Anda di halaman 1dari 2

1.

HAN AWAL
- MEMBAHAS TENTANG STEP STEP DALAM MEREVITALISASI BANGUNAN
CAGAR BUDAYA
Dalam proses revitalisasi suatu bangunan cagar budaya sebelumnya harus melakukan beberapa
langkah pengecekan terhadap bangunan yang menjadi objek revitalisasi. Langkah langkah
yang dilakukan antara lain :

Sikap dan kaidah kaidah


Ada beberapa proses pemugaran dan konservasi, secara garis besar dapat dijelaskan yaitu
Proses pertama yaitu melengkapi data data terkait objek yang akan direvitalisasi. Data
tersebut berupa data inventaris bangunan, data data sejarah bangunan cagar budaya,
pengukuran yang dilakukan terhadap kelayakan bagian bagian bangunan seperti
kelayakan kayu, tingkat kelapukan dan lainnya.
Proses kedua yaitu registrasi dan sertifikasi oleh hokum nasional.
Proses ketiga yaitu perencanaan
Pada proses kedua dan ketiga hal yang dilakukan berupa pemilihan kriteria untuk site
cagar budaya dan bangunannya. Hal ini harus meliputi aspek arsitektur, sejarah ekonomi
dan lainnya termasuk analisis yang dilakukan. Setelah semua terpenuhi maka
perencanaan dapat dilakukan yang merujuk pada konservasi dan revitalisasi.
Proses keempat yaitu melakukan proses konstruksi secara fisik maupun non fisiknya.
Proses kelima merupakan proses terakhir yaitu melakukan monitoring dan evaluasi.
Evaluasi akan dicocokkan kembali berdasarkan cocok tidaknya bangunan yang telah
direvitalisasi dengan keadaan aspek awal.
Survey
Survey dilakukan menjadi beberapa hal yaitu dokumentasi dan penelitian sejarah, tata
letak, lingkungan dan pengidentifikasian kerusakan
Dokumentasi berupa pengumpulan foto foto lama atau jaman dulu dari
bangunan cagar budaya yang besangkutan. Pengumpulan foto yang berasal dari beberapa
institusi kearsipan dan beberapa perpustakaan sangat diperlukan untuk memantau dan
menentukan konsep revitalisasi. Dokumentasi ini juga dapat memberi insformasi tentang
perubahan yang ada sebelum dilakukan revitalisasi ini.
Contoh pengumpulan dokumentasi yang dicontohkan Pak Han Awal adalah pada
bangunan Gedung Bank Indonesia Kota. Dari situ terlihat hal hal yang telah diubah
sebelumnya.
Jejak sejarah berbicara tentang acuan waktu konservasi. Jejak sejarah juga bisa
muncul dari proses dokumentasi sedangkan pengecekan kerusakan dilakukan untuk
meng-update keadaan sekarang.
Sedangkan analisis dilakukan setelah semua data terkumpul. Hal yang dapat
dianalisa berupa gaya arsitekturnya dan metodologi pelaksanaan pembangunan. Gaya

arsitektur data terlihat dari proses pengumpulan data historis yaitu contohnya dari bentuk
bentuk hiasan kepala kolom, lantai, kaca patri dan lain sebagainya.
-

Panduan Perancangan konservasi


Perancangan konservasi didahului dnegan proses pengukuran bangunan. Setelah
dilakukan pengukuran bangunan, dilakukan penggambaran yang diberi notasi berbeda
sebagai titik penekanan terhadap kerusakan dan akan dicari penanganannya lebih lanjut
yang akan dibawa menuju pelaksanaan.
Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan proses yang sangat vital setelah melalui beberapa rangkaian
survey sebelumnya. Pada pelaksanaan, akan dipilih kontraktor yang memiliki sifat hati
hati dan konsisten terhadap bangunan sejarah. Dokumentasi tetap dilakukan pada tahap
ini karena untuk mendapatkan update terbaru setelah di revitalisasi.
Pada pelaksanaan, yang menjadi acuan paling banyak adalah pada panduan perancangan
konservasi. Pada setiap elemen bangunan cagar budaya yang akan direvitalisasi akan
dicari masalahnya dan akan dianalisis sehingga akan bertemu pemechannya
Misal, pada bagian dinding. Masalah yang ada berupa dinding retak, kapilaritas air tanah
tersendat, cat memudar dan mengelupas dan lain sebagainya. Sehingga akan dianalisis
sebabnya dan akan bertemu pada penyelesaian berupa plester diperbaiki dengan
campuran yang sama dengan plster eksistingnya sehingga perlu ada laboratory untuk
pengecekan. Pengecetan ulang dan dipilih teknik dan jenis yang tepat untuk proses
kapilaritas.

Anda mungkin juga menyukai