Anda di halaman 1dari 17

Perbandingan Sistem Pemerintahan Indonesia dan Sistem

Pemerintahan Malaysia

DOSEN : Prof. Dr. Juanda, S.H, M.H.

OLEH:
1. Arie Elcaputra (B2A014107)
2. Jaka Andhika (B2A014118)
3. Novita Anggraini (B2A014126)

PASCASARJANA ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS BENGKULU
2016

Sistem Pemerintahan Indonesia Dan Sistem Pemerintahan


Malaysia
Pengertian Sistem Pemerintahan
Sistem pemerintahan adalah sistem yang dimiliki suatu negara
dalam mengatur pemerintahannya. Sesuai dengan kondisi negara masingmasing, sistem ini dibedakan menjadi:

Presidensial

Parlementer

Semipresidensial

Komunis

Demokrasi generous

generous

Sistem pemerintahan mempunyai sistem yang tujuan untuk menjaga suatu kestabilan
negara itu. Namun di beberapa negara sering terjadi tindakan separatisme karena sistem
pemerintahan yang dianggap memberatkan rakyat ataupun merugikan rakyat. Sistem
pemerintahan mempunyai fondasi yang kuat dimana tidak bisa diubah john menjadi statis.
Jika suatu pemerintahan mempunya sistem pemerintahan yang statis, absolut maka hal itu
akan berlangsung selama-lamanya hingga adanya desakan kaum minoritas untuk memprotes
hal tersebut. Secara luas berarti pengertian sistem pemerintahan itu menjaga kestabilan
masyarakat, menjaga tingkah laku kaum mayoritas maupun minoritas, menjaga fondasi

pemerintahan, menjaga kekuatan politik, pertahanan, ekonomi, keamanan sehingga menjadi


sistem pemerintahan yang kontinu john demokrasi dimana seharusnya masyarakat bisa ikut
turut andil dalam pembangunan sistem pemerintahan tersebut. Hingga saat ini hanya sedikit
negara yang bisa mempraktikkan sistem pemerintahan itu secara menyeluruh. Secara sempit,
Sistem pemerintahan hanya sebagai sarana kelompok untuk menjalankan roda pemerintahan
guna menjaga kestabilan negara dalam waktu relatif lama john mencegah adanya perilaku
reaksioner maupun radikal dari rakyatnya itu sendiri.
Sistem Presidensial
Sistem presidensial (presidensial), atau disebut juga dengan sistem kongresional,
merupakan sistem pemerintahan negara republik di mana kekuasan eksekutif dipilih melalui
pemilu dan terpisah dengan kekuasan legislatif. Menurut Rod Hague, pemerintahan
presidensiil terdiri dari 3 unsur yaitu:
-

Presiden yang dipilih rakyat memimpin pemerintahan dan mengangkat pejabat-

pejabat pemerintahan yang terkait.


Presiden dengan dewan perwakilan memiliki masa jabatan yang tetap, tidak bisa
saling menjatuhkan. Tidak ada status yang tumpang tindih antara badan eksekutif

dan badan legislatif.


Dalam sistem presidensial, presiden memiliki posisi yang relatif kuat dan tidak
dapat dijatuhkan karena rendah subjektif seperti rendahnya dukungan politik.
Namun masih ada mekanisme untuk mengontrol presiden. Jika presiden
melakukan pelanggaran konstitusi, pengkhianatan terhadap negara, dan terlibat
masalah kriminal, posisi presiden bisa dijatuhkan. Bila ia diberhentikan karena
pelanggaran-pelanggaran tertentu, biasanya seorang wakil presiden akan
menggantikan posisinya. Model ini dianut oleh Amerika Serikat, Filipina,
Indonesia dan sebagian besar negara-negara Amerika Latin dan Amerika Tengah.

Sistem Pemerintahan Indonesia


Pembukaan UUD 1945 Alinea IV menyatakan bahwa kemerdekaan kebangsaan
Indonesia itu disusun dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia yang terbentuk
dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat. Berdasarkan
Pasal 1 Ayat 1 UUD 1945, Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk
republik. Berdasarkan hal itu dapat disimpulkan bahwa bentuk negara Indonesia adalah
kesatuan, sedangkan bentuk pemerintahannya adalah republik.
Selain bentuk negara kesatuan dan bentuk pemerintahan republik, Presiden Republik
Indonesia memegang kekuasaan sebagai kepala negara dan sekaligus kepala pemerintahan.
Hal itu didasarkan pada Pasal 4 Ayat (1) yang berbunyi, Presiden Republik Indonesia
memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar. Dengan demikian,
sistem pemerintahan di Indonesia menganut sistem pemerintahan presidensial. Apa yang
dimaksud dengan sistem pemerintahan presidensial? Untuk mengetahuinya, terlebih dahulu
dibahas mengenai sistem pemerintahan.
Secara teori, berdasarkan UUD 1945, Indonesia menganut sistem pemerintahan
presidensiil. Namun dalam prakteknya banyak bagian-bagian dari sistem pemerintahan
parlementer yang masuk ke dalam sistem pemerintahan di Indonesia. Sehingga secara singkat
bisa dikatakan bahwa sistem pemerintahan yang berjalan i Indonesia adalah sistem
pemerintahan yang merupakan gabungan atau perpaduan antara sistem pemerintahan
presidensiil dengan sistem pemerintahan parlementer. Apalagi bila dirunut dari sejarahnya,
Indonesia mengalami beberapa kali perubahan sistem pemerintahan. Indonesia pernah
menganut sistem kabinet parlementer pada tahun 1945 - 1949. kemudian pada rentang waktu
tahun 1949 - 1950, Indonesia menganut sistem pemerintahan parlementer yang semu. Pada

tahun 1950 - 1959, Indonesia masih menganut sistem pemerintahan parlementer dengan
demokrasi liberal yang masih bersifat semu. Sedangkan pada tahun 1959 - 1966, Indonesia
menganut sistem pemerintahan secara demokrasi terpimpin. Perubahan dalam sistem
pemerintahan tidak hanya berhenti sampai disitu saja. Karena terjadi perbedaan pelaksanaan
sistem pemerintahan menurut UUD 1945 sebelum UUD 1945 diamandemen dan setelah
terjadi amandemen UUD 1945 pada tahun 1999 - 2002. Berikut ini adalah perbedaan sistem
pemerintahan sebelum terjadi amandemen dan setelah terjadi amandemen pada UUD 1945:
1. Sebelum terjadi amandemen :
- MPR menerima kekuasaan tertinggi dari rakyat
- Presiden sebagai kepala penyelenggara pemerintahan
- DPR berperan sebagai pembuat Undang Undang
- BPK berperan sebagai badan pengaudit keuangan
- DPA berfungsi sebagai pemberi saran/pertimbangan kepada presiden /
-

pemerintahan
MA berperan sebagai lembaga pengadilan dan penguki aturan yang

diterbitkan pemerintah.
2. Setelah terjadi amandemen :
- Kekuasaan legislatif lebih dominan
- Presiden tidak dapat membubarkan DPR
- Rakyat memilih secara langsung presiden dan wakil presiden
- MPR tidak berperan sebagai lembaga tertinggi lagi
- Anggota MPR terdiri dari seluruh anggota DPR ditambah anggota DPD
yang dipilih secar langsung oleh rakyat
Dalam sistem pemerintahaan presidensiil yang dianut di Indonesia, pengaruh rakyat
terhadap kebijaksanaan politik kurang menjadi perhatian. Selain itu, pengawasan rakyat
terhadap pemerintahan juga kura begitu berpengaruh karena pada dasarnya terjadi
kecenderungan terlalu kuatnya otoritas dan konsentrasi kekuasaan yang ada di tangan
presiden. Selain itu, terlalu sering terjadi pergantian pejabat di kabinet karena presiden
mempunyai hak prerogatif untuk melakukan itu.
a. Sistem Pemerintahan Negara Indonesia Berdasarkan UUD 1945 Sebelum Diamandemen.

Pokok-pokok sistem pemerintahan negara Indonesia berdasarkan UUD 1945


sebelum diamandemen tertuang dalam Penjelasan UUD 1945 tentang tujuh kunci pokok
sistem pemerintahan negara tersebut sebagai berikut:
1) Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum (rechtsstaat).
2) Sistem Konstitusional.
3) Kekuasaan negara yang tertinggi di tangan Majelis Permusyawaratan Rakyat.
4) Presiden adalah penyelenggara pemerintah negara yang tertinggi dibawah Majelis
Permusyawaratan Rakyat.
5) Presiden tidak bertanggung jawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat.
6) Menteri negara ialah pembantu presiden, menteri negara tidak bertanggungjawab
kepada Dewan Perwakilan Rakyat.
7) Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas.
Berdasarkan tujuh kunci pokok sistem pemerintahan, sistem pemerintahan
Indonesia menurut UUD 1945 menganut sistem pemerintahan presidensial. Sistem
pemerintahan ini dijalankan semasa pemerintahan Orde Baru di bawah kepemimpinan
Presiden Suharto. Ciri dari sistem pemerintahan masa itu adalah adanya kekuasaan yang
amat besar pada lembaga kepresidenan. Hampir semua kewenangan presiden yang di
atur menurut UUD 1945 tersebut dilakukan tanpa melibatkan pertimbangan atau
persetujuan DPR sebagai wakil rakyat. Karena itu tidak adanya pengawasan dan tanpa
persetujuan DPR, maka kekuasaan presiden sangat besar dan cenderung dapat
disalahgunakan. Mekipun adanya kelemahan, kekuasaan yang besar pada presiden juga
ada dampak positifnya yaitu presiden dapat mengendalikan seluruh penyelenggaraan
pemerintahan sehingga mampu menciptakan pemerintahan yang kompak dan solid.
Sistem pemerintahan lebih stabil, tidak mudah jatuh atau berganti. Konflik dan
pertentangan antar pejabat negara dapat dihindari. Namun, dalam praktik perjalanan
sistem pemerintahan di Indonesia ternyata kekuasaan yang besar dalam diri presiden
lebih banyak merugikan bangsa dan negara daripada keuntungan yang didapatkanya.
Memasuki masa Reformasi ini, bangsa Indonesia bertekad untuk menciptakan
sistem pemerintahan yang demokratis. Untuk itu, perlu disusun pemerintahan yang

konstitusional atau pemerintahan yang berdasarkan pada konstitusi. Pemerintah


konstitusional bercirikan bahwa konstitusi negara itu berisi:
-

adanya pembatasan kekuasaan pemerintahan atau eksekutif, dan


jaminan atas hak asasi manusia dan hak-hak warga negara.
Berdasarkan hal itu, Reformasi yang harus dilakukan adalah melakukan

perubahan atau amandemen atas UUD 1945. dengan mengamandemen UUD 1945
menjadi konstitusi yang bersifat konstitusional, diharapkan dapat terbentuk sistem
pemerintahan yang lebih baik dari yang sebelumnya. Amandemen atas UUD 1945 telah
dilakukan oleh MPR sebanyak empat kali, yaitu pada tahun 1999, 2000, 2001, dan 2002.
berdasarkan UUD 1945 yang telah diamandemen itulah menjadi pedoman bagi sistem
pemerintaha Indonesia sekarang ini.
b. Sistem pemerintahan Negara Indonesia Berdasarkan UUD 1945 Setelah Diamandemen
Sekarang ini sistem pemerintahan di Indonesia masih dalam masa transisi.
Sebelum diberlakukannya sistem pemerintahan baru berdasarkan UUD 1945 hasil
amandemen keempat tahun 2002, sistem pemerintahan Indonesia masih mendasarkan
pada UUD 1945 dengan beberapa perubahan seiring dengan adanya transisi menuju
sistem pemerintahan yang baru. Sistem pemerintahan baru diharapkan berjalan mulai
tahun 2004 setelah dilakukannya Pemilu 2004.Pokok-pokok sistem pemerintahan
Indonesia adalah sebagai berikut:
- Bentuk negara kesatuan dengan prinsip otonomi daerah yang luas. Wilayah negara
-

terbagi dalam beberapa provinsi.


Bentuk pemerintahan adalah

presidensial.
Presiden adalah kepala negara dan sekaligus kepala pemerintahan. Presiden dan

wakil presiden dipilih secara langsung oleh rakyat dalam satu paket.
Kabinet atau menteri diangkat oleh presiden dan bertanggung jawab kepada

presiden.
Parlemen terdiri atas dua bagian (bikameral), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)

republik,

sedangkan

sistem

pemerintahan

dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Para anggota dewan merupakan anggota

MPR. DPR memiliki kekuasaan legislatif dan kekuasaan mengawasi jalannya


-

pemerintahan.
Kekuasaan yudikatif dijalankan oleh Makamah Agung dan badan peradilan
dibawahnya.
Sistem pemerintahan ini juga mengambil unsur-unsur dari sistem pemerintahan

parlementer dan melakukan pembaharuan untuk menghilangkan kelemahan-kelemahan


yang ada dalam sistem presidensial. Beberapa variasi dari sistem pemerintahan
presidensial di Indonesia adalah sebagai berikut;
-

Presiden sewaktu-waktu dapat diberhentikan oleh MPR atas usul dari DPR. Jadi,
DPR tetap memiliki kekuasaan mengawasi presiden meskipun secara tidak

langsung.
Presiden dalam mengangkat penjabat negara perlu pertimbangan atau persetujuan

dari DPR.
Presiden dalam mengeluarkan kebijakan tertentu perlu pertimbangan atau

persetujuan dari DPR.


Parlemen diberi kekuasaan yang lebih besar dalam hal membentuk undangundang dan hak budget (anggaran).
Dengan demikian, ada perubahan-perubahan baru dalam sistem pemerintahan

Indonesia. Hal itu diperuntukan dalam memperbaiki sistem presidensial yang lama.
Perubahan baru tersebut, antara lain adanya pemilihan secara langsung, sistem
bikameral, mekanisme cheks and balance, dan pemberian kekuasaan yang lebih besar
kepada parlemen untuk melakukan pengawasan dan fungsi anggaran.
Dengan demikian, sistem pemerintahan suatu negara dapat dijadikan sebagai
bahan perbandingan atau type yang dapat diadopsi menjadi bagian dari sistem
pemerintahan negara lain. Amerika Serikat john Inggris masing-masing telah mampu
membuktikan diri sebagai negara yang menganut sistem pemerintahan presidensial john
parlementer seara excellent. Sistem pemerintahan dari kedua negara tersebut selanjutnya

banyak ditiru oleh negara-negara lain di dunia yang tentunya disesuaikan dengan negara
yang bersangkutan.

Sistem Pemerintahan Indonesia


Sistem Pemerintahan Negara Indonesia Berdasarkan UUD 1945 Sebelum
Diamandemen. Pokok-pokok sistem pemerintahan negara Indonesia berdasarkan UUD 1945
sebelum diamandemen tertuang dalam Penjelasan UUD 1945 tentang tujuh kunci pokok
sistem pemerintahan negara tersebut sebagai berikut. Indonesia adalah negara yang
berdasarkan atas hukum (rechtsstaat).

Sistem Konstitusional
Kekuasaan negara yang tertinggi di tangan Majelis Permusyawaratan Rakyat.
Presiden adalah penyelenggara pemerintah negara yang tertinggi dibawah Majelis
Permusyawaratan Rakyat. Presiden tidak bertanggung jawab kepada Dewan Perwakilan
Rakyat.
Menteri negara ialah pembantu presiden, menteri negara tidak bertanggungjawab
kepada Dewan Perwakilan Rakyat. Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas. Berdasarkan
tujuh kunci pokok sistem pemerintahan, sistem pemerintahan Indonesia menurut UUD 1945
menganut sistem pemerintahan presidensial. Sistem pemerintahan ini dijalankan semasa
pemerintahan Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Suharto. Ciri dari sistem
pemerintahan masa itu adalah adanya kekuasaan yang amat besar pada lembaga
kepresidenan. Hampir semua kewenangan presiden yang di atur menurut UUD 1945 tersebut

dilakukan tanpa melibatkan pertimbangan atau persetujuan DPR sebagai wakil rakyat.
Karena itu tidak adanya pengawasan john tanpa persetujuan DPR, maka kekuasaan presiden
sangat besar john cenderung dapat disalahgunakan. Mekipun adanya kelemahan, kekuasaan
yang besar pada presiden juga ada dampak positifnya yaitu presiden dapat mengendalikan
seluruh penyelenggaraan pemerintahan sehingga mampu menciptakan pemerintahan yang
kompak john sound. Sistem pemerintahan lebih stabil, tidak mudah jatuh atau berganti.
Konflik john pertentangan antar pejabat negara dapat dihindari. Namun, dalam praktik
perjalanan sistem pemerintahan di Indonesia ternyata kekuasaan yang besar dalam diri
presiden lebih banyak merugikan bangsa john negara daripada keuntungan yang
didapatkanya.
Memasuki masa Reformasi ini, bangsa Indonesia bertekad untuk menciptakan sistem
pemerintahan yang demokratis. Untuk itu, perlu disusun pemerintahan yang konstitusional
atau pemerintahan yang berdasarkan pada konstitusi. Pemerintah konstitusional bercirikan
bahwa konstitusi negara itu berisi adanya pembatasan kekuasaan pemerintahan atau
eksekutif, jaminan atas hak asasi manusia john hak-hak warga negara. Berdasarkan hal itu,
Reformasi yang harus dilakukan adalah melakukan perubahan atau amandemen atas UUD
1945. dengan mengamandemen UUD 1945 menjadi konstitusi yang bersifat konstitusional,
diharapkan dapat terbentuk sistem pemerintahan yang lebih baik dari yang sebelumnya.
Amandemen atas UUD 1945 telah dilakukan oleh MPR sebanyak empat kali, yaitu pada
tahun 1999, 2000, 2001, john 2002. berdasarkan UUD 1945 yang telah diamandemen itulah
menjadi pedoman bagi sistem pemerintaha Indonesia sekarang ini. w. Sistem pemerintahan
Negara Indonesia Berdasarkan UUD 1945 Setelah Diamandemen Sekarang ini sistem
pemerintahan di Indonesia masih dalam masa transisi. Sebelum diberlakukannya sistem
pemerintahan baru berdasarkan UUD 1945 hasil amandemen keempat tahun 2002, sistem
pemerintahan Indonesia masih mendasarkan pada UUD 1945 dengan beberapa perubahan

seiring dengan adanya transisi menuju sistem pemerintahan yang baru. Sistem pemerintahan
baru diharapkan berjalan mulai tahun 2004 setelah dilakukannya Pemilu 2004.
Pokok-pokok sistem pemerintahan Indonesia adalah sebagai berikut. Bentuk negara
kesatuan dengan prinsip otonomi daerah yang luas. Wilayah negara terbagi dalam beberapa
provinsi. Bentuk pemerintahan adalah republik, sedangkan sistem pemerintahan presidensial.
Presiden adalah kepala negara sekaligus kepala pemerintahan. Presiden dan wakil presiden
dipilih secara langsung oleh rakyat dalam satu paket. Kabinet atau menteri diangkat oleh
presiden bertanggung jawab kepada presiden. Parlemen terdiri atas dua bagian (bikameral),
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Para anggota
dewan merupakan anggota MPR. DPR memiliki kekuasaan legislatif kekuasaan mengawasi
jalannya pemerintahan. Kekuasaan yudikatif dijalankan oleh Makamah Agung john badan
peradilan dibawahnya.
Sistem pemerintahan ini juga mengambil unsur-unsur dari sistem pemerintahan
parlementer melakukan pembaharuan untuk menghilangkan kelemahan-kelemahan yang ada
dalam sistem presidensial. Beberapa variasi dari sistem pemerintahan presidensial di
Indonesia adalah sebagai berikut; Presiden sewaktu-waktu dapat diberhentikan oleh MPR
atas usul dari DPR. Jadi, DPR tetap memiliki kekuasaan mengawasi presiden meskipun
secara tidak langsung. Presiden dalam mengangkat penjabat negara perlu pertimbangan atau
persetujuan dari DPR. Presiden dalam mengeluarkan kebijakan tertentu perlu pertimbangan
atau persetujuan dari DPR.
Parlemen diberi kekuasaan yang lebih besar dalam hal membentuk undang-undang
john hak price range (anggaran) Dengan demikian, ada perubahan-perubahan baru dalam
sistem pemerintahan Indonesia. Hal itu diperuntukan dalam memperbaiki sistem presidensial
yang lama. Perubahan baru tersebut, antara lain adanya pemilihan secara langsung, sistem

bikameral, mekanisme cheks as well as sense of balance, john pemberian kekuasaan yang
lebih besar kepada parlemen untuk melakukan pengawasan john fungsi anggaran.
Bentuk Negara Malaysia
Federasi, Malaysia adalah federasi 13 negara bagian. Dalam konstitusi setiap negara
bagian (negeri-negeri), konstitusi Malaysia harus dimuat terlebih dahulu sebelum konstitusi
masing-masing negara bagian. Konstitusi negara bagian harus mengadopsi konstitusi federal.
Ke-13 negara bagian Malaysia adalah:
(1) Johor
(2) Kedah
(3) Kelantan
(4) Melaka
(5) Negeri Sembilan
(6) Pahang
(7) Perak
(8) Perlis
(9) Pulau Pinang
(10) Sabah
(11) Sarawak
(12) Selangor, dan
(13) Terengganu.
Selain itu terdapat satu wilayah yang merupakan teritori federal yaitu (Wilayah
Persekutuan) yang terdiri atas tiga wilayah pembentuk yaitu:
(1) Ibukota Kuala Lumpur
(2) Labuan, dan
(3) Putrajaya.

Bentuk Pemerintahan Malaysia


Monarki Konstitusional merupakan negara yang dipimpin oleh raja sebagai kepala
negara dimana kekuasaannya dibatasi oleh undang-undang atau konstitusi. Bentuk
pemerintahan Malaysia adalah monarki konstitusional, yaitu berupa Negara kerajaan yang

diatur oleh konstitusional. Dimana kepala negaranya merupakan seorang raja yang disebut
dengan Yang di-Pertuan Agong (Raja Malaysia). Yang di-Pertuan Agong dipilih dari dan oleh
sembilan Sultan Negeri-Negeri Malaya, untuk menjabat selama lima tahun secara bergiliran;
empat pemimpin negeri lainnya, yang bergelar Gubernur, tidak turut serta di dalam
pemilihan. Yang di-Pertuan Agong ialah gelaran resmi ketua negara Malaysia. Gelaran resmi
yang penuh adalah Seri Paduka Baginda Yang di-Pertuan Agong. Oleh sebab Malaysia
mengamalkan sistem raja berperlembagaan, peranan Yang di-Pertuan Agong kebanyakannya
hanyalah sebagai istiadat. Perlembagaan menyatakan dengan jelas bahwa kuasa eksekutif,
secara teorinya di bawah kuasa ketua negeri, dilaksanakan oleh Kabinet atau Jemaah Menteri
yang diketuai oleh Perdana Menteri. ConclusionDi Malaysia, jabatan yang di pertuan agong
di pegang oleh salah seorang sultan dari Negara bagian yang akan memegang kuasa selama 5
tahun saja dan akan di gantikan oleh sultan yang lain sesuai susunan nama majelis raja-raja.
Sedangkan Perdana Menteri bergantung pada kemenangan partainya dalam pemilu.

Sistem Pemerintahan Malaysia


Dalam sistem pemerintahan Malaysia, Negara Malaysia merupakan sebuah negara
federasi yang terdiri atas tiga belas negara bagian dan tiga wilayah persekutuan di Asia
Tenggara. Ibu kota Malaysia adalah Kuala Lumpur, sedangkan pusat pemerintahan
persekutuan adalah Putrajaya. Negara Malaysia dipisahkan ke dalam dua kawasan, Malaysia
Barat dan Malaysia Timur, oleh kepulauan Natuan, Wilayah Indonesia di Laut Cina Selatan.
Malaysia berbatasan dengan Thailan, Indonesia, Singapura, Brunei Darussalam dan Filipina.
Federasi Malaysia adalah sebuah monarki konstitusional. Kepala negara persekutuan
Malaysia adalah Yang di-Pertuan Agong, biasa disebut Raja Malaysia. Yang di-Pertuan
Agong dipilih dari dan oleh sembilan Sultan Negeri-negeri Malaya, untuk menjabat selama

lima tahun secara bergiliran. Empat pemimpin negeri lainnya, yang bergelar gubernur, tidak
turut serta di dalam pemilihan.
Sistem pemerintahan Malaysia bermodelkan sistem parlementer Westminter, warisan
Penguasa Kolonial Britania. Akan tetapi, di dalam praktiknya, kekuasaan lebih terpusat pada
eksekutif daripada legislatif, dan yudikatif diperlemah oleh tekanan berkelanjutan dari
pemerintah selama zaman Mahathir, kekuasaan yudikatif dibagikan antara pemerintah
persekutuan dan pemerintah negara bagian. Sejak kemerdekaan pada tahun 1957, Malaysia
diperintah oleh koalisi multipartai yang disebut Barisan Nasional (pernah disebut juga
Aliansi).
Kekuasaan legislatur dibagi antara legislatur persekutuan dan legislatur negeri.
Parlemen bikameral terdiri atas dewan rendah, Dewan Rakyat yang mirip dengan DPR
(Dewan Perwakilan Rakyat) di Indonesia, dan dewan tinggi, Senat atau Dewan Negara mirip
dengan DPD (Dewan Perwakilan Daerah) di Indonesia. Sebanyak 220 anggota Dewan
Rakyat dipilih dari daerah pemilihan beranggota tunggal yang diatur berdasarkan jumlah
penduduk untuk masa jabatan terlama lima tahun. 70 (tujuh puluh) Senator bertugas untuk
masa jabatan 3 (tiga) tahun. 26 (dua puluh enam) di antaranya diplih oleh 13 (tiga belas)
majelis negara bagian (masing-masing mengirimkan dua utusan), dua mewakili wilayah
persekutuan Kuala Lumpur, masing-masing satu mewakili wilayah persekutuan Labuan dan
Putrajaya, dan 40 (empat puluh) diangkat oleh raja atas nasihat perdana menteri. Di samping
parlemen pada tingkatan persekutuan, tiap-tiap negara bagian memiliki dewan legislatif
unikameral (Dewan Undangan Negeri) yang para anggotanya dipilih dari daerah-daerah
pemilihan beranggota tunggal. Pemilihan umum parlemen dilakukan paling sedikit lima
tahun sekali, dengan pemilihan umum terakhir pada Maret 2008. Pemilih terdaftar berusia
berusia 21 (dua puluh satu) tahun ke atas dapat memberikan suaranya kepada calon anggota

Dewan Rakyat dan calon anggota dewan legislatif negara bagian juga, di beberapa negara
bagian, voting tidak diwajibkan.

Latar Belakang Bentuk dan Sistem Pemerintahan Malaysia


Malaysia merupakan sebuah negara yang populasi penduduknya terdiri dari berbagai
jenis etnis dan suku, atau dalam kata lain, sebuah negara yang multietnis. Dari berbagai
macam jenis etnis dan suku tersebut, terdapat tiga etnis yang merupakan etnis dengan jumlah
populasi paling banyak, yaitu etnis Melayu, China, dan India. Etnis Melayu merupakan etnis
dengan jumlah populasi terbesar, karena etnis tersebut merupakan etnis asli yang paling lama
mendiami kawasan negara Malaysia dibandingkan dengan kedua etnis lainnya. Etnis Melayu
bersama dengan suku asli Malaysia kemudian lebih dikenal dengan sebutan Bumiputera yang
mengacu kepada penduduk pribumi yang telah mendiami negeri tersebut sejak lama.
Sedangkan kedua etnis lain, yaitu etnis China dan India merupakan penduduk pendatang,
ataupun keturunan dari orang-orang yang berasal dari China dan India yang datang ke
Malaysia pada zaman dahulu. Penduduk etnis China merupakan penduduk keturunan imigran
China yang datang ke kawasan yang kini disebut negara Malaysia tersebut pada abad 15 dan
awal abad 20 sebagai pedagang. Sementara etnis India adalah orang-orang keturunan imigran
India yang berdatangan pada abad 11 dan pada masa pendudukan Inggris. Imigranimigran
China dan India tersebut datang ke Malaysia umumnya bertujuan untuk berdagang atau
bekerja di perusahaan dan perkebunan milik kolonial Inggris yang sebelumnya menguasai
negara tersebut. Keturunan imigran China dan India tersebut yang kemudian menjadi warga
negara Malaysia sekarang ini.
Bentuk dan Sistem pemerintahan di negara Malaysia itu sangat efektif karena
malaysia itu negara monarki konstitusional, yaitu berupa Negara kerajaan yang diatur oleh
konstitusional. Dimana kepala negaranya merupakan seorang raja yang disebut dengan Yang

di-Pertuan Agong (Raja Malaysia). Dalam sistem pemerintahan Malaysia, Negara Malaysia
merupakan sebuah negara federasi yang terdiri atas tiga belas negara bagian dan tiga wilayah
persekutuan di Asia Tenggara.

Kesimpulan
Sistem pemerintahan negara Indonesia berdasarkan UUD 1945 adalah sistem
presidensial. Sementara itu, sistem pemerintahan kerajaan Malaysia adalah parlementer.
Letak perbedaan kedua sistem pemerintahan tersebut antara lain :
A. Badan Eksekutif
a) Badan eksekutif Kerajaan Malaysia terletak pada perdana menteri yang
memeng kuasa pengatur dan sebagai penggerak pemerintahan negara.
b) Badan eksekutif negara Indonesia terletak pada presiden yang mempunyai dua
kedudukan sekaligus, yaitu sebagai kepala negara dan sebagai kepala
pemerintahan.
B. Badan Legisilatif atau Badan Perundangan

a) Di Malaysia terdapat dua dewan utama dalam badan perundangan, yaitu


Dewan Negara dan Dewan rakyat. Kedua Dewan ini mempunyai peranan
untuk membuat undang-undang.
b) Di Indonesia badan legislatif berada di tangan DPR (Dewan Perwakilan
Rakyat). Badan mempunyai peranan untuk membuat undang-undang dengan
persetujuan presiden.

Sumber:

http://sistempemerintahanindonesia.com/
http://megaega0906.blogspot.co.id/2015/10/bentuk-dan-sistem-pemerintahan-

negara.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Malaysia

Anda mungkin juga menyukai