Anda di halaman 1dari 24

BAB II TINJAUAN

PUSTAKA
2.1

Tekanan Darah

2.1.1 Pengertian Tekanan Darah


Tekanan darah adalah tekanan di dalam pembuluh darah ketika jantung
memompakan keseluruh tubuh. Umumnya semakin rendah tekanan darah, semakin
sehat anda untuk jangka panjang (kecuali dalam kondisi tertentu ketika tekanan
darah sangat rendah merupakan bagian suatu penyakit).

5)

Darah mengambil oksigen dari dalam paru-paru. Darah yang mengandung


oksigen ini memasuki jantung dan kemudian dipompakan keseluruh bagian tubuh
melalui pembuluh darah yang disebut arteri. Pembuluh darah yang lebih besar
bercabang-cabang menjadi pembuluh-pembuluh darah yang lebih kecil hingga
berukuran mikroskopik, yang akhirnya membentuk jaringan yang terdiri dari
pembuluh-pembuluh darah yang sangat kecil yang disebut kapiler. Jaringan ini
mengalirkan darah ke sel-sel tubuh dan menghantarkan oksigen untuk menghasilkan
energi yang dibutuhkan demi kelangsungan hidup. Kemudian darah yang tidak
beroksigen kembali ke jantung melalui pembuluh darah vena, dan dipompa
kembali ke paru-paru untuk mengambil oksigen lagi.
Saat jantung berdetak, otot jantung berkontraksi untuk memompakan darah ke
seluruh tubuh. Tekanan tertinggi berkontraksi dikenal sebagai tekanan sistolik.
Kemudian otot jantung rileks sebelum kontraksi berikutnya, dan tekanan ini paling
rendah, yang dikenal sebagai tekanan diastolik. Tekanan sistolik dan diastolik ini
diukur ketika Anda memeriksakan tekanan darah.

Universitas Sumatera Utara

Tekanan sistolik dan diastolik bervariasi untuk tiap individu. Namun, secara
umum ditetapkan, tekanan darah normal untuk orang dewasa18( tahun) adalah
120/80, angka 120 disebut tekanan sistolik, dan angka 80 disebut tekanan diastolik.
Tekanan darah seseorang dapat lebih atau kurang dari batasan normal.
Jika melebihi nilai normal, orang tersebut menderita tekanan darah tinggi/hipertensi.
Sebaliknya, jika kurang dari nilai normal, orang tersebut menderita tekanan darah
rendah/hipotensi.

5)

2.1.2 Faktor yang Mempertahankan Tekanan Darah


a) Kekuatan memompa jantung
Gerakan jantung terdiri atas dua jenis, yaitu kontraksi atau sistol dan
pengendoran atau diastol. Kontraksi dari kedua atrium terdiri serentak dan disebut
sistol atrial, pengendorannya adalah diastol atrial. Serupa dengan itu kontraksi dan
pengendoran ventrikel disebut juga sistol dan diastol ventrikel.
Kontraksi kedua atrium pendek, sedangkan kontraksi ventrikel lebih lama dan
lebih kuat. Dan yang dari ventrikel kiri adalah yang terkuat karena harus mendorong
darah ke seluruh tubuh untuk mempertahankan tekanan darah arteri sistemik.
Meskipun ventrikel kanan juga memompa volume darah yang sama, tetapi tugasnya
hanya mengirimkannya ke sekitar paru-paru dimana tekanannya jauh lebih rendah.
b) Viskositas (kekentalan) darah
Viskositas disebabkan oleh protein plasma dan oleh jumlah sel darah
yang berada di dalam aliran darah. Setiap perubahan pada kedua faktor ini akan
merubah tekanan darah. Besarnya geseran yang ditimbulkan oleh cairan terhadap
dinding tabung yang dilaluinya, berbeda-beda sesuai dengan viskositas cairan.
Makin pekat
Universitas Sumatera Utara

cairan makin besar kekuatan yang diperlukan untuk mendorongnya


melalui pembuluh.
c) Elastisitas dinding pembuluh darah
Di dalam arteri tekanan lebih besar dari yang ada dalam vena sebab otot yang
membungkus arteri lebih elastis daripada yang ada pada vena.
d) Tahapan tepi (resistensi perifer)
Ini adalah tahanan yang dikeluarkan oleh geseran darah yang mengalir dalam
pembuluh. Tahanan utama pada aliran darah dalam sistem sirkulasi besar berada di
dalam arteriol. Dan turunnya tekanan terbesar terjadi pada tempat ini. Arteriol juga
menghaluskan denyutan yang keluar dari tekanan darah sehingga denyutan
tidak kelihatan di dalam kapiler dan vena.
e) Keadaan pembuluh darah kecil pada kulit
Arteri-arteri kecil di kulit akan mengalami dilatasi (melebar) kalau kena panas
dan mengadakan kontraksi (mengecil) apabila kena dingin, sehingga bekerja seperti
termostat yang mempertahankan suhu tubuh agar tetap normal. Kalau arteriarteri kecil ini mangalami dilatasi, tekanan darah akan turun, oleh karena itu panas
akan menurukan tekanan darah. Apabila tekanan darah turun, sel-sel otak menjadi
kurang aktif karena sel-sel ini tidak mendapatkan cukup oksigen dan glukose yang
biasanya tersedia.

6)

Universitas Sumatera Utara

2.1.3 Pengukuran Tekanan Darah


Kebanyakan orang memeriksakan tekanan darahnya paling sedikit sekali
seumur hidupnya, baik dilakukan oleh dokter, bidan ataupun sendiri dengan
menggunakan alat khusus.
Meskipun metode yang ideal adalah mengukur tekanan darah di dalam
arteri, hal ini tidak dapat dilakukan secara mudah karena menggunakan jarum.
Namun, gambaran tekanan yang akurat saat darah sedang dipompakan dapat
diperoleh dengan pendekatan yang kurang invasif.
Biasanya seseorang diminta untuk duduk dan pada lengan akan dililitkan
manset karet, kira-kira sama tingginya dengan jantung pasien. Pasien harus benarbenar rileks dan lengan akan bertopang pada siku yang diletakkan di atas
meja. Karena gerakan mengangkat tangan dapat menghasilkan pengukuran yang
tidak tepat.
Tekanan darah tiap orang sangat bervariasi. Tekanan darah akan dapat
meningkat jika seseorang merasa cemas atau stres. Jadi cobalah untuk serileks
mungkin ketika dilakukan pengukuran.
Orang yang memeriksa tekanan darah akan melilitkan semacam manset karet,
bagian dari alat yang disebut sphygmomanometer, di lengan dan memompanya
dengan menggunakan sebuah pompa tangan kecil untuk menghentikan sebentar
aliran darah di lengan. Stetoskop di tempelkan pada arteri tepat di bawah manset
tersebut untuk mendengarkan suara saat manset dikempiskan secara perlahan-lahan
dan darah mengalir kembali ke lengan.
Ketika manset dipompa sampai pada tekanan di antara tekanan sistolik
dan diastolik, darah dalam arteri mengalir dengan cepat pada tiap detak jantung.
Universitas Sumatera Utara

Aliran

Universitas Sumatera Utara

inilah yang menimbulkan suara. Tekanan dalam manset ketika terdengar pertama
kali berkaitan dengan tekanan darah sistolik. Hilangnya suara berkaitan dengan
tekanan darah diastolik yang terjadi ketika jantung rileks.
Suara yang di dengar melalui stetoskop ditimbulkan oleh pergolakan darah di
dalam arteri di depan engsel siku (denyut pada lengan atas), dan disebut
suara Korotkoff sebagai penghargaan kepada dokter tentara Rusia Nicholas
Korotkoff, yang pertama kali menggunakan cara ini pada tahun 1905.
Sebuah pengukur merkuri yang ditempelkan di manset tersebut membuat ke
dua tekanan tersebut dapat diukur dan dicatat. Tekanan dalam manset tersebut diukur
dengan satuan milimeter merkuri (mmHg), yang merupakan tinggi merkuri
yang dapat dipompa dalam tabung kaca.

5)

2.1.4 Tekanan Darah Rendah


Tekanan darah rendah adalah kondisi abnormal dimana tekanan darah
seseorang jauh lebih dari pada biasanya. Yang dapat
pusing/tidak

menyebabkan gejala

bisa berpikir secara jernih atau bergerak dengan mantap (light

headedness). Jika tekanan darah terlampau rendah, aliran darah ke jantung, otak, dan
organ vital lainnya tidak cukup.
Penyebab tekanan darah rendah antara lain hipotensi ortostatik. Seharusnya
pembuluh darah berespon terhadap gravitasi dengan kontraksi (menyempit), dan
dengan demikian dapat meningkatkan tekanan darah, jika kita berdiri dari
posisi duduk atau berbaring. Hipotensi ortostatik berarti bahwa pembuluh darah
tidak disesuaikan diri terhadap posisi berdiri, sehingga terjadi penurunan tekanan
darah.

Universitas Sumatera Utara

Penyebab hipotensi orostatik meliputi: penyakit sistem saraf, seperti


neuropati, istirahat di tempat tidur dalam waktu yang lama , irama jantung yang
tidak teratur, penyakit kencing manis, dimana kerusakan saraf mengganggu refleks
yang mengontrol tekanan darah. Penyebab tekanan darah rendah lainnya adalah
dehidrasi (kekurangan cairan), reaksi tubuh terhadap panas, sehingga darah
berpindah ke pembuluh kulit, sehingga memicu dehidrasi, gagal jantung, serangan
jantung, perubahan irama jantung, pingsan (stres emosional, takut, rasa tidak
aman/nyeri), anafilaksis (reaksi alergi yang menancam jiwa), donor darah,
perdarahan di dalam
tubuh, kehilangan darah, kehamilan, etherosklerosis (pengerasan dinding arteri).

7)

2.1.5 Tekanan Darah Tinggi


Ukuran tekanan darah merupakan peramal harapan hidup yang sangat akurat :
semakin tinggi tekanan darah akan semakin besar resikonya. Bahkan mereka yang
memiliki tekanan darah rata-rata pada suatu populasi memiliki resiko menderita
penyakit jantung yang agak lebih besar daripada mereka yang memiliki tekanan
darah yang

lebih rendah. Karena itu sulit

sekali untuk mencari definisi

hipertensi yang sederhana.


Hipertensi

disebut

sebagai

pembunuh

bisu karena

biasanya

tidak

menimbulkan gejala-gejala sampai pada tahap lanjut penyakit. Satu-satunya


cara untuk

mengetahui apakah tekanan darah meningkat

adalah dengan

mengukurnya menggunakan alat pengukur tekanan darah.


Pembuluh darah mirip dengan tabung karet yang mengalirkan darah terus
menerus ke manapun dibutuhkan. Arteri, yang mengalirkan darah ke luar dari
jantung, harus menahan tekanan yang tinggi ketika darah dipompakan ke luar.
Universitas Sumatera Utara

Jika

Universitas Sumatera Utara

tekanan darah lebih tinggi daripada biasanya selama bertahun-tahun, seperti pada
hipertensi yang tidak diobati, pembuluh darah tersebut menjadi rusak. Lapisan pada
arteri dapat menjadi kasar dan tebal, dan pada akhirnya menimbulkan penyempitan
sehingga menjadi kurang lentur daripada sebelumnya. Hal ini dikenal sebagai
arteriosklerosis. Jika arteri menjadi terlalu sempit, darah tidak dapat melaluinya
dengan benar, dan bagian tubuh yang bergantung pada arteri tersebut untuk
mendapatkan darah mengalami kekurangan darah dan oksigen yang dibutuhkan.
Ketika arteri menyempit terjadi peningkatan kecenderungan darah membeku
(trombosis), yang dapat menyebabkan penyumbatan total pada areteri sehingga
bagian tubuh yang dilayaninya menjadi mati. Jika jantung atau otak yang
terkena
dampaknya,
5)
infark.
2.2

bagian

yang

mati

disebut

Tekanan Panas

2.2.1 Definisi Tekanan Panas


Menurut Sumamur (1996) cuaca kerja adalah kombinasi dari: a. Suhu udara,
b. Kelembaban udara, c. Kecepatan gerakan, dan d. Suhu radiasi. Kombinasi
keempat faktor itu dihubungkan dengan produksi panas oleh tubuh disebut tekanan
panas.
Tekanan panas (heat stress) adalah beban iklim kerja yang diterima oleh tubuh
manusia. Tubuh manusia selalu menghasilkan panas sebagai akibat dari proses
pembakaran zat

makanan dengan oksigen (metabolisme).

Apabila proses

pengeluaran panas tubuh selalu saling terjadi pertukaran panas, proses pertukaan
(pemindahan) panas ini tergantung dari suhu lingkungan (iklim kerja).

8)

Universitas Sumatera Utara

2.2.2 Pertukaran Panas


Tubuh manusia merubah energi kimia menjadi energi mekanis dan panas.
Tubuh tersebut menggunakan panas ini untuk menjaga temperatur inti/utama
agar tetap konstan dan mengurangi keluarnya panas yang berlebihan pada
sekeliling di luar tubuh.
Oleh karenanya, ada suatu pertukaran panas yang tetap dari panas antara tubuh
dan sekelilingnya. Hal itu adalah dimaksudkan untuk mengetahui pengendalian
panas secara fisiologi dan fisika. Grandjean (1986) dalam Nurmianto (2004)
membagi proses fisika tersebut menjadi empat bagian yaitu konduksi, konveksi,
evaporasi, radiasi.
1.

Konduksi
Konduksi ialah pertukaran panas diantara tubuh dan benda-benda sekitar

dengan melalui sentuhan atau kontak. Konduksi dapat menghilangkan panas


dari tubuh, apabila benda-benda sekitar lebih dingin suhunya dan dapat menambah
panas kepada tubuh, manakala benda-benda sekitar lebih panas dari pada manusia.
2.

Konveksi
Konveksi adalah pertukaran panas dari badan dengan lingkungan melalui

kontak udara dengan tubuh. Udara adalah penghantar panas yang kurang baik, tetapi
dengan kontak dengan tubuh dapat terjadi pertukaran panas dengan tubuh.
Tergantung dari suhu udara dan kecepatan angin,

konveksi memainkan

peranan dalam pertukaran panas. Konveksi dapat mengurangi atau menambah panas
kepada tubuh manusia.

3)

Universitas Sumatera Utara

3.

Evaporsi keringat
Hilangnya panas dengan proses keluarnya keringat terjadi karena keringat di

bagian kulit tersebut menguap/evaporasi. Pada kondisi yang normal setiap orang
akan menguapkan sebanyak satu liter perhari. Berarti akan kehilangan 600 kcal atau
sekitar satu seperempat dari total panas yang hilang perharinya. Akan tetapi jika
temperatur sekeliling

melebihi batas ambang kenyamanan maka kulit

akan

merefleksikannya berupa proses keluarnya keringat yang disertai dengan hilangnya


panas.
Selanjutnya proses hilangnya panas yang dikarenakan penguapan keringat
tersebut tergantung dari luasan kulit

yang

bersangkutan dan juga pada

perbedaan tekanan uap keringat yang berada antara udara dan kulit.
Faktor yang diduga penting adalah aliran udara sekeliling yang disatukan pihak
akan meningkatkan gradient tekanan uap keringat, tetapi di pihak yang lain akan
mendinginkan kulit dengan proses konveksi, yang nantinya akan menurunkan
jumlah penguapan keringat.
0

Pada emperatur sekeliling di atas 25 C, kulit manusia mampu untuk kehilangan


panas melalui proses konveksi atau radiasi, dan keluarnya keringat adalah
merupakan satu-satunya mekanisme
karena

yang ada. Dari segi hilangnya panas

proses penguapan keringat akan meningkat secara drastis setelah dicapai

temperatur krisis tertentu.


4.

Radiasi panas
Tubuh manusia yang panas menurut Grandjean (1986) dalam Nurmianto

(2004) akan

meradiasikan

gelombang

elektomagnetik

dengan

panjang

gelombang yang relatif panjang, yang diabsorbsi oleh benda lain dan dikonversikan
Universitas Sumatera Utara

lagi dalam bentuk

Universitas Sumatera Utara

panas. Hal itu tidak tergantung sama sekali pada medium material tertentu
untuk mentransmisikannya.
Radiasi panas banyak dipengaruhi oleh temperatur, kelembaban dan
aliran udara. Hal itu terganung sekali pada perbedaan temperatur diantara kulit dan
medium yang berdekatan dengan kult. Di negara-negara klim tropis, permukaan
objek yang ada di sekeliling biasanya lebih dingin dari kulit tubuh manusia,
sehingga tubuh manusia akan kehilangan sejumlah panas radiant dalam aktivitasnya
sehari-hari.
2.2.3 Parameter Tekanan Panas
3)

Terdapat beberapa cara untuk menetapkan besarnya tekanan panas sebagai berikut :
1.

Suhu effectif.

Suhu effektif, yaitu indeks sensori dari tingkat panas

yang dialami oleh seseorang tanpa baju dan kerja enteng dalam berbagai
kombinasi suhu, kelembaban dan kecepatan aliran udara. Kelemahan
penggunaan suhu effektif

ialah tidak

memperhitungkan dan panas

metabolisme tubuh sendiri. Untuk menyempurnakan pemakaian suhu effektif


dengan memperhatikan panas radiasi, dibuatlah Skala Suhu Effektif Dekoreksi.
Namun tetap ada kekurangannya yaitu tidak diperhitungkannya panas hasil
metabolisme.
2.

Indeks suhu basah dan bola, (= wet bulb-globe temperatura index), yaitu
rumus-rumus sebagai berikut :
I.S.B.B (untuk bekerja dengan sinar matahari ) = 0,7 x suhu basah + 0,2 x
suhu bola + 0,1 x suhu kering.
I.S.B.B ( untuk pekerjaan tanpa penyinaran sinar matahari ) = 0,7 x suhu basah
+ 0,3 x suhu bola.
Universitas Sumatera Utara

Menurut Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja No: Kep-51/ MEN/ 1999
tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di tempat kerja, ISBB adalah
parameter untuk menilai tingkat iklim kerja yang merupakan hasil perhitungan
suhu udara kering, suhu basah alami, dan suhu bola dan ditetapkan pengaturan
waktu kerja dengan metode ISBB.
Tabel 1. Pengaturan Waktu Kerja dengan ISBB

ISBB ( C)

Pengaturan Waktu Kerja

Beban Kerja

Waktu Kerja

Waktu Istirahat

Ringan

Sedang

Berat

Bekerja terus menerus (8 jam/hari)


75 % kerja
50 % kerja
25 % kerja

25 % istirahat
50 % istirahat
75 % istirahat

30,0
30,6
31,4
32,2

26,7
28,0
29,4
31,1

25,0
25,9
27,9
30,0

Sumber : Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja No : Kep-51/ MEN/ 1999.

3.

Indeks kecepatan keluar keringat selama 4 jam ( = predicated-4-hour sweetrate


disingkat P4SR), yaitu banyaknya keringat keluar selama 4 jam, sebagai akibat
kombinasi suhu, kelembaban dan kecepatan gerakan udara serta panas radasi.
Dapat pula dikoreksi dengan pakaian dan tingkat kegiatan pekerjaan-pekerjaan.

4.

Indeks Belding-Hatch, dihubungkan dengan kemampuan berkeringat dari


orang standard yaitu seseorang muda dengan tinggi 170 cm dan berat 154 pond,
dalam keadaan sehat dan memiliki kesegaran jasmani, serta berakimatisasi
terhadap panas. Dalam lingkungan panas, efek pendinginan dari penguapan
keringat adalah terpenting untuk keseimbangan termis. Maka dari itu, BeldingHacth mendasarkan indeksnya atas perbandingan banyaknya keringat yang
diperlukan untuk mengimbangi panas dan kapasitas maksimal tubuh untuk
berkeringat. Untuk

menentukan indeks tersebut, diperlukan pengukuran-

pengukuran suhu
Universitas Sumatera Utara

kering dan basah, suhu globetermometer, kecepatan aliran udara,


produksi panas akibat kegiatan dalam pekerjaan.
2.2.4 Pengaruh Fisiologis Akibat Tekanan Panas
Tekanan panas memerlukan upaya tambahan pada anggota tubuh untuk
memelihara keseimbangan panas. Menurut Pulat (1992) dalam Tarwaka (2004)
bahwa reaksi fisiologis tubuh ( heat strain) oleh karena peningkatan temperatur
udara di luar comfort zone adalah sebagai berikut :
1. Vasodilatasi
2. Denyut jantung meningkat
3. Temperatut kulit meningkat
4. Suhu inti tubuh pada awalnya turun kemudian meningkat, dll.
Secara lebih rinci gangguan kesehatan akibat pemaparan suhu lingkungan
panas yang berlebihan dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.

Gangguan

perilaku

dan

performansi

kerja

seperti,

terjadinya

kelelahan, sering melakukan istirahat curian.


2.

Dehidrasi. Dehidrasi adalah suatu kehilangan cairan tubuh yang


berlebihan yang disebabkan baik oleh penggantian cairan yang tidak cukup
maupun karena gangguan kesehatan. Pada kehilangan caran tubuh < 1,5 %
gejalanya tidak nampak, kelelahan muncul lebih awal dan mulut mulai
kering.

3.

Heat rash. Keadaan seperti biang keringat/ keringat buntat, gatal kulit
akibat kondisi kulit terus basah. Pada kondisi demikian pekerja perlu
beistiraat pada tempat yang lebih sejuk dan menggunakan bedak dan
penghilang keringat.
Universitas Sumatera Utara

4.

Heat cramps. Merupakan kejang-kejang otot tubuh (tangan dan kaki)


akibat keluarnya keringat yang menyebabkan hilangnya garam natrium dari
tubuh yang kemungkinan besar disebabkan karena minum terlalu banyak
dengan sedikit garam natrium.

5.

Heat syncope atau fainting. Keadaan ini disebabkan karena aliran darah
ke otak tidak cukup karena sebagian besar aliran darah dibawa ke
permukaan kulit atau perifer yang disebabkan karena pemaparan suhu
tinggi.

6.

Heat exhaustion.

Keadaan ini terjadi apabila

tubuh kehilangan

terlalu banyak cairan dan atau kehilangan garam. Gejala mulut kering,
sangat haus, lemah, dan sangat lelah. Gangguan ini biasanya banyak
dialami oleh pekerja yang belum beraklimatisasi terhadap suhu udara
panas.

2)

7. Heat stroke, terjadi bila sistem pengaturan tubuh gagal dan temperatur tubuh
meningkat

sampai tingkat

kritis.

Kondisi

ini disebabkan oleh

kombinasi berbagai faktor, dan keterjadiannya sulit diprediksi. Heat stroke


adalah keadaan darurat medis. Tanda dan gejala utama dari heat stroke
adalah bingung, perilaku irasional, hilang kesadaran, sawan, kurang
berkeringat (biasanya), kulit panas dan keringat dan temperatur tubuh
sangat tinggi. Meningkatnya temperatur metabolik akibat kombinasi
beban kerja dan beban panas lingkungan, yang keduanya turut memberi
pengaruh terhadap heat stroke, juga sangat bervariasi dan sulit
memprediksinya.

Universitas Sumatera Utara

2.2.5 Aklimatisasi
Aklimatisasi adalah suatu proses adaptasi fisiologis yang ditandai oleh
pengeluaran keringat yang meningkat, denyut jantung menurun, dan suhu tubuh
menurun. Proses ini biasanya memerlukan waktu 7-10 hari. Aklimatisasi dapat pula
menghilang

ketika orang

yang

bersangkutan tidak

masuk

kerja

selama

seminggu berturut-turut. Untuk menimbulkan aklimatisasi, faktor pembebanan dan


lama kerja peru diperhatikan dengan cara sebagai berikut :
1. Hari pertama masuk kerja, pembebanan fisik dan lama bekerja
usahakan tidak melebihi 50 % dari beban lama bekerja yang sebenarnya.
2. Hari kedua kerja, beban kerja dan lama kerja di tambah 10 % (=60 %).
3. Hari ketika kerja dan seterusnya hingga hari ke enam pembebanan fisik
dan lama bekerja akan mencapai 100 %.
2.3

8)

Penilaian Beban Kerja Fisik


Menurut Grandjean (1993) dalam Tarwaka (2004) denyut nadi untuk

mnegestimasi indeks beban kerja fisik terdiri dari beberapa jenis yaitu :
1. Denyut nadi istirahat : adalah rerata denyut nadi sebelum pekerjaan dimulai
2. Denyut nadi kerja : adalah rerata denyut nadi selama bekerja
3. Nadi kerja : adalah selisih antara denyut nadi istirahat dan denyut nadi
kerja. Berdasarkan keputusan Menteri Tenaga Kerja NO : 51 tahun 1999
menetapkan
kategori beban kerja menurut kebutuhan kalori sebagai berikut :
1.

Beban kerja ringan

: 100 200 kilo kalori/jam

2.

Beban kerja sedang : >200 350 kilo kalori/jam

3.

Beba kerja berat

: >350 500 kilo kalori/jam


Universitas Sumatera Utara

Faktor yang mempengaruhi beban kerja, menurut Manuaba (2000) dalam


Tarwaka (2004) bahwa secara umum hubungan antara beban kerja dan kapasitas
kerja dipengaruhi oleh berbagai faktor yang sangat kompleks, baik faktor eksternal
maupun faktor internal.
Beban kerja oleh faktor Eksternal adalah beban kerja yang berasal dari
luar tubuh pekerja, yang termasuk beban kerja eksternal adalah tugas (task) itu
sendiri, organisasi dan lingkungan kerja. Ketiga aspek

ini sering disebut

sebagai stresor antara lain :


1.

Tugas-tugas (tasks) yang dilakukan baik yang bersifat fisik seperti,


stasiun kerja, tata ruang tempat kerja, alat dan sarana kerja, kondisi atau
medan kerja, sikap kerja, cara angkat angkut, beban yang diangkat-angkut,
alat bantu kerja, sarana informasi termasuk displai dan kontrol, alur kerja dan
lainnya. Sedangkan tugas-tugas yang bersifat mental seperti, kompleksitas
pekerjaan atau tingkat emosi pekerja, tanggung jawab terhadap pekerjaan dan
lain-lain.

2.

Organisasi kerja

yang dapat

mempengaruhi beban kerja seperti,

lamanya waktu kerja, waktu istirahat, kerja bergilir, kerja malam, sistem
pengupahan, sistem kerja,

musik kerja,

model struktur organisasi,

pelimpahan tugas dan wewenang, dan lain-lain.


3. Lingkungan kerja yang dapat memberikan tambahan kepada pekerja adalah :
-

Lingkungan

kerja

fisik

seperti

mikroklimat

(suhu

udara

ambien, kelembaban udara, kecepatan rambat udara, suhu radiasi),


intensitas penerangan, intensitas kebisingan, vibrasi dan tekanan udara.

Universitas Sumatera Utara

Lingkunan kerja kimiawi seperti; debu, gas-gas pencemar udara,


uap logam fume dalam udara dan lain-lain.

Lingkungan kerja psikologis seperti ; pemilihan dan penempatan


tenaga kerja, hubungan antara pekerja dengan pekerja, pekerja dengan
atasan, pekerja dengan keluarga dan pekerja dengan lingkungan sosial
yang berdampak kepada performansi kerja di tempat kerja.

Beban kerja oleh faktor internal adalah yang berasal dari dalam tubuh itu
sendiri sebagai akibat adanya reaksi dari beban kerja eksternal. Reaksi tubuh
tersebut dikenal sebagai strain. Berat ringannya strain dapat dinilai baik secara
objektif maupun subjektif. Penilaian secara objektif yaitu melalui perubahan reaksi
fisiologis. Sedangkan penilaian subjekif dapat dilakukan mealui perubahan reaksi
psikologis dan perubahan prilaku. Karena itu strain secara subjektif erat dengan
harapan keinginan kepuasan dan penilaan subjektif lainnya. Secara ringkas faktor
internal meliputi :
a. Faktor somatis (jenis kelamin, umur, ukuran tubuh, kondisi kesehatan,
status gizi)
b. Faktor psikis (motivasi, persepsi, kepercayaan, keinginan, kepuasan, dan
lain- lain.).
Menurut Astrand (1977) dan Rodahl (1989) dalam Tarwaka (2004) bahwa
penilaian beban kerja fisik dapat dilakukan dengan metode secara objektif,
yaitu metode penilaian langsung dan metode tidak langsung. Metode pengukuran
langsung yaitu dengan mengukur energi yang dikeluarkan (energy expenditure)
melalui asupan oksigen selama bekerja. Semakin berat badan kerja akan semakin
banyak energi yang diperlkan atau dikonsumsi. Meskipun metode dengan
Universitas Sumatera Utara

menggunakan asupan oksigen

Universitas Sumatera Utara

lebih akurat, namun hanya dapat mengukur waktu untuk waktu kerja yang
singkat dan diperlukan peralatan yang cukup mahal. Sedangkan metode pengukuran
tidak langsung adalah dengan menghitung denyut nadi selama kerja.
Lebih lanjut Christensen (1991) dan Grandjean (1993) dalam Tarwaka (2004)
menjelaskan behwa salah satu pendekatan untuk mengetahui berat ringannya beban
kerja adalah dengan menghitung nadi kerja, konsumsi oksigen, kapasitas
ventilasi paru dan suhu tubuh mempunyai hubungan yang linier dengan konsumsi
oksigen atau pekerjaan yang dilakukan. Kemudian Kronz (1996) mengemukakan
bahwa denyut jantung adalah suatu alat estimasi laju metabolisme yang baik, kecuali
dalam keadaan emosi dan vasodilatasi. Kategori berat ringannya beban kerja
didasarkan pada metabolisme, respirasi, suhu tubuh dan denyut jantung menurut
Christensen (1991) dapat dilihat pada :
Tabel 2. Kategori Beban Kerja Berdasarkan Metabolisme, Respirasi, Suhu
Tubuh dan Denyut Jantung
Kategori Beban
Konsumsi
Ventilasi Paru Suhu Rektal
Denyut
Kerja

Oksigen

(l/mm)

(l/mm)
Ringan
Sedang
Berat
Sangat Berat
Sangat berat sekali

0,5 1,0
1,0 1,5
1,5 2,0
2,0 2,5
2,5 4,0

Jantung

( C)

(denyut/min)
11 20
20 31
31 43
43 56
60 100

37,5
37,5 38,0
38,0 38,5
38,5 39,0
>39

75 100
100 125
125 150
150 175
>175

Sumber : Ergonomy untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas Tarwaka (2004)

Universitas Sumatera Utara

Berat ringannya beban kerja yang diterima oleh seorang tenaga kerja
dapat digunakan untuk menentukan berapa lama seorang tenaga kerja dapat
melakukan aktivitas pekerjaannya sesuai dengan kemampuan atau kapasitas kerja
yang bersangkutan.
2.4

2)

Faktor Resiko
Faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi terjadinya perubahan tekanan

darah terdiri dari faktor resiko yang dapat dihindari dan faktor resiko yang
tidak dapat dihindari. Faktor resiko yang dapat dihindari antara lain : obesitas,
konsumsi garam berlebih, merokok, kopi dan alkohol. Sedangkan faktor resiko
yang tidak dapat dihindari antara lain : Faktor genetik.
Konsumsi garam yang tinggi selama bertahun-tahun dapat meningkatkan
tekanan darah karena meningkatkan kadar sodium dalam sel-sel otot halus
pada dinding arteriol. Kadar sodium yang tinggi ini memudahkan masuknya kalsium
ke dalam sel-sel tersebut. Hal ini kemudian menyebabkan arteriol berkontraksi pada
dan menyempit pada lingkar dalamnya.
Mereka

yang

memiliki berat

badan

berlebihan

cenderung

memiliki

tekanan darah yang lebih tinggi daripada mereka yang kurus. Hal ini sebagian
disebabkan karena tubuh orang yang memiliki berat badan yang berlebih harus
bekerja lebih keras untuk membakar kelebihan kalori yang mereka konsumsi.
Sebagian lainnya karena mereka cenderung mengkonsumsi garam yang lebih
banyak.
Jika kedua orang tua menyandang tekanan darah tinggi ataupun rendah, maka
kemungkinan anaknya akan menyandangnya juga. Penelitian menunjukkan bahwa
tekanan

darah

seorang

anak

lebih

mendekati

tekanan

darah

orang

Universitas Sumatera Utara

tuanya

Universitas Sumatera Utara

dibandingkan dengan anak adopsi. Hal ini menunjukkan bahwa gen yang
diturunkan, dan bukan hanya faktor lingkungan yang berperan besar dalam
menentukan tekanan darah.
2.5

4)

Kerangka Konsep

TKBM Karakteristik
Tenaga Kerja
Bongkar Muat
o Umur
o Pendidikan
o Lama Kerja
o Status Gizi

Tekanan Darah Pekerja


Sebelum Bekerja
Beban Kerja

Tekanan Panas

Tekanan Darah Pekerja


Sesudah Bekerja

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai