Anda di halaman 1dari 24

Basis Krim

I.

DASAR TEORI
Sediaan semipadat digunakan pada kulit, di mana umumnya
sediaan tersebut berfungsi sebagai pembawa pada obat-obat
topical, sebagai pelunak kulit, atau sebagai pembalut pelindung
atau pembalut penyumbat. Sejumlah kecil bentuk sediaan
semipadat topical ini digunakan pada membrane mukosa, seperti
jaringan rektal, jaringan bukal, mukosa vagina, membrane uretra,
saluran telinga luar, mukosa hidung dan kornea. Membrane mukosa
memungkinkan penyerapan yang lebih baik ke sirkulasi sistemik,
karena kulit normal bersifat relative tidak dapat ditembus (1).
Tujuan umum penggunaan obat pada terapi dermatologi
adalah untuk menghasilkan efek terapeutik pada tempat-tempat
spesifik di jaringan epidermis. Daerah yang terkena umumnya
epidermis dan dermis, sedangkan obat-obat topical tertentu seperti
emoliens, antimikroba, dan deodorant terutama bekerja pada
permukaan kulit saja. Hal ini memerlukan penetrasi difusi dari kulit
atau absorbs perkutan(1).
Sediaan farmasetik semisolida meliputi satu kelompok produk
yang diaplikasikan pada kulit atau pada membrane mukosa. Produk
semisolida ini cenderung meringankan, mengobati kondisi
patologis, atau memberikan perlindungan terhadap lingkungan
yang merusak. Termasuk sediaan semi solida ini, antara lain salep,
krim, pasta, gel, dan suppositoria. Kegunaan terapeutik dari sediaan
yang diaplikasikan secara topical ini terkait dengan sifat lengket
pada kulit atau lapisan mukosa selama periode waktu yang cukup
lama, serta menunjukan efek terapeutiknya melalui perlindungan
dan penutupan serta efek local dan transdermal bahan berkhasiat (2).
Krim adalah salap yang mengandung air (3).
Obat topikal adalah obat yang mengandung dua komponen
dasar yaitu zat pembawa (vehikulum) dan zat aktif. Zat aktif
merupakan komponen bahan topikal yang memiliki efek terapeutik,
sedangkan zat pembawa adalah bagian inaktif dari sediaan topikal
dapat berbentuk cair atau padat yang membawa bahan aktif
berkontak dengan kulit. Idealnya zat pembawa mudah dioleskan,
mudah dibersihkan, tidak mengiritasi serta menyenangkan secara
kosmetik. Selain itu, bahan aktif harus berada di dalam zat
pembawa dan kemudian mudah dilepaskan. Untuk mendapatkan
sifat zat pembawa yang demikian, maka ditambahkanlah bahan
atau unsur senyawa tertentu yang berperan dalam memaksimalkan
fungsi dari zat pembawa(4).
Krim adalah bentuk sediaan setengah padat yang
mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi
dalam bahan dasar yang sesuai. Formulasi krim ada dua, yaitu

sebagai emulsi air dalam minyak (W/O), misalnya cold cream, dan
minyak dalam air (O/W), misalnya vanishing cream(4).
Basis yang dapat dicuci dengan air adalah emulsi minyak
dalam air,dan dikenal sebagaikrim.Basis vanishing cream,diberi
istilah demikian ,karena waktu krim ini digunakan dan digosokkan
pada kulit,hanya sedikit atau tidak terlihat bukti tentang adanya
krim sebelumnya.Formula untuk beberapa jenis basis vanishing
cream di mana digunakan jenis pengemulsi yang berbeda-beda (
Hilangnya krim ini dari kulit atau pakaian dipermudah oleh
emulsi minyak di dalam air yang terkandung di dalamnya.Krim
dapat digunakan pada kulit dengan luka basah,karena bahan
pembawa minyak di dalam air cenderung untuk menyerap cairan
yang dikeluarkan luka tersebut.Basis yang dapat di cuci dengan air
akan membentuk suatu lapisan tipis yang semipermeabel,setelah
air menguap pada tempat yang digunakan .Tetapi emulsi air di
dalam minyak dari sediaan semi padat cenderung membentuk
suatu lapisan hidrofobik pada kulit
Krim (cremoris) adalah suatu salep yang berupa emulsi
kental mengandung tidak kurang 60% air ,dimaksudkan untuk
pemakaian luar . tipe krim ada yang A/M dan M/A . sebagai
pengemulsi dapat berupa sulfaktan anionic kationik dan non
ionic . untuk krim tipe A/M digunakan : sabun monofalen,tween,
natrium laurysulfat,emulgidum dll. Krim tipe M/A mudah dicuci
dengan air(5).
Krim didefinisikan sebagai cairan kental atau emulsi setengah
padat baik bertipe air dalam minyak atau minyak dalam air. Krim
biasanya digunakan sebagai emolien atau pemakaian obat pada
kulit. Istilah krim secara luas digunakan dalam farmasi dan industry
kosmetik, dan banyak produk dalam perdagangan disebut sebagai
krim tetapi tidaksesuai dengan definisi diatas. Banyak hasil produksi
yang nampaknya seperti krim tetapi tidak mempunyai dasar
dengan jenis emulsi, biasanya disebut krim. Apa yang disebut
vanishing cream umumnya emulsi minyak dalam air, mengandung
air dalam persentase yang besar dan asam stearate. Setelah
pemakaian krim, air menguap meninggalkan sisa berupa selaput
asam stearat yang tipis(6).
II.

SPESIFIKASI PRODUK

1. Nama Produk
2.
3.
4.
5.
6.
III.

Bahan Aktif
Bentuk Sediaan
Kemasan
Kekuatan Sediaan
Target Pasien
FORMULA ACUAN

:
:
:
:

Samsat
:
Asam Salisilat
Krim
Pot 150 g
:
5%
Dewasa

Sumber : [7]
IV.

FORMULA MODIFIKASI

Nama Bahan
Asam Salisilat
Etanol
Parrafin Cair
Asam Stearat
TEA

Adepslanae
Nipalgin
Nipasol
Aquadest

Fungsi
Zat Aktif
Pelarut
Pelarut
Emulsifier
Alkalizing
agent,
emulsifying
agent
Ointment
base
Pengawet
Pengawet
Pelarut

g /150 g
7,5
7,5
37,5
21,675
2,25

% Teoritis
0,1 - 95
1-20
2-4

% Terpakai
5
5
25
14,45
1,5

0,15
0,075
67,35

0,02-0,3
0,01-0,6
-

0,1
0,05
44,9

1. Emulgator : Asam Stearat + TEA = 23,925


2. Fase Minyak : Paraffin Cair + Adepslanae = 43,5
3. Fase Air
: Asam Salisilat + Etanol + Nipalgin + Nipasol +
Aquadest = 82,575
Maka dapat disimpulkan bahwa sediaan krim berupa Oil in Water
(o/w) karena fase air lebih banyak dibandingkan dengan fase
minyak.
V.

FORMULA OPTIMASI

Bahan
Asam Salisilat
Etanol
Paraffin Cair
Asam Stearat

Formula 1
Dalam
Penimbang
150 g
an
7,5
7,5 g
7,5
7,5 ml
37,5
37,5 ml
21,675
21,675 ml

TEA
Adepslanae
Nipasol
Nipalgin
Aquadest

VI.

2,25
6
0,075
0,15
67,35

2,25 ml
6g
0,075 g
0,15 g
67,35 ml

FUNGSI BAHAN
Monografi Bahan
a. Asam Salisilat
Rumus Molekul(11)

C7H6O3

Rumus Struktur(11)

Sinonim(18)

Benzoic acid, 2-hydroxy-.Salicylic acid.

Fungsi(11)

Zat Aktif, Keratolitikum,Anti fungi

Kajian Farmakologis(19)

Sebagai antiseptik, sangat mengiritasi


selaput lendir dan agak korosif. untuk obat
luar digunakan dalam pengobatan pruritus,
urtikaria bromidrosis, dan eksim. Dalam
bentuk salep dan koloidon digunakan untuk
melunakkan dan menghilangkan kutil.
Kondisi
hyperkeratosis
(pertumbuhan
jaringan keratin kulit yang berlebihan).
Asam salisilat merupakan senyawa yang
berkhasiat
sebagai
fungisidal
dan
bakteriostatis lemah. Asam salisilat bekerja
keratolitis sehingga digunakan dalam
sediaan obat luar terhadap infeksi jamur
yang ringan
Untuk pemakaian topikal 1-2% dalam

Dosis(18)

larutan alkohol atau salep. Sebagai agen


antiseptik, antiparasit dan keratolitik 2-5%

dalam sediaan serbuk atau salep.


Pemerian Bahan(11)

Sebagai keratolitik kuat hingga 20%.


Hablur ringan tidak berwarna atau serbuk
berwarna putih,hampir tidak berbau,rasa

Data Kelarutan(11)

agak manis dan tajam


Laru dalam 550 bagian air dan dalam 4
bagian etanol(95%) P,Mudah larut dalam
kloroform P,dan dalam eter P,Larut dalam
ammonium asetat P,Dinatrium hydrogen

Log P

pospat P,Kaliumsitrat P dan Natrium sitrat P


-

PH

Stabilitas

terhadap

stabil antara pH 2 dan 3

pH
Stabilitas

terhadap

suhu(11)
Stabilitas

Rata- rata dekomposisi adalah kedua asam


dan katalis basa dan panas yang tinggi.

terhadap

(11)

cahaya
Stabilitas terhadap air

Kerapatan/BJ(11)

1,44 g/ml

Titik Leleh/Lebur(11)

Antara 158,5 dan 161

Inkompatibilitas(11)

masa panas adalah produk dengan


cicetanilide
Amidopyrine, phenacetin, phenazon,
hexamine, phenol, salol, potassium asetat/
sodium fosfat, aspirin inkompatibilitas
dengan asam bebas, garam besi, Na
phenobarbiton, garam quinine, potassium
dan Na iodidies dan dengan alkali
hidroksida, karbonat dan stearat, aspirin
juga inkompatibel dengan antihistamin.
Dalam wadah tertutup rapat ,tertutup baik

Penyimpanan(11)

Sumber : [11]
b. Parafin Cair / Mineral Oil
Rumus Molekul(8)

Minyak mineral adalah campuran


alifatik jenuh halus cair (C14C18) dan hidrokarbon siklik yang
diperoleh dari minyak bumi

Rumus Struktur
Sinonim(8)

Fungsi(8)

Pemerian Bahan(8)

Data Kelarutan(8)

Log P
pH
Stabilitas Terhadap pH
Stabilitas Terhadap Suhu(8)
Stabilitas Terhadap Cahaya(8)
Stabilitas Terhadap Air
Kelarutan/BJ
Titik Leleh/Lebur
Inkompatibilitas
Penyimpanan(8)

Sumber : [8]
c. Asam Stearat

Avatech; Drakeol; heavy mineral


oil; heavy liquid petrolatum;
liquid petrolatum; paraffin oil;
paraffinum liquidum; Sirius; white
mineral oil.
Pelembab,
pelumas,
minyak
kendaraan,
pelarut,
bahan
pembantu vaksin
Mineral oil adalah transparan,
tidak berwarna, cairan kental
berminyak, tanpa
fluoresensi di siang hari. Hal ini
praktis hambar dan tidak berbau
ketika
dingin, dan memiliki bau samar
minyak saat dipanaskan
Praktis tidak larut dalam etanol
(95%), gliserin, dan
air, larut dalam aseton, benzena,
kloroform, karbon disulfida,
eter, dan petroleum eter. Larut
dengan minyak atsiri dan minyak
tetap, dengan pengecualian dari
minyak jarak
Minyak
mineral
mengalami
oksidasi bila terkena panas
Minyak
mineral
mengalami
oksidasi bila terkena cahaya
Inkompatibel dengan oksidator
kuat
Mineral oil harus disimpan dalam
wadah kedap udara, dilindungi
dari cahaya, di tempat yang
sejuk dan kering

Rumus
Molekul(9)
Rumus
Struktur(9)

C18H36O2

Sinonim(9)

Acidum stearicum; cetylacetic acid; Crodacid;


Cristal G; Cristal S;
Dervacid; E570; Edenor; Emersol; Extra AS; Extra
P; Extra S;
Extra ST; 1-heptadecanecarboxylic acid; Hystrene;
Industrene;
Kortacid
1895;
Pearl
Steric;
Pristerene;
stereophanic acid; Tegostearic.
Emulsifying agent; solubilizing agent; tablet and
capsule lubricant.
Keras,putih atau agak kekuningan,Kristal padat
atau
bubuk
putih
kekuningan,
memiliki
sedikit bau (dengan ambang bau 20 ppm) dan rasa
lemak.
dapat larut sempurna dalam benzena, karbon
tetraklorida, kloroform,
dan eter, larut dalam etanol (95%), heksana, dan
propilen glikol.
praktis tidak larut dalam air
-

Fungsi(9)
Pemerian
Bahan(9)

Data
Kelarutan(9)

Log P
pH
Stabilitas
Terhadap pH
Stabilitas
Terhadap Suhu
Stabilitas
Terhadap
Cahaya
Stabilitas
Terhadap Air
Kerapatan/BJ(9)
Titik
Leleh/Lebur(9)
Inkompatibilitas
(9)

Penyimpanan(9)
Sumber : [9]
d. TEA

0.980 g/cm3
69C 708C
tidak kompatibel dengan kebanyakan logam
hidroksida
dan
mungkin
kompatibel dengan basa, zat pereduksi, dan
oksidator.
harus disimpan dalam wadah tertutup di tempat
yang sejuk dan kering.

Rumus Molekul(10)
Rumus Struktur(10)

C6H15NO3

Sinonim(10)

TEA; Tealan; triethylolamine;


trihydroxytriethylamine; tris
(hydroxyethyl)amine; trolaminum.
Alkalizing
agent;
emulsifying
agent
Cairan kental tidak berwarna
hingga kuning pucat, bau lemah
mirip amoniak, higroskopik
Mudah larut dalam air dan dalam
ethanol(95%) P, larut dalam
Kloroform P.
10.5 (larutan 0.1N)
Dapat berubah menjadi coklat
ketika terpapar udara dan cahaya
Sangat higroskopik
1,120-1,128 gram / cm 3
20-21C
TEA akan bereaksi dengan asam
mineral membentuk Kristal garam
dan ester. Dengan asam lemak
yang tinggi, TEA membentuk
garam yang larut dalam air dan
memiliki karakteristik sabun. TEA
juga
akan
bereaksi
dengan
tembaga
untuk
membentuk
kompleks
garam.
Perubahan
warna dan curah hujan dapat
terjadi dengan adanya logam
berat. TEA dapat bereaksi dengan
reagen seperti klorida tionil untuk
menggantikan
gugus
hidroksi
dengan halogen. Reaksi produk
inisangant beracun, menyerupai
mustard nitrogen lainnya
Dalam wadah tertutup rapat dan
terlindung dari cahaya dan di
tempat yang sejuk dan kering

Fungsi(10)
Pemerian Bahan(11)

Data Kelarutan(11)

Log P
pH(10)
Stabilitas Terhadap pH
Stabilitas Terhadap Suhu
Stabilitas Terhadap Cahaya(10)
Stabilitas Terhadap Air(10)
Kerapatan/BJ(11)
Titik Leleh/Lebur(10)
Inkompatibilitas(10)

Penyimpanan(11)

Sumber : [10,11]

e. Adepslanae
Rumus Molekul
Rumus Struktur
Sinonim(11)
Fungsi(11)
Pemerian Bahan(11)

Data Kelarutan(11)

Log P
pH
Stabilitas Terhadap
Stabilitas Terhadap
Stabilitas Terhadap
Stabilitas Terhadap
Kerapatan/BJ
Titik Leleh/Lebur(11)
Inkompatibilitas
Penyimpanan(11)

pH
Suhu
Cahaya
Air

Lemak bulu domba


Ointment base
Zat serupa lemak, liat, lekat,
kuning muda atau kuning pucat,
agak tembus cahaya, bau lemah
dan khas
Praktis tidak larut dalam air,
agak sukar larut dalam etanol
(95%) P. Mudah larut dalam
kloroform P dan dalam eter P
36C-42C
Dalam wadah tertutup baik,
terlindung dari cahaya dan
ditempat sejuk

Sumber : [11]
f. Nipalgin ( Methyl Paraben)
Rumus Molekul(13)
Rumus Struktur(13)

C8H8O3

Sinonim(13)

Aseptoform M; CoSept M; E218; 4hydroxybenzoic acid methyl


ester; metagin; Methyl
Chemosept; methylis

Fungsi(13)
Pemerian Bahan(12)

Data Kelarutan(12)

Log P
pH
Stabilitas Terhadap
Stabilitas Terhadap
Stabilitas Terhadap
Stabilitas Terhadap
Kerapatan/BJ(13)
Titik Leleh/Lebur(13)
Inkompatibilitas(13)

Penyimpanan(13)

pH(13)
Suhu
Cahaya
Air

parahydroxybenzoas;
methyl p-hydroxybenzoate; Methyl
Parasept; Nipagin M; Solbrol
M; Tegosept M; Uniphen P-23.
Preservative
(anti
mikroba),
Pengawet
Hablur kecil, tidak berwarna atau
serbuk hablur, putih, tidak berbau
khas lemah, mempunyai sedikit
rasa terbakar.
Sukar larut dalam air, dalam
benzene, mudah larut dalam
etanol, eter
Stabil pada pH 3-6
1,352 g/cm3
125-128 C
Aktivitas
antimikroba
dari
metilparaben dan paraben lain
dapat menurunkan keberadaan
surfaktan
non
ionic
seperti
polisorbat
80.
Inkompatibel
dengan
bentonit,Mg
trisilikat,tragarant,sorbitol,Na
alginate dan minyak esensial.
Selain itu dapat terhidrolisis oleh
basa lemah atau asam kuat.
Dalam wadah tertutup baik.

Sumber : [12,13]

g. Nipason (Propil Paraben)


Rumus Molekul(14)

C10H12O3

(1)

Rumus Struktur

(14)

CH3

HO

(1)

Sinonim(14)

Aseptoform P; CoSept P; E216; 4hydroxybenzoic acid propyl ester; Nipagin


P; Nipasol M; propagin; Propyl Aseptoform;
propyl butex; Propyl Chemosept; propylis
parahydroxybenzoas; propyl
phydroxybenzoate; Propyl Parasept;
Solbrol P; Tegosept P; Uniphen P-23. (1)

Fungsi

Zat pengawet

Pemerian Bahan(14)

Serbuk kristal berwarna putih, tidak


berbau, rasa hambar . (1)

Data Kelarutan(12)

Sangat sukar larut dalam air, mudah larut


dalam etanol, dan dalam eter, sukar larut
dalam air (2)

Log P

pH(14)

6.5-8.5

Stabilitas terhadap
pH(12)

Pada pH 36 stabil (kurangdari 10% terdekomposisi)


4 tahun pada suhu ruang(2).

Stabilitas terhadap suhu

Stabilitas terhadap
cahaya

Stabilitas terhadap air

Kerapatan, BJ(14)

1.288 g/cm3

Titik Leleh/Lebur(12)

950 980

Inkompabilitas(14)

Magnesium silikat aluminium, magnesium


trisilikat,
besi oksida kuning (1)

Penyimpanan(12)

Dalam wadah tertutup baik

(1)

(1)

(2)

(2)

Sumber

Sumber : [1

Sumber : [12,14]
h. Alcohol
Rumus Molekul(17)
Rumus Struktur(17)

C2H6O

Sinonim(17)

Ethanolum etil alcohol, Etilhidroksida,


grain Alcohol, Metil Karbinol
Anti
microbial
preservative,
Disinvektan, penetrant kulit, Solvent
Cairan bening berwarna volatile
dengan sedikit bau khas,dan rasa
terbakar,Ringan
Larut dengan kloroform,eter,gliserin
dan air
1.59
-112oC

Fungsi(17)
Pemerian Bahan(17)

Data Kelarutan(17)
Log P
pH
Stabilitas Terhadap
Stabilitas Terhadap
Stabilitas Terhadap
Stabilitas Terhadap
Kerapatan/BJ(17)
Titik Leleh/Lebur(17)

pH
Suhu
Cahaya
Air

Inkompatibilitas(17)

Dalam kondisi asam, larutan etanol


dapat bereaksi keras dengan bahan
pengoksidasi,
campuran
dengan
alkali dapat berwarna gelap karena
bereaksi dengan jumlah sisa aldehid,
in
compatible
dengan
wadah
alumunium
dan
dapat
bereaksi
dengan beberapa obat
Simpan dalam wadah kedap udara di
tempat yang dingin

Penyimpanan(17)

Sumber : [17]
i. Aqua
Rumus Molekul(15)
Rumus Struktur(15)

H 2O

Sinonim(15)

Aqua; aqua purificata; hydrogen


oxide.
Pelarut
Carian jernih, tidak berwarna,
tidak
berbau,
dan
tidak
mempunyai rasa
Larut hampir pada semua pelarut
polar
1 gr/ml
0 oC (1 atm)
Dapat bereaksi dengan obatobatan dan eksipien lainnya yang
rentan hidrolisis disekitarnya dan
peningkatan suhu. Dapat bereaksi
logam alkali dan sangat cepat
bereaksi dengan logam yang
bersifat alkali dan oksida mereka,
seperti
kalsium
oksida
dan
magnesium oksida. Juga bereaksi
dengan
garam
anhidrat

Fungsi(15)
Pemerian Bahan(12)

Data Kelarutan(15)
Log P
pH
Stabilitas Terhadap
Stabilitas Terhadap
Stabilitas Terhadap
Stabilitas Terhadap
Kelarutan/BJ(15)
Titik Leleh/Lebur(15)
Inkompatibilitas(15)

pH
Suhu
Cahaya
Air

Penyimpanan(15)

membentuk
hidrat
berbagai
komposisi dan dengan bahan
organic tertentu dan kalsium
karbida
Secara umum harus terhindar dari
kontaminasi
ionic,
organic,
partikel
asing
dan
mikroorganisme. Secara khusus
tersimpan di container yang baik

Sumber : [12,15]

VII.

ALAT DAN BAHAN


A. Alat :
1. Batang Pengaduk
2. Cawan Porselein
3. Gelas beaker
4. Gelas Ukur
5. Homogenizer
6. Mortir
7. Penangas Air
8. Pipet tetes
9. Spatula
10.Timbangan analitik
11.Viskometer Rion

B. Bahan :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
VIII.

Paraffin Cair
Asam Stearat
TEA
Adepslanae
Nipagin
Nipalson
Air

CARA KERJA
Fase Minyak : Paraffin Cair,
Asam Stearat, Adepslanae

Fase Air : Nipagin, Nipasol,


Aquadest,Etanol, Asam
Salisilat, TEA

Dipanaskan di atas penangas air sampai


melebur

Campurkan fase air dan fase minyak


sekaligus lalu
gerus sampai dingin sampai terbentuk masa
basis

IX.

UJI EVALUASI
a. Uji Pemerian Produk

1. Diamati secara langsung warna, bau dan bentuk gel.


2. Dicatat hasilnya.
3. Dibuat dokumentasi.
b. Uji Viskositas.
1.
2.
3.
4.
5.

Gel dimasukkan ke dalam wadah yang berada pada viskometer


atau ditempatkan di gelas beaker.
Alat di nyalakan (Viskometer Brookfield).
Di catat hasilnya.
Diatur spindel dan kecepatan putarannya (rpm) dan didiamkan
beberapa saat untuk proses.

c. Uji Homogenitas
1. Diusapkan gel pada kaca
2. Dilihat homogenitas gel tersebut
3. Dicatat hasilnya

d. Uji Daya Sebar


1. Ditimbang kaca polos (kaca penutup) di catat beratnya.
2. Sediaan diletakkan diatas kaca militer block.
3. Di tutup dengan kaca polos, didiamkan selama 1 menit tanpa
beban diatas kaca
4. Di hitung luas penyebaran kaca.
5. Di tambah beban 0,5 1 kg diatas kaca, didiamkan selama 1
menit
6. didapatkan luas penyebaran setelah penambahan bahan
7. (daya sebar = luas saat di tambah beban luas sebelum
ditambahkan
beban luas sebelum di tambah beban).
e. Uji pH
1. Dimasukkan indicator pH kedalam gel
2. Diangkat indicator pH dan ditunggu sesaat
3. Dicocokan warna pada indicator pH dan dicatat hasilnya

X.

PENANDAAN

Samsat
Cream
Komposisi :
Dalam 150 gram mengandung:
Asam Salisilat
5%
Indikasi :
Mengobati panu, kadas, kurap dan infeksi jamur pada kulit
Dosis :
Anak diatas 2 tahun: oleskan sekali sehari, awali dengan kadar
rendah, dosis dapat ditingkatkan sampai efek terapi dicapai
Atau menurut petunjuk dokter
Untuk gangguan ginjal dan hati: penyesuaian dosis tidak diperlukan
Kontra Indikasi :
Kulit yang terbuka, meradang atau pada anak dibawah dua tahun
Perhatian :
Dapat menimbulkan gangguan saraf tepi, pada pasien diabetes
rentan terhadap ulkus neuropati, hindari kontak dengan mata, mulut,
area kelamin dan anus, dan selaput lender, hindari penggunaan
pada area yang luas
Interaksi Obat :
Tidak ditemukan interaksi obat yang signifikan namun dihindari
penggunaan bersama obat topical lainnya
Farmakologi :
Sebagai antiseptik, sangat mengiritasi selaput lendir dan agak
korosif. untuk obat luar digunakan dalam pengobatan pruritus,
urtikaria bromidrosis, dan eksim. Dalam bentuk salep dan koloidon
digunakan untuk melunakkan dan menghilangkan kutil. Kondisi
hyperkeratosis (pertumbuhan jaringan keratin kulit yang berlebihan).
Asam salisilat merupakan senyawa yang berkhasiat sebagai
fungisidal dan bakteriostatis lemah. Asam salisilat bekerja keratolitis
sehingga digunakan dalam sediaan obat luar terhadap infeksi jamur
yang ringan
Efek samping :
Iritasi local, dermatitis, keracunan salisilat pada penggunaan luas
dan area yang luas
Keracunan salisilat dapat muncul pada penggunaan jangka panjang
atau pada area kulit yang luas atau pada usia muda seperti bayi
atau bayi baru lahir
Simpan di tempat sejuk dan terlindung dari cahaya
Exp. Date : Maret 2017
No batch : 031333101
No. Reg : DKL1212310133A1
HiTASPHARMA
YOGYAKARTA-INDONESIA

XI.

KEMASAN

XII.

HASIL EVALUASI
a. Uji Pemerian Produk :
1. Warna
2. Bau
3. Wujud

: Putih kekuningan
: Khas
: Semi padat / Krim

b. Uji Viskositas :
Replikasi
1
2
3

80+80+80
3

x 1x

x 3x 2

x 2x 2 +

SD=
8080

8080 2

2
8080 +

Spindel 1
80
80
80

= 80 dPas

0
2

CV =

0
80

SD
x 100
x
x 100 %

0
c. Uji Homogenitas :
Sediaan kurang homogen

d. Uji Daya Sebar

Replikasi 1 Sediaan Krim As Salisilat


Beban
d1 d2 d3
d4
daya
sebar
1
Bobot
2, 2, 2,4 2,2 4,152
Kaca =
3
3
65
272,375 g
Beban =
2, 2, 2,4 2,2 4,152
50 g
3
3
65
100 g
2, 2, 2,4 2,2 4,521
4
4
6
200 g
2, 2, 2,5 2,3 4,906
5
4
25
300 g
2, 2, 2,5 2,4 4,906

daya
sebar
2
4,152
65

daya
sebar
3
4,521
6

daya
sebar
4
3,799
4

rata-rata
daya
sebar
4,15657
5

4,152
65
4,521
6
4,521
6
4,521

4,521
6
4,521
6
4,906
25
4,906

3,799
4
3,799
4
4,152
65
4,521

4,15657
5
4,34105
4,62168
75
4,71392

5
4
25
400 g
2, 2, 2,5 2,5 5,306
6
5
6
500 g
2, 2, 2,6 2,5 5,722
7
5
65
Replikasi 2 Sediaan Krim As Salisilat
Beban
d1 d2 d3
d4
daya
sebar
1
Bobot
2, 2, 2,4 2,3 3,799
Kaca =
2
2
4
272,375 g
Beban =
2, 2, 2,5 2,4 4,152
50 g
3
3
65
100 g
2, 2, 2,5 2,4 4,152
3
3
65
200 g
2, 2, 2,6 2,5 4,521
4
4
6
300 g
2, 2, 2,6 2,5 4,906
5
4
25
400 g
2, 2, 2,7 2,6 5,722
7
4
65
500 g
2, 2, 2,7 2,7 5,722
7
5
65
Replikasi 3 Sediaan Krim As Salisilat
Beban
d1 d2 d3
d4
daya
sebar
1
Bobot
2, 2, 2,5 2,4 4,152
Kaca =
3
2
65
272,375 g
Beban =
2, 2, 2,6 2,4 4,152
50 g
3
3
65
100 g
2, 2, 2,7 2,5 4,521
4
3
6
200 g
2, 2, 2,7 2,6 4,521
4
5
6
300 g
2, 2, 2,8 2,6 4,906
5
6
25
400 g
2, 2, 3
2,7 5,722
7
6
65
500 g
2, 2, 3,1 2,9 6,154
8
8
4

6
4,906
25
4,906
25

25
4,906
25
5,306
6

6
4,906
25
4,906
25

5
5,00633
75
5,21043
75

daya
sebar
2
3,799
4

daya
sebar
3
4,521
6

daya
sebar
4
4,152
65

rata-rata
daya
sebar
4,06826
25

4,152
65
4,152
65
4,521
6
4,521
6
4,521
6
4,906
25

4,906
25
4,906
25
5,306
6
5,306
6
5,722
65
5,722
65

4,521
6
4,521
6
4,906
25
4,906
25
5,306
6
5,722
65

4,43328
75
4,43328
75
4,81401
25
4,91017
5
5,31837
5
5,51855

daya
sebar
2
3,799
4

daya
sebar
3
4,906
25

daya
sebar
4
4,521
6

rata-rata
daya
sebar
4,34497
5

4,152
65
4,152
65
4,906
25
5,306
6
5,306
6
6,154
4

5,306
6
5,722
65
5,722
65
6,154
4
7,065

4,521
6
4,906
25
5,306
6
5,306
6
5,722
65
6,601
85

4,53337
5
4,82578
75
5,11427
5
5,41846
25
5,95422
5
6,61362
5

7,543
85

e. Uji pH
Replikasi
1
2
3

2+2+2
3

x 1x

x 3x 2

x 2x 2 +

SD=
22

22 2

22 2 +

0
2

CV =

SD
x 100
x

0
5

x 100 %

XIII.

PEMBAHASAN

pH
2
2
2

=2

Telah dilakukan percobaan pembuatan krim dengan basis adepslanae


dengan zat aktif asam salisilat yang bertujuan untuk membuat formulasi
sediaan krim serta dapat mengetahui cara mengevaluasinya. Sediaan
farmasi semipadat meliputi pasta, krim, salep, emulsi, gel ,dan busa yang
kaku.
Sediaan krim
dipilih karena mempunyai keuntungan yaitu
bentuknya menarik, sederhana dalam pembuatannya, mudah dalam
penggunaan, daya menyerap yang baik dan memberikan rasa dingin pada
kulit .
Cold cream merupakan emulsi air dalam minyak, yang salah satu
komponennya adalah adeps lanae. Adeps lanae berfungsi meningkatkan
sifat serap air, sehingga diperkirakan mempengaruhi pelepasan asam
salisilat yang bersifat sukar larut dalam air. Krim adalah bentuk sediaan
setengah padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut
atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Formulasi krim ada dua,
yaitu sebagai emulsi air dalam minyak (W/O), misalnya cold cream, dan
minyak dalam air (O/W), misalnya vanishing cream(4).
Fungsi zat aktif asam salisilat yaitu sebagai antiseptik, sangat mengiritasi
selaput lendir dan agak korosif. untuk obat luar digunakan dalam
pengobatan pruritus, urtikaria bromidrosis, dan eksim. Kondisi
hyperkeratosis (pertumbuhan jaringan keratin kulit yang berlebihan).
Asam salisilat merupakan senyawa yang berkhasiat sebagai fungisidal dan
bakteriostatis lemah. Asam salisilat bekerja keratolitis sehingga digunakan
dalam sediaan obat luar terhadap infeksi jamur yang ringan
Saat membuat krim ini dipisahkan antara fase minyak dan fase air. Fase
minyak yang digunakan adalah paraffin cair, asam stearat dan
adepslanae. Sedangkan fase air yang digunakan adalah nipagin, nipasol,
etanol, dan aquadest. Untuk masing-masing fase dipanaskan diatas
penangas air pada suhu 60-70 C sampai melebur. Setelah dilebur
dicampurkan fase air dan fase minyak sekaligus lalu digerus pada mortir
sampai dingin hingga terbentuk masa basis krim yang homogen.
Fungsi penambahan adeps lanae adalah memiliki kemampuan menyerap
air hingga dua kali beratnya. Parafin cair berfungsi sebagai emolien .
Digunakan untuk menghaluskan basis salep dan mengurangi viskositas
sediaan krim. Digunakan asam stearat sebagai emulsifier. Untuk bahan
pengawet digunakan nipagin dan nipasol tujuannya agar sediaan awet
untuk beberapa bulan kedepan. Pelarut yang digunakan untuk fase air
adalah aquadest.
Hasil evaluasi yang dilakukan antara lain adalah uji pemerian. Untuk uji
pemerian produk diperoleh hasil yaitu: warna kuning dengan bau khas
asam salisilat dan wujud semipadat/krim. Kemudian dilakukan uji
viskositas dilakukan dengan viscometer Brookfield karena krim lebih
sedikit encer daripada salep sehingga sulit dilakukan uji viskositas dengan

viscometer Rion, sedangkan viscometer Rion digunakan apabila produk


yang diperoleh kental.
Dilakukan uji krim secara fisik yang dilakukan adalah uji homogenitas ,
hasil kurang homogen. Asam salisilat masih ada yang dalam bentuk jarum
jadi hasil nya kurang baik , asam salisilat yang tidak larut saat
pencampuran bahan ini dapat menyebabkan luka pada kulit dan iritasi
kulit.
Untuk hasil daya sebar menunjukkan bahwa semakin besar nilai daya
sebar yang diperoleh, maka hasilnya semakin baik. Uji Ph yang dilakukan
tiga kali replikasi hasilnya sama yaitu 2 dikarenakan tidak ditambah TEA
yang merupakan emulgator dan pengalkali sehingga ph terlalu asam. Hal
ini tidak masuk kedalam range ph kulit yang baik yaitu 4,5-6,5 .Uji daya
sebar hasilnya jelek karena nilai daya sebarnya sangat kecil, disebabkan
karena pencampuran krim terdispersi secara terpisah.Uji viskositas
dilakukan dengan spindel no 1 hasilnya 80 dpas . SD dari uji yang
dilakukan bagus yaitu 0 %, metode yang dilakukan sudah baik.
XIV.

KESIMPULAN

1. Konsentrasi adeps lanae dalam basis krim cold cream berpengaruh


terhadap kelengketan dan kemampuan disolusi asam salisilat dari
dasar salep. Kemampuan adeps lanae menyerap air hingga dua kali
beratnya menyebabkan. Semakin banyak penambahan adeps lanae,
semakin hidrofilik dasar krim cold cream dan semakin mudah pula
asam salisilat dilepaskan dari dasar krim .

XV.
1
2
3
4
5
6
7

DAFTAR PUSTAKA
Lachman, L., Lieberman, H.A., Kanig, J.L., 1994, Teori dan Praktek
Farmasi Industri, UI-Press, Jakarta, 1091,1095, 1117
Agoes, G., 2008, Pengembangan Sediaan Farmasi, Penerbit ITB,
Bandung, 171.
Voigt, R., 1995, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta, 312.
Yanhendri, Yenny, S.W., 2012, Berbagai Bentuk Sediaan Topikal dalam
Dermatologi, CDK : 194, Vol 36 No. 6, 423, 425.
Anief, M., 2007, Farmasetika, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta, 116-117.
Ansel, H. C., 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi Keempat,
Universitas Indonesia Press, Jakarta, 513.
Niazi,S.K., 2009, Handbook of Pharmaceutical , Manufacturing
Formulations Second Edition Vol 4, Informa Healthcare, USA,137.

10

11
12
13

14

15

16

17

18
19

Sheng, JJ., 2009, Mineral Oil In Rowe, R.C., Sheskey, P.J., Quinn, M.E.,
2009, Handbook Pharmaceutical of excipients sixth edition,
Phamarceutical Press, America, 445-446.
Allen, L.V. Jr., 2009, Stearic Acid In Rowe, R.C., Sheskey, P.J., Quinn,
M.E., 2009, Handbook Pharmaceutical of excipients sixth edition,
Phamarceutical Press, America, 697-699.
Goskonda, S.R., 2009, Triethanolamine In Rowe, R.C., Sheskey, P.J.,
Quinn, M.E., 2009, Handbook Pharmaceutical of excipients sixth
edition, Phamarceutical Press, America, 754-755.
Anonim ,1979, Farmakope Indonesia, ed. III, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta, 56, 61, 140, 612,613.
Anonim ,1995,Farmakope Indonesia,ed. IV,Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta, 66,112,551,713
Haley, S., 2009, Methyl Paraben In Rowe, R.C., Sheskey, P.J., Quinn,
M.E., 2009, Handbook Pharmaceutical of excipients sixth edition,
Phamarceutical Press, America, 441-445.
Haley, S., 2009, Propyl Paraben In Rowe, R.C., Sheskey, P.J., Quinn,
M.E., 2009, Handbook Pharmaceutical of excipients sixth edition,
Phamarceutical Press, America, 597-598.
Shah, U., Dubash, D., 2009, Water In Rowe, R.C., Sheskey, P.J., Quinn,
M.E., 2009, Handbook Pharmaceutical of excipients sixth edition,
Phamarceutical Press, America, 766-770.
Haley, S., 2009, Methyl Paraben In Rowe, R.C., Sheskey, P.J., Quinn,
M.E., 2009, Handbook Pharmaceutical of excipients sixth edition,
Phamarceutical Press, America, 441-445.
Quinn, M.E., 2009, Alcohol In Rowe, R.C., Sheskey, P.J., Quinn, M.E.,
2009,
Handbook Pharmaceutical of excipients sixth edition,
Phamarceutical Press, America, 17-19.
Anonim, 2007, USP, The United States Pharmacopeial Convention,
Amerika, 3154.
Astuti, I.Y., Sudirman, I., Hidayati, U., 2007, Pengaruh Konsentrasi
Adeps Lanae Dalam Dasar Salep Cold Cream terhadap pelepasan asam
salisilat, Pharmacy, Vol 05, No 01, 23.

Anda mungkin juga menyukai