Tutorial 2
Tutorial 2
DISTOSIA
PEMBIMBING
dr. Hendrawan D, Sp.OG
Oleh
Annisah Anggaraini
2011730012
Gandhis Apri W
2010730043
Hana Handwiratna
2011730034
Irawati
2011730142
Nurul Iman
2011730079
Rifky Amarullah
2011730091
2011730110
PENDAHULUAN
Tahun 2002, angka kejadian tindakan seksio sesar CS di USA 26% .American
College of Obstetricians and Gynecologist (2003) menyatakan bahwa sekitar 60% persalinan
dengan SC dilakukan atas indikasi distosia.
Distosia atau persalinan sulit ditandai dengan proses persalinan yang berjalan lambat.
Gangguan persalinan umumnya disebabkan oleh adanya ketidaksesuaian ukuran antara
bagian terendah janin dengan jalan lahir.
Roy (2003) mengemukakan pendapatnya bahwa tingginya diagnosa distosia
merupakan akibat dari perkembangan perubahan lingkungan yang berlangsung lebih cepat
dari pada perkembangan evolusi manusia itu sendiri.
Joseph dkk (2003) melakukan analisa karakteristik maternal berkaitan dengan
kenaikan angka kejadian SC di Nova Scotia. Mereka melaporkan bahwa kenaikan angka
kejadian SC tersebut berhubungan dengan perubahan pada usia maternal, paritas, berat badan
sebelum hamil dan pertambahan berat badan selama kehamilan.
Nuthalapaty dkk (2004) dan Wilkes dkk (2003) mengemukakan adanya hubungan
antara berat badan maternal dengan distosia.
PANDANGAN UMUM
Distosia merupakan akibat dari 4 gangguan atau kombinasi antara :.
1. Kelainan Tenaga Persalinan. Kekuatan His yang tidak memadai atau tidak
terkordinasi dengan baik agar dapat terjadi dilatasi dan pendataan servik (uterine
dysfunction) serta gangguan kontraksi otot pada kala II.
2. Kelainan Presentasi-Posisi dan Perkembangan janin
3. Kelainan pada Tulang Panggul (kesempitan panggul)
4. Kelainan Jaringan Lunak dari saluran reproduksi yang menghalangi desensus janin
Secara sederhana, kelainan diatas dapat secara mekanis dikelompokkan kedalam 3 golongan :
1. Kelainan POWER : kontraksi uterus dan kemampuan ibu meneran
2. Kelainan PASSANGER : keadaan janin
3. Kelainan PASSAGE : keadaan panggul
MEKANISME DISTOSIA
Pada akhir kehamilan, agar dapat melewati jalan lahir kepala harus dapat mengatasi
tebalnya segmen bawah rahim dan servik yang masih belum mengalami dilatasi.
Perkembangan otot uterus di daerah fundus uteri dan daya dorong terhadap bagian terendah
janin adalah faktor yang mempengaruhi kemajuan persalinan kala I.
Setelah dilatasi servik lengkap, hubungan mekanis antara ukuran dan posisi kepala
janin serta kapasitas panggul (fetopelvic proportion) dikatakan baik bila desensus janin
sudah terjadi.
FPD-fetopelvic disproportion menjadi jelas bila persalinan sudah masuk kala II.
Gangguan fungsi otot uterus dapat terjadi akibat regangan uterus berlebihan dan atau
partus macet [obstructed labor]. Dengan demikian maka persalinan yang tidak berlangsung
secara efektif adalah merupakan tanda akan adanya fetopelvic disproportion.
Nulipara
Multipara
Persalinan Terhambat
<1,2 cm/jam
<1,5 cm/jam
Dilatasi
<1,0 cm/jam
<2,0 cm/jam
>2jam
>2jam
Desensus
Persalinan Macet
Tidak terjadi kemajuan dilatasi
Kriteria active phase arrest dan protraction disorder menurut American College Of
Obstetricians and Gynecologist
Pola Persalinan
Nulipara
Multipara
Terapi Anjuran
Terapi Khusus
Pesalinan memanjang
(Prolonged latent phase)
>20 jam
>14 jam
Tirah baring
Oksitosin atau
SC pada keadaan
gawat
Persalinan terhambat
1. Protraction activephase dilatation
2. Protraction descent
Persalinan macet
1. Prolonged deceleration
phase
2. Secondary arrest of
dilatation
3. Arrest of descent
4. Failure of descent
<1,2 cm/jam
<1,5 cm/jam
<1,0 cm/jam
<2 cm/jam
>3jam
>1jam
>2jam
>2 jam
>1 jam
>1 jam
Ekspektatif
SC untuk CPD
Oksitosin tanpa
CPD
SC pada CPD
Istirahat bila
lelah
SC
dihasilkan oleh bagian fundus dan atau adanya peristiwa asinkronisme dari
rangsang yang berasal dari cornu.
Komplikasi maternal:
Bila servik panjang dan jalan lahir kaku, akan terjadi robekan servik dan jalan lahir
yang luas.
Komplikasi janin :
1. Morbiditas dan mortalitas perinatal meningkat oleh karena :
A.Kontraksi uterus yang terlalu kuat akan menyebabkan asfiksia intrauterin.
B.Trauma intrakranial akibat tahanan jalan lahir.
2. Acker dkk (1988) melaporkan kejadian Erb atau Duchene paralysis pada 1/3 kasus
partus presipitatus.
3. Persalinan tanpa pertolongan yang baik akan menyebabkan cedera pada janin akibat
terjatuh dilantai atau tidak dapat segera memperoleh resusitasi bila diperlukan.
Penatalaksanaan
Kejadian ini biasanya berulang, sehingga perlu informasi dan pengawasan yang baik
pada kehamilan yang sedang berlangsung.
Presentasi Muka
Mentoposterior, dagu berada dibagian posterior .
Persalinan pervaginam hanya mungkin berlangsung bila dagu berputar ke anterior.
Bila dagu berada di anterior, persalinan kepala per vaginam masih dapat berlangsung
pervaginam melalui gerakan fleksi kepala. Pada sejumlah kasus presentasi muka dagu
posterior, dagu akan berputar spontan ke anterior pada persalinan lanjut. Pada tahun 1995
sampai 1999 , angka kejadian presentasi muka di Parkland Hospital sekitar 1 : 2000
persalinan.
Diagnosis:
Diagnosa presentasi muka ditegakkan melalui pemeriksaan VT dengan meraba
adanya mulut hidung tulang rahang atas dan orbital ridges.
Kadang perlu dibedakan dengan presentasi bokong dimana dapat teraba adanya anus
dan tuber-ischiadica yang sering keliru dengan mulut dan tulang rahang atas. Pemeriksaan
radiologis dapat menampakkan gambaran hiperekstensi kepala yang jelas dan tulang muka
diatas pintu atas panggul.
Etiologi :
Lilitan talipusat
Janin anensepalus
Merupakan kelainan letak defleksi dan presentasi yang sangat jarang. Diagnosa ditegakkan
bila VT pada PAP teraba orbital ridge dan ubun-ubun besar.
Presentasi dahi
Pada gambar diatas, terlihat bahwa kepala berada diantara posisi fleksi sempurna
dengan ekstensi sempurna. Kecuali pada kepala yang kecil atau panggul yang sangat luas,
engagemen kepala yang diikuti dengan persalinam pervaginam tak mungkin terjadi.
Diagnosis
Presentasi dapat dikenali melalui pemeriksaan palpasi abdomen dimana dagu atau
oksiput dapat diraba dengan mudah. Diagnosa dipastikan dengan VT dan teraba sutura
frontalis ubun-ubun besar orbital ridges mata atau pangkal hidung.
Etiologi
Etiologi sama dengan penyebab presentasi muka. Presentasi dahi sering merupakan
keadaan temporer dan dalam perjalanan persalinan selanjutnya dapat berubah secara
spontan menjadi presentasi muka atau presentasi belakang kepala.
Mekanisme persalinan
Pada janin yang sangat kecil kecil atau panggul yang luas persalinan pervaginam
biasanya berlangsung dengan mudah. Pada janin aterm dengan ukuran normal, persalinan
pervaginam sulit berlangsung oleh karena engagemen tidak dapat terjadi sampai terjadinya
molase hebat yang memperpendek diamater occipitomentalis atau sampai terjadinya fleksi
sempurna atau ekstensi maksimum menjadi presentasi muka.
Persalinan pervaginam pada presentasi dahi yang persisten dapat berlangsung bila
terdapat molase berlebihan sehingga bentuk kepala berubah. Molase berlebihan akan
menyebabkan caput didaerah dahi sehingga palpasi dahi menjadi sulit. Pada presentasi dahi
yang transien, progonosis tergantung pada presentasi akhir. Bila tetap pada presentasi dahi,
prognosis persalinan pervaginam sangat buruk kecuali bila janin kecil atau jalan lahir sangat
luas.Prinsip penatalaksanaan sama dengan pada presentasi muka.
LETAK LINTANG
Sumbu panjang janin tegak lurus dengan sumbu panjang tubuh ibu. Kadang-kadang
sudut yang ada tidak tegak lurus sehingga terjadi letak oblique yang sering bersifat sementara
oleh karena akan berubah menjadi presentasi kepala atau presentasi bokong (unstable lie).
Pada letak lintang, bahu biasanya berada diatas Pintu Atas Panggul dengan bokong dan
kepala berada pada fossa iliaca. Deskripsi letak lintang : akromial kiri atau kanan dan dorsoanterior atau dorso-posterior.
Angka kejadian 1 : 300 persalinan tunggal (0.3%)
Diagnosis
Diagnosa biasanya mudah dan kadang-kadang hanya melalui inspeksi dimana
abdomen terlihat melebar dengan fundus uteri sedikit diatas umbilikus. Tidak ada kutub janin
yang teraba dibagian fundus dan kepala teraba di fossa iliaca.
Pada dorso-posterior, teraba bagian kecil pada palpasi dinding abdomen. VT pada
persalinan dini dapat meraba tulang rusuk, bila pembukaan servik sudah bertambah maka
dapat teraba skapula dan klavikula. Arah penutupan aksila menunjukkan arah bahu dan lokasi
kepala.
Pada persalinan lanjut, bahu terperangkap dalam jalan lahir dan seringkali disertai
prolapsus lengan dan keadaan ini disebut letak lintang kasep - neglected transverse lie.
Etiologi
1. Grandemultipara akibat dinding abdomen yang kendor
2. Janin Preterm
3. Plasenta previa
4. Kelainan anatomis uterus
5. Hidramnion
6. Panggul sempit
Wanita yang sudah mengalami persalinan > 4 kali dengan bayi aterm memiliki
kemungkinan mengalami kehamilan dengan presentasi lintang 10 kali lipat nulipara.
Kekendoran otot abdomen yang mengakibatkan perut gantung (pendulous abdomen) dapat
menyebabkan uterus jatuh kedepan sehingga sumbu panjang janin menjauh dari sumbu jalan
lahir.
Letak plasenta pada Segmen Bawah Rahim dan kesempitan panggul dapat
menyebabkan gangguan akomodasi bagian terendah janin sehinga terjadi letak lintang.
Mekanisme persalinan
Persalinan spontan pervaginam pada janin aterm normal dengan presentasi lintang
tidak mungkin berlangsung. Setelah selaput ketuban pecah, lengan janin memasuki panggul
dan menyebabkan prolapsus lengan. Kontraksi uterus selanjutnya akan menyebabkan bahu
masuk kedalam SBR dan menyebabkan regangan SBR berlebihan yang dapat berakhir
dengan ruptura uterus (neglected transverse lie)
Bila janin kecil (kurang dari 800 gram) dan panggul cukup luas, persalinan
pervaginam dapat berlangsung bila his yang cukup kuat untuk melipat tubuh janin agar
melewati PAP dan persalinan berlangsung dengan mekanisme conduplicatio corporae.
Penatalaksanaan
Presentasi lintang pada awal persalinan adalah indikasi untuk melakukan SC. Pada
minggu ke 39 sebelum persalinan atau pada awal persalinan, bila selaput ketuban masih utuh
dapat dilakukan tindakan versi luar pada presentasi lintang tanpa disertai komplikasi lain .
Pada saat melakukan SC, akibat terperangkapnya tubuh janin dalam SBR maka insisi
uterus lebih baik dilakukan secara vertikal.
Terdapat lingkaran muskular (pathological retraction ring-Bandl ) diatas SBR yang sudah
sangat menipis.
Tekanan His disebarkan secara sentripetal pada dan diatas lingkaran retraksi patologis
sehingga regangan terus bertambah dan menyebabkan robekan pada SBR.
PRESENTASI RANGKAP
Prolapsus lengan disamping bagian terendah janin.
Angka kejadian dan Etiologi:
Angka kejadian 1 : 700 persalinan. Keadaan ini disebabkan oleh hambatan penutupan
PAP oleh kepala janin secara sempurna antara lain seperti yang terjadi pada persalinan
preterm.
Prognosis dan Penatalaksanaan
Angka kematian perinatal meningkat sebagai konsekuensi dari persalinan preterm,
prolapsus talipusat dan prosedur obstetrik yang traumatik. Pada sebagian besar kasus,
penatalaksanaan kasus adalah ekspektatif oleh karena jarang mengganggu jalannya persalinan
dan umumnya tangan janin secara reflektoar akan ditarik sehingga tidak lagi mengganggu
jalannya persalinan.
Tindakan yang bisa dikerjakan adalah dengan mereposisi tangan dan menurunkan
kepala kedalam jalan lahir secara bersamaan. Tebes dkk (1999) melaporkan adanya janin
yang mengalami nekrosis iskemik pada tangan yang selanjutnya sampai memerlukan
amputasi.
Presentasi rangkap. Tangan kiri berada didepan bagian terendah janin dan biasanya
desensus kepala dapat berlangsung normal
Conjugata Diagonalis secara manual (VT) dan kemudian dikurangi 1.5 cm ; sehingga
kesempitan pintu atas panggul sering ditegakkan bila ukuran CD <>.
Kejadian ini lebih sering terjadi dibandingkan kesempitan Pintu Atas Panggul.
Kejadian ini sering menyebabkan kejadian deep tranverse arrest ( LETAK MALANG
MELINTANG RENDAH ) pada perjalanan persalinan dengan posisio occipitalis posterior
( sebuah gangguan putar paksi dalam akibat kesempitan Bidang Tengah Panggul ).
Bidang obstetrik Bidang Tengah Panggul terbentang dari tepi bawah simfisis pubis
melalui spina ischiadica dan mencapai sacrum didekat pertemuan antara vertebra sacralis 4
5. Garis penghubung kedua spina ischiadica membagi Bidang Tengah Panggul menjadi
bagian anterior dan bagian posterior. Batas anterior bagian anterior Bidang Tengah Panggul
adalah tepi bawah Simfisis Pubis dan batas lateralnya adalah rami ischiopubic. Batas dorsal
bagian posterior Bidang Tengah Panggul adalah sacrum dan batas lateralnya adalah
ligamentum sacrospinosum.
Ukuran rata-rata Bidang Tengah Panggul :
Kesempitan BTP tidak dapat dinyatakan secara tegas seperti halnya kesempitan PAP.
Chen dan Huang ( 1982) : BTP diperkirakan mengalami kesempitan bila jumlah dari
Diameter Interspinous + DSP ( normal 10.5cm + 5cm = 15.5 cm) kurang dari 13.5 cm.
Dengan demikian maka BTP diduga mengalami penyempitan bila diameter interspinous.
Dugaan klinik adanya kesempitan BTP adalah bila pada pemeriksaan panggul teraba adanya
penonjolan spina ischiadica yang menyolok.
Apex segitiga posterior ujung vertebra sacralis terakhir ( bukan ujung coccyx). Terjadi
kesempitan pada Pintu Bawah Panggul bila diameter intertuberosa. Berkurangnya nilai
diameter intertuberosa menyebabkan sempitnya segitiga anterior sehingga pada kala II,
kepala terdorong lebih kearah posterior dengan konskuensi pada persalinan terjadi robekan
perineum yang luas.
Distosia akibat kesempitan Pintu Bawah Panggul saja jarang terjadi mengingat bahwa
kesempitan PBP hampir selalu disertai dengan kesempitan Bidang Tengah Panggul.
PENILAIAN KAPASITAS PANGGUL
1. Pengukuran Conjugata Diagonalis dengan pemeriksaan panggul
2. Pengukuran diameter interspinarum menggunakan jangka pengukur Boudeloque
3. Penonjolan spina ischiadica yang ditemukan saat vaginal toucher
4. Sudut arcus pubis ( sudut arcus pubis lancip atau kurang dari 900 )
5. [ Pemeriksan X-ray pelvimetri ]
6. [ Computed Tomography Scanning ]
7. [ Magnetic Resonance Imaging ]
Kelainan Uterus:
Prolapsus uteri
Torsi uterus
Kelainan servix uteri: jaringan sikatrik yang menyebabkan stenosis servik. Kelainan
vulva - vagina : Septum vagina, sikatrik vulva dan vagina , Giant Condyloma Accuminata.
Vesica urinaria dan rectum yang penuh dapat menyebabkan distosia. Masa adneksa : mioma
uteri dibagian servik, kista ovarium.
DAFTAR PUSTAKA