan ini pada orang normal berukuran 45 derajat
dan disebut sudut nya menyempit bila kurang dari 25 derajat. Melaui trabekula ini ke kanal
schlemm, saluran kolektor, kemudian masuk ke pleksus vena di jaringan sclera dan episklera
juga ke dalam vena siliaris anterior di badan silier.
3.
4.
5.
6.
hambatan pupil).
Sangat mungkin merupakan penyakit yang diturunkan dalam keluarga (genetic).
Akibat penyakit atau kelainan lain dalam mata.
Akibatkan penyakit lain dari tubuh.
Akibatkan efek samping obat misalnya steroid.
12
sindroma ini.
8. Kenaikan tahanan vena episklera, misal adanya fistula karotiko-kavernosa.
9. Operasi mata, misal operasi katarak.
Glaukoma absolut
Akibat tekanan bola mata yang memberikan gangguan fungsi penglihatan lanjut.
2.5
13
Glaukoma primer
muntah-muntah.
mata merah, berair
penglihatan kabur
Kronik :
gejala hampir sama dengan yang akut tetapi rasa sakit, merah dan kabur
dapat hilang dengan sendirinya, dan terjadi serangan berulang beberapa
kali. Biasanya rasa sakit kurang berat dibandingkan dengan yang akut.
Glaukoma simpleks
Tidak diketahui tanda dan gejalanya.
Glaukoma sekunder
a.
penglihatan kabur
b.
mata merah
c.
Glaukoma kongenital
a.
fotofobia/takut sinar
b.
mata berair
Glaukoma absolut
Stadium akhir Glaukoma yang dimana terjadi kebutaan total.
14
15
diperlukan pada pemakaian berbagai macam obat tetes yang diberikan. Sebaiknya antara
pemakaian 2 jenis obat dalam batas 10-15 menit. Obat yang diteteskan dalam waktu dekat
tidak efisien karena obat yang pertama diteteskan dibilas oleh obat tetes yan berikutnya.
Obat antiglaukoma:
Obat anti glaucoma
Jenis obat
Konsentras
Dosis
Efek obat
Penuru
Efek samping
nan
TIO
Prostaglandins analogs
Latanoprost 0.005%
4x
Okular
Sistemik
Meningkatk
aliran
an
uveoskleral
pigmentasi
sendi,
iris,
kepala
Meningkatkan
25-30%
sakit
hipertrikosis
, penglihatan
kabur,
teratitis,
uveitis
anterior,
konjungtiva
hiperemis,
reaktivasi,
keratitis
Travoprost
Bimatoprost
0.004%
0.03%
4x
4x
s.d.a
Meningkatkan
25-32%
27-33%
herpes
s.d.a
s.d.a
s.d.a
s.d.a
13-18%
s.d.a
s.d.a
Kekaburan,
Bradikardi,
iritasi,
blok jantung,
anestesi,
bronkospasme
uveoskleral dan
Unoprostone 0.15%
2x
trabekular
Meningkatkan
isopropyl
aliran trabekular
adrenergic antagonist ( -bloker)
Non selektif
Timolol
0.25-0.5% 4x
Menurunkan
maleate
produksi akuos
20-30%
16
kornea,
hipotensi,
keratitis,
depresi SSP
punctuate,
Timolol-LA
Timolol
0.5%
0.5%
hemihydrate
levobonolol 0.25-0.5%
metipranolol 0.3%
Carteolol
1.0%
4x
4x, 2x
s.d.a
s.d.a
20-30%
20-30%
alergi
s.d.a
s.d.a
4x, 2x
2x
4x, 2x
s.d.a
s.d.a
20-30%
20-30%
s.d.a
s.d.a
hydrochlorid
e
Selektif
Betaxolol
s.d.a
s.d.a
s.d.a
s.d.a
Simpatomime
tik intrinsic
0.25%
2x
s.d.a
15-20%
s.d.a
Komplikasi
paru-paru
Adrenergic agonist
Non selektif
Epinefrin
0.25,
0.5, 2x
1.0, 2.0 %
Meningkatkan
15-20%
aliran akuos
Iritasi
Kepala ekstra
konjungtiva,
systole
hiperemis,
retraksi
kelopak
mata,midrias
is
A 2-adrenergic agonist
Selektif
Apraclonidi 0.5-1.0%
2x, 3x
n HCL
Menurunkan
20-30%
Iritasi,
Hipotensi,
produksi akuos,
iskemia,
kelelahan,
menurunkan
alergi,
hidung
tekanan
retraksi,
mulut kering,
kelopak
vasovagal
mata,
attack
vena
episkleral
dan
konjungtiviti
s, folikularis
Sangat selektif
Brimonidine 0.2%
tartrate 0.2%
2x, 3x
Menurunkan
20-30%
Kekaburan
Sakit kepala,
produksi akuos,
edem
kelelahan,
meningkatkan
kelopak
hipotensi,
17
aliral
mata,
uveoskleral
kekeringan,
insomnia
sensasi
benda asing
Parasimpatomimetik (miotik) agent
Agonis kolinergik (direct acting)
Pilokarpin
0.2-10.0% 2-4%
Meningkatkan
HCL
15-25%
aliran trabekular
Sinekia
Meningkatkan
posterior,
salvias,
keratitis,
meningkatkan
miosis,
sekresi gaster
miopia
Anti kolinesterase agent (indirect acting)
Achothiopat 0.125%
4x, 2x s.d.a
15-25%
e iodide
Myopia,
Sama dengan
katarak,
pilokarpin
epipora
Carbonic anhidrase inhibitors
Oral
Asetazolami 62.5, 125, 2-4x
Menurunkan
de
produksi akuos
depresi,
s.d.a
s.d.a
s.d.a
letargi
s.d.a
e
Topical
Dorzolamid
s.d.a
s.d.a
Myopia,
Kurang
penglihatan
menyebabkan
kabur,
efek sistemik
250 mg
15-20%
Tidak ada
Asidosis,
mg
2.0%
2x, 3x
keratitis,
konjungtiviti
s
Hiperosmotik agents
Mannitol(pa 20%
2g/Kg
Osmotic
renteral)
BB
gradient
sakit
dehydrates
gagal jantung
vitreous
s.d.a
kongestif
s.d.a
Gliserin(Ora
50%
l)
Non Medikamentosa
s.d.a
kepala,
18
Glaukoma bukan merupakan penyakit yang dapat diobati dengan operasi saja.
Keputusan untuk melakukan operasi glaukoma biasanya langsung pada keadaan yang
memang memiliki indikasi untuk dilakukannya operasi, yaitu:
1.
Target penurunan tekanan intra-okular tidak tercapai
2.
Kerusakan jaringan saraf dan penurunan fungsi penglihatan yang progresif meski
telah diberi dosis maksimal obat yang bisa ditoleransi ataupun telah dilakukan laser terapi
ataupun tindakan pembedahan lainnya.
3.
Adanya variasi tekanan diurnal yang signifkan pada pasien dengan kerusakan diskus
yang berat.
Operasi biasanya merupakan pendekatan primer baik untuk glaukoma kongenital
maupun glaukoma blok papil. Pengawasan terhadap pasien sangat penting mengingat efek
yang kurang baik dari operasi, seperti masalah yang berkaitan dengan bleb, resiko katarak di
kemudian hari dan infeksi.Operasi glaukoma dapat dilakukan dengan laser maupun teknik
bedah insisi dengan banyak prosedur yang bertujuan menurunkan TIO, diantaranya
trabekulektomi dengan berbagai variasinya, prosedur non-penetrasi TIO, implantasi jalan
pintas akuos, operasi sudut untuk glaukoma kongenital dan glaukoma sudut tertutup dan
ablasi badan silar. Prosedur lain seperti iridektomi dan gonioplasti diperuntukkan untuk
gangguan sudut dan drainase cairan.
2.8. PENCEGAHAN GLAUKOMA
Gangguan ini bisa diatasi dengan menghindari sinar matahari langsung (menggunakan
kaca mata) dan mengkonsumsi manggis yang mengandung antioksidan.
Tidak ada tindakan yang dapat mencegah terjadinya glaukoma sudut terbuka. Jika
penyakit ini ditemukan secara dini, maka hilangnya fungsi penglihatan dan kebutaan bisa
dicegah dengan pengobatan. Orang-orang yang memiliki resiko menderita glaukoma sudut
tertutup sebaiknya menjalani pemeriksaan mata yang rutin dan jika resikonya tinggi
sebaiknya menjalani iridotomi (Digunakan sinar laser untuk membuat lubang di dalam iris
atau dilakukan pembedahan untuk memotong sebagian iris) untuk mencegah serangan akut.
Glaukoma adalah salah satu jenis penyakit mata dengan gejala yang tidak langsung,
yang secara bertahap menyebabkan penglihatan pandangan mata semakin lama akan semakin
berkurang sehingga akhirnya mata akan menjadi buta. Hal ini disebabkan karena saluran
cairan yang keluar dari bola mata terhambat sehingga bola mata akan membesar dan bola
mata akan menekan saraf mata yang berada di belakang bola mata yang akhirnya saraf mata
tidak mendapatkan aliran darah sehingga saraf mata akan mati.
2.9. PROGNOSIS GLAUKOMA
19
1.
Glaukoma Sudut Terbuka
Apabila ditatalaksana dengan baik, dapat mempertahankan penglihatan tetapi, tidak dapat
sembuh dengan sempurna. Oleh karena itu, perlu kontrol teratur.
2.
Glaukoma Sudut Tertutup
Diagnosis dan penatalaksanaan yang tepat dan cepat adalah kunci utama untuk
mempertahankan penglihatan. Apabila ditemukan gejala klinik dari glaukoma sudut tertutu
maka perlu penanganan sesegera mungkin.
3.
Glaukoma Kongenital
Diagnosis dan penatalaksanaan dini sangat penting. Apabila tindakan operatif dapat
dilakukan secara tepat maka prognosis akan lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
1. Vaughan D. G. Asbury,T. Oftalmologi umum. Edisi 14. Widya Medika. Jakarta. 2000
2. Ilyas, H. S. Ilmu Penyakit Mata. Edisi 3. Balai Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. Jakarta. 2004
3. Olver,Jane., Cassidy, Lorraine. (2009). Ophthalmology at a Glance. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
4. Glaucoma, Angle Closure, Acute. ( diperbaharui : 18 April 2006: dibuka tanggal: 26
Oktober 2012). Didownload dari: http://www.emedicine.com/oph/topic255.htm
5. Glaucoma. ( diambil tanggal : 26 Oktober 2012) didownload dari :
http://en.wikipedia.org/wiki/Glaucoma
6. Glaucoma. ( diambil tanggal : 27 Oktober 2012). Didownload dari :
http://www.medicinenet.com/script/main/art.asp?articlekey=373