Anda di halaman 1dari 14

PENDAHULUAN FISIKA INTI

KARAKTERISTIK TABUNG GEIGER MULLER

Disusun Oleh :
Kelompok III
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Trie Rossy Handayani


(06121011003)
Indah Listari
(06121011010)
Bresha
(06121011011)
Nia Nopeliza
(06121011021)
Noviyanti
(06121011024)
Hikma Pujiati
(06111011027)
Violanti Anarky
(06111011028)
Barokah
(06111011031)

Dosen Pembimbing

: 1. Dr. Ketang Wiyono, M.Pd.


2. Dra. Murniati, M.Si.

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
KARAKTERISTIK TABUNG GEIGER MULLER

1.

Tujuan
Mempelajari cara kerja detektor tabung Geiger Muller
Menentukan waktu mati detektor Geiger Muller
Membuat kurva plateu dan menentukan potensial

2.

Alat dan Bahan


Detektor tabung Geiger Muller
Sangkup pelindung tunggal
Dua sumber radiator
Penyedia tegangan dan counter
Stopwatch

3.
a.

Landasar Teori
Geiger Muller
Alat-alat deteksi dari sinar alfa, sinar beta dan dinar gamma adalah Geiger Muller
Counter, Shintilation Counter, Kamar Kabut Wilson (untuk melihat lintasan) dan teknik
emulsi nuklir. Namun yang di

sini hanyalah detector Geiger Muller Counter, hal ini

disebabkan karena yang dipergunakan dalam praktikum adalah Geiger Muller Counter,
sedangkan yang lainnya tidak dipergunakan.
Alat ini ditemukan oleh Geiger dan Muller, digunakan untuk menentukan banyaknya
mencacah dari pancaran atau radiasi sinar radioaktif. Jika zat radioaktif didekatkan pada alat
ini, maka gas dalam tabung akan terionisasi. Elektron yang terlepas akan menuju anoda,
sehingga timbul arus listrik yang terputus-putus atau denyut listrik. Denyut listrik ini
diperkuat melalui amplifier sehingga melalui pengeras suara dapat didengar suaru
detakannya. Makin banyak sinar radioaktif yang ditangkap maka makin sering terdengar
suara detakannya. Hal ini seperti gambar di bawah ini:

Gambar 1. Pelaksanaan Praktikum


Detektor Geiger Muller ini terdiri dari tabung silinder yang pada pusatnya memanjang
dipasang kawat anoda dan pada selubung silinder bagian dalam dipasang lapisan logam
sebagai katoda. Apabila radiasi nuklir masuk ke dalam tabung detector dapat menimbulkan
proses ionisasi dan eksitasi pada atom gas mulia. Jumlah ion yang terbentuk sebanding
dengan tenaga radiasi yang masuk. Apabila potensial rendah belum terjadi pulsa keluaran
karena ion-ion belum tertarik ke anoda atau katoda, apabila potensial dinaikkan baru terjadi
keluaran, pulsa ini dapat diamati dengan berbagai cara, seperti dengan tabung sinar katoda,
pencacah, elektroskop dsb, dan pada umumnya pulsa ini akan berubah terhadap tegangan
listrik yang diberikan.
Apabila potensial secukupnya, maka ion akan tertarik ke katoda dan anoda serta digital
counter akan menunjukkan cacahan dan bila potensial ditambah jumlah ion tidak
dipengaruhi fraksi gas terdapat dalam tabung. Saat potensial diberikan tegangan tinggi,
maka pulsa cacahan cepat membesar, ini akibat sudah terjadi efek lucutan dan dapat
menyebabkan kerusakan tabung detector Geiger Muller.
b.

Penentuan Waktu Mati


Pada saat ion-ion positif menuju anoda setelah terbentuknya pulsa, kuat medan listrik di
sekitar anoda turun sampai nilai minimum yang diperlukan untuk dapat terjadinya avalance
yang baru. Selama waktu ini detektor dalam keadaan tidak peka,dan selang waktu ini biasa
disebut waktu mati detektor.
Kuat medan listrik di sekitar anoda berangsur- angsur naik ke nilai normalnya. Pulsa
yang terbentuk akan naik dari nol ke nilai normalnya. Selang waktu yang diperlukan agar

pulsa mencapai nilai normalnya dirsebut waktu pulih. Bentuk pulsa detektor GM dapat
dilihat pada gambar berikut:
Jumlah waktu mati dan waktu pulih detektor GM biasa disebut sebagai resolving time.
Selama selang waktu ini ini sistim deteksi dengan detektor GM tidak mampu mendeteksi
pulsa yang datang berikutnya. Selang waktu inilah yang biasa sebagai waktu mati sistim
deteksi. Adanya waktu mati ini menyebabkan perlunya koreksi terhadap hasil pencacahan
yaitu:
Dengan N0 = cacah sebenarnya
N = cacah yang tercatat di counter
= resolving time = dead time (waktu mati )
Untuk menghitung

digunakan dua sumber dan dihitung dengan rumus :

Dengan ;
N1 = cacah pulsa dari sumber 1 setelah dikoreksi dengan cacah latar
N2 = cacah pulsa dari sumber 2 seteleah dikoreksi cacah latar
N1,2 = cacah pulsa dari sumber 1 dan 2 bersama setelah dikoreksi cacah latar.
c.

Statistik Pencacahan
Sebagaimana diketahui proses pancaran radiasi suatu peluruhan zat radioaktif bersifat
tidak menentu (random). Untuk proses tersebut keboleh jadiannya akan mengikuti grafik
fungsi Poisson.Peristiwa ini sangat jelas kelihatan apabila digunakan sumber radiasi yang
lemah dan waktu pencacah yang pendek. Untuk ini digunakan pencacahan dengan waktu
yang singkat misalnya 10 detik sampai 100 kali dari suatu sumber yang lemah atau cacah
latar. Dari hasil yang dapat dilakukan pengelompokan sehingga akan diperoleh N(m) yaitu
banyaknya hasil pencacahan yang menghasilkan cacah sebesar m sebanyak n persatuan
waktu dengan m = 1,2,3...maks.Kemudian dibuat grafik P(m) = N(m)/ 100 vs. m,dimana
P(m) adalah kebolehjadian pencacahan persatuan waktu yang mengasilkan cacah sebesar m.
Grafik tersebut dapat dibandingkan dengan grafik distribusi Poisson:
P(m) =
Dengan nadalah rata-rata pencacahan
4

Nilai rata-rata dari 100 kali pencacahan adalah :

Derajat fluktuasi pencacah terhadap nilai rata-rata pencacahan tergantung pada besarnya
standar deviasi dari distribusi pencacahan dengan :

d. Radium
Radium adalah sebuah unsur kimia yang mempunyai simbol Ra dan nomor atom 88.
Radium berwarna hampir putih bersih, namun akan teroksidasi jika terekspos kepada udara
dan berubah menjadi hitam. Radium mempunyai tingkat radioaktivitas yang tinggi. Isotopnya
yang paling stabil, Ra-226, mempunyai waktu paruh selama 1602 tahun dan kemudian
berubah menjadi gas radon. Radium memancarkan sinar alfa, sinar beta dan sinar gamma.
e. Cobalt
Cobalt adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Co dan
nomor atom 27. Elemen ini biasanya hanya ditemukan dalam bentuk campuran di alam.
Elemen bebasnya, diproduksi dari peleburan reduktif, adalah logam berwarna abu-abu perak
yang keras dan berkilau. Cobalt hanya memancarkan sinar gamma. Ketersediaan unsur kimia
kobal tersedia di dalam banyak formulasi yang mencakup kertas perak, potongan, bedak,
tangkai, dan kawat.
4.

Prosedur Percobaan
1. Susunlah rangkaian percobaan seperti pada gambar dibawah ini:

Gambar 2. Rangkaian Percobaan


2. Hidupkan peralatan dan biarkan dalam jangka waktu 5 menit
3. Atur tegangan hingga digit counter menunjukkan respon
4. Catat besar tegangan dan laju cacahan dengan interval 10 detik dan ambil nilai rataratanya
5. Ulangi prosedur no. 4dalam step 50 volt hingga tercapai ambang Geiger Muller
6. Ulangi prosedur no. 4 dalam step 25 volt
7. Hentikan pembacaan bila laju cacahan menunjukkan kenaikan yang cepat, jika tidak
tabung GM akan rusak
8. Ulangi prosedur no. 3 hingga no. 7 untuk sumber radiasi radioaktif lainnya yang
berbeda.
5.

Analisis Data
a. Tanpa bahan

No

1
2
3
4
5

400
425
450
475
500
2250

1
1
1
4
4
7
17

N
2
2
4
2
1
11
20

3
3
2
3
5
7
20

2
2,33
3
3,33
8,33
18,99

160000
180625
202500
225625
250000
1018750

800
990,25
1350
158,75
4165
8887

Slop a

Intersept b

Nilai Cacahan

Menghitung kemiringan

No
1
2
3
4
5
Jumlah

Volt
400
425
450
475
500
2250

No
-8294,144
-8812,528
-9330,912
-9849,296
-10367,68
-46654,56
7

-9330,912

450

-20,73536

b. Radium
No

1
2
3
4
5

400
425
450
475
500
2250

Slop a

Intersept b

1
4
7
6
1
10
28

N
2
5
4
7
9
6
31

3
10
12
8
9
7
46

6,33
7,66
7
6,33
7,66
30,98

V2
160000
180625
202500
225625
250000
1018750

2532
3255,5
3150
3006,75
3830
15774,25

Nilai Cacahan

Menghitung kemiringan

No
1
2
3
4
5
Jumlah

Volt
400
425
450
475
500
2250

No

-282385,539

-56477,1078

450

-125,504684

c. Cobalt
No

1
2
3
4
5

400
425
450
475
500
2250

1
277
295
351
333
350
1606

N
2
329
312
343
360
349
1693

3
312
328
351
346
314
1651

306
311,67
348,3
346,3
337,67
1649,94

V2
160000
180625
202500
225625
250000
1018750

122400
132459,75
156735
164492,5
168835
744922,25

Slop a
10

Intersept b

Nilai Cacahan

11

Menghitung kemiringan

No
1
2
3
4
5
Jumlah

Volt
400
425
450
475
500
2250

No
-85210821,31
-90536497,65
-95862173,99
-58582439,66
-106513526,7
-436705459,3

-87341091,86

450

-194091,3152

12

d. Campuran (Radium + Cobalt)


6.

Pembahasan
Detektor Geiger Muller merupakan salah satu detektor isian gas. Detektor isian gas
bekerja berdasarkan ionisasi oleh radiasi yang masuk terhadap molekul gas yang berada
dalam detektor. Karakteristik detektor dipengaruhi oleh besarnya tegangan yang diterapkan
pada detektor untuk membantu proses ionisasi dan mengumpulkan muatan (Usman, 2012).
Pada percobaan ini terjadi perbedaan yang sangat jauh antara data nilai cacahan radium
dan cobalt. Nilai cacahan yang didapatkan pada radium lebih besar yaitu 277 hingga 360 dan
pada percobaan dengan menggunakan bahan radium dan cobalt secara bersama, maka nilai
cacahan yang didapatkan lebih besar lagi yaitu 305 hingga 375. Sedangkan nilai cacahan
cobalt besarnya hanya 1 sampai 10 saja. Hal ini disebabkan karena perbedaan yang
terkandung dalam bahan radium dan cobalt tersebut. Pada radium terdapat sinar
sedangkan pada cobalt hanya terdapat sinar

saja. Jika dijumlahkan, maka besarnya daya

tembus maupun ionisasi dari sinar


dengan daya tembus maupun ionisasi dari sinar

akan jauh lebih besar jika dibandingkan


saja. Oleh karena itu, nilai cacahan yang

dihasilkan oleh radium juga jauh lebih besar jika dibandingkan dengan nilai cacahan dari
cobalt. Selain itu, pada percobaan ini juga dilakukan cacahan untuk kotak tanpa bahan
radioaktif namun masih terdapat nilai cacahannya. Hal ini disebabkan oleh detektor masih
menangkap pengaruh radiasi disekitar alat tersebut meski hanya sedikit dan juga dapat
disebabkan oleh radiasi yang ditinggalkan oleh bahan radium dan cobalt yang sering dipakai
pada sangkup pelindungnya.
Tabung Geiger Muller bekerja dengan cara menangkap radiasi yang terpancar dari
bahan di sekitarnya. Pada saat detektor Geiger Muller dinyalakan dengan tegangan tertentu,
maka detektor akan mendeteksi radiasi disekitarnya, lalu pada catu daya akan dibaca sebagai
cacahan dengan tegangannya, dimana tegangan tersebut memberikan daya kepada detektor
untuk menghitung besarnya radiasi yang ditangkap dari sumber radiator baik itu tanpa bahan
maupun dengan bahan radium dan cobalt. Nilai cacahan disini berfungsi untuk menyatakan
besarnya radiasi yang dimiliki suatu benda.

13

7. Kesimpulan
Semakin besar nilai tegangan, maka akan semakin besar pula radiasi atau nilai cacahannya.
Nilai cacahan radium lebih besar dari nilai cacahan cobalt dan nilai cacahan campuran
radium + cobalt menghasilkan nilai cacahan yang lebih besar.
Besarnya nilai cacahan dipengaruhi jenis radiasi yang terkandung dalam bahan yaitu, sinar
.
Daerah yang masih terdapat pengaruh radiasi mampu menghasilkan nilai cacahan walaupun
sangat sedikit.
8. Saran
Sebelum melakukan percobaan harus menguasai materi dalam percobaan ini.
Dalam melakukan percobaan ini diharapkan berhati-hati, karena bahan yang digunakan
memiliki radiasi yang sangat berbahaya untuk kesehatan.
Percobaan ini harus disiplin dan mengikuti peraturan laboratorium.

Daftar Pustaka
Usman,

Asyhari.

2012.

Detektor

Geiger

(http;//asyharifisika.blogspot.com/2012_04_01_archieve.html).

Muller
diakses

(online).
tanggal

15

November 2014.

14

Anda mungkin juga menyukai