MIELITIS
Nama:Adillia Yurivka U.S.
Pembimbing
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Ny. S
Umur
: 30 tahun
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan
Status
: SLTP
: Sudah menikah
ANAMNESIS
Keluhan utama : Kaki sulit digerakan
Riwayat Penyakit Sekarang :
5 hari setelah masuk rumah sakit pasien mengeluhkan kaki sulit digerakan. Awalnya saat
pasien baru masuk RS mengeluhkan kedua kaki terasa lemas lama kelamaan kaki kiri tidak bisa
digerakan sama sekali, tidak bisa diangkat dan hanya bisa menggeser kakinya saja. Pasien
dapat merasakan perabaan tetapi tidak bisa menggerakan kaki kiri. Keluhan ini dirasakan setiap
saat tanpa jeda waktu. Tidak ada hal yang bisa memperingan keluhanya tersebut ataupun
memperberat keluhanya. Saat ini kaki kanan pasien juga terasa masih lemas sehingga Pasien
hanya bisa berbaring. Pasien mengaku
tetapi putus obat sejak 1 bulan SMRS dikarenakaan gejala mual dan muntah sesaat setelah
meminum obat. Selain tidak bisa digerakan, pasien juga merasa kesemutan dan terasa baal
pada kaki kirinya. Pasien mengeluh demam, diare lama 1 minggu SMRS, batuk lama > 6
bulan, penurunan berat badan dan sariawan hampir diseluruh mulut.
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: diakui
: diakui (HIV)
: disangkal
: disangkal
Anamnesis Sistem :
Sistem Serebrospinal : nyeri kepala (+), pingsan (-), kelemahan
anggota gerak (+), wajah merot (-), bicara pelo (-),
kesemutan/baal (+)
Sistem Kardiovaskuler : Riwayat hipertensi (-), riwayat sakit
jantung (-), nyeri dada (-)
Sistem Respirasi
DIAGNOSIS SEMENTARA
Diagnosis Klinis : Kelemahan & penurunan sensorik anggota gerak
bawah akut.
Diagnosis Topis : Medula spinalis segmen torakal bawah
PEMBAHASAN
Dari anamnesa didapatkan kelemahan pada kedua
kaki disertai kesemutan, terasa baal dan penurunan
sensibilitas. Dari gejala yang ada pada pasien,
dapat disimpulkan terdapat gangguan pada area
motorik,
sensorik
yang
merupakan
karakteristik
DISKUSI I
klinis dari gangguan medula spinalis. Gejala ini
merupakan karakteristik klinis gangguan LMN
(Lower Motor Neuron).Hal tersebut diperkuat
dengan tidak ditemukannya penurunan kesadaran,
kejang, bicara pelo, mual, muntah yang biasanya
megindikasikan adanya gangguan pada otak.
1. kelumpuhan
atau kelemahan bersifat flasid
DISKUSI
I
2. penurunan tonus otot
3. paralisis flaksid otot
4. atropi otot
5. atoni
6. hiporefleks atau arefleks
Definisi
Myelitis adalah kelainan neurologi pada medulla
spinalis (myelopati) yang disebabkan proses inflamasi.
Etiologi
MYELITIS
Infeksi
Non- Infeksi
Idiopatik
KLASIFIKASI
Onset:
Akut
Gejala myelitis:
Gejala Sensorik (nyeri, penurunan sensasi, parestesi)
Gejala Motorik (kelemahan anggota gerak)
Gejala Otonom (retensi urin dan buang air besar hingga
gangguan pasase usus dan disfungsi seksual)
Diagnosis
Anamnesis (gejala motorik, sensorik, otonom)
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang
MRI
Pungsi Lumbal (analisis LCS)
Tes laboratorium seperti : tes serologi indeks IgG, vPCR virus,
antibodi lyme dan mikoplasma, dan VDRL
TERAPI
Kortikosteroid merupakan terapi utama, Regimen intravena dosis tinggi (1000 mg/hari) selama 3-5 hari
Untuk mencegah ESO kortikosteroid (gejala GIT, nyeri kepala, hipertensi, hiperglikemia, dan ggn
elektrolit), penderita diberi diet rendah garam dan simetidin 300 mg 4 kali/hari atau ranitidin 150 mg
2kali/hari
Terapi dengan plasma exchange bermanfaat pada pasien yang tidak respon dengan pemberian
kortikosteroid.
PROGNOSIS
Masa penyembuhan pada mielitis transversa biasanya dimulai sejak 2-12 minggu setelah muncul gejala
I/3 pasien dapat berespon baik dan sembuh sepenuhnya
1/3 pasien dapat berespon thd pengobatan namun disertai gejala sisa
1/3 pasien memiliki respon yg kurg baik thd pengobatan dgn gejala yg menetap disertai disfungsi
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik dilakukan tanggal 27 Februari 2016,pukul 14.30 WIB.
Keadaan Umum
Kesadaran
: Compos mentis
GCS
: E 4M 6V5
Status Gizi
: kesan baik
Vital sign
TD
Nadi
RR
Suhu
: 90/60 mmHg
: 80 x/menit, irama regular, isi dan tegangan cukup
: 20 x/menit
: 36,8
C secara aksiler
STATUS INTERNUS
Kepala : Mesocephal
Mata
: Konjungtiva palpebra anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor
(3mm/3mm), reflek pupil direk (+/+), reflek pupil indirek (+/+)
Telinga : Sekret (-/-)
Hidung: Napas cuping hidung (-/-), sekret (-/-), septum deviasi (-/-)
Mulut
Leher
Thorax
: Simetris
Gerakan Abnormal
: Tidak ada
Status
Neurologis
Hasil:
-Alignment masih
normal
-Tak tampak kompresi
maupun listesis
-Tak tampak
penyempitan diskus
intervertebralis
-Pedikulus prosesus
spinosus masih intak
Rontgen Thorax PA
Hasil:
-Cor: Bentuk dan letak normal
DIAGNOSI
S AKHIR
Kesan :
-Cor tak membesar
-Suspek proses spesifik
(TB/Pneumoni)
DIAGNOSIS AKHIR
Diagnosis Klinis : Paraparesis spasyik akut
Diagnosis Topis : MedulaSpinalis setinggi
T12-L2
Diagnosis Etiologi : Myelitis dengan infeksi
virus
DISKUSI
Pada pemeriksaan fisik, didapatkan kesadaran pasien
E4M6V5 yang menunjukkan bahwa pasien compos
mentis. Tekanan darah pasien 90/60 mmHg. Nadi
80x/menit, irama regular, isi dan tegangan cukup , laju
napas 20x/menit, suhu36,80C secara aksiler. Didapatkan
demam yang merupakan tanda adanya infeksi. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan gerakan ekstremitas
inferior terbatas, kekuatan motorik ekstremitas bawah
kanan 4 dan kiri 1, refleks fisiologis (+), reflek patologis
ekstremitas bawah (+) terjadi hipestesi mulai dari T12L2, clonus (+/+) serta ada gangguan pada fungsi
vegetative yaitu BAB diare berlendir.
Pada
pemeriksaan
laboratorium
ditemukan hasil yang bermakna yaitu Hb
7,0 yang menunjukan anemia ET 2,51 dan
HT 21,1. Pemeriksaan foto Vertebrae
Thoracolumbal AP/ Lateral tidak menunjukan
adanya kelainan pasca trauma jatuh yang
dialami pasien, sehingga kelemahan post
trauma dapat disingkirkan.
DISKUSI
Injeksi Piracetam 3x3 gram
Meningkatkan energi (ATP) otak, meningkatkan aktifitas adenylat
kinase(AK) yang merupakan kunci metabolisme energi dimana mengubah
ADP menjadi ATP dan AMP, meningkatkan sintesis dan pertukaran
cytochrome b5 yang merupakan komponen kunci dalam rantai transport
elektron dimana energi ATP diproduksi di mitokondria.
Piracetam juga digunakan untuk perbaikan defisit neurologi
khususnya kelemahan motorik dan kemampuan bicara pada kasuskasus cerebral iskemia, dan juga dapat mengurangi severitas atau
kemunculan post traumatik/concussion sindrom. Piracetam mempengaruhi
aktifitas otak melalui berbagai mekanisme antara lain : Merangsang
transmisi neuron di otak, Merangsang metabolimse otak, Memperbaiki
mikrovaskular tanpa efek vasodilatasi.
Wassalamualiku
m Wr. Wb.