Anda di halaman 1dari 6

perpustakaan.uns.ac.

id

digilib.uns.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan merupakan suatu sistem yang dirancang untuk mencapai
suatu tujuan tertentu. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
menyebabkan semakin berkembangnya dunia pendidikan. Perkembangan dunia
pendidikan ini dapat menyeimbangkan masalah yang timbul dan pemecahan yang
harus dilakukan. Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan, pemerintah
mengharuskan diadakannya perbaikan dalam bidang pendidikan. Usaha terusmenerus untuk meningkatkan mutu pendidikan selalu diupayakan dengan
pembaharuan kurikulum, penambahan sarana dan prasarana pendidikan seperti
program pengadaan buku-buku, peningkatan kualitas pembelajaran melalui
pemilihan metode mengajar dengan sarana-sarana yang sesuai, pengembangan
evaluasi pembelajaran, dan sebagainya.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen pasal 20 menjelaskan bahwa salah satu kewajiban guru adalah
merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu,
serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran. Kemudian lebih lanjut
dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2008 tentang Guru bahwa
salah satu kompetensi yang harus dimiliki guru adalah kompetensi pedagogik
yaitu kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang
sekurang-kurangnya meiputi: pemahaman wawasan atau landasan kependidikan,
pemahaman terhadap peserta didik, pengembangan kurikulum atau silabus,
perencanaan pembelajaran, melakukan pembelajaran yang mendidik dan dialogis,
pemanfaatan teknologi pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan
peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan, Pasal 64 ayat (1) menyatakan bahwa Penilaian hasil belajar
oleh guru dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan,
commit
to user
dan perbaikan hasil dalam bentuk
ulangan
harian, ulangan tengah semester,
1

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

2
ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas. Salah satu tugas utama guru
sebagai tenaga profesional adalah menilai dan mengevaluasi hasil belajar peserta
didik.
Penilaian dan evaluasi hasil belajar merupakan dua hal yang saling
berhubungan. Penilaian adalah suatu prosedur sistematis dan mencakup kegiatan
mengumpulkan, menganalisis, serta menginterpretasikan informasi yang dapat
digunakan untuk membuat kesimpulan tentang karakteristik seseorang atau objek
(Kusaeri, 2012:8). Sedangkan evaluasi merupakan salah satu rangkaian kegiatan
dalam meningkatkan kualitas, kinerja, atau produktivitas suatu lembaga dalam
melaksanakan programnya (Mardapi, 2012:4). Evaluasi hasil belajar digunakan
untuk mengetahui kualitas pembelajaran yang telah dilaksanakan oleh guru. Oleh
karena itu, keberhasilan kegiatan evaluasi hasil belajar di sekolah sangat
tergantung pada kualitas instrumen tes yang digunakan.
Instrumen tes diperlukan agar didapatkan suatu hasil penilaian yang
memiliki validitas dan reliabilitas tinggi dalam mengukur kemampuan siswa.
Apabila instrumen tes yang digunakan kurang baik maka tidak akan mampu
menggambarkan kompetensi-kompetensi yang dimiliki siswa secara benar,
akibatnya evaluasi yang dilakukan kemudian tidak akan maksimal. Dengan
demikian, kemampuan guru dalam menyusun instrumen tes yang baik merupakan
salah satu faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan kegiatan evaluasi di
sekolah. Oleh karena itu, diperlukan suatu instrumen tes yang baku untuk kegiatan
evaluasi. Instrumen tes baku adalah suatu instrumen tes yang telah melalui
beberapa percobaan dan telah diuji akurasinya baik secara kualitatif maupun
kuantitatif (Arikunto, 2011:35).
Menurut Sumadi Suryabrata (1987:28), agar mampu membuat tes
prestasi belajar yang berkualitas guru perlu memiliki sejumlah kemampuan antara
lain: (1) menguasai materi yang diujikan; (2) memahami karakteristik siswa; (3)
mampu menggunakan bahasa yang efektif dan menguasai teknik penulisan soal.
Berdasarkan hasil supervisi dan evaluasi keterlaksanaan KTSP 2009
dan masukan

pada

pelaksanaan bimtek oleh Direktorat Pembinaan SMA


commitbanyak
to user ditemukan guru yang belum
(2010:118) diketahui bahwa masih

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

3
memahami dan mampu menyusun soal sesuai dengan mekanisme dan prosedur
penilaian. Kondisi tersebut mengakibatkan hasil penilaian peserta didik belum
sepenuhnya menggambarkan tingkat pencapaian kompetensi siswa yang
sesungguhnya.
Berdasarkan fakta di atas menunjukkan bahwa guru dituntut untuk dapat
menyusun soal, menganalisis serta menginterpretasikannya. Meskipun, jika dilihat
secara umum guru dengan pengalamannya mengajar serta pengetahuannya
terhadap karakteristik peserta didiknya memiliki kemampuan untuk memahami
dan menyusun soal. Namun, karena kurangnya sosialisasi tentang prosedur
penyusunan instrumen tes, seringkali guru menyusun tes tanpa menggunakan
prosedur yang benar.
Prosedur penyusunan tes secara umum terdiri dari: penyusunan
spesifikasi tes, penulisan soal, penelaahan soal, uji coba dan analisis kuantitatif
(Balitbang Depdiknas, 2007: 4). Dari prosedur tersebut langkah yang seringkali
belum dilaksanakan adalah uji coba dan analisis butir soal secara kuantitatif.
Anastari dan Untari (1997) menjelaskan bahwa tujuan utama analisis butir soal
adalah untuk mengidentifikasi kekurangan-kekurangan dalam tes atau dalam
pembelajaran. Dengan alasan tersebut maka kegiatan analisis butir soal sangat
diperlukan untuk meningkatkan kualitas instrumen tes yang disusun (Depdiknas,
2008:1).
Selama ini masih ada pandangan dari guru bahwa menyusun instrumen
tes kemudian menganalisis butir soal merupakan pekerjaan yang merepotkan dan
memerlukan waktu yang tidak sedikit. Seiring perkembangan zaman sekarang ini
terdapat berbagai program komputer untuk membantu guru dalam analisis butir
soal. Sehingga analisis butir soal menjadi lebih cepat dan mudah untuk dilakukan.
Berikut adalah beberapa contoh program komputer yang bisa digunankan untuk
analisis butir soal diantaranya ITEMAN, RASCAL, ASCAL, BILOG, FACETS,
CONQUEST, SPSS dan ANATES (Tim news master FE, 2012: 1). Selain itu
analisis butir soal juga bisa menggunakan program Ms. Excel.
Dari berbagai program tersebut yang paling umum dan sebagian besar
to user
guru sering gunakan adalah Ms.commit
Exel tatapi
ketika menggunakan program Ms.

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

4
Exel harus menuliskan formula sendiri sehingga sedikit merepotkan. Program lain
yang relatif lebih mudah untuk digunakan adalah ITEMAN dimana untuk
menggunakan program tersebut cukup menuliskan input data dengan notepad
kemudian dengan cukup menuliskan nama file input dan file output sudah
diperoleh hasil analisis butir soal. Namun selama ini masih jarang sosialisasi cara
menggunakan program tersebut sehingga masih jarang guru yang menggunakan
program ITEMAN untuk analisis butir soal.
Selain itu berdasarkan prosedur penyusunan instrumen tes pada tahap
revisi instrumen selama ini hanya menggunakan metode self revision, dimana
metode ini dilakukan dengan cara merevisi soal berdasarkan dari hasil analisis
butir soal. Selain menggunakan metode self revision, ada metode lain yang dapat
digunakan untuk merevisi instrumen, yaitu metode feedback revision. Dimana
metode feedback revision ini dilakukan dengan cara merevisi soal berdasarkan
angket jawaban dari peserta uji coba I, sehingga soal dapat direvisi secara lebih
tepat.
Berdasarkan uraian yang telah disebutkan, maka sangat perlu untuk
menyusun instrumen tes sumatif yang terstandar. Proses penyusunan tes sumatif
ini disesuaikan dengan prosedur penyusunan tes yang baku, sehingga informasi
yang didapatkan melalui tes sumatif dapat mencerminkan data yang sebenarnya.
Sedangkan untuk analisis menggunakan program MicroCat ITEMAN versi 3.00.
Selain itu pada penelitian ini akan dilakukan dua metode revisi, yaitu self revision
dan feedback revision pada tahap revisi untuk mengetahui keefektifan dari kedua
metode tersebut. Sehingga diharapkan penelitian ini dapat memotivasi guru
maupun calon guru untuk menyusun instrumen tes sesuai prosedur yang benar.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

5
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah, maka
dapat dikemukakan rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah cara menyusun instrumen tes sumatif pilihan ganda Fisika
SMA kelas XI semester genap yang sesuai dengan karakteristik tes Fisika
yang baik dan baku ?
2. Apakah instrumen tes sumatif Fisika SMA kelas XI semester genap yang
dikembangkan memenuhi kriteria tes yang baik untuk digunakan dalam tes ?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini yang ingin dicapai adalah sebagai berikut :
1. Menyusun kisi-kisi instrumen tes sumatif pilihan ganda untuk kelas XI
semester genap berdasarkan indikator yang mengacu pada Standar Kompetensi
dan Kompetensi Dasar dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
2. Menyusun instrumen tes pilihan ganda untuk tes sumatif kelas XI semester
genap.
3. Melakukan analisis instrumen tes yang dikembangkan sehingga instrumen tes
sumatif kelas XI semester genap menjadi instrumen tes yang baku.

D. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan


Dalam penelitian ini akan dikembangkan seperangkat instumen tes
untuk SMA Kelas XI semester genap, dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Penyusunan instrumen tes semester genap yang sesuai dengan Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar dari Badan Standar Nasional Pendidikan
(BSNP).
2. Penyusunan tes berdasarkan indikator yang mengacu pada Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar dari Badan Standar Nasional Pendidikan
(BSNP).
3. Tes sumatif yang disusun digunakan untuk mengukur kemampuan kognitif
siswa.
commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

6
4. Bentuk tes berupa tes pilihan ganda sebanyak 40 soal yang terdiri dari stem
(pokok soal), key (kunci jawaban), dan distraktor yang tiap soalnya terdapat 5
pilihan jawaban.

E. Manfaat Penelitian
Manfaat dari pelaksanaan penelitian ini adalah:
1. Dapat dijadikan acuan bagi calon guru dalam membuat perangkat tes
terstandar.
2. Dapat mengetahui tingkat penguasaan materi siswa terhadap mata pelajaran
Fisika, sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan.
3. Memberi masukan yang dapat digunakan untuk alternatif perbaikan kualitas
pelaksanaan evaluasi pembelajaran pada masa yang akan datang.

commit to user

Anda mungkin juga menyukai