PENGENDALIAN DAMPAK NEGATIF PELEDAKAN

Oleh:
Dwihandoyo Marmer

Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral

dan Batubara (tekMIRA)
Jl. Jendral Sudirman 623 Bandung

LATAR BELAKANG
Kegiatan eksploitasi bahan galian yang sifat fisiknya
keras biasanya menggunakan peledakan
Masyarakat
sekitar
lokasi
peledakan
berpendapat
kegiatan peledakan bisa menimbulkan
dampak getaran dan kebisingan
Penelitian
pengukuran getaran
dan kebisingan
akibat peledakan untuk mengendalikan dampak
negatif yang timbul seperti memperbaiki pola
peledakan, penentuan jarak aman terhadap getaran
peledakan

TUJUAN PENGUKURAN
Mendesain pola peledakan yang baik & aman
Mengurangi pengaruh getaran peledakan terhadap
lingkungan, pemukiman penduduk dan bangunan
penting lainnya
Menyelesaikan perselisihan antara pengusaha dan
masyarakat yang diakibatkan oleh aspek getaran &
kebisingan
Pembekalan terhadap aparat pemda & dinas terkait
Untuk mendapatkan sertifikat ISO 14000 dan lainnya

BAKU TINGKAT KEBISINGAN

KEP-48/MENLH/11/1996
PERUNTUKAN KAWASAN/ LINGKUNGAN
KEGIATAN

a.Peruntukan Kawasan
1. Perumahan dan Pemukiman
2. Perdagangan dan Jasa
3. Perkantoran dan Perdagangan
4. Ruang Terbuka Hijau
5. Industri
6. Pemerintahan dan Fasilitas
Umum
7. Rekreasi
8. Khusus :
Bandar Udara
Stasiun Kereta Api
Pelabuhan Laut
Cagar Budaya
b. Lingkungan
Kegiatan
1. Rumah Sakit atau Sejenisnya
2. Sekolah atau Sejenisnya
3. Tempat Ibadah atau Sejenisnya

TINGKAT
KEBISINGAN dB (A)

55
70
65
50
70
60
70
----70
60
55
55
55

Suara Ledakan (Air Blast) Belum Diatur

KEP-48/MENLH/11/1996 (25 NOPEMBER

1996)
BAKU TINGKAT KEBISINGAN
Mengingat : UU No. 11 Tahun 1967 ttg Ketentuan
Ketentuan pokok Pertambangan
Pasal 3 : Menteri menetapkan baku tingkat kebisingan
untuk usaha atau kegiatan diluar peruntukan
kawasan/lingkungan kegiatan sebagaimana dimaksud
dalam Lampiran Keputusan ini setelah memperhatikan
masukan dari instansi teknis yang bersangkutan
(tekMIRA, ITB, PT. DAHANA, DLL)
Pasal 4: Gubernur dapat menetapkan baku tingkat ke
bising- an lebih ketat dari ketentuan sebagaimana
tersebut dalam lampiran I. (Sebaiknya dilakukan
kajian oleh instansi terkait mis; tekMIRA, PT.
DAHANA, ITB DLL.

KEP-48/MENLH/11/1996 (25 NOPEMBER

1996)
BAKU TINGKAT KEBISINGAN
Pasal 6(1.b) : Memasang alat pencegahan terjadinya
kebisingan (Dalam kegiatan peledakan dapat merubah
desain peledakan)
Pasal 7 : Bagi usaha atau kegiatan yang telah beroperasi
; Baku tingkat kebisingan lebih longgar dari ketentuan
dalam Keputus- an ini, wajib disesuaikan dalam waktu
selambat-lambatnya 2 (dua) tahun terhitung sejak
ditetapkan keputusan ini.
(Sebaiknya dikaji oleh instansi terkait, misalnya tekMIRA
, PT. DAHANA, ITB dll)

KEP-48/MENLH/11/1996 (25 NOPEMBER

1996)
BAKU TINGKAT KEBISINGAN
Lampiran II : Metode Pengukuran, perhitungan dan
evaluasi tingkat kebisingan lingkungan
Metode Pengukuran :
Cara Sederhana; dg sound level meter diukur dB(A)
selama 10 menit, dicatat setiap 5 detik.
Cara Langsung; dg integrating sound level mempunyai
fasilitas Leq. Waktu ukur 5 detik, pengukuran selama
10 menit.
Waktu pengukuran 24 jam (Lsm), siang hari 16 jam
(Ls) malam hari (Lm) 8 jam.
(Kegiatan peledakan hanya beberapa saat, biasanya
hanya siang hari)

KEP-48/MENLH/11/1996 (25 NOPEMBER

1996)
BAKU TINGKAT KEBISINGAN
Metode Perhitungan :
Ls= 10 log 1/16{T1.10o1L1++T4.1001L4}dB(A)
Lm=10 log 1/8{T5.10o1L5++T7.1001L7}dB(A)
Lsm= 10 log 1/24{16.10o1Ls+8.1001(Lm+5)}dB(A)
(Kegiatan peledakan hanya beberapa saat, biasanya
hanya siang hari ?)
Metode Evaluasi :
Nilai Lsm yg dihitung dibandingkan dg baku tingkat
kebisingan yg ditetapkan dengan toleransi + 3 dB (A)
(Baku tingkat kebisingan peledakan dibandingkan
baku tingkat kebisingan internasional ?)

BAHAN-2 PERTIMBANGAN
UNTUK MENGKAJI ULANG
BAKU TINGKAT KEBISINGAN

AIR BLAST
Air Blast Atau Ledakan Udara Adalah Sejumlah
Tertentu Energi Bahan Peledak Yang Keluar Ke
Atmosfer
Penyebabnya :
Tekanan Udara
Tekanan Batuan
Pelepasan Gas
Pelepasan Stemming
Air Blast atau Ledakan Udara menjadi penyebab
keluhan utama masyarakat dibandingkan vibrasi

TINGKAT AIR BLAST YANG AMAN

Berdasarkan USBM
(Siskind et al. 1980. P. 66)

0.1 Hz High pass system

134 dB

2 Hz High pass system

133 dB

5 or 6 Hz High pass system

129 dB

C-slow (events not exceeding

105 dB

2 sec. Duration)

PENGARUH BEBERAPA TINGKAT AIR BLAST

dB

Psi

180

3.0

170

0.95

160

0.30

150

0.095

Some windows break

140

0.030

130

0.0095

OSHA maximum for impulsive

sound
USBM TPR 78 maximum

120

0.0030

110

0.00095

100

0.00030

90

0.000095

80

0.000030

Structural damage
Most windows break

USBM TPR 78 safe level

Threshold of pain for continuous
sound
Complaints likely
OSHA maximum for 15 minutes

OSHA maximum for 8 minutes

NOISE LEVELS OCCURRING IN MINES

(V.S. VUTUKURI)
Noise Level (dB)
87-95
90-98
90-100
94-95
95-100
96-98
98-100
105-112
100-120

Type of Work
Working longwall faces: drilling of holes
for blasting; transport of coal by chain
conveyor
Pit tops with ore transport system
Compressor
Power generator stations
Sorting screen
Blind Shafts; ore transfer points
Unloading and loading of mine cars into
cages; skip winding places
Development headings using pneumatic
equipment
Exhaust of main radial fan

(a) UK Department of Employment code of practice

(b) Maximum sound pressure levels set by (OSHA)
Occupational Safety and Health Act in the USA
Maximum exposure (hours/day) Sound pressure level (dB(A))
(a)
90
8
93
4
96
2
99
1
102
0.5
105
0.25
108
0.125
(b)
90
8
92
6
95
4
97
3
100
2
102
1.5
105
1
110
0.5
115
<0.25

Sound Pressure
100.000.000
Jet Engine
(25 m distance)

10.000.000
Pop Group

1.000.000
Heavy Truck

100.000
Conversation
Speech

10.000

Library

1000

140 dB Threshold of Pain

130

Jet Take Of
(100 m distance)

120
110

Pneumatic Chipper

100
90

Average Street
Traffic

80
70

Business Office

60
50
40

Living Room

30
20

Bedroom

100
20

Wood

10
0

Threshold of Hearing

Sound and Everyday Events by Bruel & Kjaer

Pa

Sound Pressure Level

THE ACOUSTIC POWER AND SOUND POWER LEVEL

OF SOME TYPICAL SOURCES
(V.S. VUTUKURI 1986. P.398)
Source

Jet plane
Pneumatic equipment
Tractor
Piano
Human Voice during normal
talking
Small electric bell
Push sound

Acoustic
power (W)
104
1
10-1
2x 102

2x 105

2x 108

2x 109

Sound
Power
Level (dB)
160
120
110
103
73
43
30

CRITICAL SOUND PRESSURE LEVELS

AND THEIR AFFECTS ON HUMANS
(after Puzyna, 1974)
Lp
(dB(A))

Type of Work

Human
reaction

Working more than 5 hours per day

without protection

Hearing
damaged

90

General mechanical equipment,

workshops, etc

80

General erection sites

Afect
nervous
system

70

Equipment assembly requiring

precision

100

60
50
40

Laboratory work, offices, etc.

Work requiring special attention
Work requiring extreme attention

Afects
mental state

Communicati
on
Difficult

Needs
raised voice
Normal
voice

(USULAN)
BAKU TINGKAT KEBISINGAN AKIBAT
PELEDAKAN
Metode Pengukuran Tingkat Kebisingan secara umum:
Waktu pengukuran 24 jam (Lsm), siang hari 16 jam
(Ls) malam hari (Lm) 8 jam.
Usulan Metode Pengukuran Tingkat Kebisingan khusus
peledakan:
Waktu pengukuran pada saat peledakan saja,
biasanya siang hari

(USULAN)
BAKU TINGKAT KEBISINGAN AKIBAT
PELEDAKAN
Metode Perhitungan Tingkat Kebisingan secara umum:
(Lsm) rata-rata siang hari 16 jam (Ls) malam hari (Lm) 8
jam.
Metode Perhitungan Tingkat Kebisingan khusus
peledakan / pertambangan:
Data Pembacaan pada saat peledakan saja, atau
dirata-rata ?
Diusulkan besar kebisingan ditentukan pada jarak
tertentu dr
lokasi peledakan
Nilai kebisingan disesuaikan dengan standard
internasional
setelah disesuaikan dengan kondisi indonesia dari
hasil
kajian instansi terkait (tekMIRA, ITB (perguruan
tinggi),
PT. Dahana (Industri Pertambangan)
Peralatan : Digital Sound Level Meter (mis: merk Quess

USULAN BAKU TINGKAT KEBISINGAN

PERUNTUKAN KAWASAN/ LINGKUNGAN
KEGIATAN
a.Peruntukan Kawasan
1. Perumahan dan Pemukiman
2. Perdagangan dan Jasa
3. Perkantoran dan Perdagangan
4. Ruang Terbuka Hijau
5. Industri
6. Pemerintahan dan Fasilitas Umum
7. Rekreasi
8. Khusus :
Bandar Udara
Stasiun Kereta Api
Pelabuhan Laut
Cagar Budaya
Peledakan Di T.Terbuka & B. Tanah
Transportasi T.Terbuka & B.Tanah
Kegiatan
Operasional
Tambang
Terbuka & Tambang Bawah Tanah
b. Lingkungan Kegiatan
1. Rumah Sakit atau Sejenisnya
2. Sekolah atau Sejenisnya
3. Tempat Ibadah atau Sejenisnya

TINGKAT
KEBISINGAN dB (A)

KETERANGAN

55
70
65
50
70
60
70

100 ?
100 ?
70
60
100 ?
90 ?
80-110 ?

Jarak 100 m ?
Jarak 50 m ?
Jarak 100 m ?
Jarak 5 m ?

55
55
55

DEPARTEMEN ESDM MELALUI

DIREKTORAT TEKNIK MINERAL & BATUBARA
SEDANG MENYUSUN PEDOMAN TEKNIS
TENTANG KEBISINGAN DI PERTAMBANGAN

USULAN BAKU TINGKAT KEBISINGAN

PADA KEGIATAN PERTAMBANGAN
PERUNTUKAN KAWASAN/ LINGKUNGAN
KEGIATAN
a.Lingkungan Kegiatan Tambang Terbuka
1. Perumahan dan Pemukiman
2. Transportasi kendaraan berat
3. Pemboran
4. Peledakan
5. Unit Crushing Plan
6. Genset
b. Lingkungan Kegiatan Tambang Bawah
Tanah
1. Pemboran
2. Peledakan
3. Belt & Chain Conveyor
4. Kompresor
5. Genset
6. Roadheader & Tunel Boring Machine
7. Mine cars & skip winding
8. Exhaust radial fan

TINGKAT
KEBISINGAN dB (A)

60
90
90-100
100-120
90-100
90-100
80-95
100-140
80-90
90-100
100
80-110
90-100
100-120

KETERANGAN
(JARAK)
-

MENGUKUR/MENGKAJI TINGKAT KEBISINGAN DITEMPAT

TERSEBUT DIBANDINGKAN DG NAB INTERNASIONAL

EFFECT OF ALTITUDE TEMPERATUR PROFILES

ON AIR BLAST PROPAGATION (COOK.1958)

Altitude

Rays
Sound
Speed

Temperature

No Trouble

Wave
Front

EFFECT OF ALTITUDE TEMPERATUR PROFILES

ON AIR BLAST PROPAGATION (COOK.1958)

Sound
Speed

Altitude

Wave
Front
Rays

Temperature

No Trouble

EFFECT OF ALTITUDE TEMPERATUR PROFILES

ON AIR BLAST PROPAGATION (COOK.1958)

Wave
Front

Altitude

Rays

Sound
Speed

Temperature

Potential Trouble

INVERSIONS - POTENTIAL TROUBLE

Wave Front

Altitude

Rays

Temperature of Sound Speed

INVERSIONS - POTENTIAL TROUBLE

Altitude

Escapes

Rays

Totally Refracted
Refraction
Curl Up
Temperature of Sound Speed

Outlet
Spol

Very Intense
Region

MEKANISME PELEDAKAN

www.geology.smu.edu

GROUND VIBRATION
Ground Vibration
Getaran yang diakibatkan oleh aktivitas
peledakan atau sumber getar yang lain
(transportasi, gempa bumi, dan lain-lain).
Seismograf
Alat untuk mendeteksi gerakan tanah
(ground motion) dan tekanan udara (air
pressure/air
blast)
dari
penjalaran
gelombang
seismik/gelombang
tekanan
udara akibat peledakan. Alat ini terdiri dari:
Geophone dan Microphone (sound level
meter).
Cara Kerja
Getaran mekanis diterima oleh geophone
dan microphone, kemudian dirubah menjadi
getaran elektrik, kemudian disimpan dalam
memory, hasilnya dapat langsung cicetak
atau dilihat dilayar.

BAKU TINGKAT GETARAN MEKANIK

BERDASARKAN DAMPAK KERUSAKAN
(KEP-49/MENLH/11/1996) Lampiran II
GETARAN

PARAMETE
R
Kecepata
n
Getaran
Frekuensi

FREKUENS
I

SATUAN

Mm/deti
k

Hz

(Hz)
4
5
6.3
8
10
12,5
16
20
25
31,5
40
50

BATAS GETARAN. PEAK (mm/detik)

KATEGORI

KATEGORI
B

KATEGORI

KATEGORI

<2
<7,5

2 - 27
<7,5 25

<7
<6
<5,2
<4,8
<4
<3,8
<3,2
<3
<2
<1

<7 21
<6 19
<5,2 16
<4,8 15
<4 14
<3,8 12
<3,2 10
<3 9
<2 8

>27 140
>25 130

>140
>130
>110
>100
>90
>80
>70
>67
>60
>53
>50
>42

>21- 110
>19 - 100
>16 - 90
>15 - 80
>14 - 70
>12 - 67
>10 - 60
> 9 - 53
<1 7
> 8 - 50
Kategori A: Tidak menimbulkan kerusakan
> 7 - 42
Kategori B: Kemungkinan keretakan plesteran (retak/terlepas plesteran pada dinding
pemikul beban
pada kasus khusus)
Kategori C: Kemungkinan rusak komponen struktur dinding pemikul beban
Kategori D: Rusak dinding pemikul beban

BAKU TINGKAT GETARAN MEKANIK

BERDASARKAN JENIS BANGUNAN
(KEP-49/MENLH/11/1996)
Lampiran III

KECEPATAN GETARAN (mm/detik)

PADA PONDASI
KELAS

TIPE BANGUNAN

FREQUENSI
< 10 Hz

1.

2.

3.

Bangunan untuk keperluan

niaga, bangunan industri
dan bangunan sejenis
Perumahan
dan
bangunan
dengan
rancangan
dan
kegunaan sejenis
Struktur
yang
karena
sifatnya
peka
terhadap
getaran,
tidak
seperti
tersebut pada no. 1 dan 2,
dan mempunyai nilai budaya
tinggi seperti bangunan yang
dilestarikan

PADA BIDANG
DATAR DILANTAI
ATAS

10 - 50 Hz

50 - 100
Hz

CAMPURAN
FREQUENSI

< 10

20 - 40

40 - 50

40

5 - 15

15 - 20

15

3-8

8 - 10

8.5

BAKU TINGKAT GETARAN KEJUT

(KEP-49/MENLH/11/1996)
Lampiran iv

KELAS

KECEPATAN
GETARAN
MAKSIMUM
(MM/DETIK)

JENIS BANGUNAN

Peruntukan dan bangunan kuno yang mempunyai

nilai sejarah Yang tinggi

2.

Bangunan dengan kerusakan yang sudah

tampak keretakan- Keretakan pada tembok

3.

Bangunan untuk dalam kondisi teknis yang baik,

ada kerusakan-kerusakan kecil seperti : plesteran
yang retak

1.

4.

ada,

Bangunan kuat (misalnya bangunan industri

terbuat dari beton atau baja

(SEPERTI AS 2187.2 1983)

10

10 - 40

KEP-49/MENLH/11/1996 (25 NOPEMBER

1996)
BAKU TINGKAT GETARAN
Mengingat : UU No. 11 Tahun 1967 ttg Ketentuan
Ketentuan pokok Pertambangan, DLL
Pasal 1 : 3: Getaran seismik adalah getaran tanah
yang disebabkan oleh peristiwa alam dan kegiatan
manusia;
(apakah
tidak
dimasukkan
akibat
peledakan).
Pasal 1 : 4: Getaran kejut adalah getaran
yang
berlangsung secara tiba-tiba dan sesaat (Apakah
peledakan juga termasuk)
Pasal 2: 1: Baku tingkat getaran mekanik dan getaran
kejut untuk kenyamanan dan kesehatan, getaran
berdasarkan dampak kerusakan, getaran berdasarkan
jenis bangunan, pada Lampiran III & IV. (Mengacu NAB
dari USBM ).
Pada lampiran I & II (mengacu British Standard) perlu
dibahas lagi ?

KEP-49/MENLH/11/1996 (25 NOPEMBER

1996)
BAKU TINGKAT GETARAN
Pasal 3 : Menteri menetapkan baku tingkat getaran
untuk usaha atau kegiatan diluar peruntukan
kawasan/lingkungan kegiatan sebagaimana dimaksud
dalam Lampiran Keputusan ini setelah memperhatikan
masukan dari instansi teknis yang bersangkutan (ini
perlu dilakukan)
Pasal 4 : Gubernur dapat menetapkan baku tingkat
getaran lebih ketat dari ketentuan sebagaimana
tersebut dalam Lampiran Keputusan ini (Sebaiknya
dikaji lebih dulu)
Pasal 7 : Bagi usaha atau kegiatan yang telah
beroperasi ; Baku tingkat getaran lebih longgar dari
ketentuan dalam Keputusan ini, wajib disesuaikan
dalam waktu selambat-lambatnya 2 (dua) tahun
terhitung sejak ditetapkan keputusan ini.
(Apa tidak diteliti dulu oleh instansi terkait, misalnya
tekMIRA , PT. DAHANA, ITB dll)

BAHAN-2 PERTIMBANGAN
UNTUK MENGKAJI ULANG
BAKU TINGKAT GETARAN

ACUAN KRITERIA KERUSAKAN

ACUAN STANDAR

JENIS
BANGUNAN

PPV
(ips)
< 2.0

USBM

Gedung/Perumah
an

Plaster cracking

4.0 - 7.0

Minor damage

< 2.0

WESTERBERG (1957)

EDWARDS &
NORTHWOOD

Gedung/Perumah
an

No damage

2.0 - 4.0
> 7.0

LANGEFORS,
KIHLSTROM

KERUSAKAN

Major damage to stucture

> 7.0

No noticeable damage
Fine cracks & fall of plaster
Cracking of plaster &
masonry walls
Serious cracking

< 2.0

Safe, no damage

2.0 - 4.0
4.0 - 7.0

2.0 - 4.0

Caution

> 4.0

Damage

NICHOLLS, JOHNSON

< 2.0

Safe, no damage

& DUVAL (1971)

> 2.0

Damage

(1959)

US OFFICE OF SURFACE MINING (OSM)

KRITERIA PEMBATASAN KECEPATAN
PARTIKEL
JARAK DR TITIK LEDAK (FT)

KECEPATAN MAKS. DIIJINKAN (IN/SEC)

< 300
301 - 5000
> 5000

1.25
1.00
0.75

KRITERIA KERUSAKAN (AS 2187.2 - 1983)

STRUKTUR

PPV LIMIT

Bangunan/monumen/gedung bersejarah
Rumah tinggal & bangunan bertingkat rendah
Gedung industri komersial atau struktur yg
diperkuat beton

KRITERIA PERSAMAAN SCALED

2
mm/detik
10
mm/detik
25
mm/detik
DISTANCE

JARAK DR TITIK LEDAK (FT)

SCALED DISTANCE MINIMUM

< 300
301 - 5000
> 5000

50
55
65

STANDAR VIBRASI STRUKTUR & BATUAN DASAR

(TAMBANG BAWAH TANAH)

ACUAN STANDAR

LANGEFORS

STRUKTUR

TEROWONGAN

VELOCITY
INDEX (IPS)
< 12

AMAN

> 12

ROCK FALLING

> 24

ROCK FRACTURING

< 10

BAUER & CALDER

ORIAD

TEROWONGA
N
MASSA
BATUAN

KERUSAKAN

10 - 25
25 - 100
> 100

> 25

TAK TERJADI
FRACTURE
TENSILE SLABING
RADIAL CRACKING
MASSA BATUAN
HANCUR
TERJADI KERUSAKAN

USULAN BAKU TINGKAT GETARAN PELEDAKAN

KEP.MENLH-49/MENLH/11/1996 :
BAKU TINGKAT GETARAN MEKANIK BERDASARKAN JENIS
BANGUNAN LAMPIRAN III)
BAKU TINGKAT GETARAN KEJUT (LAMPIRAN IV)
USULAN :
MEMASUKKAN BAKU TINGKAT GETARAN PELEDAKAN

METODA PENGUKURAN DAN ANALISIS TINGKAT GETARAN

A. PERALATAN
1). Alat penangkap getaran (Accelerometer atau seismometer)
2). Alat ukur atau alat analisis getaran (vibration meter atau
vibration analyzer)
3). Tapis pita 1/3 oktaf atau pita sempit (Filter 1/3 oktaf atau
Narrow Band)
4). Pencatat tingkat getaran (Level atau X-Y recorder)
5). Alat analisis pengukur tingkat getaran (FFT Analyzer)
USULAN :
Diusulkan dengan alat Ground Vibration Monitor , yang sudah
dilengkapi grafik nilai ambang batas berbagai negara

B. CARA PENGUKURAN
1). Getaran untuk Kenyamanan dan Kesehatan
2). Getaran untuk Keutuhan Bangunan

USULAN :
Getaran untuk kenyamanan & bangunan pertimbangkan frekue
Mengukur getaran peledakan di tambang terbuka & tambang
bawah tanah
C. CARA EVALUASI
1). Lihat Grafik L1.2 (Sepertinya mengacu ke British Standard)
2). Lihat Grafik II.2 (Sepertinya mengacu ke British Standard)
USULAN :
1. Grafik mengacu USBM Standard/Australian Standard
2. Besar getaran pada jarak tertentu mengacu standar
Internasional yang telah dikaji instansi terkait disesuaikan
kondisi di Indonesia

DEPARTEMEN ESDM MELALUI

DIREKTORAT TEKNIK MINERAL & BATUBARA
SEDANG MENYUSUN PEDOMAN TEKNIS
TENTANG GETARAN PELEDAKAN
& SUMBER GETAR LAIN

USBM & OSMRE

INDIA

INDIA

AUSTRALIA

JERMAN

INGGRIS

INGGRIS

INGGRIS

INGGRIS

PERANCIS

PERANCIS

FOCTION DE PONDERATION

GENERIC

SPANYOL

NEW ZEALAND

SWEDIA

SWISS

SWISS

USBM

CONTOH EVALUASI
HASIL PENGUKURAN GETARAN PELEDAKAN DOLOMIT
TUBAN
JUMLAH
JUMLAH
LUBANG LUBANG PER
TOTAL DELAY SAMA

ISIAN
PER LUBANG
(Kg)

BAHAN
PELEDAK
PER DELAY
(Kg)

PVS
(mm/s)

SPL
(dB)

KETERANGAN

No.

JARAK
(m)

BM-1

500

20

6,125

24,50

4,870

138

< NAB

BM-2

750

10

17,70

35,4

1,000

101

< NAB

BM-3

550

11

32,18

128,72

3,100

146

< NAB

MM-3

550

11

32,18

128,72

3,090

155

< NAB

BM-4

400

20

8,95

44,75

0,167

140

< NAB

6.

650

20

8,95

44,75

0,203

132

< NAB

7.

400

20

8,95

44,75

0,987

140

< NAB

8.

--

--

--

--

12,50

95,9

9.

550

26

11,73

82,2

2,53

138

Dump
Truck
< NAB

(BESAR GETARAN DUMP TRUCK > GETARAN PELEDAKAN)

(PENYEBAB RETAKNYA DINDING RUMAH PENDUDUK)

RESUME HASIL PENGUKURAN GETARAN

PELEDAKAN
PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA,
PALIMANAN-CIREBON
Lokasi
Lokasi
Peledakanl Pengukuran

Jarak
(m)

Bahan
Peledak/
Delay
(Kg)

Peak Particle Velocity (mm/sec)

Trans

Freq Vert. Freq Long

Freq

PSPL

SRSD
m/kg0.5

Keterangan

PVS

BP-1(A130)

BM-1 Citotok

350

257,2

1,59

4,8

0,98

8,1

1,56

7,4

1,68

16 pa

21,83

< NAB

BP-2(A130)

BM-2 Citotok

350

257,2

3,19

7,2

0,96

7,1

3,02

6,6

3,65

26,3 pa

23,30

< NAB

BP-3(C100)

BM-3 Citotok

650

392,2

0,60

8,4

0,35

7,8

0,95

9,5

0,98

9,25 pa

32,82

< NAB

BP-4(C100)

BM-4 Citotok

650

387,1

0,19

5,9

0,09

7,1

0,22

5,3

0,23

8,25 pa

33,05

<NAB

BP-5(B130)

BM-5 Cupang

1000

151,1

0,38

51

1,62

6,5

0,28

51

1,63

1,00 pa

81,36

< NAB

BP-6(B130)

BM-6 Cupang

1000

121,1

0,19

9,5

0,17

7,9

0,30

0,34

125 dB

90,90

< NAB

BP-7(B150)

BM-7 Cupang

1000

151,1

0,11

---

1,33

---

0,27

---

1,34

122 dB

81,36

< NAB

BP-8(A140)

BM-8 Citotok

600

186,8

0,61

16

0,92

11

0,09

5,7

1,16

10,3 pa

43,92

< NAB

BP-9(C110)

BM-9 Handak

600

170,6

1,05

12

0,69

13

1,52

6,6

1,63

10,3 pa

45,94

< NAB

BP-10(C110)

BM-10 Handak

600

199

0,14

6,1

0,17

5,4

0,16

---

0,23

17,8 pa

42,85

< NAB

Keterangan : Freq. : Frequensi, Trans : Transversal; Vert. : Vertikal; Long : Longitudinal; PSPL : Peak
Sound Presure Level; dB
: decible; pa
: pascal; SRSD : Square Root Scaled Distance; NAB : Nilai
Ambang Batas

(Besar Getaran di Desa Cupang hanya 1,63 mm/detik jauh dibawah ambang batas, tetapi
penduduk menuduh Getaran peledakan PT. Indocement telah merobohkan dinding salah satu
rumah)

TABEL
HASIL PENGUKURAN GETARAN AKIBAT PELEDAKAN
DI KUARI BATU GAMPING, TUBAN
Peak Particle Velocity (mm/s) & Frequency (Hz)

Jarak
(m)

Bahan
Pld/delay
(kg)

Trans

Freq

Vert

Freq

Long

Freq

PVS

PSPL

SRSD
m/kg0.5

BP-1 (D-18)

BM-1 Ds. Ngetuk

250

23.5

1.79

18

1.65

26

1.73

21

2.32

134 dB

51.65

BP-2 (W-15)

BM-2 Ds. Ngetuk

250

187.1

1.10

19

0.698

20

1.52

17

1.61

121 dB

18.28

BP-3 (X-15)

BM-3 Ds. Ngetuk

250

475.0

4.03

24

2.89

21

3.13

27

4.11

137 dB

11.47

BP-4 (D-16)

BM-4 Ds. Ngetuk

250

357.5

1.81

13

1.52

14

1.86

12

2.17

128 dB

13.22

BP-5 (X-14)

BM-5 Blk. Lokasi

250

365.0

0.270

9.3

0.365

57

0.270

9.7

0.374

137 dB

13.08

BP-6 (W-13)

BM-6 Blk. Lokasi

250

360.0

0.810

20

0.714

21

0.698

17

0.955

138 dB

13.17

BP-7 (D-17)

BM-7 Bts. SIPD

400

214.5

0.413

11

0.619

9.7

0.524

9.8

0.687

124 dB

27.32

BP-8 (X-14)

BM-8 Pos

400

479.0

2.78

20

2.37

18

2.24

19

3.33

124 dB

18.28

BP-9 (V-14)

BM-9 Pos

400

322.5

1.00

17

0.587

18

0.825

13

1.07

131 dB

22.27

BP-10 (D-18A) BM-10 Kebun

275

353.7

0.524

21

0.841

N/A

0.762

15

0.938

130 dB

14.62

BP-11 (D-18B) BM-11 Kebun

275

353.7

0.413

23

0.937

16

0.698

16

1.07

123 dB

14.62

Lokasi
Peledakan

Lokasi
Pengukuran

BP-12 (T-14)

BM-12 Crusher II

1200

350.7

N/A

N/A

N/A

N/A

N/A

N/A

N/A

N/A

64.07

BP-13 (V-13)

BM-13 Crusher II

1200

321.6

N/A

N/A

N/A

N/A

N/A

N/A

N/A

N/A

66.93

BP-14 (D-16)

BM-14 Kebun

400

18.5

0.175

16

0.143

14

0.254

12

0.267

123 dB

93.02

BP-15 (V-13)

BM-15 Pos

400

216.4

1.60

21

0.937

16

1.49

23

1.85

122 dB

27.19

BP-16 (W-14)

BM-14 Pos

400

216.4

0.476

13

0.333

8.3

0.397

11

0.529

127 dB

27.19

Keterangan :
BP = Blasting Point; BM = Blasting Monitoring; PVS = Peak Vector Sum; PSPL = Peak Sound Pressure Level; dB = decibel. N/A = Not Applicable

Hasil pengukuran getaran masih dibawah ambang batas,

Tapi lokasi yang siap diledakkan pernah diduduki penduduk selama 1 malam

Pit C
North

tekMIRA

PENGUKURAN
GETARAN &
KEBISINGAN
PELEDAKAN
24 JUNI 3
JULI 2003

Pit AB
Phase2

+ 9 km
Pit HRPS

+ 5 km

tekMIRA

BAHAN-2 KAJIAN SLOPE STABILITY

DENGAN MEMASUKKAN DATA
BESAR GETARAN
UNTUK TAMBANG TERBUKA
MAUPUN TAMBANG BAWAH TANAH

X15-15AGUATUS

tekMIRA

MENURUT DU PONT BLASTER HANDBOOK,

1977,

R
V 160
0,5
W

1,6

Keterangan :
V = Kecepatan inch/detik (Getaran)
R = jarak dari sumber ledakan, ft
W = berat isian bahan peledak per delay, kg.

MENURUT USBM (UNITED STATE BEREAU OF

MINE)

R
SRSD 1/2
W

Keterangan :
SRSD = square root scaled distance, m/kg 2
R
= jarak dari sumber ledakan, meter
W
= berat isian bahan peledak per delay,
kg.

tekMIRA

METODE PENANGGULANGAN
VIBRASI
METODE
DECKING

0
1
2

RANCANGAN GEOMETRI
Ukuran diameter lubang & isian bhn
PELEDAKAN

peledak
Tinggi jenjang & sub drill (8-10) dia
lubang
METODE
PELEDAKAN
Kecepatan
detonasi

Mengurangi
jumlah muatan bhn peledak per delay
TUNDA
Memberi waktu material dkt b id. Bebas meledak
sempurna

METODE LINE DRILLING

Buat lubang bor kosong diameter <
Spasi 1-4 kali diameter lubang
Sebagai bidang lemah

tekMIRA

S
B

St

L
PC

B = Burden
S = Spacing
St = Stemming
H = Kedalaman Lubang Tembak
J = Subdrilling
PC= Panjang Isian Kolom Bahan
Peledak
L = Tingi Jenjang

tekMIRA

tekMIRA

METODE PENANGGULANGAN AIRBLAST

PERGUNAKAN STEMMING SECARA

TEPAT
Agregat berbentuk angular

Jangkauan ukuran yg benar

Rules of Thumb 0,1 x diameter lubang tembak

PERGUNAKAN PANJANG STEMMING YG

Minimum 16 24 kali diameter
CUKUP
0,7 1,3 burden

Ganti detonating cord dg Nonel atau Det. listrik

LINDUNGI DETONATING CORD DG PASIR 150
MM
KELUARKAN TOE & MAT. LAIN DR MUKA
PELEDAKAN

tekMIRA

HUBUNGAN
MASYARAKAT

KELUHAN DR VIBRASI & AIR BLAST

Efek gangguan
Ketakutan akan
kerusakan
Efek yg mengejutkan

PEMANTAUAN PELEDAKAN YG HARUS

Meminimalkan
keluhan
DILAKUKAN
:
Penyelidikan keluhan
Pertahankan hasil yg bagus
Vibrasi & ledakan udara di video

PERGUNAKAN WAKTU TUNDA LEBIH

LAMA
KONTROL KUALITAS
Pemboran akurat
Koreksi ketebalan
Isian & delay harus tepat
Ketepatan stemming

tekMIRA

PENANGGULANGAN FLY ROCK (BATU TERBANG)

FLY ROCK

B
PENYEBAB FLY ROCK
JARAK BURDEN (B)
TERLALU KECIL

B
MENGURANGI FLY ROCK
JARAK BURDEN (B)
DIPERBESAR

tekMIRA

PENANGGULANGAN FLY ROCK (BATU TERBANG)

FLY ROCK
B
PENYEBAB FLY ROCK
JARAK BURDEN (B)
TERLALU BESAR

B
MENGURANGI FLY ROCK
JARAK BURDEN (B)
DIPERKECIL

tekMIRA

FLY ROCK (BATU TERBANG)

FLY ROCK

B
PENYEBAB FLY ROCK
ARAH LUBANG BOR
TIDAK TERATUR

B
MENGURANGI FLY ROCK
ARAH LUBANG BOR
HARUS TERATUR

tekMIRA

PENANGGULANGAN FLY ROCK (BATU TERBANG)

FLY ROCK

PENYEBAB FLY ROCK

RANGKAIAN INISIASI
(PENYALAAN) SALAH

B
MENGURANGI FLY ROCK
RANGKAIAN INISIASI
MENGGUNAKAN
MILLISECOND DELAYS

tekMIRA

PERALATAN MINIMAL 300 M DR PELEDAKAN

MANUSIA MINIMAL 500 M DR PELEDAKAN

tekMIRA