Anda di halaman 1dari 43

Dr. H. EDY SUGIARTO, M.Kes.

Kepala Dinas Kesehatan Kota


Cirebon
Ketua IDI Cabang Kota Cirebon

1. PENDAHULUAN
2. KONSEP
PELAYANAN
PRIMER
3. PELAYANAN
KESEHATAN
PRIMER DI ERA JKN

PENDAHULUAN

UU NO.40
TAHUN
2004

PROGRAM
JAMINAN SOSIAL

Jaminan
Kesehatan

UU NO.24
TAHUN
2011

1 JANUARI 2014

BPJS
Kesehatan

PERPRES
N0.12
TAHUN
2013
MANFAAT
JAMINAN
KESEHATAN
YANKES TK
PERTAMA dan
rujukan
tingkat
lanjutan

PERMENKES
NO 71
TAHUN
2013

PERMENKES
NO 69
TAHUN
2013

PELAYANAN
KESEHATAN ERA
JKN

STANDAR TARIF
PELAYANAN KESEHATAN
PD FASILITAS

Penyelenggaraan
pelayanan
kesehatan di
fasyankes dasar
dan rujukan

Tarif
Penyelenggaraan
pelayanan
kesehatan di
fasyankes dasar dan
rujukan

SE MENKES
32/2014

SE MENKES
31/2014

PROGAM JAMINAN KESEHATAN SEBAGAIMANA


DIATUR DALAM UNDANG UNDANG NO. 40 THN
2004 MEMERLUKAN :

PENGATURAN SISTEM
PELAYANAN KESEHATAN
psl 24 ayat (3)
UPAYA PEMENUHAN
KEBUTUHAN MEDIK DASAR
psl 23 ayat (3)
PENIGKATAN DERAJAT
KESEHATAN MASYARAKAT
MELALUI PROMOSI
KESEHATAN
psl 22 ayat (1)

TUJUAN JKN

Kesiapan Pelayanan Kesehatan di


Layanan Primer

MENGAPA PELAYANAN KESEHATAN


PRIMER ?
1.Tulang punggung pelayanan kesehatan
2.Titik Berat Pelayanan Kesehatan Primer adalah
Promosi dan Prevensi yang mendorong meningkatnya
peran serta dan kemandirian masyarat dalam mengatasi
berbagai faktor risiko kesehatan
3.Keberhasilan Pelayanan Kesehatan Primer akan
mendukung pelaksanaan Jaminan Sosial Kesehatan
Nasional, dimana akan mengurangi jumlah pasien yang
di rujuk.
4.Mengurangi biaya pelayanan kesehatan yang bersifat
kuratif
5.Pelaksanana pelayanan kesehatan primer di daerah
yang baik akan mendukung Pembangunan kesehatan
Pelaksanaan pelayanan kesehatan primer akan berbeda
Nasional
antar wilayah karena :
1.
2.
3.
4.

Kondisi geografis dan demografis


Kemampuan fiskal daerah dan individu
Status kesehatan masyarakat
Perhatian pemda pada pembangunan kesehatan di
wilayahnya

DEKLARA
SI ALMA
ATA 1978

MELIPUTI UPAYA
PROMOTIF,
PREVENTIF,
KURATIF DAN
REHABILITATIF

PELAYANAN KESEHATAN
ESENSIAL DITUJUKAN
UNTUK MENGATASI
MASALAH KESEHATAN
UTAMA DI MASYARAKAT

BIAYA DAPAT
DIJANGKAU
OLEH
MASAYARAKAT
DAN
PEMERINTAH

PRIMARY
HEALTH CARE
MELIBATKAN PARTISIPASI
MASYARAKAT SECARA
PENUH
MERUPAKAN KONTAK
PERTAMA MASYARAKAT
DENGAN SISTEM

PALING TIDAK MELIPUTI :


EDUKASI TENTANG MASALAH
KESEHATAN UTAMA DAN METODE
UNTUK MENCEGAH DAN MENGATASI
PROMOSI GIZI DAN ASUPAN NUTRISI
SUPLAI AIR BERSIH DAN SANITASI
DASAR
KESEHATAN IBU DAN ANAK
TERMASUK KB
IMUNISASI TERHADAP PENYAKIT
INFEKSI UTAMA
PREVENSI DAN PENGENDALIAN
PENYAKIT (LOKAL ENDEMIK)
PENGOBATAN PENYAKIT UMUM DAN
PERAWATAN TRAUMA
PENYEDIAAN OBAT ESENSIAL

BERDASARKAN :
BUKTI PRAKTIS
BUKTI ILMIAH RISET
SOSIAL, BIOMEDIS,
PENGALAMAN DI BIDANG
KESMAS, RISET
PELAYANAN KESEHATAN
METODE DAN
TEKNOLOGI DAPAT
DITERIMA MASYARAKAT
UMUM
8

NO

DULU

SEKARANG

1.

Peningkatan akses bagi masyarakat


miskin & kelompok rentan (Ibu dan
Anak)dalam memperoleh pelayanan
kesehatan dasar;

Sistem kesehatan dengan tujuan untuk akses


universal dan proteksi daeri resiko sosial dan
Finansial;

2.

Fokus di kesehatan ibu dan anak;

Fokus pada kesehatan setiap individu di


masyarakat (life cycle)

3.

Prioritas pada penyakit akut dan


infeksi;

Prioritas secara komprehensif terhadap harapan


dan kebutuhan masyarakat akan kesehatan;

4.

Peningkatan kondisi higiene, kualitas


air, sanitasi, dan kesehatan di tingkat
desa;

Penekanan pada promosi kesehatan, terutama


yang berkaitan dengan gaya hidup sehat dan
pembatasan terhadap efek buruk dari gaya
hidup;

5.

Pendayagunaan kader kesehatan


dengan pendekatan teknologi
sederhana;

Pendayagunaan nakes untuk memfasilitasi


akses terhadap ilmu dan teknologi kedokteran;

6.

Pemberdayaan masyarakat melalui


posyandu, Poskesdes;

Partisipasi masyarakat dalam suatu institusi,


melalui Kemitraan Pemerintah dan Swasta

7.

Pelayanan kesehatan dibiayai dan


dilaksanakan oleh Pemerintah, dengan
manajemen tersentralisasi;

Pelayanan kesehatan yang sifatnya plural,


dalam konteks globalisasi dengan manajemen
desentralisasi

8.

Pelayanan primer dan rujukan tidak


PHC INDONESIA,2014
9Pelayanan primer sebagai gate keeper dari
berhubungan
yankes yang komprehensif di setiap level;

Service Delivery
Reforms
Universal coverage Reforms

Leadership
Reforms

1.
2.
3.
4.

Public Policy Reforms

Reformasi Cakupan Semesta (Universal Coverage Reforms)


Reformasi Pelayanan Kesehatan (Service Delivery Reforms)
Reformasi Kebijakan Publik (Public Policy Reforms)
Reformasi Kepemimpinan (Leadership Reforms)
PHC INDONESIA,2014

10

UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT DAN PERORANGAN


PADA PELAYANAN KESEHATAN PRIMER

UKP

UKM
Program UKM
Program UKM dan bersifat nasional
antara lain :
P4K
Desa Siaga
Posyandu
Posbindu
Kadarzi
Screening HIV
Screening IVA
Screening API, Penyemprotan
Malaria
TB Dots

Vaksin untuk
Immunisasi
Dasar
Alat
Kontrasepsi
Dasar

PEMBIAYAAN OLEH PEMERINTAH

JKN

Pelayanan
kesehatan
tingkat
pertama
sesuai
manfaat JKN

PEMBIAYAAN
OLEH BPJS
KESEHATAN

STRATEGI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER


MENTERI
KESEHATAN

DAMPAK
DAMPAK

OUTCOME
OUTCOME

1. MASYARAKAT INDONESIA SEHAT YANG MANDIRI


Penurunan AKI, AKB, Gizi Buruk
KEUANGA
Meningkatkan UHH
N
2. TERWUJUDNYA PELAYANAN
KESEHATAN PRIMER YANG
3. TERWUJUDNYA MASYARAKAT YANG
PARIPURNA
PEDULI KESEHATAN

4. OPTIMALISASI YANKES
PRIMER SEBAGAI GATEKEEPER

PROSES
PROSESYG
STRATEGIS
STRATEGIS
HARUS YG
HARUS
DILAKUKAN
DILAKUKAN

% kab/kota yang memiliki UKBM Aktif lebih


dari 50 %
Tingkat kepedulian Masy pd Kesehatan

5. OPTIMALISASI
SISTIM RUJUKAN

6.
REVITALISASI
UKM

7. PENINGKATAN
EFEKTIVITAS
UKBM

8. ADVOKASI PEMBANGUNAN DAERAH BERWAWASAN KESEHATAN

9. TERWUJUDNYA
SISTEM PERENCANAAN
YANG TERINTEGRASI

10. TERWUJUDNYA
SISTEM
KOLABORASI
PENDIDIKAN NAKES

11. PENGUATAN
SISTEM INSENTIF
DAN PROMOSI
PARADIGMA SEHAT

12. TERWUJUDNYA
KEMITRAAN YANG
BERDAYA GUNA
TINGGI

13. TERBANGUNNYA INFORMASI BERBASIS DATA DAN PENGALAMAN


(Knowledge management)
SUMBER DAYA
SUMBER DAYA
KESEHATAN
KESEHATAN

14. TERSEDIANYA
SDM YANG
KOMPETEN DAN
BERBUDAYA
KINERJA

15.
TERSEDIANYA
DUKUNGAN
REGULASI
YANKES PRIMER

16.
TERSEDIANY
A SIK
TERPADU

17. TERSEDIANYA SPA


SESUAI STANDART, OBAT
DAN DUKUNGAN
PERBEKALAN KESEHATAN
SESUAI STANDART DAN
KEBUTUHAN

18. TERSEDIANYA DANA BIDANG KESEHATAN YANG


PROPORSIONAL UNTUK UKM DAN UKP*)

Tingkat Kepuasan Masy pd Yankes


primer
Tingkat kepuasan Nakes di Yankes
Primer

Penyelenggara
sebagai

pelayanan

kontak

pertama

kesehatan
pada

dasar

pelayanan

kesehatan formal dan penapis rujukan sesuai


dengan standar pelayanan medik
Memenuhi tugas dan fungsi sebagai gatekeeper
Memenuhi

prinsip

pelayanan

sebagai

gatekeeper
Memiliki kompetensi sebagai penapis rujukan

TUGAS
1.

2.

Menyelenggarakan
pelayanan kesehatan
dasar untuk memenuhi
kebutuhan kesehatan
peserta BPJS secara
paripurna, terpadu dan
bermutu
Mengatur pelayanan
kesehatan lanjutan
melalui sistem rujukan.

3.

Penasehat, konselor,
dan pendidik untuk
mewujudkan keluarga
sehat

4.

Manajer sumber daya

FUNGSI

1. Kontak pertama
pasien
2. Penapis Rujukan
3. Kendali Mutu
dan Biaya

16

Memiliki Standar Kompetensi


Dokter/Dokter Gigi Indonesia
Memiliki Kompetensi Sebagai
Provider Asuransi
Memiliki Kompetensi Tambahan
(Sesuai Kebutuhan Lapangan)

Sumber IHME: 2010


18

STANDAR PELAYANAN DI
FASILITAS KESEHATAN PRIMER
Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter
di Fasyankes Primer
(Permenkes No.5/2014)

155 Jenis Penyakit


Tingkat kemampuan dokter mampu mendiagnosa,
melakukan penatalaksanaan tuntas/sementara dan
melakukan rujukan yang tepat sesuai indikasi

Pelayanan kesehatan yang dijamin terdiri atas:


Pelayanan kesehatan tingkat pertama, meliputi
pelayanan kesehatan non spesialistik yang
mencakup:
1.Administrasi pelayanan
2.Pelayanan promotif dan preventif
3.Pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi medis
4.Tindakan medis non spesialistik, baik operatif
maupun non operatif
5.Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai
6.Transfusi darah sesuai dengan kebutuhan medis
7.Pemeriksaan penunjang diagnostik laboratorium
tingkat pratama
8.Rawat inap tingkat pertama sesuai dengan

1.PUSKESMAS
2.KLINIK PRATAMA
3.DOKTER/DOKTER GIGI PRAKTEK
MANDIRI

21

Penerapan
pelayanan
meliputi :

sistem kendali mutu


secara
menyeluruh

Pemenuhan
standar
mutu
Fasilitas
Kesehatan,
Memastikan proses pelayanan kesehatan
berjalan sesuai standar yang ditetapkan,
Pemantauan terhadap luaran kesehatan
Peserta.
Aspek keamanan pasien,
Efektifitas tindakan,
Kesesuaian pelayanan dengan kebutuhan
AKREDITASI
medis pasien

Concurrent
Quality
Assurance

Prospective
QualityAssur
ance
Penilaian dilakukan
sebelum pelayanan
kesehatan (penilaian
input)
Dilakukan penilaian
terhadap :
- Pemenuhan terhadap
standar tenaga,
sarana dan pasarana,
peralatan, sarana
penunjang, dll)
- Perizinan (licensure)
SDM dan Faskes
- Kebijakan, organisasi
dan manajemen
Faskes
- Akreditasi

Restrospective
Quality
Assurance

Penilaian dilakukan
bersamaan dengan
pemberian pelayanan
kesehatan (penilaian
unsur proses)
Memantau dan menilai
pelaksanaan tindakan
medis dan non medis
terhadap standar
Perlu Tim work /Peer
group yang
bertanggung jawab
melakukan
pemantauan mutu
pelayanan Faskes

Penilaian dilakukan
setelah pelayanan
kesehatan dilakukan
(penilaian unsur
keluaran)
Melalui :
Review rekam
medis
Drug usage review
Review kasus
rujukan,
dll
Survei klien

REKREDENSIALING

POLA SDM KESEHATAN DI FASYANKES PRIMER

PUSKESMAS MASA
DEPAN

Unit
Pelaksana
TEKNIS
(UPT)
NON
STRUKTURAL Dinas Kesehatan di tingkat
Kecamatan/Kelurahan/Desa
yang
merupakan gabungan fasyankes UKM dan
UKP primer/tingkat pertama, dengan fokus
utamanya pada pelayanan promotif dan
preventif, dalam upaya mencapai derajat
kesehatan
masyarakat
yang
setinggitingginya di wilayah kerjanya

26

27

PENDEKAT
AN
Wilayah

FUNGSI
PUSKESMAS

UKM
UPAYA
PROMOSI DAN
PREVENSI

PENYEDIA DATA
DAN INFORMASI

KEGIATAN
PELAYANAN

KM

KP

MASALAH SPESIFIK LOKAL


TUGAS KABUPATEN/KOTA

BPJS

1.

Penyelenggara Kegiatan Promotif Dan Preventif Dalam Kerangka UKM Di Wilayah kerjanya

2.

Pusat Penyedia Informasi Kesehatan Di Wilayah Kerjanya Sekaligus Dikaitkan Dengan Perannya
Sebagai Penggerak Pembangunan Kesehatan Di Wilayahnya

3.

Pusat Penyelenggara Pelayanan Kesehatan Perseorangan (UKP) Di Tingkat Pertama Yang


Berkualitas Dan Berorientasi Pelanggan, Diselenggarakan Di Klinik Puskesmas Berizin
28

PENYELENGGARAAN PUSKESMAS
PUSKESMAS
TERPENCIL

PUSKESMAS
PERDESAAN

Program
Nasional/Gener
ik

Program
Nasional/Generi
k
Program Lokal
Spesifik

PUSKESKESMAS
PERKOTAAN
Program
Nasional/Generik
Program Lokal
Spesifik
Program
Pengembangan

UKP

UKP

UKP

Tambahan
kewenangan

29

STRUKTUR ORGANISASI
KEPALA
PUSKESMA
S

Struktu
raL

KASUBBAG
TU &
KOORDINAT
OR DATA

KOORDINATO
R UKP

KOORDINAT
OR UKM

STA
STAF
STAF
F

STRUKTUR MENGIKUTI
FUNGSI

Fungsion
al
SESUAI
DASAR
KOMPETENSI

STA
STAF
STAF
PUSTU

an
l
u
Us i PP
is
v
n
e
u
R
h
ta
41 07
20

DI DAERAH KONDUSIF
KESEHATAN
DIHARAPKAN KE
DEPAN MASING2
DESA/KELURAHAN
TERDAPAT 1 PUSTU
TENAGA STRATEGIS :
DOKTER
BIDAN
PERAWAT
SANITARIAN
GIZI
30

Pasal 44
(1)Dokter
atau
dokter
gigi
dalam
menyelenggarakan praktik kedokteran wajib
mengikuti standar pelayanan kedokteran atau
kedokteran gigi.
(2)Standar pelayanan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dibedakan menurut jenis dan strata
sarana pelayanan kesehatan.
(3)Standar pelayanan untuk dokter atau dokter gigi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat
(2) diatur dengan Peraturan Menteri.

PerMenkes 001/2012 BAB III Pasal 4


1.Pelayanan kesehatan dilaksanakan secara berjenjang , sesuai
kebutuhan medis dimulai dari pelayanan kesehatan tingkat
pertama.
2.Pelayanan kesehatan tingkat kedua hanya dapat diberikan
atas rujukan dari pelayanan kesehatan tingkat pertama.
3.Pelayanan kesehatan tingkat ketiga hanya dapat diberikan
atas rujukan dari pelayanan kesehatan tingkat kedua atau
tingkat pertama.
4.Bidan dan perawat hanya dapat melakukan rujukan ke dokter
dan/atau dokter gigi pemberi pelayanan kesehatan tingkat
pertama.
5.Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2),
ayat (3), dan ayat (4) dikecualikan pada keadaan gawat
darurat, bencana, kekhususan permasalahan kesehatan
pasien, dan pertimbangan geografis.

RS RUJUKAN
NASIONAL

KEMKES

PUSAT RUJUKAN
PROVINSI

DINKES PROVINSI

RS RUJUKAN REGIONAL

DINAS KESEHATAN
KAB/KOTA

RS PUSAT RUJUKAN
KAB/KOTA

PUSKESMAS

RS RUJUKAN KAB/KOTA

RUJUKAN KESEHATAN

Klinik
Patama

RUJUKAN MEDIK

Dokter Paktek
Mandiri

APOTIK

LAB

Puskesmas
KOORDINASI
MANFAAT

Peran Dinkes Kab/Kota


SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN KESEHATAN
DI WILAYAH NYA

UKP
DASAR

UKM
RUJUKAN

PEMERINTA
SWASTA
H
PUSKESMAS, KLINIK, APOTIK,
LAB, RUMAH SAKIT

DASAR

RUJUKAN

PEMERINTA
SWASTA
H
PUSKESMAS, BALAI
KESEHATAN, DINAS
KESEHATAN

MENGACU KEPADA NSPK


PUSAT

36

Dinkes
Kab/Kota

EKA
PEND
TAN
ah
Wilay

FASKES
RUJUKAN

FASKE
S
PRIME
R

Rumah
Sakit

Klinik
Utama
Puskesma
s

Klinik
Pratam
a

Lab

Apotik

Pustu

Pustu

dr/drg
mandir
i
BPS

UKBM
POSYANDU

POSBINDU

Pembinaan/koor
d
Jejaring

POSKESDES POS MAL DES

PencatatanPHCPelaporan
INDONESIA,2014
Rujukan
UKP

POS UKK

Rujukan UKM
37

Pelaksana Urusan Bidang


Kesehatan di Daerah
Manajer Profesional
Pimpinan Birokrasi
Berpikir Sistem
(tidak terkotak-kotak)

Kepala
Dinas
Kesehatan

n
a
t is
a
g
b
e
Ja rat
St

Sertifikat
Kompetensi?
Kolegium mutu
profesi kadinkes?

es
k
en 9
rm 00
e
P 1/2
97

Perlu Orang
bKompeten

Kompetensi Kompetensi
Dasar
Bidang

Kompetensi
Khusus
38

Mutu Pembinaan Dinas Kesehatan


tdk optimal

Supervisi
Tdk berjalan

Evaluasi
Tdk Berjalan

Pengawasan
Tdk Berjalan

Mgmt Prog
sub-optimal

Leadership &
Orientasi Mutu
Msh rendah

Sisfokes
& Knowl Mgmt
optimal

Terbatasnya
anggaran
Operasional

SDM terbatas
& sub
standar

POL
PEM A
BIN A
AN
TER
PAD
U

Advokasi
kes (-)

Standar
Pembinaan
(-)

1) In-depth peserta workshop Puskesmas, 2008


2) Dinkes Malang, 2011
39

Pelayanan kesehatan primer sangat penting, perlu


dukungan semua LP/LS, OP
Pembenahan pelayanan kesehatan primer diikuti
dengan pembenahan peraturan-peraturan
otonomi daerah.
INFORMASI LEBIH LANJUT/MASUKAN
EMAIL :
yankesdas@gmail.com

Terima
41

Permenkes
971/2009

Kadinkes berlatar belakang pendidikan S


2 bidang Kesehatan Masyarakat.
Kepala telah mengikuti pelatihan meliputi
Kepemimpinan, Rencana Strategis, Sistem
Manajemen
Informasi
Kesehatan,
Pengembangan Komunitas, Surveilans,
Epidemiologi, dan Manajemen Bencana,
serta Early Warning Outbreak Recognition
System (EWORS).
42

Permenkes
971/2009

Pelatihan sebagaimana dimaksud pada


ayat (2) harus dipenuhi sebelum atau
paling lama 1 (satu) tahun pertama
setelah menduduki jabatan struktural.
Kepala diutamakan memiliki
pengalaman jabatan paling singkat 3
(tiga) tahun sebagai Kepala Bidang di
Dinkes Prop/Kab/Kota, atau Kadinkes di
Propinsi/Kabupaten/Kota lainnya.
43

Anda mungkin juga menyukai