Anda di halaman 1dari 2

ANALISIS KOMBINASI BATU PECAH MERAK DAN KERIKIL TUMBANG

LITING SEBAGAI AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN ASPHALT


TREATED BASE (ATB)
ARTICLE JANUARY 2009with716 READS
Source: OAI
ABSTRACT
Kalimantan Tengah, dengan potensi sumber daya alam yang cukup banyak,
memungkinkan untuk memanfaatkan potensi tersebut sebagai salah satu alternatif
untuk bahan perkerasan jalan. Batu pecah dari Tangkiling merupakan salah satu
potensi yang biasa digunakan sebagai agregat pada campuran Asphalt Treated
Base (ATB) yang digunakan secara tersendiri. Dalam penelitian ini akan dicoba
menggunakan kombinasi dua jenis agregat kasar, yaitu batu pecah eks Merak dan
kerikil eks Tumbang Liting Kasongan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui bagaimana sifat-sifat fisik masing-masing agregat apakah dapat
memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan, untuk mengetahui pengaruh
kombinasi batu pecah eks Merak dan kerikil eks Tumbang Liting terhadap nilai
stabilitas (stability) dan kelelehan (flow) pada campuran Asphalt Treated Base
(ATB) serta untuk mengetahui komposisi campuran terbaik. Penelitian ini
dilakukan di Laboratorium Jalan Raya Jurusan/Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya. Perencanaan campuran menggunakan
metode Asphalt Institute dan untuk pembuatan benda uji serta uji mutu hasil
percobaan campuran menggunakan metode Marshall. Untuk mengetahui pengaruh
pemakaian kombinasi batu pecah eks Merak dan kerikil eks Tumbang Liting
terhadap campuran dibuat 4 (empat) variasi proporsi kombinasi campuran agregat
kasar, yaitu satu variasi menggunakan batu pecah eks Merak saja (Kombinasi I)
dan 3 (tiga) variasi proporsi kombinasi batu pecah eks Merak dan kerikil eks
Tumbang Liting. Tiga variasi tersebut adalah 50% batu pecah eks Merak 50%
kerikil eks Tumbang Liting (Kombinasi II), 60% batu pecah eks Merak 40%
kerikil eks Tumbang Liting (Kombinasi III) dan 70% batu pecah eks Merak 30%
kerikil eks Tumbang Liting (Kombinasi IV). Dari hasil pengujian terhadap variasi

proporsi kombinasi tersebut, yang memenuhi syarat spesifikasi pada masingmasing kombinasi adalah: Kombinasi I dengan komposisi 40,00% agregat kasar,
12,00% agregat sedang, 12,50% abu batu dan 35,50% pasir; Kombinasi II dengan
komposisi 39,00% agregat kasar, 13,00% agregat sedang, 12,25% abu batu dan
35,75% pasir, Kombinasi III dengan komposisi 39,00% agregat kasar, 13,00%
agregat sedang, 12,50% abu batu dan 35,50% pasir, dan Kombinasi IV dengan
komposisi 41,50% agregat kasar, 10,50% agregat sedang, 13,50% abu batu dan
34,50% pasir. Stabilitas tertinggi terjadi pada Kombinasi I untuk kadar aspal 6,0%
(1108,367 kg). Stabilitas terendah terjadi pada Kombinasi IV untuk kadar aspal
5,5% (895,914 kg). Pada beberapa kadar aspal, untuk seluruh kombinasi, tidak
memenuhi starat nilai stabilitas (stability) dan kelelehan (flow).

Anda mungkin juga menyukai