Anda di halaman 1dari 12

Tugas SDL 1

ISTILAH DALAM KEPERAWATAN JIWA

BLOK MENTAL HEALTH NURSING


Oleh :
Kelompok 1
Marchelina Susanto
(G1D013057)
Desi Natalia Pratiwi
(G1D013005)
Ratna Ningsih
(G1D013002)
Eky sulistio
(G1D013041)
Putrimah Safitri
(G1D013078)
Senna Mawadattul F. (G1D013009)
Oktadian Puspitasari (G1D013029)
Sukmawati Cita Lestari (G1D013047)
Reni Dian Saputri
(G1D013017)
Isdiyanto Chaerul M. (G1D013070)
Hernandia Nurzaman (G1D013003)

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
PURWOKERTO
2016

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur tim penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga tim penulis dapat menyusun dan
menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Makalah ini membahas
mengenai definisi dari berbagai istilah dalam kesehatan jiwa.Tim penulis mendapat bantuan
dari berbagai pihak, sehingga tim penulis terbantu dalam menyelesaikan makalah ini. Oleh
karena itu, tim penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunannya. Tim penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan pada
penulisan makalah ini. Oleh karena itu, tim penulis mengharapkan saran serta kritik yang dapat
membangun. Kritik konstruktif dari pembaca sangat

diharapkan untuk penyempurnaan

makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
Purwokerto, 17 Maret 2016

Tim Penulis

A. Oktadian Puspitasari(G1D013029)
1. Katalepsi yaitu mempertahankan posisi badan secara kaku dan posisi tertentu.
2. Egomania yaitu kegiatan berulang/preokupasi karena ada dorongan pada dirinya.

3. Erotamania yaitu kegiatan berulang/preokupasi karena ada dorongan dengan hal


seksual.
4. Kleptomania yaitu kegiatan berulang karena ada dorongan untuk mencuri.
5. Katatonia adalah Sindrom yang ditandai oleh sikap katalepsi, stereotipi, mutisme,
stupor, negativisme, kepatuhan otomatik, echolalia, dan echopraxi. Digolongkan
menjadi 2 sub tipe : eksaltasi dan stupor katatonia. Dahulu katatonia dianggap sebagai
sub tipe skizofrenia. Sekarang dianggap merupakan ciri gangguan afektif (khususnya
manik), skizofrenia, gangguan mental organik dan psikosis psikosis lain.
6. Dispsomania yaitu kegiatan berulang/preokupasi karena ada dorongan untuk meminum
air.
7. Fugue adalah Mengembara atau melarikan diri dari rumah atau tempat kerja secara tak
terduga atau mendadak, dan diduga mempunyai identitas baru. Terdapat amnesia
terhadap identitas semula dan tidak terdapat daya ingat apabila fugue berakir.
8. Derailment adalah pembicaraan, dorongan hendaya (volition), atau pikiran yang
terlepas dari rangkaian semula, dimana berpindah secara acak dari topik, pikiran atau
tingkah laku yang ke arah yang lain.
9. Depersonalisasi adalah biasanya muncul bersama-sama dengan derealisasi dan mungkin
merupakan aspek fenomena yang sama pula
10. Tangensialiti adalah gangguan komunikasi dimana pembicaraan penderita terlepas sama
sekali dari pokok pembicaraan semula atau pertanyaan yang diajukan kepadanya, dan
tidak kembali kearah pokok pembicaraan tersebut.
B. Desi Natalia(G1D013029)
1. Fantasi ialah isi pikiran tentang suatu keadaan atau kejadian yang diharapkan atau
diinginkan, tetapi dikenal sebagai tidak nyata.
2. Hipokinesa adalah terdiri dari dua gabungan antara Hipo dan kinestik, hipo
menandakan sesuatu yang kurang dari normal sedangkan kinestik adalah gerakan atau
aktivitas, jadi arti dari hipokinesia adalah kurangnya gerak dan aktivitas tubuh
seseorang sehingga menyebabkan kelemahan dan muncul berbagai penyakit.
3. Katapleksi berarti tidak dapat bergerak (imobilisasi) atau paralisis yang bersifat
sementara. Katapleksi memperlihatkan serangan paroksismal dimana terdapat
kehilangan tonus otot tanpa disertai penurunan kesadaran. Katapleksi biasanya
berhubungan dengan narcoleptic attacks (paroxyms of sleep).
4. Grimase adalah mimik yang aneh dan berulang-ulang.
5. De javu adalah ingatan seperti pernah melihat/mengalami sesuatu padahal tidak.
6. Jamais vu adalah ingatan seperti belum pernah melihat/mengalami sesuatu, sebenarnya
sudah.
7. Logorea yaitu banyak bicara, kata-kata dikeluarkan bertubi-tubi tanpa control.
8. Obsesi yaitu pikiran yang selalu muncul walaupun klien berusaha menghilangkannya.
9. Paramnesiayaitu ingatan yang keliru (ilusi ingatan) karena distorsi pemanggilan
kembali (recall), meliputi: konfabulasi, deja vu, jamais vu,fausse reconnaissance.
10. Alienasi adalah rasa terasing, perasaan bahwa dirinya sudah menjadi lain, berbeda,
asing.
C. Putrimah Safitri (G1D013078)
1. Makropsis
Makropsis adalah melihat benda lebih kecil dari sebenarnya

2. Mikropsia
Mikropsia adalah melihat benda lebih besar dari keadaan sebenarnya bahkan kadangkadang terlalu besar sehingga menakutkan
3. Derealisasi
Derealisasi adalah perasaan aneh tentang lingkungan disekitar dan tidak menurut
kenyataan sebenarnya
4. Ilusi
Ilusi adalah interpretasi yang salah atau menyimpang tentang persepsi yang sebenarnya
sungguh-sungguh terjadi karena adanya rangsang pada panca indra
5. Anankastik
Anankastik adalah gangguan pada kepribadian dengan ciri utama yaitu perfeksionis,
keteraturan, kerapihan, kaku, malu, dan pengawasan diri yang tinggi serta menganut
norma etik dan moral yang tinggi serta patuh secara berlebihan.
6. Skizoid
Skizoid adalah gangguan kepribadian dengan sifat pemalu, suka menyindir, perasa,
pendiam, dan menghindari hubungan jangka panjang dengan orang lain
7. Dissosial
Dissosial adalah gangguan pada kepribadian dengan perbedaan yang besar antara
perilaku dan norma sosial yang berlaku
8. Eksplosif
Eksplosif adalah gangguan kepribadian dengan memiliki sifat lain dari perilaku seharihari seperti ledakan marah dan agresivitas terhadap stres yang kecil. Kemudian akan
menyesali kejadian tersebut, namun hanya sebentar saja
9. Halusinasi
Halusinasi adalah persepsi tanpa adanya rangsangan apapun pada pancaindra seseorang,
yang terjadi pada keadaan sadar/ bangun dasarnya mungkin organik, fungsional,
psikotik, ataupun histerik (persepsi atau pengamatan palsu)
10. Paranoid
Paranoid adalah bentuk gangguan kepribadian dengan sifat curiga yang berlebihan dan
menonjol.
D. Senna Mawadatul Fitri(G1D013009)
1. Gangguan bipolar, juga dikenal sebagai penyakit manik-depresif, adalah gangguan otak
yang menyebabkan perubahan yang tidak biasa dalam suasana hati, energi, tingkat
aktivitas, dan mempengaruhi kemampuan untuk melaksanakan aktifitas sehari-hari.
Secara sederhana dapat dipahami bahwa Bipolar adalah gangguan/kelainan secara
kimiawi pada sistem syaraf otak yang mempengaruhi mood atau suasana
hati, seperti kegembiraan atau kesedihan (depresi) yang mendalam, bersifat ekstrim
(perubahannya sangat cepat) dan menetap (bertahan dalam waktu yang lama) terlebih
dari itu penderita gangguan bipolar juga dapat mengalami perubahan suasana hati
yang complicated /multi emosi. Gangguan bipolar dapat mengakibatkan rusaknya
hubungan sosial, pekerjaan atau sekolah, dan bahkan bunuh diri. Tapi gangguan bipolar
dapat diobati, dan orang dengan penyakit ini dapat hidup produktif.
2. Gangguan panik mencangkup munculnya serangan panik yang berulang dan tidak
terduga. Serangan-serangan panik melibatkan reaksi kecemasan yang intens disertai

dengan simtom-simtom fisik seperti jantung berdebar-debar, nafas cepat, nafas


tersenggal atau kesulitan bernafas, berkeringat banyak dan rasa lemas serta pusing tujuh
keliling. Serangan-serangan ini disertai dengan perasaan teror yang luar biasa dan
perasaan akan adanya bahaya yang akan segera menyerang atau malapetaka yang akan
segera menimpa serta juga disertai dengan suatu dorongan untuk melarikan diri dari
situas ini. Serangan panik terjadi secara tiba-tiba dan mencapai puncak intensitas dalam
10-15 menit. Serangan biasanya berlangsung selama beberapa menit, tetapi dapat
berlanjut sampai berjam-jam, dan diasosiasikan dengan dorongan yang kuat untuk
melarikan diri dari situasi dimana serangan itu terjadi. Beberapa orang dengan serangan
panik, takut untuk pergi keluar sendiri. Serangan panik yang berulang kemungkinan
menjadi sulit untuk dihadapi sehingga penderitanya mempunyai keinginan untuk bunuh
diri.
3. Skizofrenia adalah suatu penyakit yang mempengaruhi otak dan menyebabkan
timbulnya pikiran, persepsi, emosi, gerakan, perilaku yang aneh dan terganggu
.Skizofrenia berasal dari dua kata Skizo yang artinya retak atau pecah (spilt), dan
frenia yang artinya jiwa. Dengan demikian skizofrenia adalah orang yang mengalami
keretakan jiwa atau keretakan kepribadian (splitting of personality).Skizofrenia adalah
suatu bentuk psikosa fungsional dengan gangguan utama pada proses pikir serta
disharmoni (keretakan, perpecahan) antara proses pikir, afek atau emosi, kemauan dan
psikomotor disertai distorsi kenyataan, terutama karena waham dan halusinasi, asosiasi
terbagi-bagi sehingga timbul inkoherensi. Berdasarkan pengertian skizofrenia tersebut
dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan skizofrenia adalah suatu penyakit
yang mempengaruhi otak sebagai bentuk dari psikosa fungsional, menyebabkan
timbulnya pikiran, persepsi, emosi, gerakan, perilaku yang aneh dan terganggu serta
disharmoni (keretakan kepribadian) antara proses pikir, afek atau emosi, kemauan dan
psikomotor disertai distorsi kenyataan, terutama karena waham dan halusinasi, asosiasi
terbagi-bagi sehingga timbul inkoherensi.
4. Agresif adalah laku individu yang ditujukan untuk meukai atau mencelakakan individu
lain yang tidak menginginkan datangnya tingkah laku tersebut. Definisi ini menurut
baron mencangkup empat tingkah laku yaitu tujuan melukai atau mencelakakan,
individu yang menjadi pelaku, individu yang menjadi korban dan ketidakinginan si
korban menerima perilaku si pelaku.
5. Ansietas adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh situasi
.Ansietas atau kecemasan adalah respons emosi tanpa objek yang spesifik yang secara
subjektif dialami dan dikomunikasikan secara interpersonal. Ansietas adalah suatu
kekhawatiran yang berlebihan dan dihayati disertai berbagai gejala sumatif, yang
menyebabkan gangguan bermakna dalam fungsi sosial atau pekerjaan atau penderitaan
yang jelas bagi pasien.
6. Gangguan Distimik yaitu bentuk yang lebih ringan dari depresi tampaknya disebabkan
oleh suatu perkembangan kronis yang sering kali bermula pada masa kanak-kanak atau
masa remaja. Sebelumnya, formulasi diagnostik dari tipe kesedihan yang kronis disebut

neurosis depresi atau kepribadian depresi. Disebut seperti itu dalam usaha
memperhitungkan sejumlah ciri yang umumnya terkait dengan neurosis, bermula saat
awal masa kanak-kanak, gangguan yang kronis dan umunya berada pada tingkat
keparahan yang ringan. DSM menyebut bentuk depresi ini sebagai gangguan distimik
(dysthymic disorder) , atau distimia (dysthimia), diambil dari bahasa Yunani yang
berarti buruk dan thymos berarti spirit. Orang dengan gangguan ini merasakan
spiirt yang buruk sepanjang waktu, namun tidak mengalami depresi yang sangat parah
seperti yang dialami oleh orang dengan gangguan depresi mayor. Sementara gangguan
depresi mayor cenderung parah dan terbatas waktunya, gangguan ini relatif lebih ringan
dan kronis, biasanya berlangsung selama beberapa tahun. Perasaan depresi dan kesulita
sosial terus ada bahkan setelah orang tersebut menampakkan kesembuhan. Resiko dari
kambuh kembali cukup tinggi. Pada gangguan distimik, keluhan mengenai depresi
dapat menjadi semacampelengkap dari kehidupan orang tersebut sehingga bagian tak
terpisahkan dari struktur kepribadian mereka. Keluhan terus-menerus dapat membuat
orang lain menganggap individu pengeluh. Meski gangguan distimik lebih ringan
daripada gangguan depresi mayor, mood tertekan dan self-esteem rendah terus-menerus
dapat mempengaruhi fungsi pekerjaan dan sosial.
7. Supresi adaklah suatu proses yang digolongkan sebagai mekanisme pertahanan tetapi
sebenarnya merupakan analog dari represi yang disadari. Perbedaan supresi dengan
represi yaitu, pada supresi seseorang secara sadar menolak pikirannya keluar alam
sadarnya dan memikirkan yang lain. Dengan demikian supresi tidak begitu berbahaya
terhadap kesehatan jiwa, karena terjadinya dengan sengaja, sehingga ia mengetahui apa
yang dibuatnya. Contohnya : saat menuju ke tempat pertandingan atau sebelum
pertandingan dimulai ada beberapa atlet yang sering dilihat sedang mendengarkan
musik atau berbincang-bincang dengan rekan setimnya tentang bahasan diluar
pertandingan tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk mengalihkan perhatiannya untuk
sementara waktu guna mengatasi ketegangan yang dihadapi.
8. Pelepasan (Undoing). Pelepasan merupakan upaya untuk menebus kesalahan sehingga
dengan demikian meniadakan keinginan atau tindakan yang tidak bermoral. Contohnya,
misalnya seorang pemain yang seringkali bermain kasar atau keras (kurang sesuai
dengan etika bertanding) akan memberikan sumbangan-sumbangan besar untuk
aktivitas sosial.
9. Agitasi (keresahan atau kegelisahan) adalah suatu bentuk gangguan yang menunjukkan
aktivitas motorik berlebihan dan tak bertujuan atau kelelahan, biasanya dihubungkan
dengan keadaan tegang dan ansietas. Pada beberapa literatur dikatakan bahwa agitasi
adalah gangguan psikomotor yang memiliki karakterisasi peningkatan aktivitas motor
dan psikologi pada pasien (adanya irritabilitas). Adanya gerakan berjalan bolak-balik
dalam satu ruang tanpa alasan, gerakan memeras-meras tangan, melepas baju dan
memakainya lagi dalam kondisi terbalik, dan tindakan motorik dan tak beralasan
lainnya. Pada keadaan yang parah, gerakan yang ditimbulkan bisa membahayakan
orang lain, seperti merobek-robek, menggigit kuku jari dan menggigit bibir sendiri yang

menimbulkan potensi pendarahan akibat trauma. Agitasi psikomotor ini merupakan


tipikal symptom yang dapat dijumpai pada kelainan depresi mayor atau kelainan obsesi
dan terkadang dijumpain pada gangguan bipolar, meskipun kelainan ini merupakan
akibat dari kelebihan stimulus yang diterima. Usia pertengahan (dekade ke 2 dan 3) dan
usia tua merupakan usia yang penuh dengan resiko terjadinyakelainanini. Gejala ini
bisa saja timbul sendiri atau disertai oleh kelainan mental lainnya seperti ansietas berat
dan delirium. Kebanyakan agitasi merupakan tanda dari disfungsi otak atau insufisiensi
serebral akut. Keadaan ini banyak dijumpai pada kasus gawat darurat, biasanya pada
orang dewasa, dan disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya bisa karena suatu
penyakit (gangguan metabolik, sepsis-assocated enselopathy, pengobatan) dan faktor
eksternal (keributan, ketidaknyamanan, rasa sakit). Agitasi merupakan masalah yang
gawat dengan tingkat morbiditas dan mortalitas yang cukup besar (dihubungkan
penyebab gangguan metabolik). Adanya gejala penyerta yang biasanya menyertai gejala
ini seperti delirium memperburuk prognosis pasien. Agitasi bisa disebabkan oleh
berbagai penyebab diantaranya akibat efek samping penggunaan obat antipsikotik.
10. Agorafobia adalah gangguan kecemasan yang ditandai dengan rasa takut yang kuat
sehubungan dengan berada di situasi di mana melarikan diri mungkin akan sulit atau
memalukan (misalnya, berada di bus atau kereta api), atau di mana bantuan mungkin
tidak tersedia pada saat terjadi serangan atau gejala panik.

E. Isdianto Chaerul Mubarok(G1D013070)


1. Blockingyaitu terputusnya aliran berpikir secara tiba-tiba sebelum pikiran atau gagasan
diselesaikan.
2. Flight of idea yaitu verbalisasi atau permainan kata-kata yang cepat danterus menerus
yang menghasilkan pergeseran terusmenerus dari satu ide ke ide lain.
3. Sirkumsiality yaitu berbicara yang tidak langsung dan lambat dalammencapai tujuan
tetapi akhirnya dari titik awal mencapaitujuan yang diharapkan.
4. Letologika yaitu ketidakmampuan sementara untuk mengingat suatu nama atau kata
benda yang tepat.
5. Psikosis yaitu ketidakmampuan untuk membedakan kenyataan darifantasi
6. Disprosodi yaitu hilangnya irama bicara yang normal
7. Hipernemsia yaitu peningkatan derajat penyimpangan dan pengingatan.
8. Preokupasi yaitu terpaku dalam satu hal dalam pikirannya
9. Disprosodi yaitu hilangnya irama bicara yang normal.
10. Ekolalia yaitu pengulangan kata-kata atau frase-frase seseorang oleh seseorang lain
secara psikopatologis

F. Hernandia Nurzaman(G1D013003)
1. Klaustrofobia
Berasal dari bahasa Latinclaustrum "tempat tertutup" dan Yunaniphbos "takut".Jadi
klaustrofobia adalah sebuah penyakitketakutan terhadap tempat-tempat sempit, terjebak
dan tertutup.
2. Disprosodi
Adalah hilangnya irama bicara secara normal.
3. Somatopagnosia
Adalah adanya ketidakmampuan untuk mengenali suatu bagian tubuh sebagai milik
tubuhnya sendiri.
4. Letelogika
Adalah gangguan psikologis yang menyebabkan seseorang lupa sesaat akan suatu nama
atau kata dalam sebuah percakapan.
5. Ekolalia
Berasal dari bahasa Latin ch yang berarti suara dan bahasa Yunani lali yang
berarti berbicara. Jadi ekolalia adalah dorongan kuat yang tidak terkendalikan dalam
diri seseorang untuk mengulangi kata-kata atau ucapan dan perbuatan yang dilakukan
oleh orang lain.
6. Mutisme
Berasal dari bahasa Latin mutus yang berarti "membisu".Jadi mutisme adalah keadaan
seseorang yang tidak mempunyai kemampuan berbicara atau latah.
7. Fausse Reconnaissance
Adalah ingatan yang dibentuk sebagai jawaban terhadap kebutuhan afektif.penderita
memberikan kesimpulan yang salah terhadap suatu kejadiaan dengan menambahkan
hal-hal yang kecil yang dibuatnya sendiri dan menghubungkan dengan pengalaman
yang tidak berdasarkan kenyataan. Atau pengenalan kembali yang keliru, merasa pasti
bahwa pengenalannya itu benar, tetapi sesungguhnya tidak benar sama sekali
8. Introyeksi
Adalah bentuk identifikasi yang lebih mendalam dimana individu mengambil atau
memasukkan nilai dari orang lain yang dicintai atau benci menjadi struktur egonya.
9. Agitasi
Adalah gerakan motorik yang menunjukkan kegelisahan disertai kecemasan yang berat.
10. Stupor
Adalah keadaan tidak responsif yang dalam, di mana penderita terbangun hanya jika
diguncang secara berulang, dengan suara yang keras, dicubit, ditusuk dengan jarum,
atau dirangsang dengan rangsangan yang serupa.
G. Reni Dian Saputri(G1D013017)
1. Fobia
Adalah rasa takut yang irasional terhadap suatu benda atau keadaan yang tidak dapat
dihilangkan atau ditekan oleh penderita walau ditekan oleh penderita walau disadari
bahwa hal tersebut irasional atau tidak masuk akal.
2. Isolasi sosial

Adalah suatu gangguan hubungan interpersonal yang terjadi akibat adanya kepribadian
yang tidak fleksibel sehingga menimbulkan perilaku maladaptif dan mengganggu
fungsi seseorang dalam hubungan sosial.
3. Kompulsi
Adalah suatu keadaan dimana seseorang merasa didiorong untuk melakukan suatu
tindakan, yang disadari merukan tindakan yang tidak ada gunanya. Contoh dari
tindakan ini yaitu mencuci tangan secara berulang-ulang.
4. Harga Diri Rendah (HDR)
Adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang berkepanjangan
akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri atau kemampuan diri.
5. Post traumatic Stress Disorder (PTSD)
Adalah stress atau kecemasan patologis yang umumnya terjadi setelah seseorang
mengalami atau menyaksikan trauma berat yang mengancam secara dan jiwa orang
tersebut.
6. Konfabulasi
Adalah gangguan pikiran dimana seseorang mempersatukan hal-hal atau kejadian yang
tidak berkaitan, dalam suatu usaha untuk mengisi kekosongan pikiran yang timbul
karena kehilangan ingatan.
7. Retardasi (perlambatan)
Merupakan keadaan dimana terjadi perlambatan dalam jalan pikiran seseorang.
8. Perseversi
Merupakan keadaaan dimana seseorang secara berulang memberitahukan suatu ide,
pikiran atau tema secara berlebihan.
9. Tranco
Adalah suatu keadaan kesadaran tanpa reaksi terhadap lingkungan yang biasanya mulai
secara mendadak ekspresi muka seperti bingung, kehilangan akal, atau melamun.
10. Inkohorensi
Adalah suatu keadaan dimana terdapat gangguan dalam berbicara, pembicaraannya
sukar atau tidak dapat ditangkap maksudnya.
H. Ratna Ningsih(G1D013002)
1.

2.
3.
4.

5.

Abreaksi adalah proses penyaluran atau pelepasan ketegangan emosiaonal yang


berkaitan dengan konflik, daya ingat, atau ide yang sering ditekan atau disertai dengan
mengingat kembali pengalaman yang menyakitkan.
Acculturation difficulty (kesulitan menyesuaikan diri), ketidakadekuatan individu
beradaptasi tehadap tuntutan lingkungan baru.
Achrophobia, ketakutan yang sngat terhadap ketinggian.
Adjustment disorder (gangguan penyesuaian), keadaan distress subjektif dan gangguan
emosional, biasanya mempengaruhi fungsi sosial dan kinerja yang meningkat selama
adaptasi terhadap suatu perubaan kehidupan yang bermakna atau peristiwa kehidupan
yang membuat stress. Contoh menjadi orang tua, pensiun, gagal mencapai gangguan
yang di harapkan.
Affect, lability (labilitas efek), fluktuasi ekspresi mood secara abnormal yang tidak
terkontrol dan tidak stabil paling sering terjadi pada sindrom otak organik, skizofrenia,

dan beberapa bentuk gangguan neurotik serta gangguan kepribadian


6. Ambivalen, apa yang dirasakan kilen tidak sesuai dengan ekspresinya
7. Neologisme, mengatakan bahasa yang hanya di mengerti oleh klien.
8. Affective disorder, organic (F06.3) (gangguan afektif organik), gangguan yang di
tandai dengan perubahan mood atau afek (depresi, hipomanik, manik, atau bipolar)
biasanya ditandai dengan peningkatan seluruh aktivitas, dan diduga semata-mata
akibat gangguan otak organik atau gangguan fisik lain.
9. Agnosia, kehilangan atau kerusakan kemampuan untuk mengenali objrk sebagai
akibat dari gangguan persepsi yang mempengaruhi interpretasi stimulus sensorik.
10. Agraphia dalam bentuk komplek, ketidakmampuan dalam mengekspresikan ide ke
dalam bentuk tulisan yang tidak berkaitan dengan disfungsi kekuatan motorik,
disfungsi berbicara, atau disfungsi pemahaman.
I. Eky Sulistio(G1D013041)
1. Enkopresis adalah pengeluaran feses yang berulang ditempat yang tidak tepat, seperti di
baju atau di lantai, oleh anak yang berusia minimal empat tahun, baik secara kronologis
ataupun berdasarkan perkembangan.
2. Projeksi adalah mengkaitkan pikiran atau impuls dirinya, terutama keinginan yang tidak
dapat ditoleransi, perasaan emosional, atau motivasi kepada orang lain.
3. Rasionalisasi adalah memberikan penjelasan yang diterima secara sosial atau
tampaknya masuk akal untuk menyesuaikan impuls, perasaan, perilaku, dan motif yang
tidak dapat diterima.
4. Regresi adalah mnghindari stress terhadap karakteristik perilaku dari tahap
perkembangan lebih awal.
5. Represi adalah dorongan involunter dari pikiran yang menyakitkan atau konflik, atau
ingatan dari kesadaran, pertahanan ego yang primer, yang lebih cenderung memperkuat
mekanisme ego lainnya.
6. Agnosia adalah ketidakmampuan untuk mengenali atau menyebutkan nama benda
walaupun kemampuan sensory utuh
7. Displacement adalah Mengalihkan emosi yang seharusnya diarahkan pada orang atau
benda tertentu ke benda atau orang yang netral atau tidak membahayakan.
8. Deinstitutionalization adalah suatu perubahan perlahan dari perawatan institutional
dirumah sakit pemerintah ke fasilitas masyarakat.
9. Codependence adalah asuatu pola koping maladaptif pada anggota keluarga atau orang
lain akibat hubungan yang lama dengan individu yang menggunakan zat.
Codependence ditandai dengan ketrampilan dalam berhubungan yang buruk, ansietas
dan kekhawatiran yang berlebihan, perilaku kompulsif, dan resisten terhadap
perubahan.
10. Daya tilik adalah kemampuan untuk memahami sifat situasi diri yang sebenarnya dan
menerima beberapa tanggung jawab pribadi untuk situasi tersebut.

J. Sukmawati Cita Lestari(G1D013047)


1. Disosiasi
Disosiasi adalah suatu mekanisme pertahanan alam bawah sadar yang membantu
seseorang melindungi aspek emosional dirinya tentang beberapa peristiwa traumatik
atau peristiwa yang menakutkan dengan membiarkan pikirannya melupakan atau
menjauhkan dirinya dari situasi atau memori yang menyakitkan.Gangguan disosiatif
berupa gangguan pada fungsi yang hiasanya terintegrasi mencakup kesadaran, memori,
identitas atau persepsi lingkungan.
2. Introyeksi
Introyeksi adalah tipe identifikasi yang hebat dimana individu menyatukan kualitas atau
nilai-nilai orang lain atau kelompok ke dalam struktur egonya sendiri, salah satu
mekanisme terdini pada anak-anak, penting dalam pembentukan hati nurani.
3. Anhedonia
Anhedonia adalah kondisi medis yang menggambarkan gejala yang tidak dapat
merasakan kenikmatan. Kondisi ini diyakini hasil dari gangguan dalam sistem reward
alami otak, dalam keadaan normal, akan merilis dopamin dalam otak pada acara
menyenangkan.
4. Elasi
Elasi adalah perasaan menyenangkan dan gembira yang berlebihan, puasdiri sendiri
atau optimis.
5. Psikosis
Psikosis adalah ketidakmampuan untuk membedakan kenyataan darifantasi.
6. Waham
Waham adalah suatu keyakinan yang dipertahankan secara kuat terus-menerus, tetapi
tidak sesuai dengan kenyataan.Waham adalah keyakinan palsu, didasarkan pada
kesimpulan yang salahtentang kenyataan eksternal, tidak sejalan denganinteligensia
pada pasien dan latar belakang kultural, yangtidak dapat dikoreksi dengan suatu alasan.
7. Kompulsi
Kompulsi adalah kebutuhan yang patologis untuk melakukan suatu impulsyang jika
ditahan, menyebabkan kecemasan, perilakuberulang sebagai respon suatu obsesi atau
dilakukanmenurut aturan tertentu, tanpa akhir yang sebenarnya dalamdiri selain dari
pada untuk mencegah sesuatu dari terjadi dimasa depan.
8. Anosognosia
Anosognosia adalah ketidakmampuan untuk mengenali suatu defek neurologi yang
terjadi pada dirinya.
9. Somatopagnosia
Somatopagnosia adalah ketidak mampuan untuk mengenali suatu bagian tubuhsebagai
milik tubuhnya sendiri.
10. Letologika
Letologika yaitu ketidakmampuan sementara untuk mengingat suatu nama atau kata
benda yang tepat.

K. Marchelina Susanto (G1D013057)


1. Neurosa adalah kesalahan penyesuaian diri secara emosional karena tidak dapat
diselesaikannya suatu konflik tidak sadar, kecemasan yang timbul dirasakan secara
langsung atau diubaholeh berbagai mekanisme pembelaan psikologik =>dan muncullah
gejala-gejala subyektif yang mengganggu. Neurosa merupakan istilah yang dipakai
dalam sejarah penemuan gangguan ini, dan secara diskriptif digunakan untuk
menerangkan gangguan cemas, histeria, dan obsesi tanpa kelainan fisik
penderita.Neurosa merupakan istilah yang menerangkan sekelompok gangguan jiwa
yang disebabkan oleh faktor psikologik tanpa dasar fisik atau organik yang ditandai
dengan kecemasan sebagai gejala utama serta diikuti oleh tingkah laku yang tidak
wajar.
2. Hipokhondrik yaitu perasaan cemas tentang adanya penyakit pada berbagai organ
tubuhnya.
3. Anoreksia adalah menurun atau hilangnya nafsu makan
4. Denial yaitu menghindari realita yang tidak menyebangkan dengan mengabaikan atau
menolak untuk mengakuinya
5. Apati yaitu keadaan mengantuk dan acuh-tak-acuh terhadap rangsang yang masuk;
diperlukannya rangsang yang sedikit lebih keras dai biasanya untuk menarik
perhatiannya.
6. Hipnosa yaitu kesadaran yang sengaja diubah (menurun dan menyempit, artinya
menerima rangsang hanya dari sumber tertentu saja) melalui sugesti; mirip tidur dan
ditandai oleh mudahnya disugesti; setelah itu timbul amnesia.
7. Efori yaitu Rasa riang, gembira, senang, bahagia yang berlebihan; bila tidak sesuai
dengan keadaan maka ini menunjukkan adanya gangguan jiwa; jika lebih keras lagi
dinamakan elasi dan jika keras sekali dinamakan exaltasi.
8. Gagap yaitu berbicara dengan terhenti-henti karena spasme otot-otot untuk bicara,
mulai dari berbicara sangat ragu-ragu sampai dengan berbicara explosif.
9. Word Salad yaitu mencampurkan kata atau frasa yang membingungkan.
10. Neologisme yaitu membentuk kata-kata baru yang tidak dipahami oleh umum.

Anda mungkin juga menyukai