Anda di halaman 1dari 4

DDA_TT15_LAILATUL SAKTIAWAN

EKONOMI AKUAKULTUR
Ekonomi Perikanan merupakan bidang yang unik karena sifat sumber
dayanya fugitive dan kompleksitas pengelolaannya menuntut kajian tersendiri. Buku ini
menyajikan secara komprehensif teori ekonomi perikanan yang diperkaya dengan aspek historis
dan filosofis sehingga dapat dibaca oleh kalangan luas, tidak hanya akademisi. Penulis juga
memaparkan kajian kebijakan dan pengelolaan perikanan baik dalam perspektif teoretis maupun
empiris dan memberikan contoh-contoh yang mudah diikuti serta bahan diskusi dan latihan
untuk menstimulasi pemikiran mengenai ekonomi perikanan.
Adapun yang termasuk dalam ruang lingkup ekonomi perikanan ialah : sumberdaya,
alokasi, kebutuhan, permintaan, penawaran, harga keseimbangan, dan pasar
1. Sumberdaya adalah suatu nilai potensi yang dimiliki oleh suatu materi atau unsur tertentu
dalam kehidupan. Sumber daya tidak selalu bersifat fisik, tetapi juga non-fisik
(intangible).
2. Alokasi merupakan

penentuan

banyaknya

barang

yang

disediakan

untuk

suatu tempat (pembeli dsb); penjatahan; penentuan banyaknya uang (biaya) yang
disediakan untuk suatu keperluan: pemerintah memberi dana kepada tiap desa untuk
membangun gedung sekolah dasar. Dalam hal ini alokasi sumberdaya yang ada di suatu
wilayah yang memilki potensi perikanan.
3. Kebutuhan merupakan salah satu aspek psikologi manusia untuk menggerakkan dengan
aktivitas-aktivitas yang menjadi dasar untuk melakukan sesuatu. Dalam hal ini kebutuhan
merupakan indikator suatu wilayah untuk melakukan suatu usaha di bidang perikanannya
khususnya
Potensi Ekonomi Perikanan di Indonesia

Potensi produksi lestari perikanan budidaya air tawar (danau, waduk, sungai,
kolam, saluran irigasi, dan sawah) 6 juta ton per tahun. Pada 2010 baru diproduksi sebesar 0,5
juta ton atau 8,3 persen. Beberapa komoditas unggulan yang bisa dibudidayakan di perairan
tawar.
Nilai Tukar Nelayan
Keberadaan NTN digunakan sebagai salah satu indikator dalam melihat tingkat
kesejahteraan nelayan. Selama ini melihat kondisi ekonomi nelayan hanya lihat dari pendapatan
yang diperoleh. Penghitungan NTN dimulai sejak KKP bekerjasama dengan Badan Pusat
Statistik (BPS) tahun 2008, karena sebelumnya perhitungan NTN masuk ke dalam Nilai Tukar
Petani. Dengan penghitungan secara khusus, maka kini kelompok masyarakat pesisir yang sering
dikategorikan sebagai segmen masyarakat mayoritas miskin ini telah memiliki ukuran yang lebih
akurat. Dari indikator NTN, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bisa memastikan ratarata nelayan sudah mampu menyimpan uang hasil usaha penangkapan ikan setelah
membelanjakan kebutuhan rutin.
Nilai Tukar Nelayan bersifat fluktuatif, di mana besar kecilnya sangat dipengaruhi oleh
musim, minimnya pasokan listrik, kondisi cuaca buruk dan kelangkaan BBM yang dipasok ke
kapal penangkap ikan. Kemudian juga dipengaruhi oleh, musim migrasi ikan ke habitat asal,
mekanisme pasar, hingga usia kapal penangkap ikan termasuk alat penangkap yang sudah
kadaluarsa. Nilai tukar umumnya digunakan untuk menyatakan perbandingan antara harga
barang-barang dan jasa yang diperdagangkan antara dua atau lebih negara, sektor, atau kelompok
sosial ekonomi. Selain itu, NTN juga digunakan sebagai salah satu alat untuk mengukur tingkat
kesejahteraan masyarakat nelayan secara relatif dan merupakan ukuran kemampuan keluarga
nelayan untuk memenuhi kebutuhan subsistennya. Dengan demikian maka kini untuk mengukur
tingkat

kesejahteraan

nelayan,

semakin

diperoleh

yang

lebih

akuratdanobyektif.

Pada tahun 2011, KKP melakukan beberapa inovasi dan terobosan guna tingkatkan

kesejahteraan nelayan, seperti melakukan penghapusan retribusi untuk meningkatkan pendapatan


nelayan, mengadakan kontrak produksi dengan Pemerintah Daerah, pengembangan Minapolitan,
Pengembangan Usaha Mina Pedesaan (PUMP) dan Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat
(PUGAR). Selain itu, KKP akan menjaga pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk
kepentingan nelayan serta membuat jaring pengaman sosial nelayan yang meliputi, kartu
nelayan,

asuransi,

dan

sertifikat

tanah

untuk

nelayan.

Jika penerimaan atau pendapatan lebih rendah dari pengeluaran, maka nelayan belum
sejahtera. Demikian juga sebaliknya. Namun, jika pendapatan dan pengeluaran sama, maka
secara statistik angka yang muncul dalam perhitungan NTN adalah 100. Angka 100
menggambarkan pendapatan dan pengeluaran sama. Di bawah 100 belum sejahtera dan di atas
100 dikatakan sejahtera. Dengan usaha terus menerus untuk mengembangkan keterampilan dan
usaha nelayan, baik dari usaha penangkapan, budi daya maupun pengolahan, kita dapat berharap
kesejahteraan nelayan terus meningkat pada tahun mendatang (Adityawarman, 2011).
Siklus Produksi
Siklus produksi ialah rangakaian aktivitas bisnis dan oprasi pemrosesan data terkait yang
terus terjadi, berkaitan dengan pembuatan produk. System informasi akutansi (SIA) memainkan
peranan penting dalam siklus produksi. Informasi akutansi biaya yang akurat dan tepat dan tepat
waktu merupakan input penting dalam keputusan mengenai hal brikut : bauran produk (apa yang
akan diproduksi); penetapan harga produk; alokasi dan perencanaan sumber daya: manajemen
biaya (merencanakan dan mengendalikan biaya produksi, mengevaluasi kinerja).
Aktivitas siklus produksi terdiri atas desain produk, perencanaan dan penjadwalan, oprasi
produk, akutansi biaya, aktiva tetap harus diberikan kode garis untuk memungkinkan pembaruan
yang cepat dan priodik data base aktiva tetap. Fungsi kedua dari SIA yang didesain dengan baik,
memberikan pengendalian yang memadai untuk memenuhi tujuan siklus produksi sebagai
berikut:

Semua produksi dan perolehan aktiva tetap diotorisasikan dengan baik;


Persedian barang dalam proses dan aktiva tetap terjaga;
Siklus produksi yang valid dan sah akan dicatat;
Siklus produksi dicatat dengan akurat; dan,
Aktivitas siklus produksi dilakukan secara efisien dan efektif.
Siklus produksi merupakan serangkaian kegiatan usaha untuk mengasilkan produk atau
barang secara terus-menerus. Keberadaan sistem informasi akuntansi sangat penting dalam siklus
produksi, dengan sistem informasi akuntansi membantu menghasilkan informasi biaya yang
tepat dan waktu kerja yang jelas untuk dijadikan masukan bagi pembuat keputusan dalam
perancanaan produk atau jasa yang dihasilkan, berapa harga produk tersebut.

Analisis Pendapatan
Analisis pendapatan suatu usaha bertujua untuk mengetahui seberapa besar tingkat
profibilitas usaha tersebut secara financial. Makin luas usaha makin tinggi tingkat presentase
penghasil rumah tangga. Tetapi bagi yang memiliki usaha di bidang dagang, jasa dan kerajinan
mempunyai sumbangan yang sangat penting dalam pendapatan rumah tangga. Dengan kata lain
semakin rendah tingkat pendapatan semakin beranekaragam sumber nafkahnya.

Anda mungkin juga menyukai