53 Tahun 2010
Dalam rangka penyamaan presepsi dan pemahaman terhadap peraturan perundang-undangan bidang
kepegawaian.
1.
Bahwa dengan berlakunya PP No. 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS, maka PP No. 30 Tahun 1980
tentang Peraturan Disiplin PNS dan Pasal 12 PP No. 32 Tahun 1979 tentang Pemberhentian PNS
(mengatur PNS mangkir), dinyatakan tidak berlaku.
2.
Secara umum materi PP No. 53 Tahun 2010 masih mengatur tentang kewajiban, larangan, sanksi
hukuman disiplin, pejabat yang berwenang menghukum, tatacara penjatuhan hukuman disiplin,
pengajuan keberatan dan banding administratif.
3.
Beberapa hal baru yang diatur dalam PP 53 Tahun 2010 antara lain sbb. :
a. Kewajiban dan larangan dirumuskan lebih jelas dan rasional, sehingga jumlah kewajiban
dari 26 menjadi 17 butir, dan larangan dari 18 menjadi 15 butir. Butir larangan yang baru
adalah larangan keterlibatan dalam kampanye Pemilu Presiden dan Pemilu Legislatif
serta Pilkada.
b. Tingkat dan jenis hukuman disiplin mengalami perubahan pada tingkat sedang dan tingkat berat, dan
penerapannya dikaitkan antara dengan jenis pelanggrannya dengan hukuman disiplin yang harus dijatuhkan,
dengan mempertimbangkan :
dampak kerugian yang ditimbulkan (bagi unit kerja, bagi instansi atau bagi negara/ pemerintah) ;
c. Pasal 3 angka 11 yang mengatur tentang kewajiban PNS untuk masuk kerja dan mentaati ketentuan jam
kerja, dengan sanksi bagi PNS yang meninggalkan tugas tanpa alasan yang sah (mangkir) secara kumulatif
dalam 1 tahun berjalan, yaitu :
5 hari kerja
: tegoran tertulis
: tegoran lisan
46 hari kerja atau lebih : pemberhentian dengan hormat atau pemberhentian tidak dengan hormat
sebagai PNS
Sanksi tersebut berlaku pula bagi PNS yang datang terlambat atau pulang lebih awal, dihitung secara kumulatif dan dikonversi 7 (tujuh
setengah) jam sama dengan 1 (satu) hari tidak masuk kerja.
d.
Presiden ;
Sekretaris Daerah ;
Pejabat eselon II ;
Pejabat eselon IV ;
Pejabat yang setara pejabat struktural (misal : Ketua Pengadilan, Rektor, Kepala Sekolah).
e. Setiap pejabat struktural selaku atasan wajib untuk memberikan sanksi hukuman disiplin terhadap
bawahannya yang melanggar disiplin, dengan ketentuan apabila atasan tersebut tidak memberikan sanksi
maka ia akan dijatuhi hukuman disiplin oleh pejabat atasannya dengan hukuman disiplin yang sama dengan
yang seharusnya dijatuhkan kepada bawahannya.
f. Untuk pemeriksaan dugaan pelanggaran disiplin yang diancam hukuman disiplin tingkat sedang atau berat,
dapat dibentuk Tim Pemeriksa secara ad hoc oleh Pejabat Pembina Kepegawaian atau pejabat lain yang
ditunjuk.
g. Bagi PNS yang tidak puas atas keputusan hukuman disiplin, dapat melakukan upaya administratif, yaitu
terdiri dari :
keberatan yang ditujukan kepada atasan pejabat yang menghukum, untuk hukuman disiplin tingkat
sedang ; dan
banding administratif kepada Badan Pertimbangan Kepegawaian (BAPEK), untuk hukuman disiplin
berupa pemberhentian sebagai PNS.
Dengan adanya Sosialisasi PP No. 53 Tahun 2010 yang merupakan pengganti PP No. 30 Tahun 1980 ini,
diharapkan akan meningkatkan kapasitas dan kapabilitas PNS dalam mewujudkan Good Governance dan Clean
Governance. (UK-1)