Disusun Oleh :
Kelompok III
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Dosen Pembimbing
1.
Tujuan
Mempelajari cara kerja detektor tabung Geiger Muller
Menentukan waktu mati detektor Geiger Muller
Membuat kurva plateu dan menentukan potensial
2.
3.
a.
Landasar Teori
Geiger Muller
Alat-alat deteksi dari sinar alfa, sinar beta dan dinar gamma adalah Geiger Muller
Counter, Shintilation Counter, Kamar Kabut Wilson (untuk melihat lintasan) dan teknik
emulsi nuklir. Namun yang di
disebabkan karena yang dipergunakan dalam praktikum adalah Geiger Muller Counter,
sedangkan yang lainnya tidak dipergunakan.
Alat ini ditemukan oleh Geiger dan Muller, digunakan untuk menentukan banyaknya
mencacah dari pancaran atau radiasi sinar radioaktif. Jika zat radioaktif didekatkan pada alat
ini, maka gas dalam tabung akan terionisasi. Elektron yang terlepas akan menuju anoda,
sehingga timbul arus listrik yang terputus-putus atau denyut listrik. Denyut listrik ini
diperkuat melalui amplifier sehingga melalui pengeras suara dapat didengar suaru
detakannya. Makin banyak sinar radioaktif yang ditangkap maka makin sering terdengar
suara detakannya. Hal ini seperti gambar di bawah ini:
pulsa mencapai nilai normalnya dirsebut waktu pulih. Bentuk pulsa detektor GM dapat
dilihat pada gambar berikut:
Jumlah waktu mati dan waktu pulih detektor GM biasa disebut sebagai resolving time.
Selama selang waktu ini ini sistim deteksi dengan detektor GM tidak mampu mendeteksi
pulsa yang datang berikutnya. Selang waktu inilah yang biasa sebagai waktu mati sistim
deteksi. Adanya waktu mati ini menyebabkan perlunya koreksi terhadap hasil pencacahan
yaitu:
Dengan N0 = cacah sebenarnya
N = cacah yang tercatat di counter
= resolving time = dead time (waktu mati )
Untuk menghitung
Dengan ;
N1 = cacah pulsa dari sumber 1 setelah dikoreksi dengan cacah latar
N2 = cacah pulsa dari sumber 2 seteleah dikoreksi cacah latar
N1,2 = cacah pulsa dari sumber 1 dan 2 bersama setelah dikoreksi cacah latar.
c.
Statistik Pencacahan
Sebagaimana diketahui proses pancaran radiasi suatu peluruhan zat radioaktif bersifat
tidak menentu (random). Untuk proses tersebut keboleh jadiannya akan mengikuti grafik
fungsi Poisson.Peristiwa ini sangat jelas kelihatan apabila digunakan sumber radiasi yang
lemah dan waktu pencacah yang pendek. Untuk ini digunakan pencacahan dengan waktu
yang singkat misalnya 10 detik sampai 100 kali dari suatu sumber yang lemah atau cacah
latar. Dari hasil yang dapat dilakukan pengelompokan sehingga akan diperoleh N(m) yaitu
banyaknya hasil pencacahan yang menghasilkan cacah sebesar m sebanyak n persatuan
waktu dengan m = 1,2,3...maks.Kemudian dibuat grafik P(m) = N(m)/ 100 vs. m,dimana
P(m) adalah kebolehjadian pencacahan persatuan waktu yang mengasilkan cacah sebesar m.
Grafik tersebut dapat dibandingkan dengan grafik distribusi Poisson:
P(m) =
Dengan nadalah rata-rata pencacahan
4
Derajat fluktuasi pencacah terhadap nilai rata-rata pencacahan tergantung pada besarnya
standar deviasi dari distribusi pencacahan dengan :
d. Radium
Radium adalah sebuah unsur kimia yang mempunyai simbol Ra dan nomor atom 88.
Radium berwarna hampir putih bersih, namun akan teroksidasi jika terekspos kepada udara
dan berubah menjadi hitam. Radium mempunyai tingkat radioaktivitas yang tinggi. Isotopnya
yang paling stabil, Ra-226, mempunyai waktu paruh selama 1602 tahun dan kemudian
berubah menjadi gas radon. Radium memancarkan sinar alfa, sinar beta dan sinar gamma.
e. Cobalt
Cobalt adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Co dan
nomor atom 27. Elemen ini biasanya hanya ditemukan dalam bentuk campuran di alam.
Elemen bebasnya, diproduksi dari peleburan reduktif, adalah logam berwarna abu-abu perak
yang keras dan berkilau. Cobalt hanya memancarkan sinar gamma. Ketersediaan unsur kimia
kobal tersedia di dalam banyak formulasi yang mencakup kertas perak, potongan, bedak,
tangkai, dan kawat.
4.
Prosedur Percobaan
1. Susunlah rangkaian percobaan seperti pada gambar dibawah ini:
Analisis Data
a. Tanpa bahan
No
1
2
3
4
5
400
425
450
475
500
2250
1
1
1
4
4
7
17
N
2
2
4
2
1
11
20
3
3
2
3
5
7
20
2
2,33
3
3,33
8,33
18,99
160000
180625
202500
225625
250000
1018750
800
990,25
1350
158,75
4165
8887
Slop a
Intersept b
Nilai Cacahan
Menghitung kemiringan
No
1
2
3
4
5
Jumlah
Volt
400
425
450
475
500
2250
No
-8294,144
-8812,528
-9330,912
-9849,296
-10367,68
-46654,56
7
-9330,912
450
-20,73536
b. Radium
No
1
2
3
4
5
400
425
450
475
500
2250
Slop a
Intersept b
1
4
7
6
1
10
28
N
2
5
4
7
9
6
31
3
10
12
8
9
7
46
6,33
7,66
7
6,33
7,66
30,98
V2
160000
180625
202500
225625
250000
1018750
2532
3255,5
3150
3006,75
3830
15774,25
Nilai Cacahan
Menghitung kemiringan
No
1
2
3
4
5
Jumlah
Volt
400
425
450
475
500
2250
No
-282385,539
-56477,1078
450
-125,504684
c. Cobalt
No
1
2
3
4
5
400
425
450
475
500
2250
1
277
295
351
333
350
1606
N
2
329
312
343
360
349
1693
3
312
328
351
346
314
1651
306
311,67
348,3
346,3
337,67
1649,94
V2
160000
180625
202500
225625
250000
1018750
122400
132459,75
156735
164492,5
168835
744922,25
Slop a
10
Intersept b
Nilai Cacahan
11
Menghitung kemiringan
No
1
2
3
4
5
Jumlah
Volt
400
425
450
475
500
2250
No
-85210821,31
-90536497,65
-95862173,99
-58582439,66
-106513526,7
-436705459,3
-87341091,86
450
-194091,3152
12
Pembahasan
Detektor Geiger Muller merupakan salah satu detektor isian gas. Detektor isian gas
bekerja berdasarkan ionisasi oleh radiasi yang masuk terhadap molekul gas yang berada
dalam detektor. Karakteristik detektor dipengaruhi oleh besarnya tegangan yang diterapkan
pada detektor untuk membantu proses ionisasi dan mengumpulkan muatan (Usman, 2012).
Pada percobaan ini terjadi perbedaan yang sangat jauh antara data nilai cacahan radium
dan cobalt. Nilai cacahan yang didapatkan pada radium lebih besar yaitu 277 hingga 360 dan
pada percobaan dengan menggunakan bahan radium dan cobalt secara bersama, maka nilai
cacahan yang didapatkan lebih besar lagi yaitu 305 hingga 375. Sedangkan nilai cacahan
cobalt besarnya hanya 1 sampai 10 saja. Hal ini disebabkan karena perbedaan yang
terkandung dalam bahan radium dan cobalt tersebut. Pada radium terdapat sinar
sedangkan pada cobalt hanya terdapat sinar
dihasilkan oleh radium juga jauh lebih besar jika dibandingkan dengan nilai cacahan dari
cobalt. Selain itu, pada percobaan ini juga dilakukan cacahan untuk kotak tanpa bahan
radioaktif namun masih terdapat nilai cacahannya. Hal ini disebabkan oleh detektor masih
menangkap pengaruh radiasi disekitar alat tersebut meski hanya sedikit dan juga dapat
disebabkan oleh radiasi yang ditinggalkan oleh bahan radium dan cobalt yang sering dipakai
pada sangkup pelindungnya.
Tabung Geiger Muller bekerja dengan cara menangkap radiasi yang terpancar dari
bahan di sekitarnya. Pada saat detektor Geiger Muller dinyalakan dengan tegangan tertentu,
maka detektor akan mendeteksi radiasi disekitarnya, lalu pada catu daya akan dibaca sebagai
cacahan dengan tegangannya, dimana tegangan tersebut memberikan daya kepada detektor
untuk menghitung besarnya radiasi yang ditangkap dari sumber radiator baik itu tanpa bahan
maupun dengan bahan radium dan cobalt. Nilai cacahan disini berfungsi untuk menyatakan
besarnya radiasi yang dimiliki suatu benda.
13
7. Kesimpulan
Semakin besar nilai tegangan, maka akan semakin besar pula radiasi atau nilai cacahannya.
Nilai cacahan radium lebih besar dari nilai cacahan cobalt dan nilai cacahan campuran
radium + cobalt menghasilkan nilai cacahan yang lebih besar.
Besarnya nilai cacahan dipengaruhi jenis radiasi yang terkandung dalam bahan yaitu, sinar
.
Daerah yang masih terdapat pengaruh radiasi mampu menghasilkan nilai cacahan walaupun
sangat sedikit.
8. Saran
Sebelum melakukan percobaan harus menguasai materi dalam percobaan ini.
Dalam melakukan percobaan ini diharapkan berhati-hati, karena bahan yang digunakan
memiliki radiasi yang sangat berbahaya untuk kesehatan.
Percobaan ini harus disiplin dan mengikuti peraturan laboratorium.
Daftar Pustaka
Usman,
Asyhari.
2012.
Detektor
Geiger
(http;//asyharifisika.blogspot.com/2012_04_01_archieve.html).
Muller
diakses
(online).
tanggal
15
November 2014.
14