Jtptunimus GDL Apriliaage 5453 2 Babii
Jtptunimus GDL Apriliaage 5453 2 Babii
KONSEP DASAR
A. Pengertian
Katarak adalah opasitas lensa kristalina yang normalnya jernih. Biasanya
terjadi akibat proses penuaan tapi dapat timbul pada saat kelahiran (katarak
kongenital). Dapat juga berhubungan dengan trauma mata tajam maupun tumpul,
penggunaan kortikosteroid jangka panjang, penyakit sistemik, pemajanan radiasi,
pemajanan yang lama sinar ultraviolet, atau kelainan mata lain seperti uveitis
anterior (Smeltzer, 2002).
Menurut Corwin (2001), katarak adalah penurunan progresif kejernihan
lensa. Lensa menjadi keruh atau berwarna putih abu-abu, dan ketajaman
penglihatan berkurang. Katarak terjadi apabila protein-protein lensa yang secara
normal transparan terurai dan mengalami koagulasi.
Sedangkan menurut Mansjoer (2000), katarak adalah setiap keadaan
kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (panambahan cairan) lensa,
denaturasi protein lensa, atau akibat kedua-duanya. Biasanya mengenai kedua
mata dan berjalan progresif.
Jadi, dapat disimpulkan katarak adalah kekeruhan lensa yang normalnya
transparan dan dilalui cahaya ke retina, yang dapat disebabkan oleh berbagai hal
sehingga terjadi kerusakan penglihatan.
Anatomi mata
a.
10
Gambar 1.
Struktur mata eksternal
(Brunner&Suddarth, 2002)
1) Alis
Alis adalah dua potong kulit tebal melengkung yang ditumbuhi
bulu. Alis dikaitkan pada otot-otot sebelah bawahnya serta
berfungsi melindungi mata dari sinar matahari.
2) Kelopak mata
Kelopak mata merupakan dua lempengan, yaitu lempeng tarsal
yang terdiri dari jaringan fibrus yang sangat padat serta dilapisi
kulit dan dibatasi konjungtiva. Jaringan dibawah kulit ini tidak
mengandung lemak. Kelopak mata atas lebih besar daripada
kelopak mata bawah serta digerakkan ke atas oleh otot-otot
melingkar, yaitu muskulus orbikularis okuli yang dapat dibuka dan
11
Gambar 2.
Struktur mata internal
(Brunner&Suddarth, 2002)
1) Sklera
Pembungkus yang kuat dan fibrus. Sklera membentuk putih mata
dan tersambung pada bagian depan dengan sebuah jendela
membran yang bening, yaitu kornea. Sklera melindungi struktur
mata yang sangat halus serta membantu mempertahankan bentuk
biji mata.
2) Khoroid
12
Lapisan tengah yang berisi pembuluh darah. Merupakan rantingranting arteria oftalmika, cabang dari arteria karotis interna.
Lapisan vaskuler ini membentuk iris yang berlubang ditengahnya,
atau yang disebut pupil (manik) mata. Selaput berpigmen sebelah
belakang iris memancarkan warnanya dan dengan demikian
menentukan apakah sebuah mata itu berwarna biru, coklat, kelabu,
dan seterusnya. Khoroid bersambung pada bagian depannya
dengan iris, dan tepat dibelakang iris. Selaput ini menebal guna
membentuk korpus siliare sehingga terletak antara khoroid dan iris.
Korpus siliare itu berisi serabut otot sirkulerndan serabut-serabut
yang letaknya seperti jari-jari sebuah lingkaran. Kontraksi otot
sirkuler menyebabkan pupil mata juga berkontraksi. Semuanya ini
bersama-sama membentuk traktus uvea yang terdiri dari iris,
korpus siliare, dan khoroid. Peradangan pada masing-masing
bagian berturut-turut disebut iritis, siklitis, dan khoroiditis, atau
pun yang secara bersama-sama disebut uveitis. Bila salah satu
bagian dari traktus ini mengalami peradangan, maka penyakitnya
akan segera menjalar kebagian traktus lain disekitarnya.
3) Retina
Lapisan saraf pada mata yang terdiri dari sejumlah lapisan serabut,
yaitu sel-sel saraf batang dan kerucut. Semuanya termasuk dalam
konstruksi retina yang merupakan jaringan saraf halus yang
13
14
15
Fisiologi mata
Mata adalah indera penglihatan. Mata dibentuk untuk menerima
rangsangan berkas-berkas cahaya pada retina, lantas dengan perantaraan
serabut-serabut saraf nervus optikus mengalihkan rangsangan ini ke pusat
penglihatan otak untuk ditafsirkan. Apparatus optik mata membentuk dan
mempertahankan ketajaman focus objek dalam retina. Prinsip optik adalah
sinar dialihkan berjalan dari satu medium ke medium lain dari kepadatan
yang berbeda, fokus utama pada garis yang berjalan melalui pusat
kelengkungan lensa sumbu utama.
Indera penglihatan menerima rangsangan berkas-berkas cahaya
pada retina dengan perantaraan serabut nervus optikus, menghantarkan
rangsangan ini ke pusat penglihatan pada otak untuk ditafsirkan. Cahaya
yang jatuh ke mata menimbulkan bayangan yang difokuskan pada retina.
Bayangan itu akan menembus dan diubah oleh kornea, lensa badan aqueus
16
17
fokus. Bila benda dekat dengan mata maka otot akan berkontraksi agar
lengkung lensa meningkat. Jika benda jauh, maka m. siliaris berkontraksi
agar pipih supaya bayangan benda pada retina menjadi tajam.
Akomodasi mengubah ukuran pupil, kontraksi iris membuat pupil
mengecil dan melebar. Jika sinar terlalu banyak maka pupil menyempit
agar sinar tidak seluruhnya masuk ke dalam mata. Dalam keadaan gelap
pupil melebar agar sinar banyak yang ditangkap. Dalam hal melihat
benda, jika mata melihat jauh kemudian melihat dekat maka pupil
berkontraksi agar terjadi peningkatan ke dalam lapang penglihatan.
Akomodasi lensa diatur oleh mekanisme umpan balik negatif secara
otomatis.
c. Lintasan penglihatan
Setelah impuls meninggalkan retina, impuls ini berjalan ke belakang
melalui nervus optikus. Pada persilangan optikus, serabut menyilang ke
sisi lain bersatu dengan serabut yang berasal dari retina. Otak
menggunakan visual sebagai informasi untuk dikirim ke korteks serebri
dan visual pada bagian korteks visual ini membentuk gambar tiga
dimensi. Gambar yang ada pada retina di traktus optikus disampaikan
secara tepat ke korteks jika seseorang kehilangan lapang pandang
sebagian besar dapat dilacak lokasi kerusakan di otak yang bertanggung
jawab atas lapang pandang.
18
C. Etiologi
Menurut Mansjoer (2000), penyebab terjadinya katarak bermacammacam. Umumnya adalah usia lanjut (katarak senil), tetapi dapat terjadi secara
kongenital akibat infeksi virus di masa pertumbuhan janin, genetik, dan gangguan
perkembangan. Dapat juga terjadi karena traumatik, terapi kortikosteroid
metabolik, dan kelainan sistemik atau metabolik, seperti diabetes mellitus,
galaktosemia, dan distrofi miotonik. Rokok dan konsumsi alkohol meningkatkan
resiko katarak.
D. Patofisiologi
Lensa yang normal adalah struktur posterior iris yang jernih, transparan,
berbentuk seperti kancing baju dan mempunyai kekuatan refraksi yang besar.
Lensa mengandung tiga komponen anatomis. Pada zona sentral terdapat nukleus,
di perifer ada korteks, dan yang mengelilingi keduanya adalah kapsul anterior dan
posterior. Dengan bertambahnya usia, nukleus mengalami perubahan warna
menjadi coklat kekuningan. Disekitar opasitas terdapat densitas seperti duri di
anterior dan posterior nukleus. Opasitas pada kapsul posterior merupakan bentuk
katarak yang paling bermakna, nampak seperti kristal salju pada jendela.
Perubahan fisik dan kimia dalam lensa mengakibatkan hilangnya
transparansi. Perubahan pada serabut halus multipel (zunula) yang memanjang
dari badan silier ke sekitar daerah diluar lensa, misalnya dapat menyebabkan
penglihatan mengalamui distorsi. Perubahan kimia dalam protein lensa dapat
19
E. Manifestasi Klinik
Katarak didiagnosis terutama dengan gejala subjektif. Biasanya, pasien
melaporkan penurunan ketajaman fungsi penglihatan, silau, dan gangguan
fungsional sampai derajat tertentu yang diakibatkan karena kehilangan
20
Matur
Imatur
Hipermatur
Kekeruhan
Ringan
Sebagian
Seluruh
Masif
Cairan lensa
Normla
Bertambah
Normal
Berkurang
Iris
Normal
Terdorong
Normal
Tremulans
21
Bilik
mata Normal
Dangkal
Normal
Dalam
bilik Normal
Sempit
Normal
Terbuka
depan
Sudut
mata
Shadow test
Negatif
Positif
Negatif
Pseudopositif
Penyulit
Glaukoma
Uveitis,
Glaukoma
F. Penatalaksanaan
Pembedahan dilakukan bila tajam penglihatan sudah menurun sedemikian
rupa sehingga mengganggu pekerjaan sehari-hari atau bila telah menimbulkan
penyulit seperti glaukoma dan uveitis (Mansjoer, 2000). Dalam bedah katarak,
lensa diangkat dari mata (ekstraksi lensa) dengan prosedur intrakapsular atau
ekstrakapsular. Ekstraksi intrakapsular yang jarang lagi dilakukan saat ini adalah
mengangkat lensa in toto, yakni didalam kapsulnya melaui insisi limbus superior
140-1600. pada ekstraksi ekstrakapsular juga dilakukan insisi limbus superior,
bagian anterior kapsul dipotong dan diangkat, nukleus diekstraksi dan korteks
lensa dibuang dari mata dengan irigasi dan aspirasi atau tanpa aspirasi sehingga
menyisakan kapsul posterior.
Fakofragmentasi dan fakoemulsifikasi dengan irigasi atau aspirasi (atau
keduanya) adalah teknik ekstrakapsular yang menggunakan getaran- getaran
ultrasonik untuk mengangkat nukleus dan korteks melalui insisi lumbus yang
22
G. Komplikasi
23
Bila katarak dibiarkan maka akan terjadi komplikasi berupa glaukoma dan
uveitis. Glaukoma adalah peningkatan abnormal tekanan intraokuler yang
menyebabkan atrofi saraf optik dan kebutaan bila tidak teratasi (Doenges, 2000).
Uveitis adalah inflamasi salah satu struktur traktus uvea (Smeltzer, 2002).
H. Pengkajian Fokus
Dalam melakukan asuhan keperawatan, pengkajian merupakan dasar
utama dan hal yang penting di lakukan baik saat pasien pertama kali masuk rumah
sakit maupun selama pasien dirawat di rumah sakit.
1. Biodata
Identitas klien : nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, suku/
bangsa, pendidikan, pekerjaan, alamat dan nomor register.
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Penurunan ketajaman penglihatan dan silau.
b. Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat kesehatan pendahuluan pasien diambil untuk menemukan
masalah primer pasien, seperti: kesulitan membaca, pandangan kabur,
pandangan ganda, atau hilangnya daerah penglihatan soliter. Perawat harus
menemukan apakah masalahnya hanya mengenai satu mata atau dua mata
24
dan berapa lama pasien sudah menderita kelainan ini. Riwayat mata yang
jelas sangat penting. Apakah pasien pernah mengalami cedera mata atau
infeksi mata?, penyakit apa yang terakhir diderita pasien?.
c. Riwayat kesehatan sekarang
Eksplorasi keadaan atau status okuler umum pasien. Apakah ia
mengenakan kacamata atau lensa kontak?, apakah pasien mengalami
kesulitan melihat (fokus) pada jarak dekat atau jauh?, apakah ada keluhan
dalam membaca atau menonton televisi?, bagaimana dengan masalah
membedakan warna atau masalah dengan penglihatan lateral atau perifer?
d. Riwayat kesehatan keluarga
Adakah riwayat kelainan mata pada keluarga derajat pertama atau kakeknenek.
3. Pemeriksaan fisik
Pada inspeksi mata akan tampak pengembunan seperti mutiara keabuan pada
pupil sehingga retina tak akan tampak dengan oftalmoskop (Smeltzer, 2002).
Katarak terlihat tampak hitam terhadap refleks fundus ketika mata diperiksa
dengan oftalmoskop direk. Pemeriksaan slit lamp memungkinkan pemeriksaan
katarak secara rinci dan identifikasi lokasi opasitas dengan tepat. Katarak
terkait usia biasanya terletak didaerah nukleus, korteks, atau subkapsular.
Katarak terinduksi steroid umumnya terletak di subkapsular posterior.
Tampilan lain yang menandakan penyebab okular katarak dapat ditemukan,
25
Aktivitas / istirahat
Gejala
b.
Makanan/ cairan
Gejala
c.
: Mual/ muntah.
Neurosensori
Gejala
: Gangguan
penglihatan (kabur/tak
jelas),
sinar
terang
kacamata/
pengobatan
tidak
memperbaiki
penglihatan.
Tanda
d.
Nyeri/ kenyamanan
Gejala
26
5. Pemeriksaan Diagnostik
Selain uji mata yang biasanya dilakukan menggunakan kartu snellen,
keratometri, pemeriksaan lampu slit dan oftalmoskopi, maka A-scan
ultrasound (echography) dan hitung sel endotel sangat berguna sebagai alat
diagnostik, khususnya bila dipertimbangkan akan dilakukan pembedahan.
Dengan hitung sel endotel 2000 sel/mm3, pasien ini merupakan kandidat yang
baik untuk dilakukan fakoemulsifikasi dan implantasi IOL (Smeltzer, 2002).
27
I.
Pathways Keperawatan
Lensa normal dengan struktur posterior iris yang
jernih, transparan, dan memiliki kekuatan refraksi besar
Kapsul anterior dan posterior
Kortek
s
Pertambahan usia,
trauma, radiasi, penyakit
sistemik
Perubahan fisik dan kimia
Dalam lensa
Nukleus
Koagulasi
Kekeruhan pada lensa
mata
Penurunan tajam
pandangan
Mengabutkan pandangan
Resiko
cedera
Gangguan penerimaan
sensori; kerusakan sensori
Mengganggu transmisi
sinar
Gangguan sensori
Gangguan sens:
persepsi: penglihatan
Prosedur pembedahan
Pre operasi
Ansietas
Resti
infeksi
Sumber :
Doengoes,(2000)
Engram, (1999)
Vaughan, (2000)
Smeltzer, (2000)
Post operasi
Prosedur
invasif
Terputusnya
kontinuitas
jaringan
Gangguan rasa
nyaman:nyeri
Gangguan
status organ
indera
Resiko
cedera
Perubahan status
kesehatan, Keterbatasan
informasi
Gangguan
sensori
persepsi:
penglihatan
Kurang
pengetahu
an
Ansietas
28
J. Diagnosa Keperawatan
1. Pre Operasi
a. Cemas (ansietas) berhubungan dengan kerusakan sensori dan tindakan
operasi.
b. Resiko Cedera berhubungan dengan kerusakan penglihatan.
c. Gangguan sensori persepsi: penglihatan berhubungan dengan gangguan
penerimaan sensori/ perubahan status organ indera.
2. Post Operasi
a. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan prosedur invasif.
b. Gangguan sensori persepsi: penglihatan berhubungan dengan gangguan
penerimaan sensori/ perubahan status organ indera.
c. Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan pembedahan mata.
d. Resiko terhadap cedera berhubungan dengan kehilangan penglihatan
perifer sementara.
e. Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan sumber informasi.
f. Cemas (ansietas) berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
29
Diagnosa Keperawatan
Intervensi
a. Kaji derajat dan durasi
Rasional
Ketakutan (ansietas)
Tujuan :
- Informasi dapat
berhubungan dengan
Menurunkan stress
menghilangkan ketakutan
yang tidak
kurangnya pemahaman
depresi, penenmaan
diketahui.Mekanisme koping
pembedahan dan
operasi.
pemahaman instruksi.
pertanyaan, memberi
berkompromi dengan
Kriteria Hasil :
kegusaran, ketakutan,
Mengucapkan pemahaman
depresi, tegang,
mengenai informasi.
koping.
30
- Pengenalan terhadap
lingkungan membantu
mengurangi ansietas dan
meningkatkan keamanan.
informasi.
31
kemandirian akan
perawatan pasien.
sehubungan dengan
penanganan dan perawatan
32
diri
g. Dorong partisipasi dalam
pengalihan bila
menimbulkan perasaan
memungkinkan
negatif,
Tujuan :
berhubungan dengan
Setelah dilakukan
melakukan
kerusakan penglihatan.
tindakan keperawatan
diharapkan
mempunyai keterampilan
keterampilan
Kriteria hasil :
memadai.
Menunjukkan perubahan
bimbingan penglihatan.
b. Bantu
ambulasi,
koping
yang
Gunakan
pasien
lingkungan.
teknik
penglihatan.
menata
- Memfasilitasi kemandirian
Jangan
33
mengubah
penataan
meja
cedera.
dahulu.
c. Orientasikan
pasien
pada
ruangan.
- Meningkatkan keamanan
mobilitas dalam lingkungan.
bila diperintahkan.
terhadap cedera.
menyebabkan kerusakan
trauma.
f. Gunakan
prosedur
yang
obat mata.
34
Gangguan sensori
Tujuan :
perseptual penglihatan
Setelah dilakukan
berhubungan dengan
tindakan keperawatan
sebab kehilangan
gangguan
diharapkan dapat
meningkatkan ketajaman
organ indera.
situasi individu.
Kriteria Hasil :
Mengenal gangguan
per prosedur
terhadap perubahan,
a. Tentukan
ketajaman
- Memberikan peningkatan
mengidentifikasi atau
kenyamanan dan
memperbaiki potensial
disekitarnya.
kekeluargaan, menurunkan
35
operasi.
c. Observasi tanda dan gejala
disorientasi.
Pertahankan
- Terbangun dalam
lingkungan tidak dikenal dan
mengalami keterbatasan
benar-benar sembuh.
penglihatan dapat
mengakibatkan bingung
pada orang tua.
Meningkatkan resiko jatuh
bila bingung/tidak tahu
sering,
dorong
pasien.
36
- Gangguan penglihatan/
katarak
yang
memperbesar
penglihatan
perifer
ada..
belajar untuk
mengkompensasi.
37
(Post Operasi)
No
1
Diagnosa Keperawatan
Intervensi
Tujuan :
infeksi berhubungan
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan,
menyentuh/mengobati mata.
a. Diskusikan pentingnya
Rasional
b. Gunakan/tunjukkan teknik
Kriteria Hasil :
Meningkatkan
38
demam.
yang dioperasi.
d. Observasi/diskusikan tanda
memerlukan upaya
drainase purulen.
intervensi.
39
Gangguan sensori
Tujuan :
a. Tentukan
ketajaman
perseptual penglihatan
Setelah dilakukan
berhubungan dengan
tindakan keperawatan
sebab kehilangan
gangguan
diharapkan dapat
meningkatkan ketajaman
organ indera.
situasi individu.
Kriteria Hasil :
Mengenal gangguan
40
per prosedur
b. Orientasikan pasien terhadap
- Memberikan peningkatan
mengidentifikasi atau
kenyamanan dan
memperbaiki potensial
disekitarnya.
kekeluargaan, menurunkan
Pertahankan
- Terbangun dalam
lingkungan tidak dikenal dan
mengalami keterbatasan
benar-benar
penglihatan dapat
anestesia.
sembuh
dari
mengakibatkan bingung
pada orang tua.
Meningkatkan resiko jatuh
bila bingung/tidak tahu
41
- Memberikan rangsang
menyentuh
sering,
dorong
- Gangguan penglihatan/
katarak
yang
memperbesar
42
25%,
penglihatan
perifer
penglihatan/ meningkatkan
ada.
belajar untuk
mengkompensasi.
Tujuan :
Mendemonstrasikan
untuk
pembedahan mata.
berkurangnya
nyeri,
menentukan
ketidaknyamanan mata.
menerus,
sakit,
menusuk,
terbakar.
Buat
rentang
Kriteria Hasil :
Menyangkal
a. Tanyakan
pasien
tentang
misalnya
terus-
- Memberikan
informasi
membantu
dalam
pilihan/
keefektifan intervensi.
analgesik
resep
ketidaknyamanan mata,
sesuai
pesanan
dan
mengevaluasi
keefektifan.
43
medis segera.
Ketidaknyamanan ringan
diperkirakan
yang diresepkan.
d. Berikan
sesuai
kompres
pesanan
dingin
dengan
- Dingin membantu
menurunkan bengkak.
Kerusakan jaringan
Ajarkan
mempredisposisikan pasien
pasien
bagaimana
persiapan pulang.
44
Tekankan
mencuci
pentingnya
tangan
sebelum
Tujuan :
- Beberapa kehilangan
berhubungan dengan
kejadian tentang
kehilangan penglihatan
dicegah.
Kriteria Hasil :
pada lansia.
pembedahan mata.
ada manifestasi
peningkatan intraokular
atau perdarahan.
45
tanpa bantuan.
b. Instruksikan pasien untuk
- Kehilangan penglihatan
46
pembedahan mata.
pertama.
2) Ingatkan pasien untuk
menghindari batuk, bersin,
membungkuk dengan
kepala rendah dari
panggul, dan mengejan.
3) Berikan pelunak feses
yang diresepkan bila
ada riwayat konstipasi.
Biarkan penggunaan
kamar mandi reguler dan
pada pispot karena
menggunakan kamar
47
mandi mengakibatkan
peningkatan TIO sedikit.
5
Kurang pengetahuan
Tujuan:
berhubungan dengan
Memenuhi kebutuhan
keterbatasan sumber
informasi klien
informasi.
Kriteria Hasil:
dengan program
pascaoperasi.
Menyatakan pemahaman
dijual bebas.
diberikan.
melakukan prosedur
tindakan.
sirkulasi sistemik,
meminimalkan masalah
48
diinginkan.
menurunkan resiko
berawan.
Cemas (ansietas)
Tujuan:
berhubungan dengan
Menunjukkan
perubahan status
keterampilan pemecahan
49
kesehatan.
masalah
Kriteria Hasil:
Tampak rileks,
melaporkan ansietas
sehubungan dengan
menurun, menggunakan
kemungkinan bahwa
penglihatan tambahan.
- Memberikan kesempatan
untuk menerima situasi
50
mengekspresikan perasaan.
- Memberikan keyakinan
bahwa pasien tidak
sendirian dalam menghadapi
masalah.
51