I.
Dasar teori
Sediaan farmasetik semi solida meliputi satu kelompok produk yang diaplikasikan
pada kulit atau pada membrane mukosa.Produk semisolida ini cenderung meringankan,
mengobati kondisi patologis, atau memberikan perlindungan terhadap lingkungan yang
merusak. Termasuk sediaan semi solida ini, antara lain salep, krim, pasta, gel, dan
suppositoria. Kegunaan terapeutik dari sediaan yang diaplikasikansecara topical ini
terkait dengan sifat lengket pada kulit atau lapisan mukosa selama periode waktu yang
cukup lama, serta menunjukan efek terapeutiknya melalui perlindungan dan penutupan
serta efek local dan transdermal bahan berkhasiat(1).
Basis salep pada umunya hanya mampu memenuhi sebagian persyaratan yang telah
ditetapkan. Sifat mikrobiologis salep sebagai sediaan obat topical , sebagai pembawa
untuk bahan obat, system ini dapat dimodifikasi dan disesuaikan dengan cara
memformulasikan berbagai sediaan sebagai sediaan topical untuk tujuan kosmetika.
Sediaan ini diklasifikasikan sebagai system hidrokarbon, emulsi, dan system larut air,
bergantung pada komposisinya. Pasta, gel dan suppositoria masing-masing system ini
menunjukkan beberapa keuntungan sebagai pembawa system penghantaran obat sebagai
pelindung(1).
Sifat umum sediaan ini adalah mampu melekat pada permukaan tempat
pemakaian dalam waktu yang cukup lama sebelum sediaan ini dicuci atau
dihilangkan.Pelekatan ini disebabkan oleh sifatr heologis plastic sediaan ini, yang
memungkinkan sediaan semi padat tersebut tetap bentuknya dan melekat sebagailapisan
tipis sampai ada suatu tindakan, yaitu dengan sesuatu kekuatan dari luar, yang
mengakibatkan bentuk sediaan semi-padat ini akan rusak bentuknya dan mengalir(2).
Umumnya salep terdiri dari hidrokarbon cair yang dicampur dalam suatu
kelompok hidrokarbon padat dengan titik leleh yang lebih tinggi.Selama ini basis salep
umumnya adalah minyak mineral dan petrolatum; sebenarnya ada bermacam-macam
jenis basis salep yang dapat dipilih.Polietilen dapat dimasukkan dalam minyak mineral
untuk menghasilkan suatu matriks plastic.Campuran polietilenglikol-polietilen glikol
dapat menghasilkan produk-produk salep dengan konsistensi yang larut dalam air.
Umumnya salep-salep dibuat dengan melelehkan komponen-komponennya secara
bersamaan(2).
Sediaan semipadat digunakan pada kulit, diman aumumnya sediaan tersebut
berfungsi sebagai pembawa pada obat-obat topical, sebagai pelunak kulit, atau sebagai
pembalut pelindung atau pembalut penyumbat. Sejumlah kecil bentuk sediaan semipadat
topical ini digunakan pada membrane mukosa, seperti jaringan rektal, jaringan bukal,
mukosa vagina, membrane uretra, saluran telinga luar, mukosa hidung dan kornea.
II.
Formula acuan
Sulfacetamid ointment(4).
III.
Bill of material
Scale (g / 100 g )
10.00
Item
1
30.00
1.00
59.00
2
3
4
Material name
Sulfacetamid
sodium
Mineral oil
White phetrolatum
Lanolin alcohol and
phetrolatum
Quantity / kg (g)
100.00
300.00
10.00
590.00
Formula modifikasi
a. Formula 1.
Nama
Sulfacetamide natrium
Parafin Cair
Adaps lanae
% Teoritis
10 %
0.1-95%
-
% Terpakai
10%
15 %
20 %
TEA
White petrolatum
24%
Sampai 100%
Qs
Ad 150 gram
Qs
Ad 100%
IV.
Fungsi bahan
a. Sulfacetamid natrium
Rumus Molekul
C8H10N2O3S (8).
Rumus Struktur
(8)
Sinonim
Fungsi
Pemerian Bahan
Data Kelarutan
pH
Stabilitas terhadap pH
Stabilitas terhadap Air
Titik leleh/lebur
Penyimpanan
b. White phetrolatum
Rumus Molekul
CnH2n+2(6)
Sinonim
Fungsi
Pemerian Bahan
Data Kelarutan
Titik Leleh/Lebur
3860C(6)
Inkompabilitas
Petrolatum
merupakan
bahan
inert
dengan
beberapa
inkompatibilitas(6).
Penelitian pada hewan, pada tikus, menunjukkan petrolatum
menjadi beracundan berikut Nonkarsinogenik dari subkutan
ADI/safety
Penyimpanan
Petrolatum
harus
disimpan
dalam
wadah
tertutup
(6)
baik,
Sinonim
Fungsi
Pemerian Bahan
Data Kelarutan
Titik Leleh/Lebur
Inkompabilitas
ADI/safety
Penyimpanan
d. Mineral oil
Rumus Molekul
Minyak mineral adalah campuran alifatik jenuh halus cair (C14C18) dan hidrokarbon siklik yang diperoleh dari minyak bumi(5)
Sinonim
Fungsi
Pemerian Bahan
Data Kelarutan
StabilitasTerhadapCahaya
Inkompatibilitas
Penyimpanan
e. Paraffin
Rumus Molekul
Rumus Struktur
C4H12NO3
(8)
(8)
Sinonim
Fungsi
Pemerian Bahan
Data Kelarutan
Titik leleh/lebur
Penyimpanan
f. TEA (Triethanolamine)
Rumus Molekul
C6H15NO3 (6)
RumusStruktur
(6)
Sinonim
Fungsi
PemerianBahan
Data Kelarutan
pH
Kerapatan / BJ
Titik leleh/lebur
2021 o C (6)
ADI
0,5 % (6)
Inkompatibilitas
Penyimpanan
V.
% Teoritis
10 %
0.1-95 %
-
% Terpakai
10%
15 %
20 %
TEA
White petrolatum
24%
Sampai 100%
q.s
82.5 gram
q.s
Ad 100%
VI.
B. Bahan
1. Sulfacetamide natrium
2. Adeps Lanae
3. Parafin Cair
4. TEA
5. White Petrolatum
VII.
Cara Kerja
.
Didinginkan sambil diaduk dengan menggunakan mixer.
Dicatat hasilnya.
Dibuat dokumentasi.
b. Uji Penyebaran
Ditimbang kaca polos (kaca penutup) di catat beratnya.
Diambil Salep Sampel 0.5 gram dan diletakkan diatas dua lempengan kaca
Di tutup dengan kaca polos, didiamkan selama 1 menit tanpa beban diatas
kaca.
Ditambah beban 50 gram, 100 gram, 200 gram, 300 gram, 500 gram di atas
kaca, didiamkan selama 1 menit.
c. Uji Viskositas
Salep dimasukkan ke dalam wadah yang berada pada viskometer atau
ditempatkan di gelas beaker.
Viskometer dinyalakan.
Dicatat hasilnya.
d. Uji Homogenitas
Sampel salep dimasukkan dalam wadah yang tertutup (kedap
udara).
IX.
Spesifikasi Produk
A. Nama Produk
: Basis Salap
B. Bentuk Sediaan
: Salap
C. Kemasan
: Pot
X. Organoleptis
XI.
1.
Wujud
: Semisolid (Salap/ointment)
2.
Warna
: Kuning
3.
Aroma
Data
A.
Uji Viskositas
Replikasi
1
2
3
Rata Rata
No. Spindel
1
1
1
-
Viskositas
18
19
20
19
SD =
1+0+1
2
2
2
= 1
=1
CV =
SD
100%
x
CV =
1
100%
19
= 0,053 %
B. Uji pH
Replikasi
1
2
3
Rata Rata
SD =
SD=
pH
6
7
7
6,67
0,45+0,11+0,11
2
0,67
2
= 0,335
= 0,58
CV =
SD
100%
x
CV =
0,58
100%
6,67
= 8,69%
Formula 1 Replikasi 1
Beban
d1
d2
d3
d4
daya
sebar1
daya
sebar2
daya
sebar3
daya
sebar4
Tanpa beban
50 g
100 g
200 g
300 g
500 g
4.10
4.10
4.20
4.40
4.50
4.70
4.00
4.10
4.20
4.30
4.40
4.60
4.00
4.00
4.10
4.20
4.30
4.50
4.20
4.30
4.40
4.60
4.80
4.90
13.20
13.20
13.85
15.20
15.90
17.34
12.56
13.20
13.85
14.51
15.20
16.61
12.56
12.56
13.20
13.85
14.51
15.90
13.85
14.51
15.20
16.61
18.09
18.85
rata-rata
daya
sebar
13.04
13.37
14.02
15.04
15.92
17.17
Formula 1 Replikasi 2
Beban
d1
d2
d3
d4
daya
sebar1
daya
sebar2
daya
sebar3
daya
sebar4
Tanpa beban
50 g
100 g
200 g
300 g
500 g
4.10
4.20
4.30
4.40
4.50
4.60
4.00
4.10
4.20
4.30
4.40
4.50
3.90
4.00
4.10
4.20
4.30
4.40
4.00
4.20
4.30
4.50
4.60
4.70
13.20
13.85
14.51
15.20
15.90
16.61
12.56
13.20
13.85
14.51
15.20
15.90
11.94
12.56
13.20
13.85
14.51
15.20
12.56
13.85
14.51
15.90
16.61
17.34
daya
sebar1
daya
sebar2
daya
sebar3
daya
sebar4
13.85
14.51
15.20
15.90
17.34
18.09
12.56
13.20
13.85
14.51
15.20
16.61
12.56
13.20
13.85
14.51
15.90
17.34
13.20
14.51
15.20
15.90
16.61
17.34
rata-rata
daya
sebar
12.56
13.36
14.02
14.86
15.55
16.26
Formula 1 Replikasi 3
Beban
d1
d2
d3
d4
Tanpa beban
50 g
100 g
200 g
300 g
500 g
4.20
4.30
4.40
4.50
4.70
4.80
4.00
4.10
4.20
4.30
4.40
4.60
4.00
4.10
4.20
4.30
4.50
4.70
4.10
4.30
4.40
4.50
4.60
4.70
rata-rata
daya
sebar
13.04
13.86
14.52
15.21
16.26
17.34
XII.
Pemeriksaan Penandaan
1. Nama Produk
: Sufamida
2. Volume
: 150 mg
3. Komposisi
White Petrolatum
4. Cara Penyimpanan
6. No. Batch
: 998799
7. Tanggal Kadaluarsa
: 04-09-2016
8. Nama Pabrik
: A4
9. Alamat Pabrik
XIII. Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan pembuatan Sulfasetamid berbasis salep. Praktikum ini
bertujuan agar dapat membuat kajian literatur sediaan sulfasetamid berbasis salap dan mampu
melakukan percobaan pembuatan sulfasetamid basis salap beserta evaluasinya. Salep (unguenta,
unguentum, ointment) adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan
sebagai obat luar. Bahan obat harus larut atau terdispersi secara homogen dalam dasar salep yang
cocok(7). Sulfacetamide adalah antibiotik sulfonamide. Sulfonamida adalah antibiotik
bakteriostatik sintetik dengan spektrum yang luas terhadap sebagian besar gram positif dan
banyak organisme gram negatif. Sulfasetamid ini berfungsi untuk pengobatan vaginitis bakteri,
keratitis, konjungtivitis akut, dan blepharitis(8).
Persyaratan salep adalah pemeriannya tidak boleh berbau tengik . Kadar kecuali
dinyatakan lain dan untuk salep yang mengandung obat keras atau narkotik, kadar bahan obat
adalah 10%. Dasar salep, kualitas dasar salep yang baik, yaitu stabil, tidak terpengaruh oleh suhu
dan kelembapan, dan harus bebas dari inkompatibilitas selama pemakaian; lunak, harus halus,
dan homogeny; mudah dipakai; dasar salep yang cocok; serta dapat terditribusi secara merata.
Homogenitas nya jika salep dioleskan pada sekeping kaca atau bahan transparan lain yang
cocok, harus menunjukkan susunan yang homogen. Kemudian penandaan pada etiket harus
tertera obat luar(7).
Formula acuan yang digunakan merupakan basis absorpsi, dimana zat aktif larut sedikit
terabsorpsi ke dalam basis. Formulasi yang digunakan dalam pembuatan ointment ini yaitu yang
pertama Adeps lanae, White petrolatum, paraffin cair, TEA, dan zat aktif itu sendiri yaitu
Sulfasetamid Natrium. Sulfasetamid dibuat dalam bentuk salep karena zat aktif ini larut dalam
1,3 bagian air yang berarti sisanya masih dapat larut dalam minyak karena sediaan salep yang
dibuat berbasis minyak. Adeps lanae dan white petrolatum berfungsi sebagai basis dari minyak,
paraffin cair sebagai pelarut dalam sediaan. Triethanolamin berperan sebagai senyawa pengental
dan pembasa atau agen alkali.
Perlakuan masing-masing bahan dilarutkan terlebih dahulu karena bahan-bahan berwujud
semipadat kecuali paraffin cair berwujud liquid. Pertama basis diletakkan diatas penangas, ini
bertujuan untuk memepercepat perubahan wujud dari semipadat ke cair. Setelah cair, keduanya
dicampurkan sambil diaduk diatas mortar yang telah dipanaskan untuk mencegah penurunan
suhu secara tiba-tiba. Dimasukkan sulfasetamid dan paraffin cair, dihomogenkan dengan
pengadukan dan dilanjutkan dengan homogenizer yang bertujuan supaya sediaan lebih homogen.
Hasil bentuk dari sediaan setelah dihomogenkan tidak terlarut secara sempurna, masih
terdapat partikel-partikel yang tidak larut. Hal ini disebabkan karena zat aktif yang dimasukkan
dalam sediaan berbentuk garam natrium sehingga ia hanya akan larut sempurna dalam air, tetapi
karena ia larut dalam 1,3 bagian air sulfasetamid natrium masih dapat larut sebagian dalam fase
minyak. Pada prosedur kerja yang telah dilakukan, sulfasetamid tidak dilarutkan lebih dahulu
pada paraffin cair, sehingga menyebabkan kurang larutnya zat aktif pada sediaan yang dibuat.
Penambahan TEA tidak diperlukan untuk sediaan apabila hanya bertujuan untuk menurunkan pH
sediaan. Sebagai pengental pun tidak terlalu diperlukan karena basis dari ointment yang dibuat
sudah cukup bagus. Pada formulasi sediaan yang dibuat tidak diberikan pengawet karena
sulfasetamid atau zat aktifnya sudah merupakan zat antibakteri atau antibiotic dan pada sediaan
tidak menggunakan air yang dapat dijadikan sebagai tempat tumbuhnya mikroba atau bakteri.
Dilakukan tiga evaluasi uji, yaitu evaluasi pH, evaluasi viskositas, dan evaluasi daya
sebar. Evaluasi uji pH menggunakan kertas universal. Hasil SD pada uji pH adalah 0,58. Hasil
tersebut baik karena SD yang baik adalah mendekati 0(9).Kemudian CV yang diperoleh adalah
8,69%. Hasil CV percobaan tersebut kurang baik , karena CV yang baik adalah kurang dari
2%(9).
Evaluasi yang dilakukan lainnya adalah evaluasi viskositas. Uji ini dilakukan dengan
menggunakan viskosimeter rion. Hasil SD pada uji viskositas adalah 1. Berarti hasil tersebut
cukup baik karena SD yang baik adalah mendekati 0(9).Kemudian CV yang diperoleh adalah
0,053%. Hasil CV percobaan tersebut baik, karena CV yang bagus adalah kurang dari 2%(9).
Evaluasi selanjutnya adalah uji daya sebar. Uji daya sebar dilakukan dengan mengambil
sedikit sediaan ointment, kemudian ditutup dengan kaca, kemudian dihitung daya sebarnya.
Setelah itu diberi beban 50 g, 100 g, 200 g, 300 g, dan 500 g. Hasil paling kecil rata-rata daya
sebar adalah 12.56 dan hasil paling besar rata-rata daya sebar adalah 17.34.
XIV. Kesimpulan
Hasil dari percobaan pembuatan Sulfasetamid berbasis absorpsi ini bentuk sediaannya
baik, namun masih terdapat zat aktif yang belum terdispersi kedalam basis secara merata. Bila
dilihat dari uji pH, hasil sediaan ini baik karena berada di rentang ph 6 7 sesuai dengan pH
yang diharapkan yaitu antara 4,5 6,5.
XV.
Daftar pustaka
5. Sheng, JJ., 2009, Mineral Oil In Rowe, R.C., Sheskey, P.J., Quinn, M.E., Handbook
Pharmaceutical of excipients sixth edition, Phamarceutical Press, America, 445-446.
6. Rowe, R.C., Sheskey, P.J., Quinn, M.E., 2009, Handbook Pharmaceutical of excipients
sixth edition, Phamarceutical Press, Amerika,110, 111, 112, 442, 443, 474,475, 506, 507,
508, 517, 520, 754, 755, 766, 768
7. Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, edisi III, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta, 33 , 577.
8. http://www.drugbank.ca/drugs/DB03754 (diakses tanggal 10 April 2013)
9. Gandjar, I.G., 2012, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 466.