Senin pagi, aku diantar papa dan mama ke sekolah. Aku agak nerves saat
memasuki gerbang sekolah. Bel berbunyi. Buk Rika, wali kelasku
mempersilahkan aku untuk memperkenalkan diri di depan kelas.
Hai, namaku Mikha Febrian, aku pindahan dari Bogor
Sangat ringkas dan kututup perkenalan itu Terima kasih
Tinggal dimana ? Kata salah seorang siswa di depanku sambil meledek dan
tertawa.
Aku hanya menjawab dengan senyum tersipu. Bu guru mempersilahkan aku
duduk di barisan kedua, tepatnya tiga ke belakang. Disampingku duduk seorang
cewek berkacamata, dia tersenyum dan aku mengulurkan tanganku padanya.
Mikha
Kiki Aku tersenyum padanya
Itulah awal perkenalanku dengan Kiki. Setiap hari kami sering belajar, bercanda,
bercerita bersama. Kamipun bersahabat, dia sahabat baruku di kota baru itu.
Pada suatu hari saat aku di kelas, aku melihat Kiki duduk di kursi, dia tampak
pucat dan lemas.
Ki, kamu kenapa, sakit ya ?
Mm, tidak Mik, aku sehat ko
Walaupun dia mengelak dari pertanyaanku, tapi aku yakin dia menyembunyikan
sesuatu dariku.
Ki, kamu yakin nggak apa-apa ? aku mencoba bertanya lagi.
Tapi dia tidak menjawab tanyaku, aku merasa kesal. Padahal niatku kan baik, ya
sudah aku pergi ke kantin dan meninggalkan dia di kelas.
Saat aku kembali dari kantin, aku tak melihat Kiki ditempat duduknya lagi.
Aku bertanya kepada Kevin teman sekelasku.
Vin, Kiki kemana ?
Ouh, Kiki tadi pingsan Mik, mungkin sekarang dibawa ke UKS
Tanpa tunggu lama lagi, aku langsung berlari ke UKS. Tapi tak ada siapapun
disana. Aku bertanya kepada seorang murid yang sedang piket disitu.
Maaf, Kiki tadi dibawa kemana ya ?
Kiki tadi dirujuk ke rumah sakit karena dia sangat lemah
Aku terkejut mendengarnya.
Apa sakitnya separah itu hingga dirujuk ke rumah sakit ? Tanyaku dalam hati
Aku kembali ke kelas saat pelajaran Biologi dimulai. Bu guru meminta ketua
kelas mengumpulkan tugas makalah yang diberikan minggu lalu. Aku panik
karena aku lupa dengan tugas itu. Aku pun berpura-pura membuka tas untuk
mengelabui Tito, ketua kelasku. Tapi disaat aku membalik-balik buku, aku
menemukan makalah atas namaku telah tersusun rapi. Aku sangat bingung dan
tidak bisa memikirkannya. Tito langsung menariknya dari tanganku. Aku tak
merasa mengerjakan tugas itu.
Tapi kenapa tugas itu ada di tasku ? Aku bertanya dalam hati.
Oh, astaga, ini pasti perbuatan Kiki, seolah-olah dia tau aku tidak
menyelesaikan tugas itu.
Pasti Kiki yang menyelesaikan tugasku ini
Aku merasa bersalah padanya, karena telah meninggalkannya sendiri di kelas.
Bel pulang sekolahpun berbunyi, sebenarnya aku ingin menjenguk Kiki di
rumah sakit, hanya saja hari itu aku berniat ke toko buku, dan toko itu tidak buka
setiap hari, jadi aku mengundurkan dulu niatku untuk menjenguk Kiki.
Keesokan harinya, aku menjenguk Kiki. Saat aku menuju ke ruangan tempat
Kiki di rawat, tampak kak Alvin, kakak Kiki dan Bu Tri, ibu Kiki duduk di depan
kamar itu. Melihat aku Bu Tri langsung berdiri dan memelukku. Dia tampak sedih
dan aku bingung.