PENDAHULUAN
Pada bab pendahuluan ini terdapat lima pokok pembahasan, yakni latar belakang yang
berisi urgensi dalam pemilihan topik penelitian, rumusan masalah yang berisi dua butir
permasalahan yang akan dikaji, tujuan yang akan dicapai guna menyelesaikan dua butir
permasalahan yang telah dikaji, manfaat yang diharapkan bagi pengembangan ilmu
pengetahuan pengembangan wilayah dan kota khusunya bidang permukiman, serta lingkup
wilayah kasus dan aspek dalam penelitian ini.
A. Latar Belakang
Peningkatan pertumbuhan penduduk Indonesia secara signifikan menimbulkan
banyak dampak terhadap berbagai aspek kehidupan perkotaan. Salah satu dari aspek
tersebut adalah kebutuhan akan ruang untuk bermukim bagi penduduk yang juga
cenderung meningkat dengan pesat. Ketersediaan lahan bumi Indonesia tidak
sebanding dengan pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi baik yang disebabkan
oleh arus urbanisasi dan tingkat kelahiran. Hal ini tentunya akan berdampak terhadap
kemampuan untuk membangun perumahan yang layak huni bagi seluruh penduduk.
Perumahan dan permukiman selain merupakan salah satu kebutuhan dasar
manusia, juga mempunyai fungsi yang sangat strategis dalam perannya sebagai pusat
pendidikan. Upaya untuk menempatkan bidang perumahan dan permukiman sebagai
salah satu sektor prioritas dalam pembangunan manusia yang seutuhnya adalah sangat
strategis.
Keterbatasan lahan perkotaan dan tingginya harga lahan di pusat kota tentunya
mendesak para penduduk khususnya penduduk dengan tingkat ekonomi menengah
kebawah agar mencari areal untuk bermukim tanpa memperhatikan regulasi yang
telah ditetapkan. Hal tersebut yang menjadi awal mula terbentuknya permukiman
kumuh. Fenomena seperti ini terjadi pula di kota Makassar. Berdasarkan data BPS
Kota Makassar, pada tahun 2013 jumlah penduduk Kota Makassar adalah sebanyak
1.408.072 Jiwa sedangkan jumlah rumah yang telah tersedia adalah sebanyak 319.003
unit, maka jumlah backlog Kota Makassar adalah 33.015 unit. Ini membuktikan
bahwa terdapat 132.060 jiwa penduduk yang belum mendapatkan rumah.
Hal