Skenario F Blok 27
Skenario F Blok 27
TUTORIAL
SKENARIO F BLOK
27
KELOMPOK B7
SKENARIO F BLOK 27
Seorang anak laki-laki, usia 3 tahun, berat badan 13 kg, datang
dengan kejang. Dari rekam medis tercatat bahwa masih kejang saat
datang ke rumah sakit, setelah diberkan diazepam per rektal dua
kali dan intravena satu kali kejang masih belum teratasi. Kejang
berhenti setelah diberikan drip fenitoin. Kejang didahului demam.
Pasca kejang penderita tidak sadar.
Saat ini sekitar tiga jam setelah masuk rumah sakit, kesadaran
penderita Nampak membaik. Orang tua memperhatikan lengan dan
tungkai sebelah kanan Nampak lemah dan penderita sering
tersedak.
Pada riwayat penyakit sebelumnya, saat usia Sembilan bulan,
penderita mengalami kejang dengan demam tinggi. Dirawat di
rumah sakit dengan diagnosis meningitis. Dirawat di rumah sakit
selama lima belas hari.
KLARIFIKASI ISTILAH
Demam
Tersedak
Kejang
Rekam Medis
Diazepam per rektal dan intravena
Drip fenitoin
Refleks babinsky
Asam valproate
Tonus otot
Refleks fisiologis
Meningitis
Usia
Insiden tertinggi terjadi pada usia 2 tahun dan menurun setelah
4 tahun, jarang terjadi pada anak di bawah usia 6 bulan atau
lebih dari 5 tahun.
Jenis kelamin
Kejang demam lebih sering terjadi pada anak laki-laki daripada
perempuan dengan perbandingan 2 : 1.
Mekanisme :
Mekanisme dasar terjadinya kejang adalah peningkatan aktifitas
listrik yang berlebihan pada neuron-neuron dan mampu secara
berurutan merangsang sel neuron lain secara bersama-sama
melepaskan muatan listriknya. Hal tersebut diduga disebabkan
oleh :
1.
2.
3.
Karena diazepam termasuk ke golongan benzodiazepin longacting, dengan waktu paruh lebih dari 24 jam. Termasuk
didalamnya flurazepam dan quazepam.
Kemungkinan diazepam kurang efektif untuk menatalaksana
kejang akibat kerusakan dikorteks serebri .
FARMAKODINAMIK
Benzodiazepin berikatan dengan komponen molecular reseptor
GABA A di membrane neuron sistem saraf pusat.
Reseptor ini,yang berfungsi sebagai kanal ion klorida
Benzodiazepin memperkuat inhibisi GABAergik pada semua
tingkat neuroaksis,termasuk medulla
spinalis,hipotalamus,hipokampus,substansia nigra dan korteks
serebri.
Benzodiazepin tidak menggantikan GABA,tetapi meningkatkan
efek GABA secara alosteris tanpa secara langsung
mengaktifkan reseptor GABA atau membuka kanal klorida yang
terkait.
Penguatan konduktansi ion klorida yang dipicu interaksi
benzodiazepine dengan GABA menyebabkan peningkatan
frekuensi kejadian terbukanya kanal ion klorida.
FARMAKOKINETIK
Secara umum obat ini diabsorbsi baik,terdistribusi secara
luas, sangat dimetabolisisasi, menghasilkan banyak
metabolit aktif.
Diazepam terdistribusi secara cepat dan luas ke dalam
jaringan,dengan volume distribusi antara 1L/kg dan 3L/kg.
Onset kerjanya sangat cepat.
Waktu paruhnya sekitar 20-80jam.
FARMAKODINAMIK
obat pilihan pertama untuk terapi kejang parsial, kejang tonik
klonik (grand mal) dan status epileptikus
Cara kerja utama fenitoin pada epilepsi adalah memblokade
pergerakan ion melalui kanal natrium dengan menurunkan
aliran ion Na+ yang mengalir selama penyebaran potensial aksi.
selain itu fenitoin memblokade dan mencegah potensiasi pos
tetanik, membatasi perkembangan aktivitas serangan yang
maksimal dan mengurangi penyebaran serangan.
Fenitoin berefek sebagai stabilisasi pada semua membran
neuronal, termasuk saraf perifer dan mungkin bekerja pada
membran yang eksitabel (mudah terpacu) maupun yang tidak
eksitabel.
Fenitoin juga dapat menghambat kanal kalsium (Ca+) dan
menunda aktivasi aliran ion K keluar selama potensial aksi,
sehingga menyebabkan kenaikan periode refractory dan
menurunnya cetusan ulangan.
FARMAKOKINETIK
diberikan per oral
10% dari dosis oral diekskresikan bersama tinja dalam bentuk
utuh.
Kadar puncak dalam plasma dicapai dalam 3 12 jam.
Bila dosis muatan (loading dose) perlu diberikan, 600 800
mg, dalam dosis terbagi 8 12 jam, kadar efektif plasma
akan tercapai dalam waktu 24 jam.
lengan
lemah
dan
dan
Keadaan normal
Seharusnya
pergerakan lengan
dan tungkai tidak
terbatas dan sama
kuat antara kiri dan
kanan.
Status
Hemiparesis
dextra ; adanya lesi
pada hemisphere
sinistra otak.
Keadaan neurologis
Keadaan normal
Status
Seharusnya kekuatan
lengan dan tungkai
normal; yaitu dapat
melawan tahanan
kuat= 5/5
Kekuatan otot
menurun, 3/5= dapat
melawan gravitasi
namun tidak dapat
mempertahankan
posisi melawan
tahanan ringan
Abnormal;
Peningkatan tonus
sebelah kanan
Hipertonia atau
spastisitas pada
ekstremitias dekstra
karena terjadi
kerusakan UMN (Upper
Motor Neuron)
17. Penatalaksanaan.
Otak
Peningkatan Tekanan Intra Kranial
Oedema serebri
Trombosis arteri dan vena otak
Disfungsi kognitif
Gagal Ginjal
Myoglobinuria, rhabdomiolisis
Gagal Nafas
Apnoe
Pneumonia
Hipoksia, hiperkapni
Gagal nafas
21. SKDI
3B
Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik
dan pemeriksaanpemeriksaan tambahan yang diminta oleh
dokter (misalnya : pemeriksaan laboratorium sederhana atau Xray). Dokter dapat memutuskan dan memberi terapi
pendahuluan, serta merujuk ke spesialis yang relevan (kasus
gawat darurat).
KERANGKA KONSEP
KESIMPULAN
Anak laki-laki 3 tahun mengalami epilesi,
hemiparese dextra tipe sentral, paresis N VII
dan N XII dextra tipe central serta paresis tipe
sentral e.c. status epileptikus dan kejang
demam.