Anda di halaman 1dari 11

Pengukuran Risiko

Edwin S. Sanusi

Ukuran Risiko
Probabilitas: seberapa besar
kemungkinan risiko akan terjadi.
Dampak atau akibat: berapa besar
akibat yang ditimbulkan bila risiko
benar-benar terjadi.
Tren atau kecenderungan: apakah
suatu risiko cenderung menurun,
stabil, atau meningkat.

Probabilitas
Disebut juga kualitas risiko, frekuensi,
tingkat kemungkinan, atau likelihood
Probabilitas risiko mulai dari 0% (pasti
tidak terjadi) sampai 100% (pasti terjadi)

Dampak
Disebut juga impact, severity, atau
kuantitas risiko
Dampak terkecil adalah bila nilainya Rp 0,
sedangkan dampak terbesar bergantung
pada masing-masing risiko.

Tren
Ukuran ini digunakan karena risiko selalu
dinamis, baik frekuensi (probabilitas)
maupun dampaknya.

Metode Pengukuran Kuantitas


(Dampak) Resiko

Notional: risiko diukur berdasarkan batas atas


besarnya nilai yang rentan terhadap risiko
(eksposur)
Sensitivitas: diukur berdasarkan sensitivitas
eksposur terhadap pergerakan satu unit variabel
pasar
Volatilitas: diukur berdasarkan rata-rata variasi
nilai eksposur, baik variasi negatif maupun positif
Penyimpangan bawah: diukur berdasarkan
penyimpangan negatif dari eksposur

Pengertian Eksposur
Eksposur adalah obyek yang rentan
terhadap risiko dan berdampak pada
kinerja perusahaan apabila risiko yang
diprediksikan benar-benar terjadi.
Eksposur yang paling umum berkaitan
dengan ukuran keuangan, misalnya harga
saham, laba, pertumbuhan penjualan, dan
sebagainya.

Notional
Risiko diukur berdasarkan nilai eksposur
Contohnya, pengukuran risiko kredit
dengan metode notional. Jika perusahaan
meminjamkan uang kepada pihak lain
senilai Rp 2 milyar, maka besarnya risiko
kredit berdasarkan pendekatan notional
adalah Rp 2 milyar.

Sensitivitas

Risiko diukur berdasarkan seberapa sensitif suatu


eksposur terhadap perubahan faktor penentu.
Contoh paling populer adalah risiko aset keuangan atau
sekuritas, yang diukur berdasarkan sensitivitas tingkat
pengembalian (return) aset yang bersangkutan terhadap
perubahan tingkat pengembalian pasar. Ukuran ini
dikenal sebagai Beta Pasar.
Contoh lain adalah degree of operating leverage (DOL),
yang mengukur sensitivitas laba operasi terhadap
perubahan penjualan. DOL digunakan sebagai ukuran
risiko bisnis.

Volatilitas
Risiko diukur berdasarkan seberapa besar
nilai eksposur berfluktuasi. Ukuran yang
umum adalah standar deviasi.
Semakin besar standar deviasi suatu
eksposur, semakin berfluktuasi nilai
eksposur tersebut, yang berarti semakin
beresiko eksposur atau aset tersebut.

Penyimpangan Bawah

Dikenal juga dengan pendekatan VaR (value at risk),


risiko diukur berdasarkan kerugian maksimum yang
bisa terjadi pada suatu aset atau investasi selama
periode tertentu, dengan tingkat keyakinan (level of
confidence) tertentu.
Untuk mengukur risiko dengan pendekatan VaR,
diperlukan data standar deviasi dan skor Z dari tabel
distribusi normal. Contoh: diketahui standar deviasi
daru suatu aset bernilai Rp 1 juta adalah 2,4%. Pada
tingkat keyakinan 95%, skor Z-nya adalah 1,645. Maka
besarnya risiko (dalam nilai Z) adalah 0,024 x 1,645 =
0,040. Jika nilai Z tersebut dikembalikan ke nilai
awalnya menjadi 0,040 x Rp 1 juta = Rp 40 ribu.

Anda mungkin juga menyukai