NIM
: F1B111066
TUGAS 1
Bahasa indonesia pada dasarnya berasal dari bahasa melayu, pada zaman dahulu lebih
tepatnya pada zaman kerajaan sriwijaya bahasa melayu banyak digunakan sebagai bahasa
penghubung antar suku di plosok nusantara. Selain itu bahasa melayu juga di gunakan sebagai
bahasa perdagangan antara pedagang dalam nusantara maupun dari luar nusantara. Bahasa
melayu mulai dipakai dikawasan Asia Tenggara sejak Abad ke-7. bukti-bukti yang menyatakan
itu adalah dengan ditemukannya prasasti di kedukan bukit karangka tahun 683 M (palembang),
talang tuwo berangka tahun 684 M (palembang), kota kapur berangka tahun 686 M (bukit barat),
Karang Birahi berangka tahun 688 M (Jambi) prasasti-prasasti itu bertuliskan huruf pranagari
berbahasa melayu kuno. [sumber: http://www.seputarpendidikan.com/2014/03/sejarah-bahasaindonesia.html]
Pada abad ke-15 berkembang bentuk yang dianggap sebagai bentuk resmi bahasa Melayu
karena dipakai oleh Kesultanan Malaka, yang kelak disebut sebagai bahasa Melayu
Tinggi. Penggunaannya terbatas di kalangan keluarga kerajaan di sekitar Sumatera, Jawa,
dan Semenanjung Malaya.
Pada akhir abad ke-19 pemerintah kolonial Hindia-Belanda melihat bahwa bahasa
Melayu (Tinggi) dapat dipakai untuk membantu administrasi bagi kalangan pegawai
pribumi. Pada periode ini mulai terbentuklah bahasa Indonesia yang secara perlahan
terpisah dari bentuk semula bahasa Melayu Riau-Johor. Bahasa Melayu di Indonesia
kemudian digunakan sebagai lingua franca (bahasa pergaulan), namun pada waktu itu
belum banyak yang menggunakannya sebagai bahasa ibu. Bahasa ibu masih
menggunakan bahasa daerah yang jumlahnya mencapai 360 bahasa.
Pada pertengahan 1800-an, Alfred Russel Wallace menuliskan di bukunya Malay
Archipelago bahwa penghuni Malaka telah memiliki suatu bahasa tersendiri yang
bersumber dari cara berbicara yang paling elegan dari negara-negara lain, sehingga
bahasa orang Melayu adalah yang paling indah, tepat, dan dipuji di seluruh dunia Timur.
Bahasa mereka adalah bahasa yang digunakan di seluruh Hindia Belanda.
Pada awal abad ke-20, bahasa Melayu pecah menjadi dua. Di tahun 1901, Indonesia di
bawah Belanda mengadopsi ejaan Van Ophuijsen sedangkan pada tahun 1904 Malaysia di
bawah Inggris mengadopsi ejaan Wilkinson.
[sumber:http://ingridelvina.blog.uns.ac.id/2014/09/14/makalah-sejarah-perkembanganbahasa-indonesia/]
Periode Kolonial
Periode ini ditandai dengan datangnya bangsa-bangsa barat ke Nusantara tepatnya pada abad ke
XVI. Tujuan bangsa barat ke Nusantara adalah untuk melakukan perdagangan, karena kita tahu
1
bahwa Indonesia adalah salah satu negara kaya penghasil rempah-rempah. Mereka mencari
rempah-rempah untuk bumbu masakan. Namun, pada akhirnya mereka melihat bahwa Nusantara
memiliki potensi yang besar sebagai suatu negara yang kaya raya dan makmur akan sumber daya
alamnya.
Politik yang mereka jalankan di Nusantara tak selamanya berjalan mulus seperti yang mereka
harapkan. Bangsa Portugis dan Belanda yang telah mendirikan sekolah-sekolah dengan harapan
bahwa bahasa Portugis dan Belanda menggeser bahasa Melayu yang digunakan oleh kalangan
akademisi, ternyata tidak mampu membawa dampak yang besar. harapan mereka pupus seketika,
karena orang pribumi di sekolah-sekolah sudah menggunakan bahasa Melayu sebagai bahasa
pengantar pendidikan.
Hal tersebut didukung oleh pernyataan Danckaerts pada tahun 1631 mengatakan bahwa
kebanyakan sekolah di Maluku memakai bahasa Melayu sebagai bahasa pengantar. Hal ini yang
membuat harapan bangsa Portugis dan Belanda pupus. Bahasa melayu sudah mendarah daging
bagi orang pribumi, dan tak mampu digantikan begitu saja kedudukanya oleh bangsa Portugis
dan Belanda.
Kelima perbedaan ragam bahasa diatas, dipertegas lagi pembedaan antara ragam bahasa formal
dan ragam bahasa nonformal yang paling mencolok adalah sebagai berikut :
1. Penggunaan kata sapaan dan kata ganti, misalnya :
Saya dan gue/ogut
Anda dan Lu/situ/ente
2. Penggunaan imbuhan (afiksasi), awalan (prefix), akhiran (surfiks), gabungan awalan dan
akhiran (simulfiks), dan imbuhan terpisah (konfiks). Misalnya :
Awalan
3
menyapa apaan
mengopi ngopi
Akhiran
laporan laporin
marahi marahin
Simulfiks
menemukan nemuin
menyerahkan - nyerahin
Konfiks
kesalahan nyalahin
pembetulan - betulin
3. Penggunaan unsur fatik (persuasi) lebih sering muncul dalam ragam bahasa nonformal,
seperti sih, deh, dong, kok, lho, ya kale, gitu ya.
4. Penghilangan unsur atau fungsi kalimat (S-P-O-Pel-Ket) dalam ragam bahasa nonformal
yang mengganggu penyampaian suatu pesan. Misalnya :
Penghilangan subjek : Kepada hadirin harap berdiri
Penghilangan predikat: Laporan itu untuk pimpinan
Penghilangan objek: RCTI melaporkan dari Medan
Penghilangan Pelengkap: Mereka berdiskusi di lantai II
Penggunaan ragam bahasa dan laras bahasa dalam penulisan karangan ilmiah harus
berupaya pada :
1)
2)
3)
4)
5)
LARAS BAHASA
Laras bahasa adalah kesesuaian antara bahasa dan fungsi pemakaiannya. Laras bahasa
terkait langsung dengan selingkung bidang (home style) dan keilmuan, sehingga dikenallah
laras bahasa ilmiah dengan bagian sub-sub larasnya. Pembedaan diantara sub-sub laras
bahasa seperti dalam laras ilmiah itu dapat diamati dari :
1)
2)
3)
4)
5)
6)
Berdasarkan konsepsi laras bahasa tersebut, laras bahasa ekonomi mempunyai sub-sub laras
bahasa manajemen, sublaras akuntansi, sublaras asuransi, sublaras perpajakan, dll.
[sumber: http://documents.tips/documents/bab-ii-ragam-dan-laras-bahasa.html]
TUGAS 3
PENDAPAT TENTANG SKALA PRIORITAS ANTARA BAHASA DAERAH, BAHASA
INDONESIA ATAU BAHASA INGGRIS
Bahasa daerah adalah suatu bahasa yang dituturkan di suatu wilayah dalam sebuah negara
kebangsaan pada suatu daerah kecil, negara bagian federal, provinsi, atau daerah yang lebih luas.
[wikipedia]. Penggunaan bahasa daerah hendaknya memperhatikan situasi dan kondisi
lingkungan sekitar, penutur bahasa daerah yang baik akan memperhatikan lokasi dan lawan
bicaranya karena sangat mungkin orang di sekitar kita tidak mengerti dengan bahasa yang kita
gunakan untuk menghindari adanya ketersinggungan.
Dari sudut pandang linguistik, bahasa Indonesia adalah salah satu dari banyak ragam
bahasa Melayu. Dalam perkembangannya ia mengalami perubahan akibat penggunaanya sebagai
bahasa kerja di lingkungan administrasi kolonial dan berbagai proses pembakuan sejak awal
abad ke-20 [wikipedia]. Kita telah mengetahui bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi
yang harus kita gunakan di berbagai aspek seperti pendidikan, pemerintahan, hukum dan
kehidupan sehari-hari, dengan tidak mengesampingkan adanya bahasa daerah di masing-masing
daerah
Sedangkan bahasa inggris merupakan bahasa yang resmi digunakan di tingkat
international, penggunaan bahasa inggris menurut saya memiliki prioritas sendiri contohnya jika
kita membahas masalah dunia pariwisata dimana kita telah sama-sama mengetahui bahwa
Negara kita merupakan salah satu Negara yang menjadi tujuan utama destinasi wisata,
penggunaan bahasa inggris menjadi penting karena akan berdampak pada dunia wisata di Negara
kita.
Berbicara tentang skala prioritas tentang mana yang lebih penting antara bahasa
daerah, bahasa Indonesia atau bahasa inggris, saya berpendapat bahwa ketiga-tiganya
memiliki prioritas yang sama pentingnya, karena penggunaan masing-masing bahasa
tersebut memiliki tempat, situasi, dan kondisi yang berbeda-beda. Oleh karena itu para
penutur yang baik akan memahami lawan bicaranya, tempat dan kondisi dimana ia
menuturkan bahasa tersebut.