Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN ORIENTASI

OLEH :
dr. Caesaria Christ Haryadi

1
KATA PENGANTAR

Segala puji, hormat dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan atas segala
penyertaan dan kasih karunia-Nya dari saat penulis melakukan orientasi sampai
dengan selesainya menyusun laporan hasil orientasi ini.
Terima kasih pula penulis sampaikan kepada :
1. Dewan pengurus Yakkum Pusat
2. Direktur RS Bethesda, dr. Gatot Titus Wratsongko, Sp.THT-KL
3. Direktur Pusat Rehabilitasi Yakkum-Yakkum Craft
4. Direktur RS Bethesda Lempuyangwangi, dr. Adelyna Meliala, Sp.S
5. Direktur RS Panti Waluyo, dr. T Soebroto, M.Kes.
6. Direktur RSK Ngesti Waluyo, dr.Lilik Setyawan, MPH
7. Dr. Yohanes Mada Suprayogi, Sp.PD selaku Direktur RS. Panti Wilasa “Citarum”,
atas ijin yang diberikan untuk melakukan orientasi ini.
8. Drg. Kriswidiati., M.Kes. selaku wadir pelayanan RS Panti Wilasa Citarum atas
bimbingan dan dukungannya selama kami bekerja dan melayani di RS.
9. dr. Danu Adi Prakosa Darmawan selaku Kepala IGD RS. Panti Wilasa “Citarum”,
atas bimbingan yang diberikan dalam melaksanakan tugas di IGD.
10. Rekan-rekan di IGD, baik rekan – rekan fulltimer maupun parttimer yang telah
bekerjasama dengan baik dalam memberikan pelayanan di IGD.
11. Rekan-rekan perawat dan karyawan di RS. Panti Wilasa “Citarum” yang telah
memberikan dukungan dalam melaksanakan tugas sehari-hari.
12. Semua pihak di unit kerja Yakkum yang Penulis kunjungi yang telah banyak
membantu dalam melaksanakan orientasi ini.

Laporan ini disusun sebagai syarat calon karyawan yang akan ditempatkan di RS.
Panti Wilasa “Citarum” sebagai salah satu unit kerja Yakkum. Orientasi dilakukan di 5
(empat) unit kerja Yakkum, yaitu :
 Tanggal 16 Oktober 2017 di RS. Panti Waluyo Yakkum, Jl. A. Yani 1-2 Surakarta.
 Tanggal 26 Oktober 2017 di RS. Bethesda Yakkum, Jl. Jend Sudirman 70
Yogyakarta.
 Tanggal 26 Oktober 2017 di Pusat Rehabilitasi Yakkum di Yogyakarta.

2
 Tanggal 27 Oktober 2017 di RSU. Bethesda Lempuyangwangi Yakkum, Jl.
Hayam Muruk no.6 Yogyakarta.
 Tanggal 28 Oktober 2017 di RSK Ngesti Waluyo, Jl. Pahlawan, Parakan,
Temanggung

Metode yang digunakan berupa wawancara atau sharing dengan bagian IGD
maupun beberapa bagian lain di unit-unit kerja Yakkum.
Laporan ini disusun dalam 3 (tiga) bab, yaitu :
Bab I : Profil Unit-Unit Kerja Yakkum
Bab II : Visi dan Misi Pribadi
Bab III : Kesimpulan
Orientasi ini sungguh merupakan hal yang menggembirakan bagi penulis
setelah 1 tahun penulis bekerja di unit kerja Yakkum, baikdi bagian IGD, poliklinik,
maupun bangsal RS. Panti Wilasa “Citarum”. Selama bekerja di RS Panti Wilasa
Citarum, Penulis mendapatkan banyak pengalaman dalam menangani berbagai kasus-
kasus yang menarik yang mampu memperluas pengetahuan penulis.
Akhir kata, semoga laporan hasil orientasi ini bermanfaat bagi semua orang.

Semarang, 5 November 2017

Dr. Caesaria Christ Haryadi

3
BAB I
PROFIL UNIT-UNIT KERJA YAKKUM

a. Rumah Sakit Bethesda


Jalan Jendral Sudirman No. 70 Yogyakarta
Telp. (0274) 586688 dan 562246

1. Sejarah
Pada tanggal 1 Juni 1897 dibuka poliklinik d daerah Bintaran oleh Dr. J.G. Scheurer
sebagai utusan dari Ds. Nederlandse Zendingsvereniging. Semakin hari orang yang
berobat bertambah maka dilakukan pembangunan rumah sakit dengan kapasitas 150
tempat tidur pada tanggal 20 Mei 1899 yang kemudian diberi nama
Zendingsziekenhuis “Petronella” yang oleh masyarakat dikenal sebagai rumah sakit
atau “Dokter Pitulungan” dan disingkat “Dokter Tulung”. Tahun 1904 dibuka rumah
sakit pembantu di Tungkak yang berasal dari rumah perawatan orang sakit kusta yang
diserahkan kepada Petronella, yang dapat merawat 50 orang sakit. Di bawah pimpinan
Dr. H.S Pruys mulai tahun 1908, dengan bantuan Pemerintah Daerah Yogyakarta serta
pabrik-pabrik, berhasil dinamgum beberapa rumah sakit pembantu di wilayah
Yogyakarta dan sekitarnya. Tahun 1920 dr. J Offringa mengajukan rencana
pengembangan Petronella Hospital yang dapat merawat 500 penderita kepada
Gereformeerde Kerken di Nederland. Pada tahun 1924 pembangunan dimulai dan
selesai pada tahun 1925. Selain itu juga dilakukan penambahan beberapa balai
pengobatan. Tahun 1926 dibuka klinik Bersalin Suster Prins. Untuk peningkatan
pelayanan diadakan 4 poliklinik Auto’s yang tiap hari menempuh jarak 40 km. Pada
tahun 1930 rumah sakit-rumah sakit pembantu dan poliklinik Auto’s ditutup oleh
karena terjadi krisis ekonomi. Pada tahun 1942 saat pendudukan Jepang rumah sakit
Petronella diambil alih oleh Jepang dan berganti nama “Yogyakarta Tjuuo Bjoin”.
Setelah Indonesia merdeka, rumah sakit Yogyakarta Tjuuo Bjoin kembali ke asa
semula yaitu rumah sakit Kristen yang diasuh oleh suasta. Selanjutnya berdasarkan
hasil rapat nama rumah sakit diganti menjadi “Rumah Sakit Pusat”. Dalam rapat
tanggal 28 Juni 1950 disetujui secara bulat Rumah Sakit Pusat diganti nama menjadi

4
Rumah Sakit Bethesda dan pengurusannya diserahkan kepada pihak swasta. Rumah
Sakit Bethesda berjalan hingga saat ini dan sekarang bernaung dibawah Yakkum.

Dr.J.Gerrit Scheurerr adalah seorang dokter utusan dari negeri Belanda


yang diteguhkan oleh Pendeta Lion Chochnest pada 27 April 1893.
Kemudian bersama pemuda Yoram membuka klinik kesehatan. Atas
dukungan Paduka Sri Sultan Hamengkubuwono ke VII pada tanggal 20
Mei 1899 berdiri Rumah Sakit PETRONELLA...
Scheurerr (1899 - 1906)
adalah seorang dokter utusan dari negeri Belanda yang diteguhkan
oleh Pendeta Lion Chochnest pada 27 April 1893. Kemudian bersama
pemuda Yoram membuka klinik kesehatan. Atas dukungan Paduka Sri
Sultan Hamengkubuwono ke VII pada tanggal 20 Mei 1899 berdiri
Rumah Sakit PETRONELLA...

Kemudian Dr. J.Gerrit Scheurer digantikan oleh Dr.H.S.Pruys (1906 -


1918) yang kembali ke Belanda karena sakit beri-beri. Pada masanya
Beliau mendirikan beberapa rumah sakit pembantu di seluruh wilayah
Yogyakarta. Atas dukungan Sri Sultan Hamengkubuwono berdirilah
rumah sakit pembantu di daerah seperti Wates, Medari Randugunting,
Patalan dan Wonosari.

Pada masa kepemimpinan Dr. J.Offringa (1918 - 1930) RS.Petronella


mengalami beberapa pembaharuan metode. Seperti hadirnya Poliklinik
Auto yang mengunjungi 25 tempat yang berbeda dan mengobati ratusan
penderita, membangun jaringan dengan mengkonsolidasikan
perusahaan-perusahaan, pabrik, pemerintahan kesultanan untuk
bekerjasama dalam bidang kesehatan. Sehingga pada masa ini dikenal sistem Pruys-
Offringa di dunia kedokteran
Dr. K.P.Groot (1930 - 1942)
sebagai penerus menghadapi era kemunduran yang diakibatkan oleh
resesi ekonomi dunia yang dikenal dengan jaman Malaisme.

5
Pengurangan-pengurangan bantuan dan berkurangnya pendapatan mengharuskan
penghematan besar-besaran. Beliau menghentikan 4 Poliklinik Auto, diganti dengan
cabang pembantu untuk cabang Rafera. Beliau pula yang memulai membangun sistem
kelas 'orang kaya afdeling' yang merupakan konsep awal "Robin Hood System".
Selama 12 tahun berjuang akhirnya beliau dapat membawa RS.Petronella keluar dari
resesi dan menyelamatkan dari masalah ekonomi. Namun sayang pada masa
penjajahan Jepang, semua warga negara Belanda ditawan oleh Jepang.
Dr. L.G. I Samallo (1942-1949)
Seorang dokter berkebangsaan Indonesia yang untuk pertama kali
memimpin rumah sakit Petronella. Pada saat itu rumah sakit Petronella
dikuasai Jepang, dan namanya diganti menjadi Yogyakarta Chuoo
Byoin. Kepemimpinan diambil alih oleh Dr. Hidaba yang hanya
melayani pasien bangsa Jepang dengan bantuan perawat Jepang pula. Sedang Dokter
Samallo pun tetap meneruskan tugasnya sebagai direktur untuk mengurusi pasien –
pasien terutama yang berbangsa Indonesia . Hingga tanggal 2 September 1945,
karyawan dan dokter Rumah Sakit Petronella mengambil alih RS pada kepemimpinan
Dr. Samallo dan namanya diganti menjadi Rumah Sakit Umum Pusat. Masih di
tengah suasana pergolakan yang dinamakan Clash ke satu ( 21 Juli 1947 ). Rumah
Sakit Petronella digunakan sebagai Kantor Kementrian Kesehatan, yang pada waktu
itu dijabat oleh Dr. Leimen. Dengan tetap mempertahankan panggilan Kristiani,
diantara tiga nama yang diusulkan yaitu Immanuel, Siloam atau Bethesda maka
dilihlah Bethesda sebagai nama rumah sakit.5 Nama ini tetap dipertahankan hingga
sekarang.

Dr. Kasmolo Paulus ( 1950 -1958 )


Seorang dokter yang dikenal suka bekerja keras tanpa kenal lelah ini,
memimpin Bethesda di tengah pergolakan dan pemberontakan. Oleh
karena teladan dan kejujurannya yang membuat para karyawannya
terkesan, membuat ia dijuluki sebagai'nabi'. Dia pernah mengalami
‘mukjizat' dari Tuhan, ketika terlepas dai hukuman ‘pancung' yang diberikan oleh para
tentara Jepang, karena menolak untuk menyembah kaisar Jepang. Berbagai suri
tauladannya telah membawa Rumah Sakit Bethesda menjadi”Jejasan Roemah Sakit
Kristen“ yang berdiri tanggal 1 Februari 1950 yang sekarang bernama Yayasan
Kristen Untuk Kesejahteraan Umum ( YAKKUM ). Beliau adalah direktur yang gigih
6
mempertahankan rumah sakit ini tetap menjadi RS Swasta Kristen. Dia adalah teladan
seorang pemimpin yang saleh, jujur dan sederhana.
Dr. R. D Rekso Diwiryo (1958 -1964 )
Sebagai seorang purnawirawan kolonel dokter angkatan darat,
pengalamannya diterapkan untuk memperbaiki cara kerja karyawan
yang terganggu kericuhan politik, dengan menata administrasi,
pembagian kerja dan disiplin. Banyak waktu yang dia sediakan untuk
pekerjaan kantor mesti merangkap sebagai kepala kebidanan di RS Lempuyangan.
Enam tahun menjadi direktur telah meningkatkan bidang kerohanian, disiplin kerja
dan perbaikan keuangan. Di usianya yang ke 54, 21 Januari 1964 ia meninggal di usia
yang relative muda.
Dr. R. Wardoyo ( 1964 – 1972 )
Gejolak politik dan resesi ekonomi kembali meliputi kepemimpinannya.
Ditandai peristiwa penting yaitu pergantian nama dan orienrasi. Nama
Yayasan Rumah Sakit Kristen ( YSRK ) diganti menjadi Yayasan
Kristen Untuk Kesehatan Umum ( YAKKUM ) tepatnya tanggal 15
September 1964. Dalam situasi resesi ekonomi kadang memaksa Rumah Sakit
Bethesda menjual inventarisnya untuk menutupi kebutuhan. Perintisan ke arah usaha
community development diawali dengan membuka pilot project CD YAKKUM pada
tanggal 28 Oktober 1967. Hal tersebut merupakan sebuah upaya orientasi. Masa –
masa kepemimpinan beliau adalah masa –masa yang sulit, karena menurut sejarah
masa tersebut adalah masa dimana G30S PKI meletus, tumbangnya orde lama dan
lahirnya orde baru.
Dr. Guno Samekto, Sp.B ( 1973 – 1988 )
Pada masa kepemimpinannya banyak orang memandang ia sebagai
seorang pemimpin yang berjiwa social dan demokratis. Dia merupakan
pelopor dalam bidang KB mantap ( vasektomi dan tubektomi ), pelopor
bagi konsep rumah sakit tanpa dinding dan pelayanan holistik.
Kepeduliannya pada ‘wong cilik' tak diragukan. Pada masa kepemimpinannya RS
Bethesda mendirikan unit UPKM/CD yang menjadi ujung tombak RS. Bethesda
untuk menjangkau ‘wong cilik di luar rumah sakit. Perhatiannya pada persoalan
kesejahteraan bagi karyawan menjadi perhatian yang utama. Koperasi Karyawan
( KOKARDA ) didirikan pada tanggal 20 Maret 1987. Untuk membangun
kebersamaan di antara pekarya Kristen di Indonesia, dia juga ikut membidani
7
berdirinya PELKESI pada 17 September 1983 dan memimpin lembaga tersebut
selama beberapa periode. Dia juga mendirikan suatu pusat rehabilitasi untuk
penyandang cacat remaja dan anak anak.
Sementara itu kepeloporan beliau dalam bidang jaminan kesehatan masyarakat
bersama seluruh Gereja di DIY diwujudkan dengan mendirikan PKPKY ( Paguyuban
Pemeliharaan Kesehatan Kristen di Yogyakarta ) pada tanggal 30 September 1988.
Beliau juga merupakan salah satu pelopor program helmisasi 1983, serta memasukkan
program pelayanan bank di rumah sakit. Karena pelayanannya itulah maka Bethesda
mendapatkan banyak penghargaan baik di tingkat nasional ( Kalpataru 1982, Satya
Lencana Wirakarya Kencana 1987 ) maupun Internasional ( Paul Hoffman Award ).
Sebelum dia berhenti menjadi direktur , dia juga meninggalkan investasi 24 ruang VIP
dan ruang kelas yang hasilnya dinikmati oleh generasi mendatang.
Dr. R. Noegroho Hadi Purwowidagdo. Sp.O.G (1989 – 2000 )
Beliau mewakili generasi baru yang berpegang teguh pada prinsip
manajemen modern dan profesionalisme medis. “Costumer Oriented”
dilaksanakan denagn membahas setiap keluhan pasien pada “ Morning
Meeting “ pada setiap hari Kamis. Standard pelayanan menjadi focus
utama pada pelayanan, sehingga RS Bethesda mendapatkan akridetasi penuh dari
pemerintah. Perfomance fisik juga menjadi perhatiannya yang utama. Perhatian
tersebut tampak pada pembangunan gedung tiga lantai, satu lantai dasar, renovasi
berbagai bangunan fisik, pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah ( IPAL ) RS
dan lain-lain. Alat –alat canggih seperti Wholebody CT Scanner dan Magnetic
Resonance Imaging ( MRI ), serta alat canggih lain seperti Rontgen Evoked Potential
dan berbagai perlatan laboratorium terbaru dihadirkan di RS Bethesda . Dan jika pasa
saat itu krisis tidak menghantam Indonesia maka pembangunan Bethesda Executive
Medical Centre telah dapat dilaksanakan. Sesuai minatnya pada bidang manajemen,
maka penghargaan – penghargaan yang diterima beliau banyak yang menyangkut
bidang manajemen. Ia juga memberikan keleluasaan pada unit CD untuk dapat
mengembangkan pelayanan di kantong –kantong kemiskinan seperti di Jawa, Flores,
Sumba, Alor, Timor – timur, Maluku dan Irian Jaya. Beliau adalah Direktur Rumah
sakit yang mengantarkan RS Bethesda memasuki abad XXI.
DR. SUGIANTO ADISAPUTRO, Sp. S., M. Kes, Ph. D. (2000 -
2010)
sebagai Direktur Rumah Sakit Bethesda
8
Dr. Sugianto diangkat menjadi Direktur Rumah Sakit Bethesda yang terhitung sejak
tanggal 1 Januari 2001, dalam rangka memajukan RS Bethesda sesuai dengan visi dan
misinya telah dilakukan pengembangan pelayanan selama masa kepemimpinannya,
yaitu :
 Pengembangan Pelayanan Klinik 24 jam untuk dapat melayani pasien-pasien
yang datang diluar jam kerja klinik umum khususnya untuk pasien yang tidak
gawat dan tidak darurat
 Pelayanan Klinik Spesialis Sore
 Pembukaan pelayanan hemodilisa
 Pembukaan Balai Pengobatan Bethesda Wonosari di kabupaten Gunung Kidul
 Penyusunan Blok Plan untuk mengatur pengembangan fisik rumah sakit
Bethesda di masa mendatang
 Pembukaan Balai Pengobatan Bethesda Wonosari di Kabupaten Gunung Kidul
 Penyusunan Blok Plan untuk mengatur pengembangan fisik rumah sakit
Bethesda di masa mendatang
 Pelayanan Farmasi Klinik yang terdiri dari Pelayanan Informasi Obat yang
mendapatkan technical support dari “ Drug Information Service “ Austin
Health Australia , Konsultasi Obat
 Farmasi Bangsal dan penanganan obat khusus
 Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja untuk seluruh civitas
hospitalia Rumah Sakit Bethesda sehingga mendapatkan penghargaan “Zero
Accident” dari Presiden Republik Indonesia Megawati Sukarno Putri
 Kegiatan CD/UPKM Rumah Sakit Bethesda yang berorientasi kepada
Masyarakat
 Memperoleh Piagam Satya Lencana Pembangunan dari Presiden Republik
Indonesia Megawati Sukarno Putri
 Penetapan Unggulan Pelayanan dalam strategic planning yaitu “ Pelayanan
Gegawat Daruratan Medis dan Pelayanan Stroke”
Rumah Sakit Bethesda telah menerima beberapa prestasi sebagai penghargaan
terhadap pelayanan kepada masyarakat yaitu :
1. Juara II Lomba Rumah Sakit Swasta Kelas B terbaik dari Gubernur DIY tahun
1992
2. Juara Penampilan Krja Rumah Sakit RSU Swasta Kelas Utama dari Gubernur
DIY tahun 1993
9
3. Juara Lomba I Rumah Sakit dan Puskesmas dengan Tempat Tidur Sayang
Bayi, tingkat Propinsi DIY Kelompok RS Kelas B Non Pendidikan, Tahun
1993
4. Juara Lomba I Rumah Sakit dan Puskesmas dengan Tempat Tidur Sayang
Bayi, tingkat Propinsi DIY Kelompok RS Kelas A/B, Tahun 1994
5. Juara I Lomba Penampilan Kerja Rumah Sakit Umum Swasta Kelas Utama
dari Gubernur DIY, tahun 1995
6. Juara I Lomba Rumah Sakit Sayang Bayi Kelas Utama Tingkat Propinsi DIY
dari Gubernur DIY, tahun 1995
7. Juara I Lomba Rumah Sakit dan Puskesmas dengan Tempat Tidur Sayang
Bayi Kelompok RS Kelas Utama Tingkat Propinsi, tahun 1995
8. Penghargaan Keanggotaan International Medical Federation, tahun 1996
9. Juara I Lomba Penampilan Kerja Rumah Sakit Kelas Utama dari Gubernur
DIY, tahun 1997
10. Juara I Lomba Penampilan Kerja Rumah Sakit Kelas B Non Pendidikan dari
Gubernur DIY, tahun 1998
11. Juara I Penampilan Kerja Rumah Sakit Non Pendidikan Tingkat Nasional
tahun 1999
12. Penghargaan Akreditasi Rumah Sakit dengan status Penuh Tingkat Lanjut dari
Departemen Kesehatan RI Tahun 2000
13. Penghargaan Kalpataru untuk program Rumah Sakit Tanpa Dinding tahun
2002
14. Penghargaan Tertib Kepersertaan dan Administrasi dari PT. Jamsostek tahun
2002
15. Penghargaan Satya Lencana Pembangunan Kepada Direktur RS. Bethesda dari
Presiden RI tahun 2002
16. Penghargaan Kecelakaan Kerja Nihil tahun 2004 dari Gubernur Daerah
Istimewa Yogyakarta
17. Penghargaan Kecelakaan Kerja Nihil tahun 2004 dari Menakertrans Republik
Indonesia tahun 2004
18. Mendapatkan Sertifikat ISO 9001:2001

dr. Purwoadi Sujatno, Sp.PD (2011-2016)

10
sebagai direktur RS BETHESDA periode 2011hingga 2016. dr. Purwoadi Sujatno, Sp.
PD, FINASIM, MPH beliau adalah Staf Medis RS Bethesda Yogyakarta. Awal kiprah
karir beliau dimulai dari lulus FK UGM tahun 1987. Lalu lanjut bekerja di RS
Bethesda DIY. Pada tahun 1994 beliau ditempatkan sebagai dokter jaga IGD. Lalu
pada tahun 1997 beliau melanjutkan karier sebagai dokter PTT, menjalani karier
sebagai dokter umum hingga tahun 2001. Setelah itu beliau mengambil pendidikan
spesialis penyakit dalam hingga lulus tahun 2005. Setelah itu beliau kembali
mengabdi menjadi kepala instalasi laboratorium hingga tahun 2007 dan pada tahun
tersebut diangkat menjadi Wakil Direktur Umum RS Bethesda Yogyakarta. Pada
tahun 2011 beliau menjadi Direktur RS Bethesda Yogyakarta (2011 – 2016).

dr. Gatot Titus Wratsongko, Sp.THT-KL (2016-sekarang)

2. Ruang Lingkup Pelayanan


Rumah Sakit Bethesda yang merupakan rumah sakit terbesar dan terlengkap
mempunyai 36 Dokter Umum, 61 Dokter Spesialis, 4 Dokter gigi dan 2 Dokter Gigi
spesialis dengan 639 tempat tidur.
Pelayanan yang diberikan meliputi usaha promotif, preventif dan kuratif RS Bethesda
mempunyai UPKM yang melaksanakan kegiatan promotif dan preventif UPKM
Bethesda merupakan salah satu UPKM yang berkembang pesat di jajaran RS Yakkum.
Usaha kuratif dengan pelayanan di poliklinik dan unit gawat darurat.
Saat ini dijalankan program pendidikan akademi perawat dan kursus-kursus baik
untuk intern maupun untuk peserta di luar Bethesda.

11
PELAYANAN MEDIK
1. INSTALASI RAWAT JALAN
2. INSTALASI RAWAT INAP
3. INSTALASI GAWAT DARURAT
4. INSTALASI RAWAT INTENSIF(ICU)
Kedatangan pengunjung juga penting untuk membantu kesembuhan pasien. Rumah
Sakit Bethesda senantiasa berusaha untuk membuat kunjungan menjadi
menyenangkan dan nyaman baik bagi pasien maupun sanak saudara serta sabahat
pasien.
Agar tujuan itu tercapai, Rumah Sakit Bethesda memberikan waktu kunjungan, yang
terbagi menjadi dua yaitu waktu kunjungan pada waktu pagi hari dan waktu
kunjungan pada sore hari.

Jadwal Kunjungan
Pagi Hari 10.00 WIB – 12.00 WIB
Sore Hari 16.30 WIB – 18.00 WIB
Bila mengalami kesulitan dalam mengetahui secara pasti bangsal atau ruang mana
pasien tersebut berada, dapat menghubungi bagian informasi dengan memberikan
identitas yang jelas dari pasien
Layanan kesehatan Rumah Sakit Bethesda :
1. Klinik Interne 16. Klinik Psikologi
2. Klinik Alergi 17. Klinik THT
3. Klinik Bedah 18. Klinik Mata
4. Klinik Bedah Toraks 19. Klinik Kulit Kelamin
5. Klinik Bedah Digestive 20. Klinik Gigi dan Mulut
6. Klinik Bedah Plastik 21. Klinik Kardiologi (jantung)
7. Klinik Bedah Orthopedi 22. Klinik Paru dan PFT
8. Klinik Bedah Saraf 23. Klinik Akupuntur
9. Klinik Anak 24. Klinik Fisiotherapi (Rehabilitasi Medik)
10.Klinik Vaksinasi/Imunisasi 25. Klinik Konsultasi Gizi
11.Klinik Laktasi 26. Klinik Karyawan
12.Klinik Obsgyn (kandungan dan
27. Klinik Sentra P3T
kebidanan)
13.Klinik Keluarga Berencana 28. Operasi Rawat Jalan (ORJ)
14.Klinik Saraf 29. Klinik 24 jam
15.Klinik Kesehatan Jiwa 30 Klinik Sore
Rumah Sakit Bethesda mempunyai 2 program, program Jangka Panjang dan Program
Jangka Pendek.
Yang merupakan Program Jangka Pendek adalah sebagai berikut :
1. Program Peningkatan Pelayanan :

12
 Peningkatan Instalasi Rawat Jalan
o Program home health care services
o Pengembangan Akupuntur (Akupuntur Ketergantungan Obat &
Kosmetika)
o Pengembangan one day care (perawatan sehari)
o Pelayanan Klinik Nyeri
o Pengembangan pelayanan kasus narkoba
 Pengembangan Unit Trauma
 Program Pelayanan Farmasi Klinik
 Persiapan Akreditasi
 Pemantapan Strategic Planning
2. Program Pengembangan Sumber Daya Manusia:
 Program peningkatan profesionalisme SDM (pelatihan-pelatihan SDM)
 Program peningkatan kesejahteraan karyawan
 Program pengembangan kesehatan & keselamatan kerja
3. Program Pengembangan Fasilitas Peralatan :
 Program Pengembangan Alat Medik :
o Alat medik instalasi Rawat Intensif
o Alat medik ORJ
o Alat medik IBS (microscop, alat medik orthopedic, bedah saraf)
o Alat medik Unit Stroke
o Alat rehabilitasi medik
 Program penggantian alat medik untuk Instalasi Rawat Inap dan Rawat Jalan
 Program pengembangan perangkat system, informasi manajemen
 Program pengembangan peralatan Instalasi Gizi
 Pengembangan alat radiologi (fluoroscopi)
4. Program Pengembangan Fasilitas Bangunan :
 Program pemeliharaan bangunan secara berkesinambungan
 Program renovasi ruang Intensive Care Unit
 Rencana renovasi bangsal anak
 Pemeliharaan bangunan Wisma Pakem
 Pengembangan alat radiologi (fluoroscopi)
Sedangkan Program Jangka Panjang adalah sebagai berikut :

13
 Pembuatan masterplan/rencana induk pengembangan Rumah Sakit Bethesda
(blok plan)
 Perencanaan pengembangan bangsal klas 1
 Perencanaan pengembangan ICU

3. Visi, Misi, Falsafah, dan Moto


Visi
Menjadi sarana pelayanan kesehatan yang lengkap, akurat, dikenal baik,
modern, prima, dalam lingkup kerja nasional-internasional, berdasarkan iman
Kristen.
Misi
Memberikan pelayanan kesehatan paripurna, bermutu, terjangkau oleh semua
lapisan masyarakat, dengan sikap bela rasa, rendah hati, disiplin, hormat terhadap
kehidupan dan adil kepada mereka yang membutuhkan mencakup fisik, psikis,
intelektual, dimensi sosial, mental dan spiritual serta dilaksanakan dalam iklim
kerja yang serasi dan saling mendukung kebersamaan.
Falsafah
Setiap manusia sejak saat pembuahan sampai kematian mempunyai citra dan
martabat yang mulia sebagai ciptaan Allah.
Setiap orang berhak memperoleh derajat kesehatan yang optimal dan wajib
ikut serta dalam usaha memelihara dan meningkatkan derajat kesehatannya.
Dengan dasar dan semangat cinta kasih, pelayanan kesehatan RS Bethesda
terpanggil utnuk berperan serta dalam upaya memberdayakan sesama melalui
pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,
penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan serta pendidikan bidang
kesehatan yang menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.
Moto
“Tolong dulu urusan belakang”.
Kesehatan adalah merupakan kebutuhan setiap manusia, seseorang yang menderita
sakit yang diperlukan segera adalah pertolongan dan pengobatan.

4. Instalasi Gawat Darurat


Ruang Instlasi Gawat Darurat di RS Bethesda sangat luas sekali, ruangan telah
dibagi dengan baik. Instalasi Gawat Darurat memiliki ruang pendaftaran, ruang
14
farmasi, ruang triage, ruang gips, ruang radiologi, ruang observasi, dan ruang SMF.
Ruangan tertata dengan rapid an kebersihan ruangan sangat tertata dengan rapi.
Dokter yng bekerja di Instalasi Gawat Darurat berjumlah 11 orang yang
bertugas di Instalasi Gawat Darurat dalam tiga shift :
Pagi: jam 07.00-14.00
Sore: jam 14.00-22.00
Malam : jam 22.00-07.00
Tugas dokter jaga igd hanya bertugas di IGD saja, terdapat dinas jaga dokter
konsulen yang terdaftar setiap harinya.
Tenaga perawat yang bertugas masing-masing shift berjumlah sekitar 7-8 orang.
Pembagian tugas untuk perawat dibagi dalam :
- Kepala Jaga
- Tim A (resusitasi)
- Tim B (medical)
- Tim C (observasi)
Tenaga dokter dan paramedic yang bekerja di IGD sangat cekatan dan cepat
dalam mengambil keputusan untuk menangani pasien.
Sterilitas dan perlindungan diri tenaga medis sangat diperhatikan dan
kesiagaan para tenaga medis sangat baik.

Instalasi Gawat Darurat memiliki visi dan misi :


Visi
Menjadi pusat pelayanan penderita gawat darurat yang dikenal baik, modern,
professional, berkualitas prima dalam lingkup kerja nasional dan internasional
berdasarkan kasih.
Misi
 Memberikan pelayanan kepada penderita gawat darurat dengan cepat, tepat,
terpadu, untuk memperkecil kejadian kematian atau kecacatan.
 Memberikan pelayanan sesuai tingkat kegawatannya.
 Pelayanan efisen dengan berorientasi kepuasan pasien.
Denah IGD RS Bethesda – Yogyakarta

IGD

15
1 TRIAGE
2
3 PENDAFTARAN
4 SURGICAL

WC FARMASI
POLI 24 JAM

1
RUANG FOTO
2

LOKET RO
3
COUNTER PERAWAT
4
RADIOLOGI
5

6 8

7 R. GIPS

RUANG OBSERVASI

16
B. Pusat Rehabilitasi Yakkum
Jl. Kaliurang Km. 13,5
Desa Besi, Yogyakarta
Telp. (0274) 895386
Fax (0274) 895181

1. Sejarah
Pusat rehabilitasi Yakkum adalah pelayanan sosial Kristen di bawah naungan
Yakkum yang berdiri sejak November 1982, dipimpin oleh Mr. Collin dari New
Zealand.
Tujuan dari PRY adalah mengusahakan rehabilitasi anak dan remaja
penyandang cacat tubuh yang bersifat tetap, termasuk amputasi, kaki bengkok,
layuh anggota badan akibat polio. Kelainan bentuk anggota badan sejak lahir dan
kerusakan tulang belakang dari keluarga tidak mampu, tidak berusia lebih dari 25
tahun, tidak sedang menerima bantuan dari lembaga lain, yatim piatu atau terlantar
sehingga mereka dapat mandiri, bekerja dan mencari nafkah.
Secara fisik : mengupayakan rehabilitasi fisik guna peningkatan fungsi fisik
dan mobilitas agar lebih baik sehingga penyandang cacat dapat meningkatkan
produktifitas diri seoptimal mungkin.
Secara ekonomi : mengupayakan rehabilitasi kemampuan baik melalui
pendidikan maupun kursus ketrampilan agar produktifitas diri penyandang cacat
meningkat.
Secara social : mengembangkan sikap mental yang positif agar anak dapat
menjadi pribadi yang mandiri, mempunyai daya juang dan penuh tanggung jawab.
Disamping itu selama dalam proses pembinaan, penyandang cacat akan
diassesment untuk melihat intelektual, bakat, minat, dan kepribadiannya.
Didirikan pada tanggal 16 November 1982 oles Colin F.A. McLennan MBE
dari New Zealand . Ini merupakan ide beliau untuk mendirikan sebuah pusat
rehabilitasi untuk anak-anak dan remaja penyandang cacat di Indonesia .
Perkumpulan Presbyterian dan Gereja-Gereja Methodist New Zealand mendukung
ide beliau melalui Rehabilim Trust. Ide ini juga didukung oleh Persatuan Gereja-
Gereja Indonesia . Selanjutnya, YAKKUM ditunjuk sebagai pelindung. Saat itu,
aktifitas-aktifitasnya masih menjadi bagian dari Rumah Sakit Bethesda dengan
17
nama Proyek Rehabilitasi Bethesda . dan pada tahun 1991 berganti nama dari
Proyek Rehabilitasi Bethesdamenjadi Pusat Rehabilitasi YAKKUM.
Pada periode 1996-2004 mulai ada perkembangan program okupasi terapi dan
psikososial, sebagai bentuk jawaban terhadap kebutuhan penyandang disabilitas.
Kemudian pada tahun 2007, PRY mulai banyak terjun ke program rehabiitasi
bersumberdaya masyarakat.
Pada tahun 2011, PRY juga mulai mengembangkan Program Pengurangan
Resiko Bencanda Inklusi. Program ini merupakaan program edukasi kepada
masyarakat serta penyandang disablitas di dalamnya dalam mengurangi risiko
bencana sekaligus sebagai ranah advokasi penyandang disabilitas untuk bisa
memiliki peran di dalam masyarakat.

2. Ruang Lingkup Pelayanan


Pelayanan yang dilakukan PRY disesuaikan dengan kebutuhan, kondisi dan
potensi penyandang cacat dengan mengoptimalkan sumberdaya masyarakat dan
lingkungan.
Pelayanan yang diberikan meliputi medik, pendidikan, kursus ketrampilan
dan sosialisasi dan asrama. Bidang medik mencakup rawat inap rumah sakit dan
operasi pembetulan, fisioterapi untuk anak, pelajaran fisioterapi bagi orang tua
pasien untuk membantu merawat anak, pemberian alat bantu anggota badan buatan
seperti brace, seperti ortopedi, kruk, kursi roda, protese yang hampir seluruhnya
dibuat disentra, perawatan kesehatan gigi dan menanggung seluruhnya atau
sebagaian biaya pasien.
Bidang pendidikan mengusahakan pendidikan dasar bagi anak yang belum
pernah sekolah, mengusahakan anak agar dapat diterima di sekolah setempat,
mengusahakan pendidikan sampai tingkat tertinggi bagi anak yang memiliki
kemampuan belajar, menyediakan fasilitas alat bantu beljar dan perpustakaan,
menanggung seluruh atau sebagian biaya sekolah.
Bidang kursus keterampilan menyelenggarakan aneka kursus keterampilan
seperti menjahit, salon, komputer, kerajinan kulit, membuat sepatu, ukir kayu baik
disentra maupun di luar sentra dan menyediakan peralatan kerja, merujuk
pekerjaan ke perusahaan-perusahaan dan pemberian modal sesuai dengan
keterampilan mereka. PRY juga juga menyediakan akomodasi bagi pelanggan
selama menjalani proses rehabilitasi.
18
Terdapat 2 macam pelayanan klinik di PRY. Yang pertama adalah pelayanan
klinik umum dan yang kedua adalah pelayanan klinik gigi. Pelayanan klinik umum
meliputi rawat-inap, operasi, dan perawatan pasca operasi. Kita mempunyai satu
orang dokter dan 2 orang perwat di klinik umum. Untuk pelayanan klinik gigi, kita
melayani pasien yang mempunyai masalah dengan gigi. Kita memiliki satu orang
dokter part-time dan seorang perawat.

Fisioterapi

Unit ini membantu melatih kelayan paska-operasi maupun yang tidak dioperasi.
Bentuk pelayanan yang diberikan adalah perawatan, konsultasi, pengepasan alat
bantu dan kunjungan pada kelayan luar sentra. Pada saat ini, bagian ini dibantu
oleh 2 orang tenaga fisioterapi.
Terapi Okupasi

Kegiatan Okupasi terapi adalah profesi kesehatan yang menolong individu yang
mempunyai kelainan/kecacatan fisik dan atau mental baik yang bersifat
sementara/menetap dengan menggunakan aktifitas yang disesuaikan untuk
membantu pemulihan fungsi fisik, mental ataupun sosial secara optimal dibidang
perawatan diri, produktifitas dan yang bersifat rekreasi/menyenangkan.
Tujuan OT adalah membantu seseorang menjadi mandiri dalam beraktifitas baik
dengan alat bantu ataupun tanpa alat bantu terutama untuk aktivitas kesehariannya
(makan, minum, mandi, berpakaian, dan lainnya). Kemandirian sangat penting
19
untuk penyandang cacat terlebih bagi orang yang bukan cacat dari lahir.Mereka
harus belajar dari awal.
1. Jenis-jenis aktifitas yang dilakukan dalan terapi okupasi:
a. Aktifitas sehari-hari
Okupasi terapis kita melatih aktifitas-aktifitas tersebut diatas agar penyandang
cacat dapat melakukan sendiri seperti memakai / melepas / mengancingkan
baju, transfer dari kursi roda ke toilet / kursi / tempat tidur, makan, minum,
mandi, berhias, menggosok gigi, membersihkan setelah BAB / BAK.
Contoh : Okupasi terapis kita melatih bagaimana penyandang cacat dengan
amputasi kedua tangan bisa makan / minum sendiri. Jika diperlukan okupasi
terapis akan mendesain alat bantu untuk makan agar penyandang cacat bisa
makan sendiri.
b. Aktifitas rumah tangga
Okupasi terapis melatih penyandang cacat untuk dapat melakukan kegiatan
rumah tangga seperti mencuci, menyetrika baju, memasak, dsb dengan
memaksimalkan kemampuannya.
c. Aktifitas di waktu luang
Okupasi terapis juga memikirkan tentang kegiatan di waktu luang misalnya
bermain / hal yang bisa dilakukan oleh penyandang cacat yang bersifat
rekreasi untuk mengisi waktu luang.
Selain memberikan latihan kepada penyandang cacat yang ada di sentra,
Okupasi terapis juga melakukan kunjungan ke rumah penyandang cacat untuk
memberikan latihan dirumah dan melihat kondisi lingkungan disekitar rumah
penyandang cacat.
Bagi rumah yang tidak akses bagi penyandang cacat, OT akan mendesain
lingkungan yang dapat diakses oleh penyandang cacat untuk menunjang
kemandirian penyandang cacat dalam beraktifitas dirumah. Misalnya,
bagaimana kamar mandi yang bisa digunakan / akses untuk penyandang cacat,
bagaimana kursi roda bisa masuk ke setiap ruangan. OT juga melibatkan
keluarga dalam melatih penyandang cacat karena peran keluarga sangat
penting dalam kehidupan penyandang cacat.
OT juga memodifikasi kursi roda sesuai dengan kondisi penyandang
cacat.Semua ini dapat membantu kemandirian penyandang cacat dan mereka

20
akan lebih merasa percaya diri karena bisa melakukan semua sendiri tanpa
tergantung orang lain.
Pemberian Alat Bantu
PRY juga menyediakan alat bantu untuk
penyandang cacat seperti brace, sepatu
ortopedik, kursi roda, prothese, korset, splint,
dsb.

Terdapat 2 bagian di PRY-YC yang terlibat dalam pembuatan alat bantu:


a. Bengkel P&O (Prostetik dan Orthotik)
Di dalam bagian ini, bermacam-macam alat bantu seperti brace (penyangga
kaki), prothese ( kaki buatan), kruk, walker, corset dan sebagainya dibuat. Pada
saat ini ada 10 staff yang terlibat di bengkel P&O.
b. Bengkel Metal
Bengkel metal pada prinsipnya membantu membuat barang dan alat yang
dibutuhkan oleh bengkel Prostetic dan Orthotik khususnya barang barang
penunjang pembuatan alat bantu seperti: brace lock, sekrup, reparasi kursi roda,
ankle brace, knop prothese dan lain lain. Kita mempunyai 6 staff di dalam unit
ini.
Pendidikan
Mengupayakan pendidikan dasar bagi anak untuk dapat baca tulis hitung bagi anak
yang belum pernah sekolah.
Mengusahakan agar anak dapat diterima di sekolah setempat.
Mengupayakan pendidikan dasar 9 tahun.
Menyediakan fasilitas alat bantu belajar dan perpustakaan.
Menanggung seluruh atau sebagian biaya sekolah.
Psikososial

21
Mengupayakan agar penyandang cacat dapat menerima kondisi dirinya, mengurus
diri sendiri, mampu berpikir dan berpendapat dengan penuh tanggung jawab.
Mengupayakan kesadaran penyandang cacat akan hak dan kewajibannya, dapat
memahami lingkungan, tegas dan mempunyai rencana masa depan yang lebih baik.
Mengupayakan agar penyandang cacat mempunyai daya juang dan mampu
bekerjasama dengan masyarakat sekitarnya.
Mengupayakan para orang tua untuk menyadari dan menerima keadaan anknya
yang cacat dan memberikan dukungan dan arahan untuk masa depan anaknya.
Mengupayakan keterlibatan aktif orang tua dalam mengatasi permasalahan
diskriminasi masyarakat terhadap penyandang cacat (keluarganya).

Kursus Ketrampilan

Menyelenggarakan berbagai macam kursus keterampilan yang disesuaikan dengan


kondisi kecacatan, lingkungan dan kebutuhan pasar, seperti menjahit, komputer,
elektro, ukir kayu, batik yang diselenggarakan baik di dalam maupun diluar sentra.
Meyediakan peralatan dan modal kerja.
Mengupayakan pekerjaan bagi mereka dengan merujukkan ke perusahaan,
perorangan.
Penyandang cacat yang sudah selesai menjalani rehabilitasi, harus kembali tinggal
dengan orang tua dan anak kembali ke masyarakat.
Petugas lapangan pusat rehabilitasi Yakkum akan selalu memantau perkembangan
kelayan dan memotivasi anak untuk bisa mandiri.
Asrama
Menyediakan akomodasi bagi kelayan selama menjalani proses rehabilitasi.
Siapa Yang bisa dibantu ?
Adalah mereka yang memiliki kecacatan fisik yang dapat direhabilitasi dan
dikembangkan :
 Amputasi
 Kaki pengkor
22
 Layuh anggota badan akibat polio
 Kelainan bentuk anggota badan sejak lahir
 Kerusakan tulang belakang
 CP
Perhatian utama terletak pada mereka yang :
 Berasal dari keluarga tidak mampu
 Tidak berusia lebih dari 25 tahun
 Penyandang cacat tubuh yang sifatnya tetap
 Dapat direhabilitasi dan dikembangkan (berpotensi untuk mandiri, bekerja dan
mencari nafkah)
 Tidak sedang menerima bantuan dari lembaga lain

3. Visi dan Misi


VISI
Mengangkat harkat dan martabat kehidupan penyandang cacat tubuh agar
menjadi anggota masyarakat dengan mengembalikan mereka pada fungsi dan
kedudukannya sebagai ciptaan Allah

MISI
1. Merehabilitasi penyandang cacat agar dapat mengefektifkan kemampuan fisiknya.
2. Memberikan peluang-peluang kepada penyandang cacat agar mandiri, kreatif, dan
produktif.
3. Meningkatkan rasa percaya diri penyandang cacat agar dapat bersosialisasi dengan
baik dalam lingkungannya.
4.Struktur Organisasi : lihat lampiran
5. Peran dan Tanggung Jawab
Dalam proses rehabilitasi sangat diperlukan adanya kerjasama yang terpadu
antara keluarga, masyarakat, pemerintah dan lembaga. Kerjasama yang terpadu ini
bertujuan untuk menumbuhkan peran dan tanggung jawab dari keluarga-
masyarakat dan pemerintah secara optimal.
6.Cerita Kelayan

23
MATIUS SUWITO
Matius Suwito diilahirkan dengan kondisi kedua kaki tidak mempunyai
telapak. Datang ke sentra pusat rehabilitasi Yakkum untuk mendapatkan bantuan
dua buah kaki buatan.
Dengan memakai kaki buatan, Matius Suwito tidak mengalami kesulitan dengan
mobilitasnya. Saat ini dia sekolah di daerah asalnya kelas III SD.

PARLAN
Parlan lahir dengan bentuk kaki bengkok ke belakang. Untuk membentulkan
kakinya, petugas lapangan Pusat Rehabilatasi Yakkum memerlukan waktu tiga
tahun untuk meyakinkan orang tua Parlan.
Dengan pendekatan secara intensif akhirnya, Parlan berhasil menjalani operasi
pembetulan kaki.

NGO yang bekerjasama dengan Pusat Rehabilitasi Yakkum :


1. CBM
a. Program Reguler:
• Aktivitas CBR • Biaya operasional
• Renovasi gedung • Biaya pelatihan
• Bantuan modal usaha • Sebagian gaji karyawan
b. Program gempa Yogyakarta-Jateng
• Evakuasi
• Akomodasi darurat
• Pelayan medis
2. KNH
a. Program Reguler:
• Kebutuhan anak-anak (Nutrisi, akomodasi, pendidikan)
b. Program gempa bumi Nias dan Yogyakarta-Jateng
3. IOM
Program gempa bumi:
• Peralatan medis
• Ambulan
• Survival Kit
• Livelihood
24
4. Cordaid
Program reguler:
• program psikososial (2001)
• rencana PRY (2004-2006)

5. SLF
Program Reguler:
• Perawatan kesehatan kelayan
• VTC (kursus ketrampilan)
• Bantuan modal usaha
6. Rehabilim Trust Inc.
a. Program Reguler:
• Biaya umum
• Gaji karyawan
b. Program gempa Yogyakarta-Jateng
• Renovasi gedung
7. All Saint Anglican Church
a. Program Reguler:
• Biaya proyek
• Biaya umum
b. Program gempa bumi Nias dan Tsunami Aceh
8. Presbyterian church
Program Reguler:
• VTC (kursus ketrampilan)
• Bantuan uang sekolah
• Perawatan medis
9. PDA
Program gempa Nias (membiayai program rehabilitasi di Nias)
10. ROTARY Club
11. Handicap Internasional

25
C. Rumah Sakit Panti Waluyo
Jl. A Yani No. 1 Surakarta 57143
Telp. (0271) 712077
Fax (0271) 729125

1. Sejarah
Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta pada awal berdirinya hanya
merupakan sebuah balai pengobatan yang dirintis pada tanggal 1 September 1937
oleh para bidan dan juru rawat dari Rumah Sakit Zending ( sekarang RS
Moewardi). Pada tanggal 1 Februari 1950 berdirilah jajasan Rumah Sakit kristen di
Djawa Tengah (YAKKUM), dan pada tanggal 1 januari 1955 menjadi perhimpunan
pengobatanKristen panti Waluyo yang bergabung dengan Jajasan Rumah Sakit
keristen di Djawa Tengah. Sementara itu, Balai pengobatan Panti waluyo menjadi
Rumah Bersalin Panti Waluyo dengan kapasitas 25 tempat tidur (TT). Rumah Sakit
Panti Waluyo merupakan satu-satunya rumah sakit Kristen di Wilayah Eks
Karisidenan Surakarta yang meliputi kota Surakarta, Kabupaten Karanganyar,
Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Klaten, dan Kabupaten Sragen.
Sejak tahun 1960 berubah menjadi rumah Sakit bersalin di bawah
koordinasi Yayasan kristen Untuk kesehatan Umum (YAKKUM). Tahun 1980
Rumah Sakit Panti Waluyo meningkatkan status sebagai Rumah Sakit tipe Madya
atau setara dengan kelas C dengan luas gedung ± 5000 m 2 di atas tanah seluas ±
3500 m2 dengan kapasitas 100 tempat tidur.
Pada awal tahun 2006 diresmikan gedung rumah sakit baru di sebelah
barat gedung rawat jalan (di jalan slamet riyadi). Gedung 5 lantai ini digunakan
untuk pelayanan rawat inap. Gedung ini dihubungkan dengan jembatan dengan
gedung lama (gedung rawat jalan) yang ada di jalan A. Yani. Seiring berjalannya
waktu, Rumah Sakit Panti Waluyo makin bertambah besar dan sekarang memiliki
kapasitas 155 tempat tidur (TT).
Kemudian pada tahun 2010 dilakukan proses akreditasi untuk 12 pelayanan,
yaitu administrasi, pelayanan medis, gawat darurat, keperawatan, peristi,
laboratorium, radiologi, farmasi, rekam medis, pengendalian infeksi nosokomial,
K3, dan kamar operasi, dengan hasil penilaian baik.

26
Pada pertengahan tahun 2010 dilakukan renovasi terhadap gedung rawat
jalan yang berada di jalan A. Yani. Renovasi ini dilakukan dalam dua tahap. Tahap
pertama adalah renovasi gedung rawat jalan yang ada di sebelah selatan dan tahap
berikutnya untuk gedung yang di sebelah utara. Proses ini selesai pada bulan
Oktober 2011.

2. Ruang Lingkup Pelayanan


Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta merupakan rumah sakit tipe C pelayanannya
meliputi:
a. Instalasi Gawat Darurat : didukung oleh tenaga dokter dan perawat profesional
serta sarana prasarana yang memadai, Instalasi Gawat Darurat siaga 24 jam
untuk melayani pasien gawat darurat.
b. Instalasi Rawat Inap Anak dan Dewasa : RS Panti Waluyo menyediakan rawat
inap yang terdiri dari ruang Anggrek, Aster, Bakung, Bougenville, Cattleya,
Cempaka dan Dahlia dengan klasifikasi : Super VIP, VVIP, VIP, Kelas I, II, dan
III. Rawat inap Super VIP memberikan pelayanan dengan kenyamanan bertaraf
hotel. Tersedia pula klasifikasi bagi pasien Askes Gakin dan ruang isolasi bagi
pasien yang membutuhkan.

Rumah Sakit Panti Waluyo bekerjasama dengan Parkway Health Rumah Sakit
terkemuka di Singapura : Gleneagles Hospital, Mount Elizabeth Hospital dan East
Shore Hospital.
Terdapat pula Instalasi Radiologi-CT Scan dan USG; ruang operasi, klinik gigi,
medical Check Up, laser bagian rehabilitasi medik, Senam hamil, pemijatan bayi,
instalasi gizi.

3. Visi, Misi, dan Tujuan


Visi
Menjadi Rumah Sakit yang mampu memberikan pelayanan yang prima dan
profesinal berdasarkan kasih.
Misi
Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang holistik secara terpadu,
berkualitas dan profesional.

27
Falsafah
Mewujudkan suatu keadaan damai sehat sejahtera yang harus dirasakan manusia
sebagai perwujudan kasih Allah dalam karunia karya penyelematanNya, dengan
mengembalikan fungsi dan kedudukan manusia sebagai ciptaan dan gambar Allah,
manusia dengan Allah, manusia dengan manusia dan manusia dengan lingkungan
dalam keutuhan ciptaan Allah.

Untuk mencapai tujuan tersebut di atas RS Panti Waluyo membentuk Corporate


Culture melayani dengan SeGa (Sentuhan kekeluarGaan) sebagai suatu semangat
bersama untuk berkomitmen memberikan pelayanan yang terbaik bagi
pelanggannya dengan moto : CEPAT, TEPAT DAN MENGESANKAN.
Ciri-ciri SEGA itu sendiri adalah :
1. Tersenyum dengan mata bersinar
2. Mendengarkan dengan penuh perhatian dan kesabaran
3. Menyapa / memberi salam dengan ramah (kalau perlu menyebut nama)
4. Menjelaskan dengan baik (komunikasi terapeutik), bicara dengan jelas
tanpa nada tinggi
5. Melayani permintaan dan merespon keluhan pelanggan dengan cepat
6. Menciptakan suasana kerja yang nyaman
7. Memperlakukan pelanggan seperti keluarga sendiri
8. Penuh inovasi dalam mendukung budaya kerja SEGA
9. Melakukan kerjasama dan koordinasi yang baik dan harmonis dengan
rekan kerja maupun lintas bagian / bidang / instalasi.
RS panti Waluyo juga memberlakukan 9 nilai dan karakter dasar (basic value),
yaitu :
a. Ramah f. inovatif
b. Cepat tanggap g. dipercaya
c. Profesional h. Mengedepankan pelayanan
d. Citra keluar i. komunikatif
e. Selalu ingin maju

4. Struktur Organisasi :
Direktur : dr. T. Soebroto, M.Kes
Ka. Divisi Pelayanan Medis dan Keperawatan : dr Yulita Ruli Titisari
28
Ka. Divisi Penunjang Medi : dr Lukas Sapto Wyasto, Msi
Ka. Divisi Keuangan dan Umu : Susanto, SE, MM. Akt
5. Instalasi Gawat Darurat (IGD)
Ruangan Instalasi Gawat Darurat sudah memiliki penataan ruang yang baik,
dan juga dilengkapi dengan fasilitas One Day Care (ODC) yang menyediakan
pelayanan bagi pasien yang memerlukan observasi tapi tidak memerlukan rawat
inap.
Instalasi Gawat Darurat memiliki dokter jaga. Dokter jaga IGD hanya bertugas
di IGD saja, namun tetap memriksa pasien umum.
Perawat yang bertugas di IGD sebanyak empat orang tiap shiftnya, ditambah
dengan satu orang siswa.
Tugas jaga IGD dibagi dalam tiga shift :
Pagi: jam 07.00-14.00
Sore: jam 14.00-21.00
Malam : jam 21.00-07.00
Tersedia mobil ambulance yang siap di depan IGD.
Denah IGD RS Panti Waluyo – Surakarta

1
IGD
TRIAGE
2

DOKTER
3

29
D. RSU Bethesda Lempuyang Wangi
Jl. Hayam Muruk no 6 Yogyakarta
Telp. (0274) 512257, 588002
Fax. (0274) 547253

1. Sejarah
1926 : dikenal sebagai Klinik Bersalin “Zuster Prins”
1998 : berubah fungsi sebagai BIDYANKES Lempuyangwangi yang saat itu
merupakan satelit RS Bethesda Yogyakarta.
2000 : mandiri menjadi “Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak (RSKIA) Bethesda
Lempuyangwangi”.
2003 : berubah status menjadi Rumah Sakit Umum dengan nama RSU Bethesda
Lempuyangwangi.

2. Visi dan Misi


Visi yaitu menjadi Rumah Sakit terpercaya, profesional, beralaskan kasih dan
menjadi pilihan masyarakat.
Misi :
1. Menyelenggarakan pelayanan
kesehatan yang holistik, bermutu, terjangkau dan berwawasan lingkungan.
2. Menyelenggarakan pelayanan
kesehatan yang fokus kepada kepuasaan pelanggan.
3. Membangun SDM yang kompeten,
berkomitmen, dan berkarakter sesuai budaya kerja YAKKUM.
4. Mengelola penyelenggaraan
pelayanan kesehatan secara efektif dan efisien.

3. Jajaran Manajemen 2016-2017


Direktur : dr. Adelyna Meliala, Sp.S
Kepala Bidang Pelayanan Medik : dr Angieda Soeparto
Kepala Bidang Penunjang Medik : drg. Nicholas Adi Perdana Susanto
Kepala Bidang SDM dan Umum : Rosita Christiningrum, SE
Kepala Bidang Keuangan : KrisnaWahyu Prahmawati, SE

30
4. Ruang Lingkup Pelayanan
Pelayanan Rawat Jalan :
 Poliklinik Umum  Poliklinik Kulit dan Kelamin
 Poliklinik Gigi  Poliklinik THT dan alergi
 Poliklinik Anak  Poliklinik Jiwa
 Poliklinik Penyakit Dalam  Poliklinik Jantung
 Poliklinik Bedah Umum  PIA Clinic
 Poliklinik Bedah Anak  Poliklinik Psikologi
Pelayanan Gawat Darurat
Pelayanan Rawat Inap
Pelayanan Kamar Operasi
Pelayanan Perawatan Intensif
Pelayanan Radiologi
 Rontgen
 Ultrasonografi
Pelayanan Farmasi
Pelayanan Laborat
Pelayanan Rehabilitasi Medik
Pelayanan Gizi
Pelayanan Rekam Medik

31
E. RSK Ngesti Waluyo
Jl. Pahlawan, Parakan, Temanggung
Sejarah RSK Ngesti Waluyo sendiri dimulai tahun 1922, saat Markelyn membangun
sebuah Balai Pengobatan sederhana. Antara tahun 1929 hingga 1930, balai kesehatan
tersebut berkembang menjadi RS Pembantu Parakan (RSP Parakan-red) dibawah
pengawasan Dr J Offringa (pimpinan RS Petro Nella Jogyakarta/kini Bethesda-red).

Kemudian, tahun 1930 hingga 1942, pengawasan RSP Parakan diserahkan pada Dr GJ
Dreckmeier. Tercatat, ada sepuluh orang pribumi (enam mantri dan empat bidan),
yang mengelola RSP Parakan tersebut. Di masa pendudukan tahun 1942-1945, RSP
Parakan diambil alih Jepang. Mantri yang bertugas tersisa dua orang yaitu Elly
Martotenojo dan Soekarman.

Setelah Indonesia merdeka, RS ini kemudian diambil alih pemerintah RI. Ironisnya,
sejarah RS Pembantu Parakan antara rentang tahun 1945 hingga 1954 menggores,
institusi kesehatan ini berubah fungsi ‘cuma’ menjadi poliklinik. Karena, ‘zaal’ yang
dimiliki dipakai sebagai asrama polisi.

Perjuangan Panjang Meraih Pengakuan

Mungkin nama RS Pembantu Parakan (yang kelak mejadi RSK Ngesti Waluyo-red)
tinggal kenangan, jika tiada inisiatif dari Ds Probo Winoto untuk membentuk tim
pengembalian RS Pembantu Parakan dari tangan pemerintah. Apalagi pada saat itu,
bupati Temanggung mengusulkan agar tanah dimana RS Pembantu Parakan pernah
berdiri, diganti dengan uang saja.

Namun, dengan itikad kuat dari tim yang bertugas, maka dikirimlah surat pada
Menteri Kesehatan saat itu, J. Leimena, agar RS Pembantu Parakan dikembalikan
pada fungsi sebenarnya. Akhirnya, pada pertengahan tahun 1955 permohonan tersebut
dikabulkan. Maka dimulailah pembangunan kembali RSP Parakan yang kondisinya
telah menjadi puing.

Pada tanggal 1 September 1955, pembangunan/renovasi RSP Parakan selesai. Hari


itu, dianggap sebagai hari jadi RSK Ngesti Waluyo. Sedangkan nama RSK Ngesti
Waluyo sendiri mulai ‘dikenakan’ tatkala tim panitia berkumpul tahun 1956 di
Kaliurang Jogyakarta. Ketika itu, panitia menginap di hotel Ngesti Roso (Daya Rasa-
red). Lalu muncul keinginan untuk merubah nama RS menjadi RS Ngesti Waluyo
yang makna selengkapnya ‘berdaya upaya mencari kesembuhan’.

Nama inilah yang tetap eksis hingga kini dan terdaftar di Departemen Kesehatan
Indonesia. Selama perjalanan sejarahnya, RS ini dipimpin oleh 5 orang dokter baik
berkenegaraan Belanda maupun Indonesia.

Periode tahun 1955-1959 (pembenahan) dibawah pimpinan Dr Wadojo. Lalu periode


persiapan 1959-1963 dibawah pimpinan Dr GJ Dreckmeier, periode pelaksanaan
1963-1967 dibawah pimpinan Dr C Braakman, periode pengembangan 1967-1978
dibawah pimpinan Dr Wibowo Hanindito, dan perluasan tahun 1978 hingga kini oleh
Dr Timotius Widyanto.

Prestasi RSK Ngesti Waluyo

Tentunya, sejarah panjang RSK Ngesti Waluyo juga dihiasi oleh prestasi. Justru,
prestasi mulai terukir di tahun 90-an. RS ini pernah tercatat sebagai Juara II
Penampilan Kerja Terbaik RSU Swasta tipe madya tahun 1991, dan pada tahun 1992
prestasi ini diperbaiki hingga menjadi juara pertama.

Di tahun yang sama, Menkes RI memberikan piagam dan piala dalam kategori RS
Swasta tipe madya yang meraih juara pertama dalam bidang Kemampuan Pelayanan
Kesehatan. Tahun 1994, RS ini mencatat prestasi dengan menjadi juara bertahan
penampilan kerja terbaik RSU Swasta tipe madya. Penghargaan ini diberikan Kanwil
Depkes Propinsi Jawa Tengah.

Tahun 1994 itu pulalah, RSK Ngesti Waluyo mencatat prestasi internasionalnya.
Yaitu, mendapat plakat penghargaan internasional sebagai “Baby Friendly Hospital
(RS Sayang Bayi)” dari WHO dan UNICEF.

Di tahun 1998, RSK Ngesti Waluyo berhasil mengejewantahkan dirinya dengan


mendapatkan Sertifikat Akreditasi Rumah Sakit dari pemerintah dengan klasifikasi
Akreditasi Penuh (3 tahun). Sehingga di bulan Desember 1998, pemerintah
memberikan kepercayaan sebagai RS pelaksana Program Penanggulangan TB Paru
Strategi DOTS.

Visi dan Misi RSK Ngesti Waluyo :


VISI :
Menjadi rumah sakit jejaring YAKKUM PILIHAN 'masyarakat Yang Tumbuh
berkesinambungan Dan bertanggung jawab sosial melalui Pemuasan pemangku
kepentingan DENGAN Pelayanan BERMUTU Dan Terjangkau berlandaskan Kasih
Allah.
MISI :
1. Menyediakan Pelayanan holistik Yang BERMUTU Dan Terjangkau
2. Mewujudkan Lembaga Yang Aman, Tertib Dan taat hukum
3. Menyediakan Tenaga Yang kompeten, profesional Dan Lengkap SEBAGAI Bagian
Penting hearts Pelayanan Dan SEBAGAI keunggulan kompetitif
4. Mengembangkan Produk Unggulan LAYANAN Sesuai keinginan Dan Kebutuhan
'masyarakat
5. Peningkatan Pelayanan Pastoral Sosio Dan Spiritual
6. Mewujudkan rumah sakit RAMAH LINGKUNGAN SEBAGAI Bagian Upaya
memelihara keutuhan Ciptaan Tuhan
7. Mewujudkan citra SEBAGAI "rumah sakit YAKKUM Satu merk" Yang
bertumbuh Dan bertanggungjawab sosial
8. Meningkatkan Peran sosial rumah sakit melalui Kegiatan UPKM

Fasilitas dan Pelayanan :


1. Pelayanan Rawat Jalan
a. Klinik Umum h. Klinik Penyakit Saraf
b. Klinik Gigi i. Klinik Penyakit Dalam
c. Klinik Kebidanan dan j. KlinikUrologi
Penyakit Kandungan k. Klinik Kesehatan Jiwa
d. Klinik Penyakit Anak l. Klinik Mata
e. Klinik Bedah Umum m. Klinik THT
f. Klinik Bedah Digestif n. Klinik Penyakit Kulit dan
g. Klinik Bedah Orthopaedi Kelamin
o. Klinik Fisioterapi p. Klinik Gigi

2. Pelayanan 24 jam
a. Pelayanan IGD 24 jam e. Instalasi Laboratorium
b. Instalasi bedah sentral f. Instalasi Apotek 24 jam
c. Instalasi Radiologi g. Pelayanan Rawat Inap
d. Pelayanan Ct-Scan

3. Pelayanan Penunjang
a. Instalasi Radiologi e. Instalasi Fisioterapi
b. Instalasi Laboratorium f. Pelayanan CT-scan dan
c. Instalasi Gizi MRI
d. Instalasi farmasi
BAB II
VISI dan MISI

Visi Saya :
Menjadi dokter yang profesional, berintegritas, bisa diandalkan dan penuh kasih.

Misi Saya :
1. Memberikan pelayanan kesehatan di unit kerja Yakkum, khususnya di RS
Panti Wilasa “Citarum”.
2. Mengikuti berbagai seminar, simposium ataupun kursus-kursus di bidang
medis yang berhubungan dengan pelayanan di RS Panti Wilasa Citarum.
3. Memberikan pelayanan kesehatan secara efektif dan efisien sesuai dengan
kompetensi RS Panti Wilasa Citarum.

Program Kerja :
1. Untuk meningkatkan kemampuan dan skill individu, maka penulis
akan mengikuti berbagai seminar, simposium ataupun kursus-kursus di bidang
medis yang berhubungan dengan pelayanan di rumah sakit.
2. Untuk menyokong arah pengembangan Yakkum sebagi Parent Unit
maka penulis akan mendukung semua program kerja dari Yakkum sesuai
dengan bidang kerja penulis.
3. Untuk memberikan kinerja yang lebih baik maka penulis akan
melakukan evaluasi dan diskusi dengan kepala bagian instalasi gawat darurat
maupun dokter-dokter konsulen yang bekerja di lingkungan rumah sakit.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan dari hasil orientasi ini :


1. Yakkum mempunyai visi dan misi yang jelas yaitu untuk menjadi
perpanjangan tangan Tuhan dalam bidang kesehatan.
2. Yakkum mempunyai berbagai bidang subunit kerja, dari Rumah
Sakit, Yayasan Pendidikan, Yayasan Sosial, sampai pabrik Farmasi.
3. Kemajuan tiap unit Yakkum sangatlah pesat.
4. Pada beberapa unit Yakkum masih sangat minim tenaga kerja.

Saran dari hasil orientasi ini :


1. Pelu koordinasi dan kerjasama tiap unit YAKKUM untuk
memajukan Yakkum.
2. Perlunya pendampingan dan bantuan bagi unit Yakkum yang
masih kurang dalam penyelenggaraan oleh unit Yakkum yang lebih besar
dan lebih kuat.
3. Yakkum bisa menjadi sarana Tuhan dalam memberitakan kasih
Tuhan di dunia ini.

Hal yang akan saya lakukan untuk memajukan Yakkum di unit kerja saya (RS
Panti Wilasa Citarum ) adalah :
1. Berdasarkan visi Yakkum yang memberikan pelayanan kesehatan yang
tumbuh dan bertanggung jawab sosial maka, penulis akan mengabdikan
dirinya dengan memberikan pelayanan kesehatan di unit kerja Yakkum,
khususnya di RS Panti Wilasa “Citarum”.
2. Demi meningkatkan pelayanan di bidang kesehatan maka akan mengadakan
jejaring pelayanan terpadu antar unit kerja Yakkum.
3. Untuk meningkatkan kemampuan dan skill individu, maka penulis akan
mengikuti berbagai seminar, simposium ataupun kursus-kursus di bidang
medis yang berhubungan dengan pelayanan di rumah sakit.
5. Untuk menyokong arah pengembangan Yakkum sebagi Parent Unit maka
penulis akan mendukung semua program kerja dari Yakkum sesuai dengan
bidang kerja penulis.
6. Untuk memberikan kinerja yang lebih baik maka penulis akan melakukan
evaluasi dan diskusi dengan kepala bagian instalasi gawat darurat maupun
dokter-dokter konsulen yang bekerja di lingkungan rumah sakit.
7. Setelah penulis mengadakan orientasi ke unit kerja Yakkum maka penulis
mendapatkan banyak kekurangan di IGD tempat penulis bekerja, maka
penulis akan meningkatkan IGD di tempat penulis bekerja agar dapat
memberikan pelayanan lebih baik.
8. Dalam rangka pengembangan promosi kesehatan rumah sakit, penulis akan
lebih aktif dalam menyelenggarakan promosi kesehatan baik secara pasif
maupun aktif.
LAMPIRAN

Foto-Foto

RUMAH SAKIT PANTI WALUYO

RS BETHESDA - IGD RS BETHESDA


Foto-Foto

PUSAT REHABILITASI YAKKUM


RS Bethesda Lempuyangwangi

RSK Ngesti Waluyo

Anda mungkin juga menyukai