Anda di halaman 1dari 16

Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi

Volume 1 Nomor 1, Januari 2013

PENGARUH ARUS KAS OPERASI, INVESTASI DAN PENDANAAN


SERTA LABA BERSIH TERHADAP RETURN SAHAM

Widya Trisnawati
widyatrisnawati@rocketmail.com

Wahidahwati
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya

ABSTRACT
This study aimed to determine the effect of cash flows from operating, investing, and financing, and net income
to stock return. Data obtained from the income statement, cash flow statement, and daily stock market
manufacturing companies in Indonesia Stock Exchange in 2008-2010. The analysis tool used is multiple linear
regression, F test and t test. The sample used as many as 119 manufacturing companies.
Based on the results revealed that there is a significant simultanuous effect between cash flows from operating,
investing, financing, and changes in earnings on stock return with sig <0.05. T test results of each independent
variable cash flows from operating, investing, financing, and income changes affect stock returns with sig <0.05.
The conclusion that the investors who want to invest in the company's shares on the Indonesia Stock Exchange
should consider the ratio of corporate cash investment objects, because of the results of the research showed that
the cash flow had effects on stock returns.
Keywords: cash flow, operating activities, investing activities, financing activities, net income, stock returns

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh arus kas dari aktivitas operasi, investasi, dan
pendanaan, serta laba bersih terhadap return saham. Data diperoleh dari laporan laba rugi, laporan
arus kas, serta harga pasar saham harian perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia tahun 20082010. Alat analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda, uji F dan uji t. Sampel yang
digunakan sebanyak 119 perusahaan manufaktur.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara arus kas dari
aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan perubahan laba terhadap return saham dengan nilai sig <
0,05. Hasil uji t masing-masing variabel bebas arus kas dari aktivitas operasi, investasi, pendanaan,
dan perubahan laba berpengaruh terhadap return saham (return) dengan nilai sig < 0,05.
Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa para investor yang ingin menanamkan sahamnya
pada perusahaan di Bursa Efek Indonesia sebaiknya memperhatikan rasio kas dari perusahaan objek
investasinya, karena dari hasil penelitian diperoleh bahwa arus kas berpengaruh terhadap return
saham.
Kata kunci: arus kas, aktivitas operasi, aktivitas investasi, aktivitas pendanaan, laba bersih, return
saham

PENDAHULUAN
Salah satu fungsi dari pasar modal adalah sarana untuk memobilisasi dana yang bersumber
dari masyarakat ke berbagai sektor yang melaksanakan investasi. Dari dana tersebut dapat diubah
menjadi faktor-faktor produksi mulai dari bahan baku, tenaga kerja, prasarana fisik dan teknologi
sampai keahlian manajemen. Faktor-faktor tersebut terintegrasi dalam proses produksi yang akan
77

Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi Volume 1 Nomor 1: 77-92


memberikan nilai tambah bagi perusahaan. Melalui pasar modal inilah perusahaan dapat berinteraksi
dengan masyarakat (public) yang merupakan pemilik sumber dana terbesar.
Syarat utama yang diinginkan oleh para investor untuk bersedia menyalurkan dananya
melalui pasar modal adalah perasaan aman akan investasinya. Perasaan aman ini diantaranya
diperoleh karena para investor memperoleh informasi yang jelas, wajar dan tepat waktu sebagai dasar
salam keputusan investasinya (Hastuti dan Sudibyo,1998). Suatu informasi dianggap informative jika
informasi tersebut mampu mengubah kepercayaan (beliefs) para pengambil keputusan. Adanya suatu
informasi yang baru akan membentuk suatu kepercayaan yang baru di kalangan para investor.
Kepercayaan baru ini akan mengubah harga melalui perubahan permintaan dan penawaran suratsurat berharga (Hastuti dan Sudibyo,1998).
Pasar modal memiliki sejumlah sifat khas apabila dibandingkan dengan pasar yang lain
(Hastuti dan Sudibyo,1998). Salah satu sifat khas tersebut adalah adanya ketidakpastian akan kualitas
produk yang ditawarkan. Misalnya, suatu perusahaan yang mengeluarkan obligasi beberapa saat
kemudian gagal membayar bunga dan utang pokoknya. Atau perusahaan yang semula tidak
diperhitungkan ternyata memiliki tingkat laba yang tinggi sehingga mampu membayar bunga
obligasi, pokok pinjaman dan bahkan mampu memberikan deviden yang cukup tinggi bagi para
pemegang sahamnya.
Untuk mengurangi ketidakpastian investasinya, investor memerlukan informasi. Dengan
informasi ini, investor akan dapat menilai resiko yang melekat dalam investasinya dan juga
memperkirakan return yang akan diperoleh dari investasinya tersebut. Informasi yang dibutuhkan
investor antara lain:
a. Informasi mengenai keadaan umum perekonomian dan pengaruh potensialnya terhadap hasil
sekuritas. Informasi mengenai kegiatan perekonomian ini bisa didapat melalui surat kabar, majalah
ekonomi, jurnal dan bisnis ekonomi.
b. Informasi mengenai keadaan industri dimana perusahaan tertentu beroperasi dan prospek di masa
depan. Informasi tentang industri ini akan memberikan pemahaman tentang sifat dan operasi dari
suatu industri yang akan dapat dipergunakan untuk memperkirakan prospek pertumbuhan
industri perusahaan-perusahaan di dalamnya, serta prestasi saham-sahamnya.
c. Informasi mengenai keadaan keuangan dari suatu perusahaan yang tercermin dari laporan
keuangannya. Laporan keuangan sebagai hasil akhir dari proses akuntansi memang dirancang
untuk menyediakan kebutuhan informasi bagi calon investor, kreditor dan pemakai eksternal
lainnya untuk pengambilan keputusan investasi, kredit dan pengambilan keputusan lainnya
(FASB,1987). Laporan keuangan merupakan proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan
meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan oleh
berbagai cara seperti misalnya sebagai laporan arus kas), catatan dan laporan lain serta materi
penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.
Serangkaian pengujian telah dilakukan untuk menguji reaksi pasar terhadap pengumuman
laporan keuangan. Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan diperoleh bukti bahwa laporan
keuangan cukup informatif dalam artian bahwa laporan keuangan mampu mengubah kepercayaan
yang tercermin lewat perubahan harga dan volume perdagangan saham.
Untuk analisis investasi, para investor seringkali menggunakan informasi yang berkaitan
dengan penerimaan dan pengeluaran kas yang lebih mencerminkan likuiditas daripada informasi
laba akuntansi. Informasi ini dapat ditemukan dalam laporan arus kas yang sudah menjadi bagian
integral dari laporan keuangan perusahaan public di Indonesia sejak berlakunya Standar Akuntansi
Keuangan (SAK) pada tanggal 1 januari 1995. Dengan menganalisis laporan arus kas tersebut, jika
kondisi arus kas perusahaan semakin baik maka investor akan semakin tertarik untuk
menginvestasikan dananya ke perusahaan. Dengan kata lain investor juga mempertimbangkan untuk
peramalan harga saham.
Harga saham merupakan indikator keberhasilan pengelolaan perusahaan dimana kekuatan
pasar ditunjukkan dengan transaksi perdagangan saham perusahaan di pasar modal. Terjadinya
transaksi tersebut didasarkan pada hasil pengamatan para investor terhadap prestasi perusahaan
dalam menghasilkan keuntungan. Pada prinsipnya, semakin baik prestasi perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan akan meningkatkan permintaan saham sehingga harganya akan
78

Pengaruh Arus Kas Operasi - Trisnawati dan Wahidahwati


mengalami peningkatan. Akan tetapi jika prestasi perusahaan semakin buruk maka akan
menurunkan harga saham yang bersangkutan. Jadi dapat disimpulkan bahwa harga pasar saham
merupakan alat bantu pemantau prestasi perusahaan. Selain itu harga pasar saham merupakan
indeks prestasi perusahaan, yaitu seberapa jauh manajemen telah berhasil mengelola perusahaan.
Dalam setahun terakhir, banyak peneliti menyatakan bahwa arus kas merupakan ukuran yang
tepat untuk menentukan harga pasar saham. Hal ini didasarkan pada alasan bahwa arus kas
merupakan bagian yang penting dalam perusahaan, karena tanpa adanya arus kas maka
kelangsungan hidup perusahaan akan tersendat-sendat. Selain itu informasi laba akuntansi sering
diragukan akurasi dan obyektifitasnya karena komponen akrualnya. Laba akuntansi mengandung
komponen-komponen akrual yang berbeda antara satu perusahaaan dengan perusahaan lainnya
sehingga sulit untuk diperbandingkan. Data arus kas ini seringkali digunakan oleh investor untuk
menganalisa investasi. Dengan melihat data arus kas maka investor akan dapat mengetahui
bagaimana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas.
Arus kas perusahaan dapat dikelompokkan dalam tiga bentuk yaitu arus kas dari aktivitas
operasi, arus kas dari aktivitas investasi dan arus kas dari aktivitas pendanaan. Arus kas dari aktivitas
operasi dapat diukur dengan perubahan dalam modal kerja. Arus kas dari aktivitas operasi ini
misalnya arus kas yang dikarenakan pembayaran atas piutang, penjualan persediaan. Arus kas dari
aktivitas investasi termasuk peningkatan atas asset yang tidak lancar, peningkatan investasi kepada
anak perusahaan, penjualan atas asset yang tidak lancar dan penjualan atas anak perusahaan.
Sedangkan arus kas dari aktivitas pendanaan yaitu penjualan saham, pembayaran deviden dan
pelunasan pinjaman.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai
pengaruh arus kas dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan serta laba bersih terhadap return
saham. Penelitian akan mengambil sampel terhadap perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui pengaruh arus kas dari aktivitas
operasi, investasi dan pendanaan serta laba bersih terhadap return saham; dan (2) mengetahui mana
diantara arus kas operasi dan laba bersih yang lebih dominan dalam mempengaruhi return saham.

TINJAUAN TEORETIS
Arus kas
Laporan arus kas adalah sebuah laporan keuangan dasar yang melaporkan kas yang diterima,
kas yang dibayarkan, dan perubahannya dari kas yang dihasilkan dari aktivitas operasi, investasi dan
pendanaan dari bisnis selama satu periode dalam sebuah format yang menyatakan saldo kas awal
dan akhir.
Tujuan utama laporan arus kas adalah memberikan informasi tentang penerimaan kas dan
pembayaran kas suatu entitas selama periode tertentu. Tujuan lain adalah memberikan informasi
kepada kreditor, investor dan pemakai lainnya dalam :
1. Menentukan kemampuan perusahaan untuk menimbulkan arus kas bersih positif dimasa yang
akan datang.
2. Menentukan kemampuan perusahaan menyelesaikan kewajibannya seperti melunasi hutang
kepada kreditor.
3. Menentukan alasan tentang terjadinya perbedaan antara laba bersih dan dihubungkan dengan
pembayaran dan penerimaan kas.
4. Menentukan pengaruh transaksi kas pembelanjaan dan investasi bukan kas terhadap posisi
keuangan perusahaan.
Kas menurut PSAK 2004 No. 2 didefinisikan sebagai berikut :
1. Kas terdiri dari saldo dari saldo kas (cash on hand) dan rekening giro.
2. Setara kas (cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek dan
yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko
perubahan nilai yang signifikan.
3. Arus kas adalah arus masuk dan arus keluar atau setara kas.
4. Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan, perusahaan dan aktivitas lain
yang bukan merupakan aktivitas investasi dan pendanaan.
79

Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi Volume 1 Nomor 1: 77-92


5. Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi lain yang
tidak termasuk setara kas.
6. Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta
komposisi modal serta pinjaman perusahaan.
Arus kas (cash flow) merupakan bagian penting dalam badan usaha karena tanpa adanya arus
kas maka kelangsungan hidup badan usaha akan tersendat-sendat. Hamilton (1995:1) dalam Syaugi
menyatakan Cash flow is vitally important because cash problem are the most common cause of business
failure. Arus kas badan usaha dapat dikelompokkan ke dalam tiga bentuk yaitu arus kas dari
aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
Para pemakai laporan ingin mengetahui bagaimana perusahaan menghasilkan dan
menggunakan kas dan setara kas. Hal tersebut bersifat umum dan tidak tergantung pada aktivitas
perusahaan serta apakah kas dapat dipandang sebagai produk perusahaan, seperti yang berlaku di
lembaga keuangan. Pada dasarnya perusahaan memerlukan kas dengan alasan yang sama meskipun
terdapat perbedaan dalam aktivitas penghasil pendapatan utama (revenue- producing activities).
Perusahaan membutuhkan kas untuk melaksanakan usaha, untuk melunasi kewajiban, dan untuk
membagikan dividen kepada para investor.
IAI beragumen bahwa informasi arus kas historis berguna untuk (1) menunjukkan jumlah,
waktu dan ketidakpastian arus kas masa depan dan (2) meneliti kecermatan taksiran arus kas masa
depan. Pembedaan komponen-komponen arus kas meliputi:
1. Arus kas dari aktivitas operasi
Pernyataan Standard Akuntansi Keuangan (PSAK 2004 No.2, paragraf 13) menyatakan
bahwa jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan
apakah dari operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi
pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar deviden dan melakukan
investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar.
Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas penghasil utama
pendapatan perusahaan. Oleh karena itu, arus kas tersebut pada umumnya berasal dari transaksi
dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih. Beberapa contoh arus kas
dari aktivitas operasi adalah:
a. Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa.
b. Penerimaan kas dari royalti, fees, komisi dan pendapatan lain.
c. Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa.
d. Pembayaran kas kepada karyawan.
e. Penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan dengan premi, klaim,
anuitas dan manfaat asuransi lainnya.
f. Pembayaran kas atau penerimaan kembali pajak penghasilan kecuali jika dapat
diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi.
g. Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha
dan perdagangan.
Terdapat dua metode alternatif pelaporan arus kas dari aktivitas operasi dalam laporan
arus kas (PSAK 2004 No.2, paragraf 17). Kedua metode tersebut adalah :
a. Metode langsung
Metode ini melaporkan sumber kas operasi. Sumber utama kas operasi adalah kas yang
diterima dari kas operasi meliputi kas yang diterima dari pelanggan. Sedangkan penggunaan
utama dari kas operasi meliputi kas yang dibayarkan kepada pemasok atas barang dan jasa
serta kas yang dibayarkan kepada pegawai sebagai upah. Perbedaan antara penerimaan kas
dan pembayaran kas dalam suatu operasi merupakan arus kas bersih dari aktivitas operasi.
Keunggulan metode ini adalah bahwa metode ini melaporkan sumber dan penerimaan kas
dalam laporan arus kas. Kelemahan utamanya adalah bahwa data yang dibutuhkan seringkali
tidak mudah didapat dan biaya pengumpulan umumnya mahal.
b. Metode tidak langsung
Metode ini melaporkan arus kas operasi yang dimulai dengan laba bersih dan kemudian
disesuaikan dengan pendapatan serta beban yang tidak melibatkan penerimaan atau
80

Pengaruh Arus Kas Operasi - Trisnawati dan Wahidahwati


pembayaran kas. Dengan kata lain, laba bersih akrual disesuaikan dengan menentukan jumlah
bersih arus kas dari aktivitas.
Keunggulan utama dari metode tidak langsung adalah bahwa metode ini memusatkan pada
perbedaan antara laba bersih dan arus kas dari aktivitas operasi. Dalam hal ini, metode
tersebut menunjukkan hubungan antara laporan laba rugi, neraca dan laporan arus kas.
Karena datanya dapat tersedia dengan segera, maka metode tidak langsung pada umunya
lebih mudah dibandingkan metode langsung.
2. Arus kas dari aktivitas investasi
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK 2004 No.2, paragraf 15) menyatakan
bahwa pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas investasi perlu dilakukan
sebab arus kas tersebut mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan
sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan. Beberapa
contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi adalah:
a. Pembayaran kas untuk membeli aktiva tetap, aktiva tidak berwujud dan aktiva jangka
panjang lainnya, termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasikan, dan aktiva tetap
yang dibangun sendiri.
b. Penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan dan peralatan, aktiva tidak berwujud dan
aktiva jangka panjang lain.
c. Perolehan saham atau instrument keuangan perusahaan lain.
d. Uang muka pinjaman yang diberikan kepada pihak lain serta pelunasannya (kecuali yang
dilakukan oleh lembaga keuangan).
e. Pembayaran kas sehubungan dengan futures contracts, forward contracts, option contracts dan
swap contracts. Kecuali apabila kontrak tersebut dilakukan untuk tujuan perdagangan (dealing
or trading), atau apabila pembayaran tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan.
3. Arus kas dari aktivitas pendanaan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK 2004 No.2, paragraf 16) menyatakan
bahwa pengungkapan terpisah arus kas yang timbul dari aktivitas pendanaan perlu dilakukan
sebab berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok modal
perusahaan. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan adalah:
a. Penerimaan kas dari emisi saham atau instrumen modal lainnya.
b. Pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau menebus saham
perusahaan.
c. Penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotek dan pinjaman lainnya.
d. Pelunasan pinjaman.
e. Pembayaran kas oleh penyewa guna usaha (lesse) untuk mengurangi saldo kewajiban yang
berkaitan dengan sewa guna usaha pembiayaan.
Laba bersih
Menurut akuntansi, yang dimaksudkan dengan laba akuntansi adalah perbedaan antara
revenue yang direalisasi yang timbul dari transaksi pada periode tertentu dihadapkan pada biayabiaya yang dikeluarkan pada periode tertentu. Berdasarkan konsep akuntansi keuangan SFAC No. 1
FASB 1978 bahwa informasi mengenai laba dan komponen-komponennya memiliki fokus utama dari
laporan keuangan dimana diukur oleh pertambahan perhitungan akuntansi umum yang
memungkinkan indikasi yang lebih baik dari pelaksanaan usaha dagang dibandingkan informasi
tentang tanda terima peredaran uang dan pembayaran.
Sedangkan menurut Belkaoui (Noverdianto:28), definisi tentang laba ini mengandung empat sifat:
1. Laba akuntansi didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi yaitu timbulnya hasil dan
biaya untuk mendapatkan hasil tersebut.
2. Laba akuntansi didasarkan pada postulat periodic laba itu artinya merupakan prestasi
perusahaan itu pada periode tertentu.
3. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip revenue yang memerlukan batasan tersendiri tentang apa
yang termasuk hasil.

81

Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi Volume 1 Nomor 1: 77-92


4.

Laba akuntansi memerlukan perhitungan terhadap biaya dalam bentuk biaya historis yang
dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan hasil tertentu.
5. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip matching artinya hasil dikurangi biaya yang diterima
atau dikeluarkan pada periode yang sama.
6. Laba akuntansi didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi yaitu timbulnya hasil dan
biaya untuk mendapatkan hasil tersebut.
7. Laba akuntansi didasarkan pada postulat periodic laba itu artinya merupakan prestasi
perusahaan itu pada periode tertentu.
8. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip revenue yang memerlukan batasan tersendiri tentang apa
yang termasuk hasil.
9. Laba akuntansi memerlukan perhitungan terhadap biaya dalam bentuk biaya historis yang
dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan hasil tertentu.
10. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip matching artinya hasil dikurangi biaya yang diterima
atau dikeluarkan pada periode yang sama.
Lebih lanjut dikatakan bahwa para investor, kreditor dan yang lainnya sering menggunakan
laporan pendapatan dan informasi mengenai laba dan komponen-komponennya dalam bermacammacam cara dan tujuan untuk menaksir prospek mereka untuk aliran kas dari investasi dalam
pinjaman untuk usaha. Mereka menggunakan informasi tentang laba dalam hal : (Faisal Abdullah,
2004)
1. Mengevaluasi pelaksanaan manajemen
2. Menaksir penambahan atau jumlah lain yang mereka lihat seperti mewakili jangka panjang laba
usaha yang mampu didapat.
3. Memprediksi laba di masa datang
4. Menaksir resiko dari menginvestasikan pinjaman pada usaha.
Apabila kinerja keuangan perusahaan menunjukkan prospek yang baik, maka sahamnya
akan diminati para investor dan harganya akan meningkat. Laba bersih perusahaan mendapatkan
perhatian lebih banyak daripada bagian laba dalam laporan keuangan. Hal ini karena laba bersih
mengukur kemampuan usaha untuk menghasilkan laba dan menjawab pertanyaan bagaimana
keberhasilan perusahaan dalam mengelola usahanya.
Tujuan Pelaporan Laba
Tujuan pelaporan laba adalah untuk memberikan informasi kepada mereka yang menaruh
minat terhadap laporan keuangan. Akan tetapi tujuan yang lebih khusus harus dirinci untuk lebih
memahami pelaporan laba. Beberapa tujuan khusus tersebut antara lain : (Faisal Abdullah, 2004)
1. Untuk membedakan antara modal yang diinvestasikan dan laba, antara stock dan flows sebagai
bagian dari proses deskriptifnya akuntansi.
2. Penggunaan angka laba historis untuk membantu meramalkan keadaan usaha dan distribusi
deviden di masa yang akan datang.
3. Penggunaan laba sebagai pengukuran keberhasilan serta pedoman pengambilan keputusan
manajerial di masa yang akan datang.
4. Penggunaan laba sebagai pengukuran efisiensi manajemen.
5. Penggunaan laba sebagai dasar pengenaan pajak, sebagai alat pengawasan perusahaan yang
berhubungan dengan kepentingan umum dan penggunaan laba sebagai sarana bagi para ekonom
untuk mengevaluasi sumber daya.
Laporan laba atau rugi meringkaskan hasil dari kegiatan perusahaan selama periode akuntansi
tertentu. Laporan ini sering dipandang sebagai laporan akuntansi yang paling penting dalam laporan
tahunan. Kegiatan perusahaan selama periode tertentu mencakup aktivitas rutin atau operasional,
disamping aktivitas-aktivitas yang sifatnya tidak rutin dan jarang muncul. Disamping itu perusahaan
mungkin memutuskan untuk menghentikan lini bisnis tertentu, melakukan perubahan metode
akuntansi, melaporkan item-item luar biasa. Aktivitas-akivitas ini perlu dilaporkan dengan
semestinya agar pembaca laporan keuangan memperoleh informasi yang relevan.
Pengertian Saham
82

Pengaruh Arus Kas Operasi - Trisnawati dan Wahidahwati


Widiatmodjo (1996:43) mendefinisikan pengertian saham bahwa saham merupakan tanda
penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan, sedangkan saham secara
definitif adalah surat bukti pemilikan bagian modal perseroan terbatas yang memberi hak atas
dividen dan lain-lain menurut besar kecil modal yang disetor.
Tandelilin (2001:18) mendefinisikan pengertian saham sebagai bukti kepemilikan atas aset-aset
perusahaan yang menerbitkan saham. Dengan memiliki saham suatu perusahaan, maka investor akan
mempunyai hak terhadap pendapatan dan kekayaan perusahaan, setelah dikurangi dengan
pembayaran semua kewajiban perusahaan.
Saham adalah kepemilikan suatu perseroan yang diwakili dengan saham, yang merupakan
tagihan atas penghasilan dan aktiva perusahaan (Syahrul et al: 2000). Dari pendapat di atas maka
dapat disimpulkan bahwa saham adalah tanda penyertaan modal terhadap suatu perseroan di mana
dengan saham tersebut seorang investor dapat mempunyai hak atas kekayaan perusahaan.
Jenis-Jenis Saham
Ada dua jenis saham yang sering diterbitkan oleh perusahaan yaitu:
1. Saham biasa atau command stock ialah saham yang tidak memberikan keistimewaan bagi
pemiliknya.
2. Saham preferen mengandung hak untuk menerima dividen terlebih dahulu dibandingkan
pemegang saham biasa dan juga memiliki hak dividen kumulatif yaitu hak untuk menerima
dividen tahun-tahun sebelum yang belum dibayarkan sebelum pemegang saham biasa menerima
dividennya.
Harga saham dapat dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu:
Tingkat Keuntungan Saham (Return)
Return saham adalah keuntungan yang dinikmati investor atas investasi saham yang
dilakukannya. Return tersebut memiliki dua komponen yaitu current income dan capital gain (Wahyudi,
2003). Menurut kamus lengkap ekonomi (2000), return adalah pengembalian hasil atas surat berharga
atau investasi dimana biasanya dinyatakan dalam bentuk suatu tingkat persentase.
Return dapat diartikan sebagai keuntungan yang diperoleh melalui pemilikan saham selama
jangka waktu tertentu. Keuntungan atas suatu saham ini dinyatakan dalam prosentase tertentu
terhadap investasi secara matematis, Widiatmodjo (1996:62) merumuskan sebagai berikut:

Ri .t

Di.t Pi.t Pi.t 1


Pi.t 1

Di mana:
Ri,t = keuntungan (return) saham i pada periode t
Di,t = dividen saham i yang dibayarkan pada periode t
Pi,t Pi,t-1 = harga saham i pada periode t dan t-1
Rumus di atas mencerminkan tolak ukur keuntungan atas investasi saham yang besarnya
berfluktuasi dari waktu ke waktu. Di mana keuntungan suatu saham dipengaruhi oleh besarnya
dividen yang dibayarkan dan capital gain dari fluktuasi harga saham.
Tingkat keuntungan yang diharapkan dari suatu saham adalah nilai rata-rata tingkat
keuntungan saham tersebut atau dalam statistik disebut mean-nya. Secara matematis Halim (2003:32)
merumuskan sebagai berikut:
n

ij

E ( Ri )

j 1

Di mana:
E(Ri) = tingkat keuntungan yang diharapkan dari saham i
n = banyaknya periode pengamatan dinyatakan sebagai 1,2,3,.n
Resiko dan return saham

83

Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi Volume 1 Nomor 1: 77-92


Tujuan investor dalam berinvestasi adalah memaksimalkan return, tanpa melupakan faktor
resiko investasi yang dihadapinya. Menurut Tendelilin resiko investasi bisa diartikan kemungkinan
terjadinya perbedaan antara return actual dengan return yang diharapkan. (Tendelilin, 2001:47)
1. Resiko
Sumber-sumber resiko dapat mempengaruhi besarnya resiko suatu investasinya:
a. Resiko suku bunga, adalah resiko yang diakibatkan oleh perubahan suku bunga. Perubahan
suku bunga akan mempengaruhi harga saham secara terbalik, artinya jika suku bunga
meningkat, maka harga saham akan turun.
b. Resiko pasar (market risk), resiko yang dipengaruhi oleh flukstuasi pasar secara keseluruhan
sehingga mempengaruhi variabilitas return suatu investasi. Fluktuasi pasar ditunjukkan oleh
berubahnya indeks pasar secara keseluruhan. Fluktuasi pasar antara lain dapat dipengaruhi
oleh faktor resesi ekonomi, kerusuhan, ataupun perubahan politik.
c. Resiko inflasi (resiko daya beli), resiko yang diakibatkan oleh inflasi yang meningkatkan
sehingga akan mengurangi kekuatan daya beli rupiah yang telah diinvestasikan.
d. Resiko bisnis, adalah resiko dalam menjalankan bisnis dalam suatu industry tertentu.
e. Resiko finansial, resiko ini berkaitan dengan keputusan perusahaan untuk menggunakan
utang dalam pembiayaan modalnya. Semakin besar proporsi utang dalam struktur modalnya,
semakin besar resiko financial yang dihadapi oleh perusahaan.
f. Resiko likuiditas, resiko yang berkaitan dengan kecepatan suatu sekuritas yang
diperdagangkan di pasar sekunder.
g. Resiko nilai tukar mata uang, resiko yang berkaitan dengan fluktuasi nilai tukar mata uang
domestik dengan nilai mata uang Negara lain.
h. Resiko Negara (resiko politik) adalah resiko yang berkaitan dengan kondisi politik suatu
Negara.
2. Return
Return saham atau hasil pengembalian saham merupakan pendapatan yang berhak
diperoleh investor karena menginvestasikan dana dalam bentuk saham. Menurut Jogiyanto
(1998:107) return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat juga berupa return
realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi tetapi yang diharapkan
akan terjadi di masa mendatang.
Sebagai seorang investor yang rasional, tentunya hasil pengembalian saham sangat
diperhatikan sehingga marginal keuntungan atau kerugian akan selalu dapat dipantau guna
memperoleh kepastian bisnis. Return saham dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
Rit
=
(Pit Pi (t-1))
Pi (t-1)
Keterangan : Rit
= tingkat return saham perusahaan i pada periode t
Pi
= harga saham perusahaan i pada periode t
Pi(t-1) = harga saham perusahaan i pada periode t-1
Besarnya hasil pengembangan saham ditentukan oleh besarnya deviden yang diterima
investor selama mempertahankan saham tersebut plus selisih dari harga jual dan harga beli
saham.
Selanjutnya terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi return saham. Marzuki Usman
(1990:58) menyatakan bahwa variasi tingkat pengembalian saham disebabkan dari penilaian pada
kinerja perusahaan. Semua persepsi yang positif terhadap kinerja perusahaan akan membawa
harga saham ke tingkat yang lebih tinggi dari semula. Hal ini disebabkan oleh karena saham
tersebut memberikan return yang optimal. Sebaliknya jika ternyata membuat persepsi yang
negatif bagi investor, maka harga saham akan bergerak kea rah yang lebih rendah dari
sebelumnya.
Hubungan Arus Kas dengan Return Saham

84

Pengaruh Arus Kas Operasi - Trisnawati dan Wahidahwati


Arus kas melaporkan arus kas masuk dan arus kas keluar yang utama dari suatu perusahaan
selama satu periode. Tujuan utama laporan arus kas adalah memberikan informasi tentang
penerimaan kas dan pembayaran kas suatu entitas selama periode tertentu. Tujuan lain adalah
memberikan informasi kepada kreditor, investor dan pemakai lainnya dalam menentukan
kemampuan perusahaan untuk menimbulkan arus kas bersih positif dimasa yang akan datang,
menentukan kemampuan perusahaan menyelesaikan kewajibannya seperti melunasi hutang kepada
kreditor, menentukan alasan tentang terjadinya perbedaan antara laba bersih dan dihubungkan
dengan pembayaran dan penerimaan kas serta menentukan pengaruh transaksi kas pembelanjaan
dan investasi bukan kas terhadap posisi keuangan perusahaan. Laporan arus kas melaporkan arus kas
melalui 3 (tiga) jenis transaksi diantaranya yaitu :
1. Arus kas dari aktivitas operasi, yaitu arus kas dari transaksi yang mempengaruhi laba bersih.
2. Arus kas dari aktivitas investasi, yaitu arus kas dari transaksi yang mempengaruhi investasi dari
aktiva lancar.
3. Arus kas dari aktivitas pendanaan, yaitu arus kas dari transaksi yang mempengaruhi ekuitas dan
hutang perusahaan.
Hubungan Arus Kas Operasi dengan Return Saham
Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan dan aktivitas lain
yang bukan merupakan aktivitas investasi dan pendanaan. Umumnya berasal dari transaksi dan
peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih dan merupakan indicator yang
menentukan apakah dari operasi perusahaan dapat menghasilkan kas yang cukup untuk melunasi
pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar deviden dan melakukan investasi
baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar.
Livnat dan Zarowin (1990) dalam Daniati (2006) yang menguji komponen arus kas menemukan
bukti bahwa komponen arus kas mempunyai hubungan yang lebih kuat dengan expected return
saham dibanding hubungan total arus kas dengan return. Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Daniati (2006) yang memperoleh hasil tidak adanya pengaruh yang signifikan antara arus kas operasi
terhadap expected return saham.
Secara teori, semakin tinggi arus kas operasional perusahaan maka semakin tinggi kepercayaan
investor pada perusahaan tersebut, sehingga semakin besar pula nilai expected return saham. Dan
sebaliknya, semakin rendah arus kas operasional perusahaan maka semakin kecil kepercayaan
investor pada perusahaan tersebut, sehingga semakin kecil pula nilai expected return saham.
Hubungan Arus Kas Investasi dengan Return Saham
Aktivitas investasi adalah aktivitas yang menyangkut perolehan atau pelepasan aktiva jangka
panjang (aktiva tidak lancar) serta investasi lain yang tidak termasuk dalam setara kas, mencakup
aktivitas meminjamkan uang dan mengumpulkan piutang tersebut serta memperoleh dan menjual
investasi dan aktiva jangka panjang produktif. Aktivitas investasi mencerminkan pengeluaran kas
sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa
depan. Miller dan Rock (1985) dalam Daniati (2006) melakukan pengujian mengenai pengaruh
investasi pada expected return saham. Hasil studi ini menemukan bahwa peningkatan investasi
berhubungan dengan peningkatan arus kas masa yang akan datang dan mempunyai pengaruh positif
dengan expected return saham pada saat pengumuman investasi baru. Penelitian yang dilakukan oleh
Daniati (2006) memperoleh hasil adanya pengaruh yang signifikan dan negatif antara arus kas
investasi terhadap expected return saham.
Secara teori, semakin tinggi arus kas investasi perusahaan maka semakin tinggi kepercayaan
investor pada perusahaan tersebut, sehingga semakin besar pula nilai expected return saham. Dan
sebaliknya, semakin rendah arus kas investasi perusahaan maka semakin kecil kepercayaan investor
pada perusahaan tersebut, sehingga semakin kecil pula nilai expected return saham.
Hubungan Arus Kas Pendanaan dengan Return Saham
Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta
komposisi ekuitas dan pinjaman perusahaan. Arus kas pendanaan berguna untuk memprediksi klaim
terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok modal perusahaan.
Miller dan Rock (1985) dalam Daniati (2006) dengan signaling theory menjelaskan bahwa pasar
akan bereaksi negatif terhadap pengumuman pendanaan dari kas karena akan berpengaruh terhadap
85

Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi Volume 1 Nomor 1: 77-92


arus kas dari operasi yang lebih rendah untuk masa yang akan datang, selain itu ia juga
mengidentifikasi adanya sinyal lain yang berpengaruh terhadap arus kas dari pendanaan yaitu
perubahan dividen yang sangat erat hubungannya dengan expected return saham. Hasil penelitian
yang dilakukan oleh Daniati (2006) belum berhasil membuktikan adanya pengaruh yang signifikan
dan positif antara arus kas pendanaan terhadap expected return saham.
Secara teori, semakin tinggi arus kas pendanaan perusahaan maka semakin tinggi kepercayaan
investor pada perusahaan tersebut, sehingga semakin besar pula nilai expected return saham. Dan
sebaliknya, semakin rendah arus kas pendanaan perusahaan maka semakin kecil kepercayaan
investor pada perusahaan tersebut, sehingga semakin kecil pula nilai expected return saham.

Pengaruh Laba Bersih dengan Return Saham


Laba adalah selisih dari pendapatan perusahaan dikurangi dengan cost barang terjual. Cost
barang terjual adalah semua biaya yang dikorbankan yang untuk perusahaan pemanufakturan, mulai
dari tahap ketika bahan baku masuk ke pabrik, diolah, dan hingga dijual. Semua biaya-biaya
langsung yang berhubungan dengan penciptaan produk tersebut dikelompokkan sebagai cost barang
terjual.
Hasil penelitian yang dilakukan Daniati (2006) diperoleh hasil adanya pengaruh yang
signifikan dan positif antara laba kotor terhadap expected return saham. Secara teori, semakin besar
laba yang diperoleh perusahaan maka semakin tinggi minat investor untuk berintestasi di
perusahaan, sehingga semakin besar pula nilai expected return saham. Dan sebaliknya, semakin kecil
laba yang diperoleh perusahaan maka semakin kecil minat investor untuk berintestasi di perusahaan
tersebut, sehingga semakin kecil pula nilai expected return saham.

Hipotesis
Berdasarkan pada perumusan masalah, tujuan penelitian dan landasan teori maka hipotesis
dari penelitian ini adalah :
H1 : Perubahan Arus Kas dari aktivitas operasi, investasi, pendanaan dan laba bersih berpengaruh
terhadap return saham.
H2 : Perubahan arus kas dari aktivitas operasi berpengaruh terhadap return saham.
H3 : Perubahan arus kas dari aktivitas investasi berpengaruh terhadap return saham.
H4 : Perubahan arus kas dari aktivitas pendanaan berpengaruh terhadap return saham.
H5 : perubahan laba bersih berpengaruh terhadap return saham.

METODA PENELITIAN
Teknik Pengambilan Sampel
Teknik yang digunakan untuk menentukan sampel pada penelitian ini dengan menggunakan
Purposive Sampling yang menggunakan teknik penentuan sampel sesuai dengan tujuan penelitian.
Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh arus kas dari aktivitas operasi, investasi
dan pendanaan serta laba bersih terhadap return saham perusahaan go public pada sektor manufaktur.
Pengambilan sampel dilakukan dengan mengemukakan beberapa kriteria sebagai berikut:
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebelum 31 Desember 2008 dan
tetap terdaftar sampai dengan tahun 2010. Hal ini disebabkan untuk memperoleh data yang
berkesinambungan.
2. Emiten yang saham biasanya cukup aktif diperdagangkan karena saham yang tidak aktif akan
mengganggu proses analisis.
3. Perusahaan manufaktur yang menggunakan mata uang rupiah dalam penyajian laporan
keuangan 31 Desember 2008 sampai dengan 31 Desember 2010.
4. Emiten sudah menyertakan laporan arus kas dalam pelaporan keuangan 31 Desember 2008.
Alasan digunakan periode tersebut adalah mengacu pada ketentuan IAI melalui PSAK No.2 yang
menyatakan bahwa perusahaan wajib mempublikasikan laporan arus kas sebagai bagian yang tak
terpisahkan dari laporan keuangan.
Berikut ini perhitungan data sampel perusahaan yang akan digunakan dalam penelitian ini:
86

Pengaruh Arus Kas Operasi - Trisnawati dan Wahidahwati

Tabel 1
Perhitungan Jumlah Sampel
Jumlah Perusahaan
2009
2010

Keterangan

2008

Pemilihan SampelPerusahaan yang listing di BEI


Perusahaan non manufaktur yang listing di BEI
Perusahaan manufaktur yang listing di BEI
Perusahaan manufaktur yang Delisting di BEI
Perusahaan manufaktur yang menyajikan laporan
keuangan dalam Mata Uang Asing
Total perusahaan manufaktur

393
242
151
5
15

397
248
150
4
14

402
256
146
5
14

119

119

119

Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah melalui survey lapangan yaitu pengambilan
data sekunder yang dikeluarkan oleh Bursa Efek Indonesia, dan kemudian data tersebut
dikumpulkan dan diolah.

Definisi Operasional Variabel


1.

Return Saham
Return saham merupakan suatu variabel yang muncul dari perubahan harga saham sebagai
akibat dari reaksi pasar karena adanya penyampaian informasi keuangan suatu entitas ke dalam
pasar modal.

Pi ,t Pi (t 1
100%
Ri ,t
P

i ( t 1)

2.

3.

Keterangan:
Ri,t
= tingkat keuntungan saham i pada periode t
Pi (t)
= harga saham i pada periode t
Pi (t-1)
= harga saham i pada periode t-1
Perubahan arus kas dari aktivitas operasi ( AKO)
Perubahan arus kas dari aktivitas operasi ( AKO) merupakan selisih dari arus kas operasi
periode tersebut dikurangi dengan arus kas operasi dari periode sebelumnya dibagi dengan arus
kas operasi dari periode sebelumnya atau dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
AKO t - AKO t-1
AKO =
AKO t-1
Arus kas dari aktivitas operasi adalah jumlah arus kas bersih yang berasal dari aktivitas penghasil
utama pendapatan perusahaan (principal revenue producing activities) dan aktivitas lain yang bukan
merupakan aktivitas investasi dan pendanaan. Jumlah arus kas dari aktivitas operasi ini diambil
dari laporan arus kas yang diserahkan oleh perusahaan kepada pihak Bursa Efek Indonesia dari
tahun 2008-2010.
Perubahan arus kas dari aktivitas investasi ( AKI)
Perubahan arus kas dari aktivitas investasi ( AKI) merupakan selisih dari arus kas investasi
periode tersebut dikurangi dengan arus kas investasi dari periode sebelumnya dibagi dengan arus
kas investasi dari periode sebelumnya atau dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
AKI t - AKI t-1
AKI =
AKI t-1
Arus kas dari aktivitas investasi adalah jumlah arus kas bersih yang berasal dari perolehan dan
pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi lain yang tidak masuk setara kas. Jumlah arus kas
87

Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi Volume 1 Nomor 1: 77-92


dari aktivitas investasi ini diambil dari laporan arus kas yang diserahkan oleh perusahaan kepada
pihak Bursa Efek Indonesia dari tahun 2008-2010.

4.

5.

Perubahan arus kas dari aktivitas pendanaan ( AKP)


Perubahan arus kas dari aktivitas pendanaan ( AKP) merupakan selisih dari arus kas pendanaan
periode tersebut dikurangi dengan arus kas pendanaan dari periode sebelumnya dibagi dengan
arus kas pendanaan dari periode sebelumnya atau dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
AKP t - AKP t-1
AKP =
AKP t-1
Arus kas dari aktivitas pendanaan adalah jumlah arus kas bersih yang berasal dari aktivitas yang
mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal perusahaan dan pinjaman
perusahaan. Jumlah arus kas dari aktivitas pendanaan ini diambil dari laporan arus kas yang
diserahkan oleh perusahaan kepada pihak Bursa Efek Indonesia dari tahun 2008-2010.
Perubahan laba bersih ( L/R)
Perubahan laba bersih ( L/R) merupakan pengurangan dari laba bersih periode tersebut
dikurangi dengan laba bersih dari periode sebelumnya dibagi dengan laba bersih dari periode
sebelumnya atau dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Laba Bersih t - Laba Bersih t-1
Laba Bersih =
Laba Bersih t-1
Laba bersih adalah selisih antara pendapatan dan biaya-biaya selama tahun 2008-2010. Laba
bersih ini diambil dari laporan laba rugi yang juga merupakan bagian dari laporan keuangan.

Teknik Analisis Data


1.
2.

3.
4.
5.

Mengidentifikasi tanggal pengumuman Laporan Keuangan.


Mengidentifikasi laporan arus kas dan laba bersih. Untuk laporan arus kas datanya dikutip
langsung dari laporan arus kas perusahaan go public yang diserahkan kepada pihak Bursa Efek
Indonesia. Hal ini dikarenakan laporan arus kas biasanya tidak diumumkan secara terbuka di
media massa.
Menghitung perubahan arus kas dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan selama tahun
2008-2010. Keseluruhan laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung.
Menghitung perubahan laba bersih selama tahun 2008-2010.
Menghitung return dengan rumus:

Pi ,t Pi (t 1
100%
Ri ,t
P

i
(
t

1
)

6.

Keterangan:
Ri,t
= tingkat keuntungan saham i pada periode t
Pi (t)
= harga saham i pada periode t
Pi (t-1)
= harga saham i pada periode t-1
Melakukan analisis regresi
Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas tersebut terhadap return saham, maka digunakan
alat teknik regresi berganda yang menggunakan persamaan:
Return = + 1 AKO + 2 AKI + 3 AKP + 4 Laba + ei
Keterangan:
Return = Tingkat keuntungan saham (variabel terikat)

= koefisien konstanta

= koefisien variable independen


AKO = perubahan arus kas dari aktivitas operasi
88

Pengaruh Arus Kas Operasi - Trisnawati dan Wahidahwati

7.

AKI
= perubahan arus kas dari aktivitas investasi
AKP = perubahan arus kas dari aktivitas pendanaan
Laba = perubahan laba bersih
ei
= standar error
Uji hipotesis
Langkah selanjutnya adalah teknik pengujian hipotesis yang digunakan untuk mengetahui
apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel-variabel tersebut terhadap return saham.
Dilakukan dengan uji-F dan uji-t.
a. Uji Simultan dengan Uji F
Untuk menguji signifikansi pengaruh simultan, rumusnya adalah:

R 2 ( N m 1)
m(1 R 2 )

Di mana:
R2 = koefisien korelasi berganda
m = jumlah predictor (variabel bebas)
N = jumlah responden
Untuk mengetahui variabel bebas berpengaruh secara simultan (bersama) terhadap
variabel terikat digunakan uji F dengan tingkat signifikansi = 0,05. Jika hasil statistik F pada
taraf signifikansi 0,05 berarti variabel bebas mempunyai pengaruh yang signifikan secara
simultan terhadap variabel terikat dan sebaliknya.
b. Uji Parsial dengan Uji t
Untuk membuktikan adanya hubungan yang signifikan antara variabel bebas secara
parsial terhadap variabel terikat, rumusnya:

Di mana:
= koefisien regresi
S = standard error koefisien regresi
Untuk mengetahui variabel bebas berpengaruh secara parsial terhadap variabel terikat
digunakan uji t dengan tingkat signifikansi = 0,05. Jika hasil statistik t hitung pada taraf
signifikansi 0,05 berarti variabel bebas mempunyai pengaruh yang signifikan secara parsial
terhadap variabel terikat dan sebaliknya.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Pengujian Pengaruh Simultan dengan Uji F
Uji signifikansi model dengan uji F digunakan untuk mengetahui apakah model regresi linier
berganda yang telah didapatkan telah signifikan (telah sesuai untuk menggambarkan pengaruh
simultan variabel bebas terhadap variabel terikat). Uji signifikansi model ini dapat dilihat pada nilai F
hitung yang telah diperoleh dari program SPSS sebagai berikut:
Tabel 2
Analisis of Varians

89

Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi Volume 1 Nomor 1: 77-92


ANOVAb
Model
1

Regression
Residual

Sum of
Squares
1,263
1297,845

Total

1299,107

df
4
352

Mean Square
,316
3,687

F
72,799

Sig.
,000 a

356

a. Predictors: (Constant), Laba, AKI, AKP, AKO


b. Dependent Variable: Return

Untuk mengetahui pengaruh secara simultan (bersama) variabel-variabel independen terhadap


variabel dependen digunakan uji F dengan tingkat signifikansi = 0,05. Jika hasil statistik F pada taraf
signifikansi 0,05 berarti variabel-variabel independen mempunyai pengaruh signifikan secara
simultan terhadap variabel terikat, dan sebaliknya jika nilai sig > 0,05, maka variabel bebas secara
simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.
Karena nilai sig < 0,05 yaitu 0,000 < 0,05, maka H0 ditolak, sehingga dapat diambil kesimpulan
bahwa keseluruhan variabel bebas arus kas dari aktivitas operasi ( AKO), arus kas dari aktivitas
investasi ( AKI), arus kas dari aktivitas pendanaan ( AKP), dan perubahan laba ( Laba) secara
simultan berpengaruh signifikan terhadap return saham (Return).
Hasil penelitian ini berarti mendukung hipotesis pertama (H1) bahwa perubahan arus kas dari
aktivitas operasi, investasi dan pendanaan serta laba bersih mempunyai pengaruh positif terhadap
return saham.
Pengujian Pengaruh Parsial dengan Uji t
Uji parsial (uji t) digunakan untuk mengetahui apakah model persamaan regresi telah
signifikan untuk digunakan mengukur pengaruh secara parsial variabel bebas arus kas dari aktivitas
operasi ( AKO), arus kas dari aktivitas investasi ( AKI), arus kas dari aktivitas pendanaan ( AKP),
dan perubahan laba ( Laba) terhadap return saham (Return). Dari hasil pengolahan data dengan
menggunakan Program SPSS diperoleh hasil output t hitung sebagai berikut:
Tabel 3
Uji Parsial (Uji t)
a
Coefficients

Unstandardized Standardized
Coefficients
Coefficients
Model
1
(Constant)

B
Std. Error
-1,375
,103

Beta

Collinearity Statistics
t
-13,304

Sig. Tolerance
,000

VIF

AKO

,247

,085

,322

2,899

,006

,857

1,167

AKI

,269

,094

,252

2,855

,007

,964

1,037

AKP

,412
,363

,123
,130

,411
,349

3,355
2,788

,002
,008

,870
,971

1,149
1,029

Laba

a. Dependent Variable: Return

Prosedur pengujian uji t dengan menggunakan tingkat signifikansi 0,05 adalah jika tingkat
signifikansi dari nilai t hitung lebih kecil 0,05 maka mempunyai pengaruh parsial yang signifikan,
sebaliknya jika tingkat signifikansi dari nilai t hitung lebih besar dari 0,05 maka variabel bebas tidak
mempunyai pengaruh parsial yang signifikan terhadap variabel terikat.
1. Uji parsial antara variabel bebas AKO terhadap return, dengan nilai sig = 0,006
Karena nilai sig 0,006 < 0,05 maka H0 ditolak, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa
variabel bebas AKO secara parsial berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hasil uji t ini
berarti mendukung hipotesis kedua (H2) bahwa perubahan arus kas dari aktivitas operasi
mempunyai pengaruh yang positif terhadap return saham.
90

Pengaruh Arus Kas Operasi - Trisnawati dan Wahidahwati


2.

3.

4.

Uji parsial antara variabel bebas AKI terhadap return saham, dengan nilai sig = 0,007
Karena nilai sig 0,007 < 0,05 maka H0 ditolak, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa
variabel bebas AKI secara parsial berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hasil uji t ini
berarti mendukung hipotesis ketiga (H3) bahwa perubahan arus kas dari aktivitas investasi
mempunyai pengaruh yang positif terhadap return saham.
Uji parsial antara variabel bebas AKP terhadap return saham, dengan nilai sig = 0,002
Karena nilai sig 0,002 < 0,05 maka H0 ditolak, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa
variabel bebas AKP secara parsial berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hasil uji t ini
berarti mendukung hipotesis keempat (H4) bahwa perubahan arus kas dari aktivitas pendanaan
mempunyai pengaruh yang positif terhadap return saham.
Uji parsial antara variabel bebas Laba terhadap return saham, dengan nilai sig = 0,008
Karena nilai sig 0,008 < 0,05 maka H0 ditolak, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa
variabel bebas Laba secara parsial berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hasil uji t ini
berarti mendukung hipotesis kelima (H5) bahwa perubahan laba bersih mempunyai pengaruh yang
positif terhadap return saham.

SIMPULAN DAN SARAN


Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat diambil beberapa kesimpulan yang dapat digunakan
sebagai bahan pertimbangan, yaitu:
1. Terdapat pengaruh simultan yang signifikan antara variabel bebas arus kas dari aktivitas operasi
( AKO), arus kas dari aktivitas investasi ( AKI), arus kas dari aktivitas pendanaan ( AKP), dan
perubahan laba ( Laba) terhadap return saham (Return) dengan nilai sig < 0,05 yaitu 0,000. Hasil
penelitian ini berarti mendukung hipotesis pertama (H1) bahwa perubahan arus kas dari aktivitas
operasi, investasi dan pendanaan serta laba bersih mempunyai pengaruh positif terhadap return
saham
2. Terdapat pengaruh parsial yang signifikan antara variabel bebas arus kas dari aktivitas operasi (
AKO) terhadap return saham (Return) dengan nilai sig 0,006 < 0,05. Hasil uji t ini berarti
mendukung hipotesis kedua (H2) bahwa perubahan arus kas dari aktivitas operasi mempunyai
pengaruh yang positif terhadap return saham.
3. Terdapat pengaruh parsial yang signifikan antara variabel arus kas dari aktivitas investasi ( AKI)
terhadap return saham (Return) dengan nilai sig 0,007 < 0,05. Hasil uji t ini berarti mendukung
hipotesis ketiga (H3) bahwa perubahan arus kas dari aktivitas investasi mempunyai pengaruh
yang positif terhadap return saham.
4. Terdapat pengaruh parsial yang signifikan antara variabel arus kas dari aktivitas pendanaan (
AKP) terhadap return saham (Return) dengan nilai sig 0,002 < 0,05. Hasil uji t ini berarti
mendukung hipotesis keempat (H4) bahwa perubahan arus kas dari aktivitas pendanaan
mempunyai pengaruh yang positif terhadap return saham.
5. Terdapat pengaruh parsial yang signifikan antara variabel perubahan laba ( Laba) terhadap
return saham (Return) dengan nilai sig 0,008 < 0,05. Hasil uji t ini berarti mendukung hipotesis
kelima (H5) bahwa perubahan laba bersih mempunyai pengaruh yang positif terhadap return
saham.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka saran yang bisa diberikan sebagai
berikut:
1. Para investor yang ingin menanamkan sahamnya pada perusahaan di Bursa Efek Indonesia
sebaiknya memperhatikan rasio kas dari perusahaan objek investasinya, karena dari hasil
penelitian diperoleh bahwa arus kas berpengaruh terhadap return saham.
2. Untuk melengkapi hasil penelitian, maka sebaiknya dilakukan penelitian serupa dengan
menambah sampel dan obyek penelitian yang lebih banyak agar memperoleh kesimpulan yang
lebih lengkap dan dapat dipertanggungjawabkan.

91

Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi Volume 1 Nomor 1: 77-92

DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Noverdianto. 2001. Pengaruh Laba Akuntansi Sebelum dan Sesudah Diumumkannya Laporan
Keuangan terhadap Harga Saham Perusahaan yang Go Publik di BEJ. Skripsi Sarjana tak di
terbitkan, STIE Perbanas Surabaya.
Daniati, Ninna dan Suhairi, 2006. Pengaruh Kandungan Informasi Komponen Laporan Arus Kas, Laba
Kotor dan Size Perusahaan Terhadap Expected Return Saham. Simposium Nasional Akuntansi 9
Padang
Endang, Tjiptowati Irianti, 2008. Pengaruh Kandungan Informasi Arus Kas, Komponen Arus Kas, dan Laba
Akuntansi Terhadap Harga dan Return Saham. Ringkasan tesis, UNDIP Semarang
Harahap, Sofyan Syafri. 1995. Teori akuntansi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Hongren, Charles T., Walter T. Harisson Jr., et. Al, 1998. Akuntansi di Indonesia. Buku dua. Jakarta :
Salemba Empat.
Husnan, Suad. 1996. Manajemen Keuangan-Teori dan Penerapan, Edisi Keempat.
Jogiyanto, 1998. Teori Portofolio dan Analysis Investasi. Edisi ke dua. Yogyakarta: Penerbit BPFE
Laksmi, Putu Ari Dharma dan Ni Made Dwi Ratnadi. 2006. Dampak Pemoderasian Komponen Arus Kas
terhadap Hubungan Laba Akuntansi dengan Return Saham. Skripsi. Jurusan Akuntansi. Fakultas
Ekonomi, Universitas Udayana.
Sinaga, Hardian Hariono dan Sugeng Pamudji. 2008. Analisis Pengaruh Total Arus Kas, Komponen Arus
Kas, dan Laba Akuntansi terhadap Return Saham. Skripsi. Manajemen. Universitas Diponegoro.
Semarang BPFE: Yogyakarta
Sunariyah, 1997. Pengantar pengetahuan pasar modal. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Syaugi, 1999. Pengaruh Arus Kas dari Aktivitas Operasi terhadap Harga Pasar Saham, Skrispi Sarjana tak
diterbitkan, UBAYA, Surabaya
Tendelilin, Eduardus. 1998. Investasi Manajemen dan Analisis. Yogyakarta : UPP AMP YKPN.
Trisnawati, Ita. 2009. Pengaruh Economic Value Added, Arus Kas Operasi, Residual Income,
Earnings, Operating Leverage dan Market Value Added Terhadap Return Saham. Jurnal Bisnis
dan Akuntansi. Vol.1,No.1, April209, Hal.65-78.
Usman, Marzuki. 1990. ABC Pasar Modal Indonesia. Jakarta. ISEI.
Weston. J. Fred dan Thomas Copeland. 1992. Manajemen Keuangan. Jilid 1, Edisi ke Delapan.
Terjemahan. Jakarta: Binarupa Aksara.

92

Anda mungkin juga menyukai