oleh
dr. Caesaria Christ Haryadi
Pembimbing:
dr. Muhammad Al Asyhar
HALAMAN PENGESAHAN
Pembimbing Internship
Judul/ topik
: RSUD Karanganyar
No. ID Peserta
Tanda Tangan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Berita acara ini ditulis dan disampaikan sesuai dengan yang sesungguhnya.
Pendamping
BAB I
STATUS PASIEN
A. IDENTITAS PASIEN
Nama
: An. 0
Umur
: 7 bulan
Berat Badan
: 6 kg
Panjang Badan
:65 cm
Jenis Kelamin
: perempuan
Agama
: Islam
Alamat
: Gedong
Tanggal masuk
: 13 Februari 2016
Keluhan Utama
BAB cair
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dibawa oleh keluarganya dengan keluhan BAB cair 5x/hari.
cair>ampas, lender (-), darah (-), muntah (+) 5x @ gelas aqua, tanpa disertai batuk,
pilek dan sesak, BAK (+) warna kuning jernih jumlah banyak. Nafsu makan dan
minum pasien menurun.
Kemudian pasien dibawa ke bidan dan mendapat obat namun keluhan tidak
berkurang. Karena tampak lemas, pasien dibawa ke IGD RSUD Karanganyar..
Saat di IGD, pasien BAB1X, cair>ampas, lender (-), darah (-), demam (_),
BAK (+) dalam 2 jam SMRS jumlah sedikit, muntah 1x, pasien sulit makan dan
minum
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat sakit serupa sebelumnya
: disangkal
: disangkal
Riwayat mondok
: disangkal
: disangkal
2.
Keadaan Umum
Derajat Kesadaran
Status gizi
Tanda vital
Suhu : 38,4oC per aksiler
HR
: 120 x/menit
RR
: 28 x/menit
3. Kepala
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Pulmo:
Anterior
Inspeksi
Palpasi
: Sonor / Sonor
Auskultasi
Posterior
Inspeksi
Palpasi
: Sonor / Sonor
10. Abdomen :
Auskultasi
Inspeksi
Auskultasi
Perkusi
: timpani
Palpasi
11. Ekstremitas:
akral dingin
-
oedem
HASIL
SATUAN RUJUKAN
12.3
g/dl
10.5-12.9
36
33-41
12.9
ribu/ul
5.5-17.0
407
ribu/ul
150 450
4.72
juta/ul
4.10 5.30
Hematokrit
Leukosit
Trombosit
Eritrosit
E.DATA ABNORMALITAS
1.
2.
Data anamnesis
a. BAB cair
b.
muntah
Pemeriksaan Fisik
a. Tampak rewel
b.
Air mata (+/+)
c. Mukosa basah (-)
d.
Turgor kulir menurun
e. Suhu 38.40C per aksiler
cair 5x/hari dan muntah (+). BAB cair masih dialami selama pasien dibawa ke IGD
RSUD Karanganyar. Pasien datang dalam keadaan rewel. Pasien juga mengalami
demam. Nafsu makan dan minum pasien menurun.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum sakit sedang, rewel, tanda
vital didapatkan suhu 38,4oC per aksiler, nadi 120 x/menit, reguler, simetris, isi dan
tegangan cukup, frekuensi nafas 28 x/menit. UUB belum menutup mendatar, mata
cekung (-/-), air mata (+/+), mukosa basah (-) pada abdomen terdapat peningkatan
peristaltic, turgor kulit menurun.
Hasil lab pada tanggal 13 Februari 2016 didapatkan darah rutin dalam batas
normal..
G. RENCANA AWAL
Masalah
: BAB cair
Assessment
Ip. Dx
: pemeriksaan tinja
Ip.Tx
Ip. Mx
: KUVS
Ip. Ex
H. PROGNOSIS
Ad vitam
: bonam
Ad sanam
: bonam
Ad fungsionam
: bonam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pendekatan Umum Diare Akut Infeksi Bakteri
Untuk mendiagnosis pasien diare akut infeksi bakteri diperlukan pemeriksaan yang
sistematik dan cermat. Kepada pasien perlu ditanyakan riwayat penyakit, latar belakang dan
lingkungan pasien, riwayat pemakaian obat terutama antibiotik, riwayat perjalanan,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
1,3,13
Diarrhea, Nausea or
Vomitting
AR = 2-15 illnesses/person-yr
Assess
-Duration ( > 1 day)
-Severity (dehydration,
fever, blood, wt.loss)
NO
YES
Explore History of :
Fever, tenesmus
Blood
Seafood
Antibiotic use
Wt. loss
Travel
Otbreak
Sexual exp.
Abd.pain
Immunosupp.
NONINFLAMMATORY
(No WBC)
Ex: Vibrio (cholerae et al)
E.coli (LT, ST)
C.perfringens
S.aureus
B.cereus
OBTAIN STOOL
FOR WBC
(or Fecal Lactoferrin)
INFLAMMATORY
( WBC or Lactoferrin
or continued illnesses)
Ex: Shigella
Salmonella
C.jejuni
E.coli (EIEC)
Cytotoxic C.difficile
Culture for :
Shigella, Salmonella, C.jejuni
Consider :
C.difficile cytotoxin
Consider :
Empiric Antimicrobial Therapy
Continued or
Recurrent
Illness
1,3,15,16
Pilihan obat adalah klorampenikol 500 mg 4 kali sehari selama 2 minggu. Jika
terjadi resistensi, penekanan sumsum tulang, sering kambuh dan karier disarankan
sepalosporin generasi ketiga dan flourokinolon. Sepalosforin generasi ketiga
menunjukkan effikasi sangat baik melawan S. Thypi dan harus diberikan IV selama
7-10 hari, Kuinolon seperti ciprofloksasin 500 mg 2 kali sehari selama 14 hari, telah
menunjukkan efikasi yang tinggi dan status karier yang rendah. Vaksin thipoid oral
(ty21a) dan parenteral (Vi) direkomendasikan jika pergi ke daerah endemik.
C.PENATALAKSANAAN
Lintas diare: (1) cairan, (2) Seng, (3) Nutrisi (4) antibiotic yang diperlukan
(5) edukasi
1. Penggantian Cairan dan elektrolit
Aspek paling penting dari terapi diare adalah untuk menjaga hidrasi yang
adekuat dan keseimbangan elektrolit selama episode akut. Ini dilakukan dengan
rehidrasi oral, dimana harus dilakukan pada semua pasien kecuali yang tidak dapat
minum atau yang terkena diare hebat yang memerlukan hidrasi intavena yang
membahayakan jiwa.
17
klorida, dan 2,5 g Natrium bikarbonat, 1,5 g kalium klorida, dan 20 g glukosa per liter
2,4
air.
Cairan seperti itu tersedia secara komersial dalam paket-paket yang mudah
disiapkan dengan mencampurkan dengan air. Jika sediaan secara komersial tidak ada,
cairan rehidrasi oral pengganti dapat dibuat dengan menambahkan sendok teh
garam, sendok teh baking soda, dan 2 4 sendok makan gula per liter air. Dua
pisang atau 1 cangkir jus jeruk diberikan untuk mengganti kalium.. Pasien harus
minum cairan tersebut sebanyak mungkin sejak mereka merasa haus pertama
3
kalinya. Jika terapi intra vena diperlukan, cairan normotonik seperti cairan saline
normal atau laktat Ringer harus diberikan dengan suplementasi kalium sebagaimana
panduan kimia darah. Status hidrasi harus dimonitor dengan baik dengan
memperhatikan tanda-tanda vital, pernapasan, dan urin, dan penyesuaian infus jika
diperlukan. Pemberian harus diubah ke cairan rehidrasi oral sesegera mungkin.
Jumlah cairan yang hendak diberikan sesuai dengan jumlah cairan yang
keluar dari badan. Kehilangan cairan dari badan dapat dihitung dengan memakai cara
:
BD plasma, dengan memakai rumus :
Kebutuhan cairan = BD Plasma 1,025 X Berat badan (Kg) X 4
ml 0,001
Metode Pierce berdasarkan keadaan klinis :
-
1
1
2
1
1
2
1
2
2
1
1
1
2
-1
-2
Jika ada rasa haus dan tidak ada tanda-tanda klinis dehidrasi lainnya, maka
kehilangan cairan kira-kira 2% dari berat badan pada waktu itu.
Bila disertai mulut kering, oliguri, maka defisit cairan sekitar 6% dari berat
badan saat itu.
Bila ada tanda-tanda diatas disertai kelemahan fisik yang jelas, perubahan
mental seperti bingung atau delirium, maka defisit cairan sekitar 7 -14% atau
sekitar 3,5 7 liter pada orang dewasa dengan berat badan 50 Kg.
Cara II :
Jika penderita dapat ditimbang tiap hari, maka kehilangan berat badan 4 Kg pada fase
akut sama dengan defisit air sebanyak 4 liter.
Cara III :
Dengan menggunakan rumus :
Na1 = Kadar Natrium plasma normal; BW 1 = Volume air badan normal, biasanya
60% dari berat badan untuk pria dan 50% untuk wanita ; Na2 = Kadar natrium
plasma sekarang ; BW2 = volume air badan sekarang
2. Seng
Zink elemental diberikan selama 10-14 hari meskipun anak telah tidak
mengalami diare dengan dosis:
- umur di bawah 6 bulan
3.Anti biotik
Pemberian antibotik secara empiris jarang diindikasikan pada diare akut
infeksi, karena 40% kasus diare infeksi sembuh kurang dari 3 hari tanpa pemberian
anti biotik. Pemberian antibiotik di indikasikan pada : Pasien dengan gejala dan tanda
diare infeksi seperti demam, feses berdarah,, leukosit pada feses, mengurangi
ekskresi dan kontaminasi lingkungan, persisten atau penyelamatan jiwa pada diare
infeksi, diare pada pelancong, dan pasien immunocompromised. Pemberian antibiotik
secara empiris dapat dilakukan (tabel 2), tetapi terapi antibiotik spesifik diberikan
berdasarkan kultur dan resistensi kuman.
1,5,9,16
4.Probiotik
Kelompok probiotik yang terdiri dari Lactobacillus dan Bifidobacteria atau
Saccharomyces boulardii, bila mengalami peningkatan jumlahnya di saluran cerna
akan memiliki efek yang positif karena berkompetisi untuk nutrisi dan reseptor
saluran cerna.
3,7,19
D,KOMPLIKASI
Kehilangan cairan dan kelainan elektrolit merupakan komplikasi utama,
terutama pada usia lanjut dan anak- anak. Pada diare akut karena kolera kehilangan
cairan secara mendadak sehingga terjadi shock hipovolemik yang cepat. Kehilangan
elektrolit melalui feses potensial mengarah ke hipokalemia dan asidosis metabolik.
1,8
9,12,14
DAFTAR PUSTAKA
1.
Ciesla WP, Guerrant RL. Infectious Diarrhea. In: Wilson WR, Drew WL,
Henry NK, et al editors. Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease. New
York: Lange Medical Books, 2003. 225 - 68.
2.
Guerrant RL, Gilder TV, Steiner TS, et al. Practice Guidelines for the
Management of Infectious Diarrhea. Clinical Infectious Diseases 2001;32:331-51.
3.
Lung E, Acute Diarrheal Disease. In: Friedman SL, McQuaid KR, Grendell
nd
JH, editors. Current Diagnosis and Treatment in Gastroenterology. 2 edition. New
York: Lange Medical Books, 2003. 131 - 50.
4.
8.
Available
from
12. Thielman NM, Guerrant RL. Acute Infectious Diarrhea. N Engl J Med
2004;350:1: 38-47.
13. Kolopaking MS. Penatalaksanaan Muntah dan Diare akut. Dalam: Alwi I,
Bawazier LA, Kolopaking MS, Syam AF, Gustaviani, editor. Prosiding
Simposium Penatalaksanaan Kedaruratan di Bidang Ilmu penyakit Dalam II.
Jakarta: Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK UI,
2002. 52-70.
14. Nelwan RHH. Penatalaksanaan Diare Dewasa di Milenium Baru. Dalam: Setiati
S, Alwi I, Kasjmir YI, dkk, Editor. Current Diagnosis and Treatment in Internal
Medicine 2001. Jakarta: Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK
UI, 2001. 49-56.
15. Procop GW, Cockerill F. Vibrio & Campylobacter. In: Wilson WR, Drew WL,
Henry NK, et al, Editors. Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease,
New York: Lange Medical Books, 2003. 603 - 13.
16. Procop GW, Cockerill F. Enteritis Caused by Escherichia coli & Shigella &
Salmonella Species. In: Wilson WR, Drew WL, Henry NK,et al, Editors. Current
Diagnosis and Treatment in Infectious Disease, New York: Lange Medical Books,
2003. 584 - 66.
17. Wells BG, DiPiro JT, Schwinghammer TL, Hamilton CW. Pharmacotherapy
th