Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK N, P, K DAN PUPUK KANDANG

TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG ( Zea mays L )


HIBRIDA
SRI NURUL UTAMI
G111 14 333
ABSTRAK
Tanaman jagung merupakan komoditi tanaman pangan terpenting kedua
setelah padi. Penanaman komoditas jagung di tanah alfisol menemukan kendala
dimana tanah alfisol miskin hara tamanan. Oleh karena itu diperlukan
pemupukan untuk mengatasi hal tersebut. Praktikum ini bertujuan mempelajari
pengaruh pemberian pupuk N, P, K, dan pupuk kandang pada pertumbuhan
tanaman jagung pada tanah alfisol di Experimental Farm, Fakultas Pertanian,
Universitas Hasanuddin. Metode yang digunakan pada praktikum ini yaitu
Rancangan Acak Kelompok dengan 7 kombinasi perlakuan dan 3 ulangan yaitu
control, N, NBO, NP, NK, NPK, NPKBO dengan dosis pupuk N : 1,5 g, P : 0,75 g,
K : 0,5 g dan pupuk kandang : 12,5 g. Dengan parameter penilaian yaitu tinggi
dan jumlah daun diperoleh hasil praktikum ini menunjukkan bahwa pemberian
pupuk tidak berpengaruh nyata.
Kata Kunci : Jagung, N, P, K, Pemupukan
I. PENDAHULUAN
Tanaman jagung (Zea mays
L)

merupakan

tanaman

salah

pangan

hibrida secara komersial. Kini jagung

satu

jenis

hibrida telah ditanam disebagian

biji-bijian

dari

besar areal jagung dunia (Amran,

keluarga rumput-rumputan. Jagung


varietas hibrida merupakan generasi

2011).
Alfisol

merupakan

tanah

pertama hasil persilangan antara

yang mengalami pelapukan intensif

tetua berupa galur inbirida sehingga

dan perkembangan lanjut, sehingga

berkualitas sangat baik. Varietas

terjadi pelindian unsur hara terutama

hibrida dapat dibentuk pada tanaman

N, P, K. Jenis tanah ini umumnya

menyerbuk

sendiri

maupun

mempunyai kesuburan kimia yang

menyerbuk

silang.

Jagung

rendah. Permasalahan umum bagi

merupakan tanaman pertama yang

pertumbuhan

dibentuk

Alfisol yaitu rendahnya N, K, dan

menghasilkan

varietas

tanaman

di

tanah

Mg, kekurangaan P, Ca, dan Mo,

penting dalam fotosintesis, respirasi,

serta keracunan Al, Fe, dan Mn.

transfer dan penyediaan energi kimia

(Munir,1996).

yang dibutuhkan pada hampir semua

Pemberiaan bahan organik

kegiatan

metabolisme

tanaman.

dan pupuk anorganik (N, P dan K)

Jumlah fosfor dalam tanaman lebih

merupakan

dalam

kecil dibandingkan N dan K. Unsur

bagi

ini merupakan komponen tiap sel

tanaman. Salah satu tanaman yang

hidup dan cenderung terkonsentrasi

respons terhadap pemupukan adalah

dalam biji dan titik tumbuh tanaman.

jagung.. Jagung membutuhkan unsur

Unsur

hara makro dan mikro. Unsur hara

tumbuhan karena berfungsi untuk

makro yang essensial untuk jagung

merangsang

antara lain nitrogen (N), fosfor (P)

terutama pada awal pertumbuhan,

dan kalium (K) (Mapegau, 2000).

mmpercepat pembungan, pemasakan

suatu

memenuhi

usaha

kebutuhan

Unsur

hara

hara

membuat

mempercepat

pertumbuhan

sangat

berguna

pertumbuhan

bagi
akar

biji dan buah (Karnilawati, 2013).

bagian tanaman lebih hijau dan


segar,

Unsur K memegang peranan


penting

di

dalam

metabolisme

dan menambah kandungan protein

tanaman antara lain terlibat langsung

hasil panen. Gejala kekurangan unsur

dalam beberapa proses fisiologis

hara N pada tanaman yaitu seluruh

yaitu berperan dalam pengendalian

tanaman berwarna pucat kekuningan,

tekanan osmotik, turgor sel, stabilitas

pertumbuhan

kerdil,

pH, dan pengaturan air melalui

pertumbuhan buah tidak sempurna

kontrol stomata, aktivitas enzim pada

seringkali masak sebelum waktunya,

sintesis karbohidrat dan protein, serta

dan jika dalam keadaan kekurangan

meningkatkan translokasi fotosintat

yag parah daun menjadi kering

dari daun (Syakir, 2012).

dimulai dari bagian bawah tanaman

Pemberian

terus

ke

lambat

bagian

dan

atas

tanaman

(Nurhayati dkk, 2006).

bahan

organik

atau pupuk kandag ke dalam tanah


dapat memperbaiki sifat fisik dan

Fosfor (P) merupakan unsur

biologi tanah yaitu meningkatkan

hara makro esensial yang berperan

kapasitas tanah dalam menahan air

dan

porositas

kelembaban,

tanah,

menjaga

KCL, pupuk SP36, pupuk kandang,

pemantap

struktur

dan polybag.

tanah, serta dapat meningkatkan

2.3 Parameter Pengamatan

kandungan humus (Sarno, 2009).


Berdasarkan

diatas

dengan mengamati secara langsung

praktikum

perubahan tanaman (tinggi tanaman,

untuk mengetahui pengaruh pupuk

jumlah daun dan kondisi tanaman)

N, P, K, dan pupuk kandang terhadap

sesuai

pertumbuhan

diberikan, dan mengetahui berat

maka

perlu

hibrida.

uraian

Parameter pengamatan yaitu

diadakan

tanaman

Adapun

jagung

kegunaan

dari

praktikum ini yaitu sebagai bahan


pupuk

terhadap

pertumbuhan tanaman.

2.1 Tempat dan Waktu


Praktikum ini dilaksanakan di
Teaching Farm Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Makassar
setiap hari kamis pukul 16.30 WITA
- selesai mulai tanggal 22 Oktober
2015 hingga tanggal 03 Desember
2015

2.4 Metodologi Percobaan


Metode yang dipergunakan
dalam

praktikum

ini

adalah

kombinasi

perlakuan
menggunakan

perlakuan.
dilakukan
polybag.

Setiap
dengan
Setiap

perlakuan terdiri dari 3 ulangan


sehingga kombinasi perlakuan yang
dihasilkan adalah 18 perlakuan yang
terdiri dari; perlakuan N, NBO, NP,
NP, NK, NPK, NPKBO dan 3
control. Dengan dosis pupuk N = 300
kg Urea / ha, P = 150 SP36 / ha, dan

2.2 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan yaitu
sekop,

telah

Rancangan Acak Kelompok dengan

II. METODE PERCOBAAN

cangkul,

yang

kering tanaman jagung.

informasi bagi mahasiswa mengenai


pengaruh

perlakuan

timbangan,

pengayak pasir, penggaris, polybag,


amplop coklat dan oven. Sedangkan
bahan yang digunakan yaitu tanaman
jagung, tanah, air, pupuk urea, pupuk

K = 100 kg / ha. Masing-masing


dosis pupuk tersebut dikonversi ke
dalam 10 kg tanah sehingga dosis
yang digunakan adalah N = 1,5
g/pot, P = 0,75 g/pot, K = 0,5 g/pot
dan pupuk kandang = 12,5 g/pot.

Penyiapan media tanam

penanaman. Tinggi diukur mulai dari

dilakukan dengan mengambil dan

pangkal batang bawah sampai pucuk

memasukkan tanah yang telah diayak

daun. dan perhitungan jumlah daun

sebelumnya ke dalam polybag untuk

dihitung mulai dari buku batang

kemudian ditimbang sebanyak 5 kg

paling bawah sampai pada daun yang

untuk tiap polybag.

telah terbuka sempurna pada bagian

Penanaman dilakukan dengan

atas dekat dengan pucuk. Pengamatn

menanam 3 benih jagung di setiap

dilakukan setiap minggunya di hari

polybag

yang sama dengan hari tanam.

dan

juga

dilakukan

penyulaman untuk mengantisipasi

Setelah diperoleh data jumlah

kemungkinan tanaman yang tidak

daun

tumbuh.

tanaman jagung maka dilakukan uji

Penyiraman dilakukan secara

dan

tinggi

tanaman

pada

sidik ragam untuk mengetahui nyata

intensif setiap 2 kali sehari yakni

atau

pagi dan sore hari agar dapat

perlakuan yang diberikan. Apabila

mempercepat perkecambahan biji.

diperoleh hasil yang nyata maka

Setelah biji berkecambah, dilakukan

dilakukan uji lanjut.

penjarangan dengan menyisakan satu


tanaman jagung pada setiap polybag.
Pemberian pupuk kandang
dan pupuk urea dilakukan 1 minggu
sebelum tanam sedangkan pemberian
pupuk sp36 dan pupuk kcl dilakukan
3 hari sebelum tanam dengan satu
kali pemberian untuk masing-masing
perlakuan.
Pengukuran tinggi tanaman
diamati pada minggu I setelah

tidak

nyata

pada

setiap

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Hasil
Gambar 1. Grafik rata-rata Tinggi Tanaman pada minggu ke-1 sampai minggu ke-5

Rata-Rata Tinggi Tanaman (cm)

Tinggi Tanaman

100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0

Kontrol
N
NBO
NP
NK
NPK
NPKBO

Sumber: Data primer yang telah diolah 2015


Gambar 2. Grafik rata-rata jumlah daun pada minggu ke-1 sampai minggu ke-5

Rata-Rata Jumlah Daun


12

Kontrol

10

Jumlah Daun

NBO

NP

NK

NPK
NPKBO

Sumber: Data primer yang telah diolah 2015


Tabel 1. Tabel Anova Rata-rata Tinggi Tanaman
Source of
Variation
SS
df
MS
F
Between
98.871
16.478 0.0174
Groups
43
6
57
44
Within
26449.
944.63
Groups
7
28
2

Pvalue
0.9999
72

F crit
2.4452
59

26548.
Total
57
34
Tabel 2. Tabel Anova Rata-rata Jumlah Daun Tanaman
Source of
Variation
SS
df
MS
F
Between
0.132
Groups
6
6
1
11
Within
211.9
7.5694
Groups
44
28
29
217.9
44

Total

Pvalue
0.991
07

F crit
2.4452
59

34

3.2 Pembahasan
Berdasarkan grafik rata-rata tinggi tanaman (Gambar 1) pertumbuhan
tanaman jagung pada pertanaman minggu I dengan perlakukan N menunjukkan
pertumbuhan tanaman tertinggi yaitu 14 cm sedangkan pertumbuhan tanaman
terendah ditunjukkan dengan perlakuan pupuk NPK yaitu 9,6 cm. Pertanaman
minggu II yang menunjukkan pertumbuhan tertinggi dengan perlakuan N+P yaitu
33,9 cm dan terendah dengan perlakuan pupuk N+K yaitu 18,6 cm. Pada minggu
III dengan perlakukan N+P juga menunjukkan pertumbuhan tanaman tertinggi
yaitu 44,3 cm sedangkan pertumbuhan tanaman terendah ditunjukkan perlakuan
pupuk N yaitu 36,3 cm. Pada pertanaman minggu IV perlakukan NP menunjukkan
pertumbuhan tanaman tertinggi yaitu 74,6 cm sedangkan pertumbuhan tanaman
terendah ditunjukkan perlakuan pupuk N yaitu 63 cm. Dan pada minggu V
perlakukan NK mngalami pertumbuhan yang menunjukkan sebagai tanaman
tertinggi yaitu 89,1 cm sedangkan pertumbuhan tanaman terendah ditunjukkan
dengan perlakuan pupuk N yaitu 80,2 cm.
Adanya perbedaan tinggi tanaman jagung pada minggu pertama sampai
minggu kelima disebabkan oleh tanah yang digunakan. Tanah yang digunakan
kemungkinan besar mengalami pencucian karena telah diketahui bahwa tanah
alfisol mudah mengalami pencucian sehingga hara yang terkandung dalam tanah
tersebut berkurang. Hal ini sesuai dengan pendapat Munir (1996) yang
menyatakan bahwa tanah alfisol merupakan jenis tanah yang mudah mengalami
pencucian sehingga unsur hara yang terkandung tercuci dan berkurang.

Adanya pertumbuhan yang berbeda dari minggu III ke minggu V


disebabkan unsur hara N+P+K+Bo merupakan unsur hara yang dibutuhkan oleh
tanaman khususnya pada perkembangan vegetatif tanaman seperti pertambahan
tinggi tanaman jagung. Hal ini sesuai dengan pendapat Lingga (2006) yang
menyatakan bahwa

nitrogen dalam jumlah yang cukup berperan dalam fase

vegetatif tanaman dan mempercepat pertumbuhan tanaman secara keseluruhan,


khususnya pada pertambahan tinggi batang.
Berdasarkan grafik rata-rata jumlah daun (Gambar 2) dapat kita lihat dari
segi jumlah daun pada tanaman jagung, pada tanaman jagung minggu pertama
pada setiap perlakuan rata-rata mempunyai 3 helai daun. Hal ini disebabkan
karena pada tanaman memiliki usia pertumbuhan yang sama yaitu 7 hari atau 1
minggu. Hal ini sesuai dengan pendapat Goenadi (2006) yang menyatakan bahwa
jumlah daun pada awal pertumbuhan menunjukkan keseragaman jumlah daun, hal
ini sebabkan karena pada awal pertumbuhan tanaman belum ada perlakuan
ataupun faktor lain yang mempengaruhinya.
Berdasarkan analisis pada tabel sidik ragam baik rata-rata tinggi tanaman
maupun jumlah daun terlihat bahwa pada setiap perlakuan disimpulkan tidak
berpengaruh nyata (F hitung < F tabel) terhadap pertumbuhan tanaman karena
tanah alfisol merupakan jenis tanah yang mudah mengalami pencucian sehingga
unsur hara yang terkandung tercuci dan berkurang.
Pengamatan visual terhadap kondisi tanaman jagung yaitu beberapa daun
menguning, kering dan ada juga yang mengalami kekeringan hingga mati.
Untuk berat kering pada tanaman jagung hibrida tidak diperoleh hasil
karena setelah pascapanen dilakukan listrik padam hingga seminggu setelah
pascapanen.
IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari praktikum pengaruh pemberian pupuk N, P, K, BO terhadap tanaman
jagung diperoleh hasil bahwa pengaruh penambahan NPK mempunyai peranan
penting terhadap pertumbuhan tanaman jagung walaupun hasil yang didapatkan
tidak berpengaruh nyata sesuai dengan tabel sidik ragam. Perbedaan yang didapat

tidak terlalu jauh karena mengingat bahwa tanah yang digunakan yaitu tanah
alfisol, dimana tanah anah alfisol merupakan jenis tanah yang mudah mengalami
pencucian sehingga unsur hara yang terkandung tercuci dan berkurang.
4.2 Saran
Sebaiknya asisten membimbing pada saat pembuatan laporan agar praktikan
mengerti apa yang harus diperbaiki bila terdapat kesalahan. Dan untuk
koordinator asisten apabila ada pemberitahuan tentang praktikum sebaiknya
ditempel di papan informasi atau mengumpulkan para praktikan agar tidak terjadi
ketidakjelasan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
AAK. 1993. Teknik Bercocok Tanam Jagung. Yogyakarta: Kanisius.
Amran. 2011. Persilangan Jagung Hibrida.http://repository.usu.ac.id/bitstream /
123456789/18404/4/Chapter%20II.pdf.Di akses pada 19 Desember 2015
Geonadi,2006 Budidaya Jagung. Universitas Gajah Mada: Kanikus.
Karnilawati. 2013. Phosfat Tersedia, Serapannya SertaPertumbuhn Jagung (Zea
Mays) Akibat Amelioran dan Mikoriza Jurnal Manajemen Sumber daya
Lahan. Volume 2, Nomor 3, hal. 231-239.
Lingga,P.2006.Petunjuk Penggunaan pupuk. Jakarta: Penebar Swadaya.
Mapegau.2000.Pengaruh pemupukan N dan P terhadap hasil jagung Kultivar
Arjuna pada Ultisol Batang hari Jambi.J. Agronomi. 4 (1): 17-18.
Munir, M. 1996. Tanah-Tanah Utama Indonesia. Jakarta: Dunia Pustaka jaya.
Nurhayati, 1986. Pranan Pupuk fosfor Untuk Tanaman Semusim. Depok: PT.
Argo Media Pustaka.
Sarno. 2009. Pengaruh kombinasi NPK dan pupuk kandang terhadap sifat tanah
dan pertumbuhan serta produksi tanaman caisim. Jurnal Tanah Tropika
14(3): 211-219.
Syakir M dan Gusmaini. 2012. Pengaruh Penggunaan Sumber Pupuk Kalium
Terhadap Produksi Dan Mutu Minyak Tanaman Nilam. Jurnal Littri 18(2).
Hlm.60-65

Anda mungkin juga menyukai